Anda di halaman 1dari 3

Rencana Detail Tata Ruang

Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah
kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota. Ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Pasal 59 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang menetapkan
bahwa setiap RTRW kabupaten/kota harus menentukan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu
disusun RDTR nya. Pertimbangan penetapan kawasan yang akan disusun RDTR harus merupakan
kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota. Kawasan strategis kabupaten kota dapat
disusun rencana detilnya apabila merupakan kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau akan
direncanakan menjadi kawasan perkotaan. RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada
kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan
antar kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama
dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

RDTR berfungsi sebagai kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW,
acuan untuk kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur
dalam RTRW, acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang, acuan bagi penerbitan izin
pemanfaatan ruang, dan acuan dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Selanjutnya sebagai ketentuan intensitas pemanfaatan ruang di setiap wilayah yang sesuai dengan
fungsinya perlu ditetapkan kawasan yang diprioritaskan, kemudian disusun program pengembangan
kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang pada tingkat BWP atau Sub BWP. Dalam sistem rencana
detil tata ruang kawasan perkotaan, peraturan zonasi merupakan pengaturan lebih lanjut untuk
pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam pola pemanfaatan ruang suatu wilayah. Peraturan Zonasi ini
dapat menjadi rujukan untuk menyusun RTRK/RTBL.

Tahun 2017 Pusat Pengkajian, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) LPPM IPB
bekerjasama dengan Dinas PUPR Kabupaten Pandeglang melakukan penyusunan RDTR di lima
kecamatan yang merupakan kawasan strategis yang ada di Kabupaten Pandeglang. Lima kecamatan
tersebut yaitu Kecamatan Carita, Kecamatan Munjul, Kecamatan Cibaliung, Kecamatan Menes, dan
Kecamatan Panimbang-Sobang. Penyusunan RDTR Kecamatan Carita dan Cibaliung dilatarbelakangi
oleh perkembangan kegiatan ekowisata yang semakin kompleks sehingga memerlukan sebuah acuan
dalam memanfaatkan ruang, implementasi dan pengendalianya. Sementara penyusunan RDTR
Kecamatan Cibaliung dan Menes dilatarbelakangi oleh ketentuan dari RTRW Kabupaten Pandeglang
yang menetapkan kecamatan tersebut sebagai Kawasan Agropolitan, sehingga acuan sebagai dasar
pengembangan kawasan tersebut sangat diperlukan. Penyusunan RDTR Kecamatan Panimbang-
Sobang dilatarbelakangi oleh rencana pengembangan kedepan di wilayah tersebut begitu kompleks.
Rencana tersebut diantaranya adalah penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung di
Kecamatan Panimbang, Rencana pembangunan Bandara Banten Selatan yang lokasinya berada di
Kecamatan Panimbang yang berbatasan dengan Kecamatan Sobang, dan Rencana exit tol jalan bebas
hambatan Serang-Panimbang yang berada di Kecamatan Panimbang.

Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah
kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota. Ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Pasal 59 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang menetapkan
bahwa setiap RTRW kabupaten/kota harus menentukan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu
disusun RDTR nya. Pertimbangan penetapan kawasan yang akan disusun RDTR harus merupakan
kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota. Kawasan strategis kabupaten kota dapat
disusun rencana detilnya apabila merupakan kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau akan
direncanakan menjadi kawasan perkotaan. RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada
kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan
antar kegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama
dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

RDTR berfungsi sebagai kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW,
acuan untuk kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur
dalam RTRW, acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang, acuan bagi penerbitan izin
pemanfaatan ruang, dan acuan dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Selanjutnya sebagai ketentuan intensitas pemanfaatan ruang di setiap wilayah yang sesuai dengan
fungsinya perlu ditetapkan kawasan yang diprioritaskan, kemudian disusun program pengembangan
kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang pada tingkat BWP atau Sub BWP. Dalam sistem rencana
detil tata ruang kawasan perkotaan, peraturan zonasi merupakan pengaturan lebih lanjut untuk
pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam pola pemanfaatan ruang suatu wilayah. Peraturan Zonasi ini
dapat menjadi rujukan untuk menyusun RTRK/RTBL.

Tahun 2017 Pusat Pengkajian, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) LPPM IPB
bekerjasama dengan Dinas PUPR Kabupaten Pandeglang melakukan penyusunan RDTR di lima
kecamatan yang merupakan kawasan strategis yang ada di Kabupaten Pandeglang. Lima kecamatan
tersebut yaitu Kecamatan Carita, Kecamatan Munjul, Kecamatan Cibaliung, Kecamatan Menes, dan
Kecamatan Panimbang-Sobang. Penyusunan RDTR Kecamatan Carita dan Cibaliung dilatarbelakangi
oleh perkembangan kegiatan ekowisata yang semakin kompleks sehingga memerlukan sebuah acuan
dalam memanfaatkan ruang, implementasi dan pengendalianya. Sementara penyusunan RDTR
Kecamatan Cibaliung dan Menes dilatarbelakangi oleh ketentuan dari RTRW Kabupaten Pandeglang
yang menetapkan kecamatan tersebut sebagai Kawasan Agropolitan, sehingga acuan sebagai dasar
pengembangan kawasan tersebut sangat diperlukan. Penyusunan RDTR Kecamatan Panimbang-
Sobang dilatarbelakangi oleh rencana pengembangan kedepan di wilayah tersebut begitu kompleks.
Rencana tersebut diantaranya adalah penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung di
Kecamatan Panimbang, Rencana pembangunan Bandara Banten Selatan yang lokasinya berada di
Kecamatan Panimbang yang berbatasan dengan Kecamatan Sobang, dan Rencana exit tol jalan bebas
hambatan Serang-Panimbang yang berada di Kecamatan Panimbang.

Rencana detail tata ruang kabupaten/kota yang selanjutnya disebut RDTR adalah rencana secara
terperinci dan mendetail tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan
peraturan zonasi kabupaten/kota.
Rencana detail tata ruang adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah yang
disusun guna menjaga integritas, keseimbangan dan keserasian perkembangan suatu
wilayah kabupaten/kota dan antar sektor, serta keharmonisan antar ligkungan alam dengan lingkungan
buatan untuk meningkatkan kesejahteraan. Rencana detail tata ruang kabupaten/kota yang sesuai
dengan fungsi dan perannya di dalam rencana pengembangan wilayah provinsi secara kesejahteraan,
strategi pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana struktur dan rencana pola
ruang operasional. Dalam operasional rencana detail tata ruang dijabarkan dalam rencana rinci tata
ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan kegiatan kawasan dengan muatan
substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan sub-blok atau dengan kedalaman 1:20.000
yang dilengkapi peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang
sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana
rinci tata ruang. Sehingga dapat dirumuskan bahwa RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok
pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan
keterkaitan antarkegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara
kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

Fungsi

RDTR dan peraturan zonasi berfungsi sebagai:

kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW;

acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur
dalam RTRW;

acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;

acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan

acuan dalam penyusunan RTBL.

RDTR dan peraturan zonasi bermanfaat sebagai:

penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkungan permukiman
dengan karakteristik tertentu;

alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik
kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan/atau masyarakat;
ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai dengan fungsinya di dalam
struktur ruang kabupaten/kota secara keseluruhan; dan

ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program pengembangan kawasan
dan pengendalian pemanfaatan ruangnya pada tingkat BWP atau Sub BWP.

Anda mungkin juga menyukai