METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Alat dan Bahan
4.1.1. Alat
4.1.2. Bahan
a. Identifikasi Alkaloid
Identifikasi senyawa alkaloid dapat dilakukan dengan agen pereaksi yaitu
Dragendroff, Meyer, dan Wagner. Dimasukan 1-2 tetes minyak atsiri kemangi kedalam
tabung reaksi. Ditambahkan HCl 2 N dan dipanaskan dalam penangas air. Ditirisan
kemudian ditambahkan pereaksi Dragendroff, Meyer atau Wagner. Reaksi positif
ditandai dengan terbentuk endapan berwarna jingga (Dragendroff), putih (Meyer), coklat
(Wagner).
b. Identifikasi Flavonoid
Identifikasi senyawa flavonoid dapat dilakukan dengan dimasukan 1-2 tetes
minyak atsiri kemangi kedalam tabung reaksi. Ditambahkan serbuk magnesium dan HCl
pekat. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna jingga hingga kemerahan.
c. Identifikasi Saponin
Identifikasi senyawa saponin dilakukan dengan dimasukan 1-2 tetes minyak atsiri
kemangi kedalam tabung reaksi. Ditambahkan akuades kemudian digojok selama 2
menit. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya busa.
d. Identifikasi Steroid
Identifikasi senyawa steroid dilakukan dengan 1-2 tetes minyak atsiri kemangi kedalam
tabung reaksi. Ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard. Reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya warna hijau-biru.
e. Identifikasi Terpenoid
Identifikasi senyawa terpenoid dilakukan dengan 1-2 tetes minyak atsiri
dimasukan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard. Reaksi
positif ditandai dengan terbentuknya warna merah-ungu.
f. Identifikasi Tanin
Identifikasi senyawa tanin dilakukan dengan 1-2 tetes minyak atsiri kemangi
dimasukan kedalam tabug reaksi. Ditambahkan larutan FeCl3. Reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya warna biru hitam hingga kehijauan dan endapan.
4.2.6. Uji Aktivitas Antibakteri
Minyak kemangi hasil perkolasi dibuat dengan berbagai konsentrasi (v/v) 2, 4, 6,
8, dan 10% dengan menggunakan pelarut etanol p.a, setelah itu dimasukkan ke dalam
botol gelap. Kemudian dihomogenkan dengan menggunakan homogenizer, lalu
dimasukkan kertas cakram pada setiap botol.
Pada uji aktivitas bakteri dilakukan dengan dimasukan 1 mL inokulum dan 9 mL
medium SSA ke dalam cawan petri yang telah disterilisasi. Kemudian dihomogenkan
sampai merata dengan cara diputar dan dibiarkan hingga memadat. Selanjutnya setiap
cakram kertas yang telah direndam dalam larutan minyak atsiri dengan konsentrasi 0, 2,
4, 6, 8, dan 10% disimpan pada cawan petri sesuai dengan tanda konsentrasi. Selanjutnya
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37° C. Zona bening di sekitar cakram kertas diamati
dan diukur dengan menggunakan jangka sorong.