Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan di dunia ini pada dasarnya mempunyai suatu hal yang


bermanfaat dan baik, seperti penggunaan tumbuhan herbal yang dapat digunakan
sebagai alternative suatu pengobatan. Hal ini sama seperti firman Allah swt yang
dsebutkan dalam Qur’an, surat Asy-Syu’ara (7) ayat 7 yang artinya “Dan apakah
mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di
bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?”. Berdasarkan ayat
tersebut maka kita sebagai manusia sudah seharusnya memanfaatkan dengan
semaksimal mugkin dan juga menjaga jangan sampai menyia-nyiakan ataupun
merusaknya.

Kawasan hutan yang ada di Indonesia umumnya adalah hutan hujan tropis.
Yang dimana kawasan tersebut terkenal dengan keanekaragaman flora yang ada,
termasuk salah satunya yaitu Lumut (Bryophyta). Lumut (Bryophyta) merupakan
tumbuhan tingkat rendah yang dapat beradaptasi dilingkungan basah dan kering,
seperti di Indonesia (Saputra, 2013). Tumbuhan epifit ini yang banyak dijumpai
dan tumbuh di batang pe pohonan, kayu mati, kayu lapuk, tanah, atau bebatuan,
dengan penyinaran yang cukup (Windadri, 2009). Menurut Asakawa, dkk, 2009,
Lumut diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu lumut sejati (Musci), Lumut hati
(Hepaticopsida), lumut tanduk (Anthocerotae).

Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang berpotensi dimanfaatkan


sebagai bahan obat-obatan karena telah dilaporkan bahwa tumbuhan ini
mengandung senyawa aktif metabolit sekunder (Nurhaeni, dkk 2019). Asakawa,
dkk, 2009, telah melaporkan bahwa Lumut hati (Hepaticopsida) merupakan salah
satu dari 3 jenis lumut yang mengandung senyawa lipofilik monoterpenoid,
sesquiterpenoid, dan diterpenoid, senyawa aromatic (bibenzyl, bis-benzyl,
benzoate, sinama, alkil fenol rantai panjang, naftalen, isokumarin) dan asetoginin.

Krisnayana et al. (2010), melaporkan bahwa lumut mengandung senyawa


aktif metabolit sekunder yang dapat digunakan sebagai senyawa antibakteri,
antifungi, antitumor dan antikanker. Kemampuan seperti antibakteri, antifungi,
antitumor dan antikanker pada lumut ditentukan oleh keberadaan senyawa bioaktif
yang ada di dalamnya seperti alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin dan terpenoid
(Fadhillah, 2010). Tumbuhan yang banyak mengandung senyawa fenolik seperti
flavonoid dan tanin dan juga senyawa nitrogen seperti alkaloid dan terpenoid
memiliki potensi sebagai antioksidan (Ivanisova, et al., 2013).

Antioksidan adalah suatu senyawa yang dibutuhkan untuk menekan


dampak buruk dari suatu radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS) merupakan suatu senyawa
seperti anion superoksida, radikal hidroksil, dan nitrit oksida yang dapat
menyebabkan kerusakan ataupun kematian pada suatu sel (Zen, dkk., 2011).
Radikal bebas ini apabila terjadi dalam tubuh dapat menimbulkan reaksi berantai
yang mampu merusak struktur pada sel, apabila reaksi tersebut tidak dihentikan
akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti kanker, jantung, katarak,
penuaan dini, serta penyakit degeneratif lainnya. Untuk meredam aktivitas radikal
bebas diperlukan antioksidan (Nugroho, 2007).

Maka dari itu antioksidan ini sangat menarik bagi peneliti saat ini.
Berdasarkan Grassman, 2005, beberapa peneliti mempelajari aktivitas antioksidan
dari monoterpenoid, diterpenoid ataupun minyak esensial secara in vitro, yang
hasilnya ditemukan suatu Antioksidan yang sangat efektif. Berdasarkan hasil
penelitian Huang, dkk. 2010, Lumut hati ini memilki aktivitas antioksidan dengan
nilai IC50 20 µg/mL.

Penelitian mengenai tanaman Lumut hati ini masih sedikit dilakukan,


apalagi di Indonesia. Berdasarkan latar belakang bahwa senyawa lumut hati ini

2
dapat menghasilkan senyawa bioaktif, oleh karena itu penelitian ini bermaksud
untuk menentukan aktivitas antioksidan yang akan dilakukan dengan menggunakan
metode DPPH (2,2-difenil-1, pikrilhidrazil).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari hasil penelusuran pustaka diketahui bahwa masih sedikit


penelitian yang menulusuri mengenai aktivitas Antioksidan pada tanaman Lumut Hati,
Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas Antioksidan yang ada
pada Lumut Hati.

1.3 Tujuan

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Aktivitas Antioksidan dari


Tanaman Lumut Hati.

1.4 Manfaat penelitian


Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
aktivitas Antioksidan yang dimiliki oleh Lumut Hati tersebut dan juga dapat
dijadikan sebagai data penelitian bahan alam, Karena penelitian mengenai Lumut
Hati ini masih sedikit terutama untuk Uji Aktivitas Antioksidannya.

3
4

Anda mungkin juga menyukai