Anda di halaman 1dari 36

Disampaikan pada

ToT Audit Produk dan Entitas Islam


Departemen Akuntansi FEB Unhas
14 – 15 Agustus 2019
KEBIJAKAN HALAL

• Manajemen Puncak harus menetapkan Kebijakan Halal


tertulis yang menunjukkan komitmen perusahaan untuk
memproduksi daging halal
• Manajemen Puncak harus mensosialisasikan dan
mengkomunikasikan kebijakan kepada seluruh pemangku
kepentingan perusahaan, termasuk kepada perusahaan
lain yang mengerjakan sebagian tahap proses dari rantai
produksi dan distribusi pengadaan daging dan produk
sampingnya
TIM MANAJEMEN HALAL

• Manajemen Puncak harus menetapkan Tim Manajemen


Halal yang mempunyai kewenangan menyusun,
mengelola dan mengevaluasi Sistem Jaminan Halal
• Tim Manajemen Halal harus memiliki tugas,
tanggungjawab dan wewenang yang jelas
• Manajemen Puncak harus menyediakan sumberdaya
yang diperlukan diantaranya Petugas penyembelih halal,
Petugas pemingsanan dan Supervisor halal
Petugas Penyembelihan
• Beragama Islam
• Berumur minimal 18 tahun
• Taat dalam menjalankan ibadah wajib
• Memahami tata cara penyembelihan sesuai syariat Islam
• Lulus pelatihan penyembelihan halal yang dilakukan oleh lembaga
Islam/lembaga sertifikasi halal yang bekerjasama dengan instansi teknis
terkait.
• Memiliki kartu identitas sebagai penyembelih halal dari Lembaga Sertifikasi
Halal yang diakui oleh MUI atau Lembaga yang mempunyai wewenang
dalam sertifikasi halal
• Jumlah Petugas Penyembelih harus memadai sesuai hewan yang
disembelih (skala produksi), untuk hewan seperti kambing, domba dan sapi
setidaknya tiga orang Petugas Penyembelih.
Petugas Pemingsanan

• Memahami tata cara pemingsanan sesuai dengan


persyaratan halal.
• Memiliki keahlian sebagai petugas pemingsanan dan
telah mengikuti pelatihan petugas pemingsanan.
Supervisor Halal
• Beragama Islam
• Berumur minimal 18 tahun
• Taat dalam menjalankan ibadah wajib
• Memahami tata cara penyembelihan sesuai syariat Islam
• Lulus pelatihan supervisor halal yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi halal
• Memiliki kemampuan dalam memeriksa proses pemotongan, mulai dari pra penyembelihan hingga
penyimpanan
• Jumlah supervisor halal harus memadai sesuai hewan yang disembelih (skala produksi), setidaknya
harus tersedia satu supervisor halal
• Tugas pokok supervisor halal yaitu :
(i) Memastikan proses pemingsanan (jika ada) tidak menyebabkan kesakitan
(ii) Memastikan proses penyembelihan memenuhi persyaratan halal
(iii) Memastikan hewan sudah mati sebelum proses selanjutnya
(iv) Memastikan produk non halal tidak bercampur dengan produk halal, baik pada chiller
(ruang pendingin), deboning room (ruang pelepasan tulang) dan cold storage (gudang
(produk akhir) serta alat transportasi
PELATIHAN DAN EDUKASI
PELATIHAN & EDUKASI
FASILITAS
• Fasilitas RPH hanya dikhususkan untuk produksi daging hewan halal
(tidak bercampur dengan pemotongan untuk hewan tidak halal)
• Lokasi RPH harus terpisah secara nyata dari RPH/peternakan babi yaitu
RPH tidak berlokasi dalam 1 site dengan RPH babi, tidak bersebelahan
dengan site RPH babi dan berjarak minimal radius 5 km dari peternakan
babi serta tidak terjadi kontaminasi silang antara RPH halal dan
RPH/peternakan babi
• Jika proses deboning dilakukan di luar RPH tersebut maka harus
dipastikan karkas hanya berasal dari RPH halal
• Alat penyembelih harus memenuhi persyaratan : (i) tajam (ii) bukan
berasal dari kuku, gigi/taring atau tulang; (iii) ukuran disesuaikan dengan
leher hewan dan (iv) tidak diasah di depan hewan yang akan disembelih
PROSEDUR AKTIFITAS KRITIS
PROSEDUR AKTIFITAS KRITIS
Pra Penyembelihan
• Hewan yang akan disembelih harus mempunyai waktu istirahat
yang cukup dan mengikuti kaidah kesejahteraan hewan yang
berlaku.
• Dilakukan pemeriksaan ante mortem termasuk memastikan
hewan dalam keadaan hidup sebelum disembelih.
• Pengendalian hewan harus seminimal mungkin menjadikan
hewan stres dan kesakitan.
• Bila menggunakan sarana pengendalian (restraining box),
termasuk sarana pengendalian secara mekanis, harus dipastikan
berfungsi baik dan dioperasionalisasikan secara efektif.
Alat stunning untuk metode non penetrating bolt
(mushroom head) stunning
PEMERIKSAAN KERUSAKAN TENGKORAK

Penjelasan Kerusakan Tingkat


Penerimaan
Kiri Tidak terlihat kerusakan Diterima
Kanan Terdapat memar, tetapi Diterima
tidak retak
PEMERIKSAAN KERUSAKAN TENGKORAK

