Asuhan Keperawatan Dermatitis
Asuhan Keperawatan Dermatitis
Tahun 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.
1. Orang tua yang sudah memberikan doa serta motivasi kepada penulis.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Dermatitis Kontak (Sumber: halodoc.com) ......... Error! Bookmark not defined.
Gambar 1.2 Dermatitis Kontak Iritan (Sumber: alomedika.com) ........... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 1.3 Dermatitis Kontak Alergik (Sumber: medica limpo) .......... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 1.4 Dermatitis atopik (sumber: hellosehat.com) ........ Error! Bookmark not defined.
Gambar 1.5 Dermatitis Numularis (Sumber: alodokter.com) .. Error! Bookmark not defined.
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel rencana keperawatan ...................................... Error! Bookmark not defined.
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia. Kulit berfungsi melindungi tubuh
dari trauma dan alat perlindungan pertama tubuh terhadap bakteri. Kulit juga merasakan sensasi
raba, tekan, suhu, nyeri. Secara anatomi kulit terdiri dari tiga lapisan: epidermis, dermis, dan
subkutis. Epidermis, bagian terluar dari kulit, dermis terletak tepat di bawah epidermis, dan
terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi
tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Lapisan kulit terakhir adalah subkutis yang
merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan tempat
penyimpanan energi.
Kulit pun memiliki banyak sekali penyakit, salah satu penyakit kulit yang paling sering
dijumpai yaitu dermatitis atau eksim. Dermatitis merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering. Dermatitis tidak berbahaya, dan tidak menular. Dermatitis muncul
dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala berbeda.
Prevalensi dari semua bentuk dermatitis adalah 4,66%, termasuk dermatitis atopik
0,69%, ekzema numular 0,17%, dan dermatitis seboroik 2,32% yang menyerang 2% hingga
5% dari penduduk. Data gambaran sepuluh (10) penyakit terbanyak pada penderita rawat jalan
di Rumah Sakit Umum di Indonesia yang diperoleh dari Ditjen Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan tahun 2004, ditemukan jumlah kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya
yakni sebesar 419.724 kasus atau dengan pevalensi sebesar 2,9%, 501,280 kasus pada tahun
2005 dengan prevalensi 3.16%, dan pada tahun 2006 ditemukan sebanyak 403.270 kasus
dengan prevalensi 3,91% (Profil Kesehatan Indonesia 2004-2006).
Peran perawat sangat diperlukan dalam mengurangi dermatitis yang terjadi pada pasien,
dengan cara preventive seperti mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk
menghindarinya, serta kuratif seperti memberikan terapi obat. Asuhan keperawatan pada
pasien dermatitis meliputi pengkajian, analisis data, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi, hingga evaluasi.
5
B. Rumusan masalah
Berdasarkan tujuan penulisan makalah ini adalah setelah mengikuti kuliah dermatitis
di harapkan peserta didik mengerti dan mampu memahami asuhan keperawatan penyakit
dermatitis.
C. Ruang lingkup
Kami melakukan pembahasan dibatasi pada konsep dasar penyakit dermatitis beserta
asuhan keperawatan pada pasien dengan dermatitis.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan makalah ini untuk meningkatkan pengetahuan tentang konsep dasar penyakit
dermatitis dan asuhan keperawatan pada pasien dengan dermatitis.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar tentang dermatitis
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
dermatitis.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Gambar 1.2 Dermatitis Kontak Iritan (Sumber: alomedika.com)
8
c. Pengobatan dermatitis kontak
Pengobatan dermatitis kontak yang perlu diperhatikan adalah upaya
pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan
menekan kulit yang timbul. Penderita dermatitis kontak akut dapat diberikan
kortikosteroid dalam jangka waktu pendek.
d. Komplikasi dermatitis kontak
Dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri gejalanya berupa bintik-bintik
yang mengeluarkan nanah, dan pembengkakan kelenjar getah bening
sehingga penderita mengalami demam dan lesu.
