SYOK KARDIOGENIK
Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri yang mengakibatkan
gangguan berat pada perfusi jaringan dan hantaran oksigen ke jaringan. Ciri khas dari syok
kardiogenik akibat infark miokardium akut adalah hilangnya 40% atau lebih jaringan otot
miokardium ventrikel kiri (Price, 2005). Selain kehilangan massif jaringan otot ventrikel
kiri, juga ditemukan daerah-daerah nekrosis fokal diseluruh ventrikel. Nekrosis fokal diduga
terjadi akibat ketidakseimbangan terus menerus antara kebutuhan dan suplai oksigen
miokardium. Pembuluh darah coroner yang terserang juga tidak dapat meningkatkan aliran
darah secara memadai akibat Lingkaran Syok Kardiogenik (Muttaqin Arif, 2009)
peningkatan beban kerja dan kebutuhan oksigen jantung yang berkaitan dengan respon
kompensatorik seperti rangsangan simpatis. Sebagai akibat dari proses infark, kontraktilitas
ventrikel kiri dan kinerjanya menjadi sangat terganggu. Ventrikel kiri gagal bekerja sebagai
pompa dan tidak mampu menyediakan curah jantung yang memadai untuk mempertahankan
perfusi jaringan.
IV. PENATALAKSANAAN
Fase Akut di UGD atau ICVCU (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia,
2016)
a. Bedrest total
b. Lakukan resusitasi jantung jika terjadi cardiac arrest
c. Sedasi dengan midazolam, propofol atau morfin
d. Oksigen support (NRM atau CPAP, intubasi jika terjadi gagal napas)
e. Pemasangan IVFD
f. Jika terjadi gangguan irama seperti taki/bradiaritmia atasi segera dengan pemberian
preparat anti-arimia atau pemasangan pacu jantung, over drive atau kardioversi
g. Monitoring invasive atau non invasif untuk mengetahui status preload, SVR dan curah
jantung (CO)
h. Jika preload rendah maka diberikan fluid challenge 1-4 cc/kgBB/10 menit hingga
dipastikan preload cukup
i. Jika CO rendah dengan SVR tinggi namun MAP masih <70 mmHg maka diberikan
preparat inotropiknon vasodilator (dobutamin) atau inodilator (milrinon). Pemasangan
IABP harus direkomendasikan pada pasien syok dengan sindrom koroner akut.
j. Jika CO tinggi dengan SVR rendah maka diberikan preparat vasopressor seperti
noradrenalin atau adrenalin atau dopamine.
k. Dopamindosis rendah dapat diberikan pada kondisi oliguria.
l. Pada syok kardiogenik yang refrakter pertimbangkan pemasangan IABP, ECMO atau
LVAD sebagai bridging terapi definitive.
m. Terapi definitif seperti PCI, operasi penggantian katup, BMV (pada MS), urgent
CABG harus segera dilakukan, atau transplantasi jantung bila memungkinkan.
n. Semua pasien syok kardiogenik harus dirawat di ruang CVCU.
V. KOMPLIKASI
1. Dapat menyebabkan perkembangan kegagalan organ
2. Menyebabkan kematian dini
3. Cardiopulmonary arrest
4. Disritmi
5. Stroke
6. Tromboemboli
DAFTAR PUSTAKA
Price A., Sylvia & Wilson M., Lorraine. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis dan Proses-proses
Penyakit. Edisi ke-6. Volume 1. Diterjemahkan oleh Huriawati Hartanto. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2016). Panduan Praktik Klinis dan
Clinical Pathway Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Edisi Pertama. Jakarta: PERKI.