Anda di halaman 1dari 2

PERAN SUMBER DAYA ALAM(SDA) DAN ENERGI BARU

TERBARUKAN(EBT) DALAM MENGURANGI JUMLAH IMPOR


MINYAK INDONESIA
Oleh: M.Ma’Aruf Al fatih

Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Hal
tersebut juga berbanding lurus dengan kebutuhan energi Indonesia terutama minyak bumi, karena
seperti yang kita tahu minyak bumi digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bahan bakar
kendaraan seperti solar,avtur,dan sebagainya. Namun peningkatan kebutuhan minyak bumi di
Indonesia tidak diikuti dengan peningkatan lifting (produksi produk yang siap jual) dan
penemuan cadangan minyak baru dan akibatnya pemerintah harus mengimpor minyak dari luar
untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Bahkan grafik besaran nilai impor minyak Indonesia
menurut Databoks terus mangalami peningkatan dari tahun ke tahun sementara besaran nilai
ekspor justru mengalami penurunan. Efek samping dari pemberlakuan impor minyak Indonesia
ini tentunya akan mengganggu perekonomian Indonesia, mulai dari neraca perdagangan hingga
hutang luar negeri.
Pemerintah dalam hal ini Pertamina sebagai penyedia utama bahan bakar bagi masyarakat
Indonesia harus segera mencari solusi untuk permasalahan ini sehingga nilai impor minyak
Indonesia di tahun-tahun yang akan datang dapat terus menurun. Terdapat banyak solusi yang
dapat digunakan untuk mengurangi jumlah impor minyak Indonesia ini, mulai dari solusi yang
memerlukan jangka waktu yang sebentar hingga jangka waktu yang lama.
Solusi pertama yaitu dengan membeli minyak mentah domestik, di Indonesia ini terdapat
puluhan kontraktor migas swasta yang juga memiliki dan memproduksi minyak mentah. Dengan
membeli minyak mentah secara domestik pemerintah tidak hanya dapat menekan jumlah impor
minyak Indonesia, melainkan juga dapat menghemat biaya sekaligus memberikan kesempatan
kepada kontraktor minyak lokal untuk dapat berkembang lebih jauh lagi. Pertamina sebenarnya
sudah melakukan cara ini, terbukti dalam kurun waktu 2016 hingga 2018 jumlah impor yang
awalnya 149 juta barel menjadi 113 juta barel. Namun tentunya pemerintah diharapkan untuk
tidak hanya membeli secara biasa saja, melainkan juga harus mencari cara untuk bekerja sama
dengan para kontraktor tersebut atau bahkan dapat mengakuisisi kontraktor tersebut.
Solusi kedua adalah mengoptimalisasikan proses lifting dan pembukaan ladang minyak
baru. Salah satu cara sekaligus yang menjadi topik bahasan di berita saat ini adalah pembangunan
kilang minyak, seperti yang diberitakan sudah lebih dari 20 tahun proyek pembanguan kilang
minyak di Indonesia terhambat, padahal dengan adanya kilang minyak pemerintah dapat
memangkas biaya pengadaan BBM serta dapat membuka peluang untuk dibukanya industri baru.
Selanjutnya adalah pembukaan ladang minyak baru. Menurut data Kementrian ESDM pada 1
Januari 2018, Indonesia memiliki potensi cadangan minyak bumi sebesar 7,512 milyar barel
dengan 3,514 milyar barel sudah terbukti ada dan wilayah dengan cadangan terbesar berada di
Natuna dan Sumatera Tengah. Hal tersebut tentunya dapat menjadi sumber produksi yang besar
apabila pemerintah serius dalam mengolahnya.
Solusi ketiga adalah dengan penggunaan biodiesel dan kendaraan hybrid. Biodiesel
digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk jenis diesel/solar.
Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau campuran dengan minyak
solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20. Program penggunaan biodiesel sebenarnya
sudah mulai diimplementasikan pada tahun 2008 dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%.
Secara bertahap kadar biodiesel meningkat hingga 7,5% pada tahun 2010. Pada periode 2011
hingga 2015 persentase biodiesel ditingkatkan dari 10% menjadi 15%. Selanjutnya pada tanggal
1 Januari 2016, ditingkatkan kadar biodiesel hingga 20% (B20). Dan saat ini pemerintah terus
mengupayakan untuk meningkatkan kadar biodiesel dalam bahan bakar kendaraan hingga
nantinya dapat mencapai B100 atau murni menggunakan biodiesel. Selanjutnya adalah
penggunaan kendaraan hybrid, yaitu kendaraan yang memiliki 2 atau lebih sumber energi yang
dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan tersebut. Seperti mobil listrik dan sebagainya,
mobil hybrid juga nantinya akan bertahap yaitu pada tahun-tahun yang akan datang diharapkan
kendaraan sudah bisa menggunakan energi full hybrid.
Dengan menerapkan solusi-solusi di atas diharapkan kedepannya pemerintah Indonesia
dapat menekan jumlah impor minyak mentah sehingga dapat menghemat anggaran serta
meningkatan kualitas SDM yang ada. Selain itu dengan penggunaan konsep biodiesel dan hybrid
tadi tentunya akan mendorong penggunaan dan pengembangan EBT di Indonesia serta sebagi
bentuk tahapan dalam Memenuhi target 23% kontribusi EBT dalam total energi mix pada 2025
mendatang.

Anda mungkin juga menyukai