Penjelasan Tingkat
Kerusakan Penerimaan
Kiri Terdapat memar Tidak
retak, tetapi posisi diterima
tengkorak yang
retak tidak bergeser
Kanan Terdapat memar & Tidak
retak serta posisi diterima
tengkorak bergeser
tapi tidak
menembus otak
Pasca Penyembelihan
• Proses selanjutnya dapat dilakukan setelah hewan mati secara klinis,
yaitu berhentinya aktivitas otak.
• Supervisor halal harus melakukan pemeriksaan untuk memastikan hewan
mati sebelum dilakukan penanganan atau proses selanjutnya.
• Ruang/lokasi penanganan karkas dan jeroan harus dipisah.
• Karkas dan jeroan yang berasal dari hewan yang disembelih tidak
memenuhi persyaratan halal maka harus diperlakukan sebagai non halal.
• Pemeriksaan hasil sembelih harus dilakukan oleh petugas yang
berwenang.
• Pemeriksaan post mortem harus dilakukan oleh petugas yang berwenang.
• Perendaman air panas (scalding) dilakukan setelah memastikan unggas
mati.
Penanganan dan Penyimpanan
• Produk halal dan non halal (jika ada) ditangani dan disimpan
pada tempat yang terpisah.
• Produk halal ditangani dan disimpan dengan baik untuk
menghindari kontaminasi silang dengan bahan najis dan
cemaran lainnya.
• Supervisor halal melakukan pemeriksaan untuk memastikan
bahwa produk non halal tidak bercampur dengan produk halal,
baik pada chiller (ruang pendingin), deboningroom (ruang
pelepasan tulang), dan cold storage (gudang produk akhir).
• Menyimpan pencatatan penanganan dan penyimpananproduk
disimpan dan dipelihara.
Pelabelan
• Kemasan harus memiliki label untuk menandai kehalalan dari
produk, sehingga memudahkan untuk dilakukan penelusuran balik
(traceability) atas produk yang bersangkutan.
• Label harus secara spesifik menjelaskan perbedaan produk halal
dan non halal (jika ada), sekurang-kurangnya harus memuat
informasi:
(i) Logo halal (dalam abjad arab dan latin) ;
(ii) Tanggal penyembelihan;
(iii) Nama dan/atau nomor RPH beserta alamat dan negara asal
RPH;
(iv) Berat bersih.
• Pemberian label halal pada kemasan produk dilakukan sebelum
memasuki gudang penyimpanan.
Transportasi
• Alat pengiriman dikhususkan (dedicated) untuk membawa
atau mengangkut daging halal saja, tidak boleh
digunakan bersamaan atau bergantian untuk mengangkut
produk babi/ daging non halal.
• Alat pengiriman bebas dari najis (filth) dan cemaran lain.
Kemampuan Telusur (Traceability)

• Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis untuk


menjamin kemampuan telusur produk yang disertifikasi.
• Prosedur harus menjamin produk yang disertifikasi
berasal dari hewan halal, disembelih sesuai persyaratan
halal, dan dibuat di fasilitas produksi yang memenuhi
kriteria fasilitas produksi.
PENANGANAN PRODUK TIDAK MEMENUHI KRITERIA
• Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis untuk
menangani produk yang tidak memenuhi kriteria (produk
non halal) dan/atau menggunakan fasilitas yang tidak
memenuhi kriteria.
• Produk yang tidak memenuhi kriteria tidak dijual ke
konsumen yang mempersyaratkan produk halal.
• Produk yang tidak memenuhi kriteria dan terlanjur dijual,
harus ditarik.
AUDIT INTERNAL
• Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis audit internal pelaksanaan
SJH.
• Audit internal dilakukan secara terjadwal setidaknya enam bulan sekali atau
lebih sering jika diperlukan.
• Internal audit dilaksanakan oleh auditor halal internal yang kompeten dan
independen.
• Tindakan koreksi yang diperlukan dan batas waktunya harus ditentukan.
• Hasil tindakan koreksi harus dipastikan dapat menyelesaikan kelemahan
yang ditemukan pada audit internal dan menghindari terulangnya kembali di
masa yang akan datang.
• Hasil audit internal disampaikan ke LPPOM MUI dalam bentuk laporan
berkala.
• Bukti pelaksanaan audit internal harus dipelihara
KAJI ULANG MANAJEMEN

• Manajemen Puncak harus melakukan review efektifitas


pelaksanaan SJH satu kali dalam satu tahun atau lebih
sering jika diperlukan.
• Hasil evaluasi harus disampaikan kepada pihak yang
bertanggung jawab untuk setiap aktivitas.
• Tindak lanjut penyelesaian hasil evaluasi harus
menetapkan batas waktu.
• Bukti dari kaji ulang manajemen harus dipelihara.
ISI MANUAL SJH RPH/RPA
• Kebijakan Halal
• Tim Manajamen Halal
• Pelatihan dan Edukasi
• Hewan Yang Disembelih (Bahan)
• Juru Sembelih Halal
• Fasilitas
• Prosedur Tertulis untuk Aktifitas Kritis
• Kemampuan Telusur
• Penanganan Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria
• Audit Internal
• Kaji Ulang Manajamen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai