Anda di halaman 1dari 10

KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA TRIMESTER 1

Komplikasi atau gangguan yang terjadi pada masa kehamilan tiga bulan pertama adalah:

1. Abortus
Abortus adalah keluarnya janin dengan tidak disengaja, sebelum masa melahirkan.
Tanda –tanda keguguran adalah adanya bercak darah. Jika hal ini terjadi, hendaknya
calon ibu cepat-cepat memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat.
Penatalaksanaan abortus dapat dibagi menjadi 6 :
1. Abortus Imminens
a. Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusu atau istirahat total, anjurkan
untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan atau melakukan hubungan
seksual.
b. Bila perdarahan :
Berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi
perdarahan lagi
Terus berlangsung : nilai kondisi janin(uji kehamilan/USG), lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain(hamil ektopik/mola)
2. Abortus Insipiens
a. Lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi, bila usia gestasi 16 minggu,
evakuasi dilakukan dengan peralatan aspirasi vakum manual(AVM) setelah
bagian janin dikeluarkan, atau dengan prosedur dilatasi dan kuretase(D&K)
b. Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan atau usia gestasi lebih
besar dari 16 minggu , lakukan tindakan pendahuluan dengan :
 Infuse oksitosin 20 unit dalam 500ml NS/RL mulai dengan 8
tetes/menit yang dapat dinaikkan hingga 40 tetes/menit, sesuai dengan
kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi.
 Ergometrin 0,2mg IM yang diulangi 15 menit kemudian
 Misoprostol 400mg per oral dan apabila masih diperlukan, dapat
diulangi dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal
c. Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan
AVM / D&K (hati-hati resiko perforasi)
3. Abortus Inkomplit
a. Tentukan besar uterus(taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi,
perdarahan hebat, syok, infeksi
b. Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan
hingga ukuran sedang,dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum,
setelah itu evaluasi perdarahan :
 Bila perdarahan berhenti beri ergomitrin 0,2mg IM atau mitropostol
400mg per oral.
 Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan
AVM atau D&K(pilih tergantung usia gestasi, pembukaan serviks dan
keberadaan bagian-bagian janinin
4. Abortus Komplit
Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometrin 3x1 tablet/hari untuk
3 hari
5. Abortus Infeksiosa
Kasus ini beresiko tinggi terjadi sepsis, apabila fasilitas kesehatan setempat tidak
mempunyai fasilitas yang memadai, rujuk pasien ke RS, sebelum merujuk
diberikan infuse RL/NS dan berikan antibiotika ampisilin 1gr dan metronidazol
500mg.
6. Missed Abortion
Missed abortion seharusnya ditangani di RS atas pertimbangan :
a. Plasenta dapat merekat erat di dinding rahim, sehingga prosedur
evakuasi(kuretase) akan lebih sulit dan resiko perforasi lebih tinggi
b. Pada umumnya kanalis servisis dalam keadaan tertutup sehingga perlu
tindakan dilatasi dengan batang laminaria selama 12jam
c. Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenimia yang berlanjut dengan
gangguan pembekuan darah
2. Hiperemesis Gravidarium
Yaitu keadaan dimana ibu hamil muda mengalami mual dan muntah secara berlebihan.
Penyebabnya adalah terjadinya perubahan metabolism tubuh pada ibu, berkaitan dengan
kehamilan tersebut.
Penatalaksanaan:
a. Menjelaskan pada pasien bahwa kemahilan dan persalinan merupakan proses yang
fisiologis
b. Menjelaskan pada pasien bahwa mual dan muntah adalah gejala yang normal terjadi
pada kehamilan
c. Anjurkan pasien untuk makan dalam jumlah yang sedikit namun dalam frekuensi
yang lebih sering
d. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat
e. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
f. Makan makanan yang mengandung gula dianjurkan untuk menghindari kekurangan
karbohidrat
g. Defekasi yang teratur
3. Mola Hidatidosa
Dalam bahasa awam disebut hamil anggur. Pada kelainan ini, ibu mengalami gejala yang
sama dengan hamil biasa. Mual, muntah, dan nafsu makan berkurang. Namun bila dicek
didalam rahim tidak terdapat janin. Karena itu,detak jantung janin juga tidak terdengar.
Sesuai dengan namanya, mola (anggur), yang terdapat di janin hanya gelembung-
gelembung kecil yang menyerupai anggur.
Penatalaksanaan:
a. Perhatikan sindroma yang mengancam fungsi vital (depresi nafas,
hipertiroid/tirotoksikosis, dan sebaginya) resusitasi bila KU buruk
b. Evakuasi jaringan mola dengan AVM dan kuret tajam. Suction dapat mengeluarkan
sebagian besar massa mola, sisanya bersihkan dengan kuret. Dapat juga dilakukan
induksi pada waktu evakuasi berikan oksitosin untuk merangsang kontaksi uterus dan
mencegah refluks cairan mola kearah tuba
c. Pada wanita yang tidak mengharapkan anak lagi dapat dianjurkan histerektomi
d. Follow Up
 Profilaksis terhadap keganasan dengan sitostatika terutama pada kelompok
resiko keganasan tinggi
 Pemeriksaan genekologi dan B-HCG kuantitatif rutin tiap 2 minggu teratur
tiap 3 bulan – 1 tahun
 Foto toraks pada awal terapi, ulang bila kadar B-HCG menetap atau
meningkat
 Kontrasepsi hormonal 1 tahun pasca kuretase, sebaiknya preparat
progesterone oral selama 2 tahun
 Penyuluhan pada pasien akan kemungkinan keganasan
4. Kehamilan Ektopik
Disebut juga dengan kehamilan di luar kandungan. Pada kelaianan ini , sel telur yang
sudah dibuahi tidak melekat di tempat seharusnya yaitu rahim, tetapi melekat di tempat
lain. Misalnya di saluran telur, leher rahim, atau di rongga perut. Kehamilan ektopik ini
disebabkan karena adanya infeksi di saluran falopi.
Penatalaksanaan :
a. Penatalaksanaan Umum :
 Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl 0,9% atau Ringer Laktat
(500ml dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama
 Segera rujuk ke rumah sakit
b. Penatalaksanaan Khusus :
 Segera uji silang darah dan persiapan laparotomi
 Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopi
 Jika terjadi kerusakan berat pada tuba lakukan salpingektomi (eksisi bagian
tuba yang mengandung hasil konsepsi)
 Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba usahakan melakukan salpingostomi
untuk memepertahankan tuba (hasil konsepsi dikeluarkan, tuba
dipertahankan)
 Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk penggunaan
kontraspsi. Jadwalkan kunjungan ulang selama 4 minggu. Atasi anemia
dengan pemberian obat tablet besi sulfas ferosus 60mg/hari.

KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA TRIMESTER 2


Trimester kedua dimulai saat kehamilan memasuki usia 13 minggu.masa ini dikenal sebagai
masa yang paling nyaman bagi ibu hamil. Rasa mula sudah berkurang, ibu pun dapat melakukan
aktivitas dengan baik. Namun, ada komplikasi kehamilan pada trimester 2 yang harus
diwaspadai. Contohnya :

1. Hiperemesis Gravidarium
Yaitu mula dan muntah secara berlebihan.pada umumnya gejala mual dan muntah sudah
berangsur redasaat kehamilan memasuki trimester 2. Namun , ketika haln ini masih
terjadi, berarti ubu hamil mengalami komplikasi kehamilan. Hiperemesis gravidarium
pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko keracunan kehamilan (preeklamsia). Selain
itu juga rentan mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas dari dinding rahim.
Penatalaksanaan Hiperemesisi Grvidarum :
a. Menjelaskan pada pasien bahwa kemahilan dan persalinan merupakan proses
yang fisiologis
b. Menjelaskan pada pasien bahwa mual dan muntah adalah gejala yang normal
terjadi pada kehamilan
c. Anjurkan pasien untuk makan dalam jumlah yang sedikit namun dalam frekuensi
yang lebih sering
d. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat
e. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
f. Makan makanan yang mengandung gula dianjurkan untuk menghindari
kekurangan karbohidrat
g. Defekasi yang teratur