9
Tanyakan kepada pasien apakah merasakan kecemasan yang
berlebih, apakah sedang mengalami stressyang berkepanjangan
h) Riwayat pemakaian obat
Tanyakan kepada pasien apakah pernah menggunakan obat-
obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak
tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
3) Pola fungsional
a) Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan
penyakit.
Tanyakan kepada pasien apakah langsung mencari pengobatan
atau menggunakan sampai penyakit tersebut mengganggu
aktivitas pasien.
b) Pola nutrisi dan metabolisme
Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien
(pagi, siang, dan malam)
Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual
muntah, pantangan atau alergi
Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
c) Eliminasi
Tanyakan pada klien bagaimana pola BAK dan BAK, warna, bau
dan karakteristiknya.
Tanyakan pada klien berapa kali BAK dalam sehari, karakteristik
urine dan defekasi.
Tanyakan pada klien adakah masalah dalam proses buang air kecil
dan buang air besar, adakah penggunaan alat bantu untuk buang air
kecil dan buang air besar.
d) Pola aktivitas atau olahraga
Adakah perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan
gangguan pada kulit
Kekuatan otot: biasanya klien tidak ada masalah dengan
kekuatan ototnya karena yang terganggua dalah kulitnya.
Keluhan beraktivitas: kaji keluhan klien saat beraktivitas
10
e) Pola istirahat atau tidur
Kebiasaan: tanyakan lama , kebiasaan, dan kualitas tidur pasien
Masalah pola tidur: tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/
tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit.
Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur, apakah
merasakan segar atau tidak.
f) Pola kognitif atau persepsi
Kaji status mental pasien
Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan pasien dalam
memahami sesuatu
Kaji tingkat ansietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada
bicara klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien.
Kaji penglihatan dan pendengaran
Kaji apakah klien mengalami vertigo
Kaji nyeri: gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah
pada kulit.
g) Pola konsep diri
Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya
sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah
gambaran dirinya
Tanyakan pada klien apa yang menjadi pikirannya bagi klien,
apakah merasa cemas, depresi atau takut
h) Pola peran hubungan
Tanyakan apa pekerjaan pasien
Tanyakan tentang sistem pendukung dalam kehidupan klien
seperti pasangan, teman.
Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan
perawatan penyakit klien
i) Pola seksualitas atau reproduksi
Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan
penyakitnya
Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan
terkait dengan menopause
11
Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan seks
j) Pola koping- toleransi stress
Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat dirumah
sakit (finansial atau perawatan diri)
Kaji keadaaan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien
mengatasi kecemasan (mekanisme koping klien). Apakah ada
penggunaan obat untuk penghilang stres atau klien sering
berbagi masalahnya dengan orang-oramg terdekat
k) Pola keyakinan nilai
Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan
dalam bergama serta seberapa taat klien menjalankan
agamanya. Orang yang dekat kepada tuhannya lebih berpikir
positif.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
2) Ganguuan pola tidur berhubungan dengan pruritus
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO. NOC NIC
KEPERAWATAN
12
berkurang, bersih dan kering,
penyembuhan area libatkan keluarga dalam
kulit yang telah rusak. memberikan bantuan
pada pasien, gunakan
sabun yang mengandung
pelembap atau sabun
untuk kulit sensitive,
oleskan/berikan salep
atau krim yang telah
diresepkan 2 atau 3 x per
hari.
d. Implementasi Keperawatan
e. Evaluasi Keperawatan
1) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
Kenyamanan pada kulit meningkat
13
Derajat pengelupasan kulit berkurang
Kemerahan dan lecet berkurang, penyembuhan area kulit yang
telah rusak.
2) Ganguan pola tidur berhubungan dengan pruritus.
Mencapai tidur yang nyenyak
Melaporkan gatal mereda
Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur
Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat.
14
Gambar 1.4 dermatitis atopik (sumber: hellosehat.com)
kesamping, membentuk satu lesi seperti koin, eritematosa, sedikit edematosa,
dan berbatas tegas. Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi.
d. Pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan dengan mencari penyebab yang memprovokasi.
