Anda di halaman 1dari 15

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara


Pada saat memulai dalam melaksanakan tugas pekerjaan, ASN harus
memahami terlebih dahulu wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya, kemudian menguasai standar mutu layanan yang melekat pada
wewenang tersebut. Pelayanan publik yang bermutu tidak saja dibebankan pada
pemerintah tetapi juga semua elemen yang terdapat dalam sistem pelayanan
publik.
Berdasarkan pada prinsip pelaksanaan aktualisasi yang memuat tentang
nilai dasar ANEKA, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi yang harus ditetapkan dan ditanamkan pada Aparatur
Sipil Negara maka perlu penulis uraikan indikator-indikator dari kelima kata
dasar tersebut yaitu:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-
nilai publik tersebut antara lain:
1. Mampu meengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan pribadi,
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis,
3. Memperlakukan warga secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik,
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.

4
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is result oriented)
3) Akuntabilitas memerlukan adanya laporan (Accountability requires
reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)

Adapun jenis akuntabilitas terbagi menjadi dua, yaitu akuntabilitas


vertikal (vertical accountability) berupa pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi dan akuntabilitas
horizontal (horizontal accountability) berupa pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas. Nilai-nilai dasar akuntabilitas memiliki beberapa indikator,
antara lain:
1. Kepemimpinan, yaitu pimpinan memberi contoh pada orang lain (lead by
example), adanya komimen tinggi dalam melakukan pekerjaan.
2. Transparansi, yaitu keterbukaan informasi akan mendorong tercapainnya
akuntabilitas.
3. Integritas, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
4. Responsibilitas, yaitu kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa
ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena
adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah
dibuat.
5. Keadilan, yaitu landasan utama dari akuntabilitas yang harus dipelihara
dan dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghacurkan kepercayaan
dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja tidak optimal.
6. Kepercayaan, yaitu rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan.
7. Keseimbangan, yaitu keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian
yang memiliki.

5
8. Kejelasan, yaitu mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan
kinerja.
9. Konsisten, yaitu menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang
akuntabel

b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan terhadap
bangsa dan tanah air Indonesia yang didasarkan pada Pancasila. Nilai-nilai
Nasionalisme sesuai dengan 5 (lima) sila Pancasila, yaitu:
Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketakwaanya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Menghormati sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhada Tuan Yang
Maha Esa Kepada orang lain.

6
Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembang sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjungjung tinggi nilai nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusia.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia


1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

7
Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dan pemusyawaratan perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


1. Mengembangkan perbutan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.

8
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9. Suka bekerja keras.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan besama.
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.

c. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagai tercantum dalam Undang-
undang ASN, yakni sebagai berikut:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 serta pemerintahan yang sah
3. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia
4. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
5. Mebuat keputusan berdasrkan prinsip keahlian
6. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
8. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama

9
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan.

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas dari hasil pelayanan. Bidang apapun yang menjadi
tanggung jawab ASN, semua harus dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholders. Aspek utama yang menjadi target
stakeholders adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui
penyelenggaraan pada tugas secara efektif, efisien, dan inovatif.
Efektifitas menunjukan ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik menyangkut jumlah, mutu maupun hasil kerja. Efisisensi merupakan
tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang
keluar alur. Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi
perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahanyang terjadi
disekitarnya.
Nilai-nilai dasar dari komitmen mutu adalah sebagai berikut:
1. Efektifitas dan efisiensi
2. Inovasi
3. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients
4. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara customers/clients tetap setia
5. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggitanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan
6. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients maupun perkembangan
teknologi
7. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan

