Anda di halaman 1dari 3

BAB V

METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Alat dan Bahan
4.1.1. Alat

4.1.2. Bahan

4.2. Prosedur Penelitian


4.2.1. Determinasi Tanaman
Penelitian diawali dengan identifikasi tanaman untuk memastikan bahwa tanaman
yang akan digunakan dalam penelitian benar tanaman kemangi. Determinasi dilakukan di
Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

4.2.2. Isolasi Minyak Atsiri Kemangi


Daun kemangi dikumpukan sebanyak 30 kg. Disortir basah dan dicuci dengan air
hingga bersih. Daun kemangi ditiriskan hingga tidak ada air. Daun yang sudah tiris
dijemur selama satu hari. Pembuatan minyak atsiri dilakukan dengan metode destilasi uap
air dan destilasi air dengan berat bahan 15 kg pada setiap metode. Pada destilasi uap air
simplisia kemangi dimasukan kedalam ketel yang telah diberi ansang sebagai pemisah,
yang sebelumnya ketel telah diisi dengan air. Pada destilasi uap digunakan dua ketel
berbeda, simplisia dimasukan kedalam ketel pertama yang telah diberi ansang, sedangkan
ketel lain diisi air sebagai sumber uap. Proses destilasi dilakukan selama 3-4 jam. Minyak
atsiri yang terekstraksi dari simplisia, dialirkan menuju sistem pendingin dan
terkondensasi menjadi air dan minyak. Campuran air dan minyak ditampung dalam
sebuah wadah pemisah, dikarenakan perbedaan berat jenis air dan minyak akan terpisah.
Minyak atsiri yang diperoleh ditampung dan ditambahkan Na2SO4 anhidrat untuk
menghilangkan sisa air dalam minyak atsiri.

4.2.3. Uji Fisik Minyak Atsiri Kemangi


Minyak atsiri hasil destilasi dilakukan uji fisik untuk warna, bau, berat jenis, dan
indeks bias. Pada uji berat jenis minyak atsiri digunakan piknometer 1 mL, dengan
membandingan berat jenis air dan minyak atsiri yang dihasilkan. Uji indeks bias
digunakan alat Refraktometer untuk mengukur indeks bias dari minyak atsiri yang
dihasilkan. Data hasil uji fisik kemudian dibandingkan dengan SNI minyak kemangi
untuk mengetahui kualitas minyak atsiri yang dihasilkan.

4.2.4. Karakterisasi Minyak Atsiri Kemangi


Minyak atsiri kemangi yang dihasilkan pada proses destilasi dikarakterisasi
dengan instrumen GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) untuk mengetahui
komponen-komponen kimia penyusun minyak atsiri kemangi. Dan spektrum massa yang
diperoleh dibandingan dengan senyawa pembanding yang terdapat dalam database MS.

4.2.5. Uji Skrining Fitokimia Minyak Atsiri Kemangi


Pada uji skrining fitokimia untuk minyak atsiri kemangi digunakan pereaksi
pendeteksi senyawa, yang meliputi pemeriksaan untuk alkaloid, flavonoid, saponin,
terpenoid, steroid, dan tanin.

a. Identifikasi Alkaloid
Identifikasi senyawa alkaloid dapat dilakukan dengan agen pereaksi yaitu
Dragendroff, Meyer, dan Wagner. Dimasukan 1-2 tetes minyak atsiri kemangi kedalam
tabung reaksi. Ditambahkan HCl 2 N dan dipanaskan dalam penangas air. Ditirisan
kemudian ditambahkan pereaksi Dragendroff, Meyer atau Wagner. Reaksi positif
ditandai dengan terbentuk endapan berwarna jingga (Dragendroff), putih (Meyer), coklat
(Wagner).

b. Identifikasi Flavonoid
Identifikasi senyawa flavonoid dapat dilakukan dengan dimasukan 1-2 tetes
minyak atsiri kemangi kedalam tabung reaksi. Ditambahkan serbuk magnesium dan HCl
pekat. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna jingga hingga kemerahan.

c. Identifikasi Saponin
Identifikasi senyawa saponin dilakukan dengan dimasukan 1-2 tetes minyak atsiri
kemangi kedalam tabung reaksi. Ditambahkan akuades kemudian digojok selama 2
menit. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya busa.

d. Identifikasi Steroid
Identifikasi senyawa steroid dilakukan dengan 1-2 tetes minyak atsiri kemangi kedalam
tabung reaksi. Ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard. Reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya warna hijau-biru.
e. Identifikasi Terpenoid
Identifikasi senyawa terpenoid dilakukan dengan 1-2 tetes minyak atsiri
dimasukan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard. Reaksi
positif ditandai dengan terbentuknya warna merah-ungu.

f. Identifikasi Tanin
Identifikasi senyawa tanin dilakukan dengan 1-2 tetes minyak atsiri kemangi
dimasukan kedalam tabug reaksi. Ditambahkan larutan FeCl3. Reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya warna biru hitam hingga kehijauan dan endapan.
4.2.6. Uji Aktivitas Antibakteri
Minyak kemangi hasil perkolasi dibuat dengan berbagai konsentrasi (v/v) 2, 4, 6,
8, dan 10% dengan menggunakan pelarut etanol p.a, setelah itu dimasukkan ke dalam
botol gelap. Kemudian dihomogenkan dengan menggunakan homogenizer, lalu
dimasukkan kertas cakram pada setiap botol.
Pada uji aktivitas bakteri dilakukan dengan dimasukan 1 mL inokulum dan 9 mL
medium SSA ke dalam cawan petri yang telah disterilisasi. Kemudian dihomogenkan
sampai merata dengan cara diputar dan dibiarkan hingga memadat. Selanjutnya setiap
cakram kertas yang telah direndam dalam larutan minyak atsiri dengan konsentrasi 0, 2,
4, 6, 8, dan 10% disimpan pada cawan petri sesuai dengan tanda konsentrasi. Selanjutnya
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37° C. Zona bening di sekitar cakram kertas diamati
dan diukur dengan menggunakan jangka sorong.

Anda mungkin juga menyukai