Bila kulit kering diberi pelembab. Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat
anti inflamasi.
a) Identitas : dapat terjadi pada semua usia. Wanita lebih tinggi dibandingkan
pria.
b) Keluhan utama : pruritus, eritema, nyeri, susah tidur.
15
c) Riwayat penyakit sekarang : pada usia 2 bulan sampai 2 tahun terdapat
eritema berbatas tegas, disertai papul-papul dan vesikel-vesikel miliar,
bersifat erosif, eksudatif, dan berkrusta. Usia 3-10 tahun lesi tidak eksudatif
lagi. sering disertai hiperkeratosis, hiperpigmentasi, dan hipopigmentasi.
Sedangkan pada usia > 13 tahun, lesi selalu kering dan dapat diserta
likenifikasi dan hiperpigmentasi. Selain itu, pruritus hebat menyebabkan
penggarukan terus-menerus mengakibatkan eksematosa.
d) Riwayat penyakit dahulu : tanyakan adanya riwayat dengan asma, hayfever,
dan rhinitis kronik terutama anak-anak. Adanya alergi terhadap berbagai
alergen, misalnya iritasi kulit oleh wol, air, sabun yang keras.
e) Riwayat penyakit keluarga : tanyakan adanya penyakit atopik pada
keluarga.
f) Pengkajian psikologi : keadaan stres dapat memicu keparahan dermatitis
atopik. Anak-anak sering mengalami ketidaknyamanan sehingga rewel.
g) Pengkajian lingkungan : adanya perubahan cuaca, kelembaban yang cukup.
Lingkungan yang berdebu dapat sebagai alergen.
ADL :
Nutrisi : kaji diet yang berhubungan dengan eksaserbasi penyakit.
Biasanya anak-anak mengalami gangguan tumbuh kembang akibat
dari pemasukan nutrisi yang tidak adekuat. Ketidaknyamanan dari
adanya lesi membuat anak rewel sehingga menyebabkan gangguan
pemasukan nutrisi (makanan maupun minuman).
Eliminasi : biasanya tidak ditemukan masalah.
Hygiene : kebersihan diri pada awalnya harus dikaji, karena
kebersihan diri yang kurang juga sebagai salah satu predisposisi
untuk dermatitis atopik.
Aktivitas : dapat tergantung pada distribusi lesi yang ada.
h) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan persistem
1) B1 (Breathing) : pneumonia.
2) B2 (Blood) : septikemi, hipotermia, dekompensasi kordis,
trombophlebitis.
3) B3 (Brain) : nyeri (pruritus).
4) B4 (Bladder).
5) B5 (Bowel) : diare.
16
6) B6 (Bone) : pruritus, kulit kering, pitriasis, ruam, eritema.
eksim/krusta, hiperpigmentasi.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Kerusakan integritas kulit b.d terpapar allergen.
2) Gangguan rasa nyaman : nyeri (gatal) b.d agen injuri atau allergen.
3) Hipertermi b.d agen injuri atau allergen.
4) Gangguan pola tidur b.d stimulasi yang berlebih (gatal-gatal)
5) Kurang pengetahuan b.d kurang informasi.
6) Resiko inf eksi b.d kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
c. Intervensi Keperawatan
17
2. Dx II: Gangguan rasa nyaman: nyeri (gatal) b.d agen injuri atau alergen
Goal: klien tidak akan mengalami nyeri (gatal).
Objective: klien tidak akan terpapar agen injuri atau alergen
Outcomes: setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien:
1) Tidak mengalami gatal-gatal, perubahan pola tidur
18
4) TTV dalam batas normal.
b. Intervensi: jaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban
vang baik. Rasional: udara yang kering membuat kulit terasa gatal.
Lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.
c. Intervensi: cegah dan obati kulit yang kering. Rasional: Pruritus noeturnal
mengganggu tidur yang normal.
19
3) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.
d. Implementasi Keperawatan
e. Evaluasi Keperawatan
20
3. Asuhan Keperawatan Pada Neurodermatitis Sirkumskripta
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, M.,et all.2002. Nurshing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey:Upper Saddle River.
23
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta
Smetzer, Suzzane C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
24