10
e. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari kata latincorruptio yang artinya secara harafiah
adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral dan penyimpangan dari kesucian.
Langkah untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi
integritas pada diri sendiri dan hidup/bekerja dalam lingkungan yang
menjalankan integritas dengan baik. Identifikasi nilai dasar anti korupsi
memberikan nilai-nilai dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki
signifikasi yang tinggi bagi kita. Nilai-nilai dasar anti korupsi penting untuk
mencegah terjadinya korupsi dan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi
yang meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan dan kontrol
kebijakan agar berjalan dengan baik serta mencegah faktor eksternal
penyebab korupsi. Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi adalah:
1. Kejujuran, berasal dari kata jujur berarti lurus hati, tidak berbohong, dan
tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting dalam
kehidupan PNS, tanpa sifat jujur PNS tidak akan dipercaya dalam
kehidupan sosialnya.
2. Kepedulian, adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
Nilai kepedulian sangat penting bagi PNS dalam kehidupan, baik
ditempat kerja maupun di masyarakat.
3. Kemandirian, dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu
tidak tergantung pada orang lainuntuk mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnyadengan usahanya sendiri dan bukan atas usaha orang lain.
4. Kedisiplinan, berarti ketaatan kepada peraturan. Manfaat dari hidup yang
disiplin adalah kita dapat mencapai tujuan hidup dengan waktu yang
lebih efisien, dan juga dapat membuat orang lain percaya dalam
mengelola suatu kepercayaan.
5. Tanggung jawab, adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan
kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah
diselesaikan.

11
6. Kerja keras, seorang PNS yang bekerja keras didasari adanya kemauan,
tekad, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang
mundur.
7. Sederhana, setiap PNS sepantasnya memiliki gaya hidup sederhana, tidak
boros, hidup sesuai dengan kemampuan dan dapat memenuhi semua
kebutuhannya.
Konsep hidup sederhana merupakan parameter penting dalam menjalin
hubungan antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan
kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egois, dan tidak berlebihan.
8. Keberanian, diperlukan oleh setiap orang untuk mencapai kesuksesan,
mengembangkan keberanian demi mempertahankan pendirian dan
keyakinan harus mempertimbangkan masalah dengan sebaik-baiknya.
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk
berani mengatakan dan membela kebenaran. Berani mengakui kesalahan
termasuk berani bertanggung jawab.
9. Keadilan, keadilan terbagi menjadi 2 yakni distributif yang berarti sama
rata dan keadilan komutatif yang berarti mendapat sesuatu sesuai haknya/
tidak sama rata. Nilai keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk
memberikan pujian yang tulus kepada yang berprestasi, memberikan
saran perbaikan dan semangat pada yang tidak berpretasi, tidak memilih
kawan berdasarkan latar belakang sosial dan lain-lain.

Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok


tindakan pidana korupsi yang terdiri dari :
1. kerugian keuangan negara
2. suap menyuap
3. Pemerasan
4. Perbuatan curang
5. Penggelapan dalam Jabatan
6. Benturan Kepentingan
7. Gratifikasi

12
B. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Dalam melaksanakan tugasnya PNS wajib mengetahui peran dan
kedudukannya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Agar dapat
memahami peran dan kedudukan PNS dalam NKRI.

a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara.
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a) PNS, merupakan pegawai berstatus tetap dan memiliki Nomor Induk
Pegawai (NIP)
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), merupakan
pegawai dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dalam
jangka waktu tertentu.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan serta
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
demikian merupakan satu kesatuan.
4) Fungsi pegawai ASN adalah:
a) Pelaksana Kebijakan Publik
b) Pelayan Publik
c) Perekan dan Pemersatu Bangsa
5) Pegawai ASN bertugas:
a) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.

13
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN
juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

b. Pelayanan Publik
Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25
tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, pengertian pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas jasa, barang, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Standar pelayanan adalah ukuran yang diberlakukan dalam
penyelenggaraan pelayanan yang wajib ditaati oleh pemberi dan/atau
penerima layanan. Adapun standar pelayanan yakni meliputi sebagai berikut:
1) Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan.
2) Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
3) Biaya pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan.
4) Produk pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
5) Sarana dan prasarana yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.
6) Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku
yang dibutuhkan.

c. Whole of Government (WoG)


Whole of Government (WoG) adalah suatu bentuk pendekatan yang
mengintegrasikan berbagai Instansi untuk membuat layanan kepada
masyarakat menjadi lebih efektif dan efisien dengan berdasar pada prinsip

