Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PANGKAJENE
Jl. Andi. Makkasau No. 1 Pangkajene Kode Pos : 91611
Email : pkmpangkajene@gmail.com Tlp. 082299779966

KERANGKA ACUAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENYAKIT DBD


PUSKESMAS PANGKAJENE TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan penyebarannya bertambah
luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin
lancarnya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di
berbagai wilayah Indonesia.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular berbahaya yang penularannya melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty. Nyamuk Aedes Aegypty banyak berkembang biak di tempat – tempat
yg tergenang air sehingga penyakit DBD banyak terdapat di musim penghujan dan daerah-daerah
perkotaan dan pemukiman kumuh. Biasanya penyakit ini menyerang pada pagi hari dan sore hari.
Prevalensi penyakit DBD lebih banyak terjadi pada anak usia sekolah, dan penyakit ini termasuk
penyakit menular melalui gigitan nyamuk dari penderita kepada orang yg sakit.

II. Latar Belakang


Di Sulawesi Selatan, menurut laporan dari Subdin P2&PL tahun 2003, jumlah kejadian penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) pada 26 kab./kota sebanyak 2.636 penderita dengan kematian 39
orang (CFR= 1,48 %), disamping itu pula jumlah kejadian luar biasa (KLB) sebanyak 82 kejadian
dengan jumlah kasus sebanyak 495 penderita dan kematian 19 orang (CFR=3,84%). Bila dibandingkan
dengan kejadian KLB Demam Berdarah Dengue Tahun 2002 maka jumlah kejadian mengalami
peningkatan sebesar 1,60 kali, jumlah penderita meningkat sebesar 4,21 kali dan jumlah kematian
meningkat 1,97%.Kasus DBD di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 kategori tinggi pada Kab. Bone,
Bulukumba, Pinrang, Makassar dan Gowa (217-668 kasus), sedangkan kabupaten/ kota yang tidak
terdapat kasus DBD yaitu Kab. Luwu Utara, Tator, Enrekang, Maros, Jeneponto dan Selayar,.
CFR DBD di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 sebesar 0,83. Sedangkan pada Kab./ kota tertinggi
yaitu di Luwu Utara (14,29), menyusul Maros (13,33), Pinrang (3,42), Sidrap (1,61), kemudian Wajo,
Makassar, Parepare, Gowa dan Bone masing-masing di bawah 1,5.
Kasus DBD di Kecamatan Maritengngae merupakan kasus yg endemis karena setiap tahun
terjadi kejadian Kasus DBD. Pada Tahun 2012 terdapat 15 kasus DBD, pada tahun 2013 terjadi
peningkatan kasus sebanyak 49 kasus.pada tahun 2014 terjadi penurunan sebanyak 22 kasus dan
pada tahun 2015 sebanyak 16 kasus pada tahun 2016 januari sampai februari ada 15 kasus
Penemuan dan penanganan kasus DBD di Kecamatan Maritengngae sejalan dengan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) tingkat puskesmas dilaksananakan untuk menurunkan prevalensi Kasus
DBD.

III.Tujuan kegiatan

1. Umum
Menurunkan Prevalensi penyakit DBD di Kec. Maritengngae
2. Khusus
a. Meningkatkan Angka Bebas Jentik.
b. Mencegah terjadinya penularan Kasus DBD.
c. Menentukan jenis tindakan penanggulangan fokus yang akan dilakukan.
IV Kegiatan Pokok dan Rincian

No. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


- Melakukan Pemeriksaan Jentik di lokasi
1. PENYELIDIKAN EPIDEMOLOGI kejadian
- Mencari penderita / tersangka DBD lain
disekitar rumah penderita
- Pemberian Bubuk Abate

2. PENANGULANGAN DBD - Melakukan Penyuluhan Setiap


melaksanakan Penjelidikan Epidemologi
dirumah penderita dan sekitar rumah
penderita / tersangka DBD.

- Melakukan Fogging apabila penderita


lebih dari satu orang disatu lokasi

3. PEMBENTUKAN DAN - Membentuk dan melakukan pelatihan


PELATIHAN KADER kader disetiap kelurahan oleh petugas

4. JUMANTIK - Melakukan pemeriksan / pemantauan


jentik di setiap kelurahan yang
dilaksanakan oleh petugas DBD kader
terlatih

V.Cara melaksanakan kegiatan dan sasaran

A. Cara melaksanakan kegiatan


1.Pelaksanaan kegiatan PE dilakukan melalui kunjungan rumah sejauh 100 m dari rumah
penderita.
2.Pemberian bubuk abate dirumah penderita dan sekitar rumah penderita
3. Melaksanakan pogging apabila ditemukan penderita lebih dari satu orang dilokasi yang
sama atau tempat tinggal penderita.
4.Penyuluhan dilaksanakan pada saat melaksanakan kegiatan PE dirumah penderita.
5.Jumantik dilaksanakan di Kelurahan Rijang Pittu
6.Pembentukan dan Pelatihan Kader dilakukan setiap kelurahan dan diberi pelatihan oleh
petugas survailens DBD
B. Sasaran
1. Masyarakat
2. Rumah
3. Tidak ditemukan penderita baru DBD atau suspek DBD

C. Rincian Kegiatan, Sasaran Khusus, Cara melaksanakan Kegiatan

VI. Jadwal pelaksanaan kegiatan

No BULAN
Kegiatan Pokok Sasaran
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. PE DBD MASYARAKAT v v v v v v v v v v v v

2. PENANGULANGAN DBD MASYARAKAT v v v v v v v v v v v v

3. PEMBENTUKAN DAN KADER v v v v v v v v v v v v


PELATIHAN

4. JUMANTIK RUMAH v v
VII. Evaluasi pelaksaan kegiatan dan pelaporan

- Evaluasi dilaksanakan setelah melaksanakan kegiatan PE dengan pelaporan hasil-hasil yg


dicapai pada bulan tersebut.
- Kegiatan penyuluhan dilaksanakan setiap melaksanakan PE DBD.
- Jumantik dilaksanakan untuk menurunkan kasus penderita DBD.
- Melibatkan masyarakat (kader) untuk terlibat serta dalam penanggulangan kasus DBD

VIII. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan Kasus DBD di laksanakan setiap minggu dan setiap bulan sesuai
dengan Lap. Mingguan dan jlapran bulanan sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan.

Pangkajene,2 Januari 2016

Mengetahui
KepalaPuskesmas Pangkajene Pengelola DBD

Dr.Hj.Mariana,M.Kes Kaswiranarsi,SKM
Nip.197 60305 200604 2 022

Anda mungkin juga menyukai