Buta Warna Fix
Buta Warna Fix
Gambar 9. Protanophia
b. Deutranopia adalah gangguan penglihatan terhadap warna yang disebabkan tidak
adanya ph otoreceptor retina hijau. Orang yang kehilangan kerucut hijau sehingga ia
tidak dapat melihat warna hijau. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam membedakan
hue pada warna merah dan hijau (red-green hue discrimination).
Gambar Tritanophia
(tidak melihat warna biru dan kuning)
Gambar 11. Trironophia
3. Monochromacy
Monochromacy atau akromatopsia adalah kebutaan warna total dimana semua warna
dilihat sebagai tingkatan warna abu-abu. Akromatisme atau Akromatopsia, adalah
keadaan dimana seseorang hanya memiliki sebuah pigmen cones atau tidak berfungsinya
semua sel cones. Pasien hanya mempunyai satu pigmen kerucut (monokromat rod atau
batang). Pada monokromat kerucut hanya dapat membedakan warna dalam arti
intensitasnya saja dan biasanya 6/30. Pada orang dengan buta warna total atau
akromatopsia akan terdapat keluhan silau dan nistagmus dan bersifat autosomal resesif
(Kurnia, 2009).
Merupakan pemeriksaan untuk penglihatan warna dengan memakai satu seri gambar
titik bola kecil dengan warna dan besar berbeda (gambar pseudokromatik), sehingga
dalam keseluruhan terlihat warna pucat dan menyukarkan pasien dengan kelainan
penglihatan warna melihatnya. Penderita buta warna atau dengan kelainan penglihatan
warna dapat melihat sebagian ataupun sama sekali tidak dapat melihat gambaran yang
diperlihatkan. Pada pemeriksaan pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar
yang diperlihatkan dalam waktu 10 detik (Ilyas, 2008).
Penyakit tertentu dapat terjadi ganguan penglihatan warna seperti buta warna merah
dan hijau pada atrofi saraf optik, optik neuropati toksi dengan pengecualian neuropati
iskemik, glaukoma dengan atrofi optik yang memberikan ganguan penglihatan biru
kuning (Ilyas, 2008).
b. uji pencocokan benang
Pasien diberi sebuah gelendong benang dan diminta untuk mengambil gelendong
yangwarnanya cocok dari setumpuk gelendong yang berwarna-warni
4. Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengobati
masalahgangguan persepsi warna. Namun penderita buta warna ringan dapat belajar
mengasosiasikan warna dengan objek tertentu. Untuk mengurangi gejala dapat digunakan
kacamata berlensa dengan filter warna khusus yang memungkinkan pasien melakukan
interpretasi kembali warna
Gangguan penglihatan warna yang diturunkan tidak dapat diobati atau dikoreksi.
Beberapa gangguan penglihatan warna yang didapat dapat diobati, bergantung pada
penyebabnya. Sebagai contoh jika katarak merupakan penyebab gangguan penglihatan
warna, operasi untuk mengangkat katarak dapat mengembalikan penglihatan warna menjadi
normal. Beberapa cara untuk membantu gangguan penglihatan warna, antara lain:
1. Memakai lensa kontak berwarna. Hal ini dapat membantu membedakan warna, tetapi
lensa ini tidak menjadikan penglihatan menjadi normal dan objek yang dilihat dapat
terdistorsi.
2. Memakai kacamata yang memblok sinar yang menyilaukan. Orang dengan masalah
penglihatan dapat membedakan warna lebih baik saat ada penghalang sinar yang
menyilaukan.
5. Pencegahan
Tidak ada cara untuk mencegah buta warna genetik. Tidak ada cara juga untuk
mencegah buta warna didapat yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer,diabetes
mellitus, leukemia, penyakit hati, degenerasi makular, multipel sklerosis, penyakit Parkinson,
anemia sel bulan sabit, dan retinitis pigmentosa. Beberapa buta warna didapat dapat dicegah.
Membatasi penggunaan alkohol dan obat, seperti antibiotik, barbiturat, obat anti tuberkulosis,
pengobatan tekanan darah tinggi dan beberapa pengobatan yang digunakan untuk penyakit
saraf danpsikologis, ke level yang dibutuhkan untuk keuntungan terapeutik dapat membatasi
buta warna didapat. Salah satu pencegahan dini yang bisa dilakukan oleh orang tua sedini
mungkin adalah dengan cara konseling genetik.
Konseling Genetik
Konseling genetik tidak hanya dilakukan pranikah saja, baik pula dilakukan setelah
menikah, pada saat kehamilan setiap trisemester dan setelah melahirkan. Lamanya proses
konseling tergantung dari kesehatan pasangan tersebut. Konseling ini tidak saja untuk
memeriksa kesehatan pasangan secara keseluruhan, mulai dari kesehatan reproduksi sampai
kecocokan golongan darah, memantapkan kesiapan mental calon suami istri, namun sekaligus
dapat mendeteksi jika terdapat penyakit turunan yang berbahaya bagi keturunannya.
DAFTAR PUSTAKA
2. Hartatono, Sarodja, R., Ghozi, M. 1984. Frekuensi dan angka heterozigot buta warna
merah hijau, dalam Gunawan, K. M. Basarodin, M. Ghozi dan Hartono (eds):
Kumpulan Makalah kongres Nasional Perdami V, Yogyakarta.
4. Guyton, Arthur C., dan John E. Hall, 1997, Buku ajar fisiologi kedokteran ; editor
edisi bahasa Indonesia, Irawati Setiawan. – Ed. 11– Jakarta : EGC
5. Ilyas, Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2008.
7. Nana, Wijana. 1993. Ilmu Penyakit Mata. Ed. Rev., Cet 6. Jakarta: Abadi Tegal
8. Gerhard K. Lang. Ophthalmology A Pocket Textbook Atlas 2nd. Stuttgart · New York.
2006
9. Rhee DJ, Pyfer MF, editors. The Wills Eye Manual: office and emergency room
diagnosis and treatment of eye disease. 3rdedition. Philadelphia: Lippincott
Williams&Wilkins;1999.p.19-22.
10. Katzung, B.G., 1998., Farmakologi Dasar Dan Klinik., Edisi 6, EGC, Jakarta
11. Brown, K, T. 1974 Physiology of the retina, dalam V,B. Mauncastle (ed): Medical
Physiology, vol 1, 13 th ed,. Pp 458-96, C.V. Mosby Co., St. Louis
12. Gates, R.R. 1952. Human Genetics, vol 1, 3rd ed. MacMillan. Co., New York
15. Ghozi, A. 198. Perlunya kesaaran orang buta warna terhadap kelainnya, dalam
Gunawan, R, M. Basarodin M. Ghozi dan Hartono (eds): Kumpulan Makalah kongres
Nasional Perdami V, Yogyakarta
16. Crowder, L.1990. Genetika.Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
17. Datu, Abd. Razaq. 2005. ” Cacat Lahir Disebabkan Oleh Faktor
Lingkungan”.med.unhas.ac.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=232.
diakses tanggal 5 Mei 2013.