14
kolaborasi, kerjasama antar instansi, kesatuan layanan, dan tujuan bersama
yang ingin dicapai. WoG dijadikan pendekatan dan diterapkan karena adanya
beberapa faktor internal dan eksternal yang dapat menghambat tercapainya
tujuan layanan yang lebih efektif dan efisien. Faktor-faktor ini adalah:
1. Tuntutan untuk membuat kebijakan terpadu dan tidak tumpang tindih
dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi.
2. Adanya persaingan antar sektor atau instansi dalam menjalankan tugasnya.
3. Adanya keberagaman masyarakat yang harus difasilitasi.
Untuk menerapkan pendekatan WoG, beberapa cara yang dapat
dilakukan adalah:
1. Melakukan penguatan koordinasi antar lembaga untuk memudahkan
kontrol terhadap layanan.
2. Membentuk lembaga yang dapat menjadi coordinator.
3. Membentuk sistem pembagian tugas yang relevan dengan sumber daya
manusia yang ada.
4. Membentuk kerjasama sosial yang melibatkan pemerintah dan
masyarakat.

15
B. Profil Instansi

Gambar 1.1 Struktur Organisasi RSUD Sukamara

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukamara dengan kualifikasi


rumah sakit kelas C Non Pendidikan terletak diatas tanah seluas 22.896,5 m2
dengan beberapa bangunan yang didirikan dan digunakan untuk operasional
pelayanan, yang berada di Jalan Tjilik Riwut Km. 5,5 Desa Natai Sedawak
Kecamatan Sukamara Kabupaten Sukamara, mempunyai 78 tempat tidur
dengan tingkat hunian rata-rata 40-50% per tahun. Wilayah dispersi atau
jangkauan pelayanan Rumah Sakit meliputi seluruh Wilayah yang berada di
Kabupaten Sukamara serta desa dan kecamatan yang berada di Wilayah
Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sukamara sebagai Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Sukamara di bidang pelayanan kesehatan dan satu-
satunya rumah sakit umum milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sukamara.
Dengan dikeluarkannya Keputusan Bupati Sukamara Nomor 188.45/3/2017
tentang setatus pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada
Rumah Sakit Umum Daerah, Mulai 01 Januari 2018 RSUD RSUD Kabupaten
Sukamara sudah melaksanakan pola pengelolaan keuangan dengan pola
pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah (PPK-BLUD), Selain itu
berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sukamara nomer 503.9/001/DPMPTSP,
Tanggal 18 September 2017 tentang Izin Operasional Rumah Sakit juga

16
berubah mengikuti Perubahan Kelas rumah Sakit yaitu Izin Operasional Kelas
C.
Susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Sukamara terdiri dari:
Unsur Pimpinan : Direktur (dr. Eflin N. M. Sianipar)
Direktur membawahi :
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha;
2. Kepala Seksi Pelayanan Medis;
3. Kepala Seksi Penunjang Pelayanan Medis.
Selain dibantu oleh kelompok struktural, Direktur dibantu pula oleh kelompok
fungsional dan unsur pelaksana pelayanan, yang terdiri dari:
1. Satuan Pengawas Internal;
2. Komite Medis;
3. Kelompok Jabatan Fungsional;
4. Instalasi;
5. Staf Medis Fungsional.

C. Visi Misi

Visi :
Terwujudnya Rumah Sakit sebagai Pilihan Utama Masyarakat Sukamara dan
Sekitarnya.

Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan prima yang berorientasi pada
pelanggan, profesional dan terjangkau oleh masyarakat;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia rumah
sakit yang berdaya saing kuat, profesional dan religius;
3. Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana RS untuk kepentingan
publik;
4. Menjadi pusat rujukan di Kabupaten Sukamara dan sekitarnya.
5. Mewujudkan Rumah Sakit yang bersih, rapi, santun, nyaman dan
aman;

17
6. Mengupayakan perlindungan hukum dan kenyamanan bagi tenaga
kesehatan di RS.
Motto RSUD Sukamara adalah “Senyum Permataku”

18

Anda mungkin juga menyukai