Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN TEKNIK INSTRUMENTASI

SPLIT THICKNESS SKIN GRAFT (STSG)

Oleh :
DYAH AYU RAHMAWATI
NIM 1601460003

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG
2020
A. Definisi
Split Thickness Skin Graft (STSG) adalah suatu tindakan penutupan luka
sederhana dimana kulit dipindahkan dari lokasi donor dan ditransfer ke lokasi
resipien. Kulit yang diambil adalah epidermis dan sebagian dermis. STSG sering
digunakan pada area yang luas. (Heryadi, 2005)
Lokasi paling sering dari donor STSG adalah diambil dari paha bagian atas,
bokong, dan dinding perut. STSG terbagi lagi menjadi:
1. Thin STSG : dermis yang diambil tipis (0,005-0,012 inchi)
2. Medium/Intermediate STSG : dermisnya agak tebal (0,012-0,018 inchi)
3. Thick STSG : dermisnya cukup tebal (3/4 dermis) (0,018-0,030 inchi)
(Brooker, 2001)

B. Indikasi
Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit hebat sehingga
terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya :
1. Pada luka bakar
2. Ulserasi.
3. Biopsi.
4. Luka pada trauma atau area yang terinfeksi dengan kehilangan kulit yang
luas.
Penempatan graft pada luka bertujuan untuk mencegah infeksi, melindungi
jaringan yang ada dibawahnya serta mempercepat proses penyembuhan.

C. Kontra indikasi
Kontra indikasi dilakukan tindakan operasi split thickness skin graft ialah
jaringan kulit yang belum bergranulasi.

D. Tujuan
1. Mengatur alat secara sisternatis di meja instrumen
2. Memperlancar handling instrumen
3. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen selama operasi.

E. Persiapan
1. Pasien
a. Pasien harus puasa
b. Harus ada persetujuan operasi (informed consent)
c. Daerah/lokasi operasi
d. Foto rontgen (k/p), hasil laboratorium, hasil EKG
e. Vital sign dalam batas normal
2. Lingkungan
a. Meja mayo
b. Meja instrument
c. Mesin anastesi
d. Mesin electro surgery unit / couter
e. Plat diatermi
f. Standart infus
g. Lampu operasi
h. Tempat sampah medis
i. Gunting verband
3. Alat Steril
a. Meja instrumen
1) Duk lubang besar : 1 buah
2) Duk tulang : 3 buah
3) Duk kecil : 6 buah
4) Gown steril : 4 buah
5) Handuk steril : 4 buah
6) Sarung meja mayo : 1 buah
7) Tempat jarum dan benang sisa : 1 buah
8) Instrumen set (yang tidak di meja mayo) : 1 set
9) Baskom besar / bengkok : 2 / 3 buah
10) Cucing / kom / Selang suction : 1 / 3 / 1 buah
b. Meja mayo
1) Handle mess no. 3 : 2 buah
2) Gunting metzenboum : 1 buah
3) Gunting jaringan kasar : 1 buah
4) Pinset (anatomis / cirurgis) bebek : 2 / 2 buah
5) Disinfeksi klem : 1 buah
6) Duk klem : 5 buah
7) Klem mosquito : 2 buah
8) Needle holder : 1 buah
9) Gunting lurus (gunting benang) : 1 buah
10) Spatel kulit : 2 buah
11) Hambi + knife : 1 buah
12) Curretage / scalple aple : 1 buah
c. Bahan habis pakai
1) Handscone no 6 ½ / 7 / 7½ / 8 : Secukupnya
2) Paragon mess no. 10 / 11 : 1 / 1 buah
3) Mess graft : 1 buah
4) NSI 0,9% 1 liter twist : 2 buah
5) Savlon : 200 cc
6) Epineprin (adrenalin) : 1 Ampul
7) Antibiotik (cefazolin / ceftriaxone) : 1 vial
8) Klip : 1 buah
9) Mersilk 2-0 (k/p) : 3 buah
10) Deepers : 5 buah
11) Kassa kecil : 40 buah
12) Big kass : 5 buah
13) Softband 10 cm / 15 cm : 1 / 1 buah
14) Elastumol 10cm / 15 cm : 1 / 1 buah
15) Spuit 10 cc : 1 buah
16) Supratule : 20 lembar
17) U-pad on / steril : 2 / 2 buah
18) Cateter no.10 / Urobag : 1 / 1 buah
19) Jelly : secukupnya