2. Gingivitis
Gingivitis adalah radang gusi . kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan
karena kadar hormone progesterone yang mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini,
gusi menjadi lebih sensitive ketika terkontaminasi bakteri.
Penatalaksanaan :
Untuk pnecegahan radang gusi, cukup dengan menjaga kebersihan mulut. Karena
penyebab utama radang gusi adalah plak, maka terapi keadaan tersebut diarahkan ke
pembersihan plak serta mencegah pembentukkannya,disebut sebagai mengontrol plak
adalah dengan prosedur mekanik termasuk penyikatan gigi, pemakian benang gigi, dan
tindakan pembersihan plak dan karang gigi. Kebersihan mulut yang buruk serta adanya
caries menjadi predisposisi untuk terjadinya sumberinfeksi, rasa nyeri serta perdarahan
pada gusi. Jadi kebersihan gigi dan mulut sangatlah penting dijaga karena untuk
mencegah terjadinya radang gusi
3. Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu sering lapar,
haus,sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Pandangan kabur dan
gatal-gatal juga menjadi salah satu tandanya.
Penatalaksanaan :
Umum :
 Rujuk ibu ke rumah sakit untuk mendapatkan penatalaksanaan yang adekuat
 Dilakukan secara terpantau oleh dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis
obsterti dan ginekologi, ahli gizi, dan dokter spesialis anak
 Jelaskan kepada pasien bahwa penatalaksanaan diabetesgestasional dapat
mengurangi resiko memiliki bayi besar, mengurangi kemungkinan terjadinya
hipoglikemianeonatal, dan mengurangi kemungkinan bayi mengidap diabetes di
usia dewasa kelak

Khusus :

 Pengaturan diet perlu dilakukan untuk semua pasien


 Pemberian insulin dilakukan di rumah sakit dan dipertimbangkan bila pengaturan
diet selama 2 minggu tidak mencapai target kadar glukosa darah
 Pemberian insulin dimulai dengan dosis kecil yaitu 0,5-1,5 umit/kgBB/hari
 Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan pemeriksaan tinggi fundus uteri,
USG, dan kardiotokografi
 Penilaian fungsi dinamik janin plasenta (FDJP) dilakukan tiap minggu sejak usia
kehamilan 36 minggu
 Bila usia kehamilan telah mencapai 38 minggu dan janin tubuh normal, tawarkan
persalinan elektif dengan induksi maupun seksiosesarea untuk mencegah distosia
bahu
 Lakukan skrining diabetes kembali 6-12 minggu setelah bersali

4. Stretch Mark
Tanda ini berupa garis-garis yang terdapat pada tubuh. Ibu hamil akan mengalami
gangguan stretch mark pada kulit, dan biasanya membuatnya risih karena mengurangi
kemulussan kulit.
Penatalaksanaan :
 Makan dengan pola makan sehat di masa kehamilan. Mengkonsumsi cukup
buah, sayuran segar, sereal, biji-bijian dan kacang-kacangan
 Minum cukup air
 Naikkan berat badan di masa kehamilan secara perlahan dan tetap
 Lakukan latihan fisik ringan yang disarankan di masa kehamilan secara teratur
untuk mengontrol kenaikan berat badan ibu
 Konsumsi vitamin E membantu kulit tetap kencang, ibu bisa menggunakan
krim atau minyak yang kaya vitamin E untuk memijat tubuh
5. Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan darah tinggi.sebenarnya, hal ini terjadi karena
jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada janin. Namun, kelainan ini
wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara berlaut-larut.
Penatalaksanaan :
 Istirahat
 Diet rendah garam
 Obat-obatan anti-hipertensi bagi kehamilan
 Induksi persalinan apabila umur kehamilan belum selesai
 Kontrol secara teratur, minimal 2 minggu sekali\

KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA TRIMESTER 3


1. Plasenta previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester ketiga. Plasenta
perivia adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir, ibu hamil akan mengalami
pendarahan.pendarahan tersebut ada yang terjadi secara perlahan, ada juga secara tiba-
tiba. Karena itu, ibu hamil bisa langsung shock dan lemas.
Penatalaksanaan :
 Istirahat
 Memeberikan hematinik dan spasmolitik untuk mengatasi anemia
 Memberikan antibiotic bila ada indikasi
 Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit
2. Sakit Kepala Hebat
Ibu hamil bisa mengalami sakit kepala, rasa sakit terjadi karena ibu hamil terlalu lelah
dan kurang istirahat. Biasanya, sakit kepala tersebut hilang dengan sendirinya setelah
beristirahat. Namun, ada kelainan yang dapat terjadi pada ibu hamil di trimester ketiga,
berupa sakit kepala yang hebat.
Penatalaksanaa :
 Melakukan pemijatan
 Tidak mandi dengan air panas
 Tidak menggunakan pakaian yang terlalu ketat
 Tidak mengkonsumsi rokok
 Mengkonsumsi banyak zat besi
 Mengkonsumsi banyak air putih
 Tidak tenggelamdalam stress
3. Anggota Tubuh Bengkak
Komplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah bengkaknya anggota
tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga bisa terjadi pada ibu hamil.
Namun,waspadalah jika pembengkakan tersebut tidak hilang setelah beristirahat.
Penatalaksanaan :
Dianjurkan untuk banyak minum, mengkompres dingin, memakai sepatu longgar, dan
meninggikan kaki pada saat duduk atau istirahat. Jika pembengkakan terjadi dengan cepat
dan berlebihan ini mungkin merupakan tanda pre-eklamsia
4. Ketuban Pecah
Ketuban pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang sedang hamil tua.
Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan pervaginam. Pecahnya ketuban dapat
disertai dengan keluarnya anggota tubuh janin, seperti tangan, kaki, atau plasenta. Ibu
hamil yangt belum cukup bulan untuk melahirkan. Bila mengalamikejadian ini, harus
segera pergi ke rumah sakit.
Penatalaksanaa KPD sesuai dengan usia kehamilan :
1. Aterm (lebih dari 37 minggu)
Penanganan pada ketuban pecah dini umur kehamilan cukup ialah sama seperti
penanganan persalinan. Kebanyakan pasien akan mulai persalinan dalam 24 jam,
tidak diperlukan intervensi tambahan. Namun tetap dipantau kondisi janin, induksi
persalinan perlu dilakukan apabila terjadi tanda-tanda fetus distres atau tanda-tanda
infeksi (takikardi, takikardi fetus, demam). Pemberian antibiotik profilaksis grup B
streptococcus direkomendasikan
2. Near term (34-36 minggu)
Jika sebelumnya belum mendapatkan kortikosteroid antenatal, pada keadaan tidak
adanya chorioamnionitis dan diabetes, kortikosteroid antenatal sebaiknya diberikan.
Induksi persalinan ditunda selama 48 jam untu memberi waktu efek stroid bekerja.
Jika kondisi janin memburuk, segera lakukan persalinan terlepas durasi steroid.
Pemberian antibiotik grup B Streptococcus direkomendasikan. Persalinan sebaiknya
dilakukan dengan fasilitas yang memiliki pelayanan neonatal yang baik, karena tetap
ada risiko gangguan pernafasan. Antibiotik laten tidak diperlukan.
3. Preterm (32-33 minggu)
Monitoring kondisi ibu hamil. Hindari pemeriksaan cerviks menggunakan jari.
Pemberian antibiotik profilaksis grup B Streptococcus direkomendasikan. Pemberian
antibotik untuk pemanjangan fase laten**. Pemberian kortikosteroid untuk
mempercepat maturitas paur-paru. Lakukan persalinan pada fasilitas NICU yang baik
karena risiko gangguan pernafasan akan lebih besar daripada near term
4. Preterm (23-31 minggu)
Monitoring kondisi ibu hamil. Hindari pemeriksaan cerviks menggunakan jari.
Pemberian antibiotik profilaksis grup B Streptococcus direkomendasikan. Antibiotik
untuk pemanjangan fase laten. Pemberian kortikosteroid untuk mempercepat
maturitas paru-paru. Lakukan persalinan pada fasilitas NICU yang baik karena risiko
gangguan pernafasan jauh lebih besar. pemberian Magnesium Sulfat melalui
intravena untuk perlindungan saraf.
5. Preterm (kurang dari 23 minggu)
Antibiotik sangat dianjurkan terutama sejak awal minggu ke-20 umur kehamilan
untuk memperpanjang fase laten. Hindari pemeriksaan cerviks menggunakan jari
tangan. Monitor kondisi ibu hamil dan janin. Konseling pasien.
Pemberian kortikosteroid antenal dilakukan untuk mempercapat pematangan paru-
paru.Menurut teori, kortikosteroid akan meningkatkan risiko infeksi karena akan
menekan sistem imun, Namun, bukti terbaru tidak menunjukan kekhawatiran ini
berdasarkan meta-analisis; tidak ada perbedaan (baik lebih tinggi atau lebih rendah
kejadian infeksi) ditemukan dengan penggunaan kortikosteroid. Pemberian
kortikosteroid yang dianjurkan ialah Dexamethason intramuscular 5 mg setiap 6 jam

Anda mungkin juga menyukai