G. Tehnik Instrumentasi
(Sign In)
1. Pasien datang cek register, lembar persetujuan / inform consent px.
2. Setelah pasien mendapat general anestesi pasien diposisikan supinasi.
3. Lakukan disinfeksi pada lap operasi dengan betadin cuci dan keringkan
dengan kassa kering steril, dilakukan oleh perawat sirkuler.
4. Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving, kemudian
membantu operator dan asisten untuk memakai handuk, baju steril dan sarung
tangan steril.
5. Berikan disinfeksi klem dan deepers kepada asisten untuk melakukan
antisepsis.
6. Perawat instrumen mempersiapkan :
a. Spuit 10 cc yang telah dipotong ujung jarumnya, kemudian isi spuit
tersebut dengan NS 0,9%.
b. Tiga buah kom, kemudian mengisi kom ke-1 dengan NS 0,9% (500 cc) +
epineprin (1 ampul) untuk merawat/mengurangi perdarahan pada luka
donor, lalu mengisi kom ke 2 dengan antibiotik untuk merendam kulit
donor, bila antibiotik berupa serbuk tambahkan NS 0,9% secukupnya dan
isi kom ke-3 dengan NS 0,9% (+ 200cc) untuk disemprotkan ke luka
(donor+resipien) dan kulit donor saat diregangkan pada tegel, agar
luka+kulit selalu dalam keadaan basah.
7. Pasang u-pad steril dibawah area donor, kemudian melakukan draping dengan
cara memasang duk tebal (1) untuk drapping bawah, lalu dilapisi duk sedang,
drapping atas dengan duk tebal, samping kanan dan kiri dengan duk sedang,
kemudian memfiksasi duk menggunakan duk klem. Pada draping kaki di
bawah area donor, ditambahkan balutan dengan perban steril supaya draping
tidak terbuka.
(Time Out)
8. Operator memimpin doa
9. Berikan curretage / mess no 10 / gunting metzenboum (sesuai permintaan)
pada operator, berikan kasa adrenalin untuk menghentikan perdarahan Pasang
mess graft pada Hambi dan atur ketebalannya (0,2), operator menentukan luas
luka dan luas donor yang akan diambil.
10. Berikan Dermatom + spatel kulit (1 buah) pada operator serta pinset anatomis
(1 buah) pada asisten.
11. Berikan jelly ke operator untuk melumaskan kulit yang akan diambil
12. Bantu regangkan kulit sekitar donor dengan menggunakan doek klem / spatel
kulit / kasa kering, kemudian operator mulai mengambil donor dengan
Dermatom + spatel, asisten membantu meregangkan donor yang telah diambil
menggunakan pinset anatomis,kemudian kulit dimasukkan di larutan
antibiotik.
13. Tutup luka donor dengan kassa basah yang mengandung epineprin (adrenalin)
dan tekan di daerah luka untuk mengurangi perdarahan.
14. Operator dan asisten meregangkan kulit / membuat windows dengan mess 11
yang telah direndam antibiotik menggunakan knop sonde + pinset cirurgis,
perawat instrumen menyemprot kulit tersebut dengan NS 0,9% dalam spuit 10
cc untuk melembabkan kulit donor.
15. Siapkan supratule dan kassa sesuai lebar kulit donor. Setelah kulit
diregangkan, tutup bagian luar kulit (epidermis) dengan kertas supratule /
kassa lalu gulung kedalam. Dan rendam kembali kedalam cairan antibiotik.
16. Operator memasang donor pada daerah resipien, perawat instrumen
menyemprot daerah resipien dengan NS 0,9% dalam spuit 10 cc supaya dalam
kondisi basah. (nb : kulit jangan sampai terbalik)
17. Siapkan klip (sesuai permintaan) dan berikan pada operator, kemudian
operator menjahit donor dan resipien.
18. Balutan luka :
a. Donor : Sebelum penempelan supratul, kulit didep dengan kassa
betadhine yang sudah diperas kemudian ditutup dengan supratule – kassa
basah – big kass – kassa kering – softband 15 cm – elastumol 15 cm.
b. Resipien : ditutup dengan supratule – kassa basah – big kass – kassa
kering – softband 10 cm – elastumol 10 cm.
19. Dilakukan tie over dengan cara menjahit mersilk 2.0 jarum cutting dengan
berpasang-pasangan 8 penjuru.
(Sign Out)
21. Operasi selesai.
22. Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan kembalikan alat-alat
yang dipakai pada tempatnya.
21. Inventaris bahan habis pakai pada depo farmasi.
22. Cek kembali kelengkapan status pasien, lembar ssc, laporan operasi, serah
terima pasien, sisa obat profilaksis, dll sebelum di serah terimakan dengan
Recovery Room

Malang,……………………..
Pembimbing OK

( )

DAFTAR PUSTAKA

Brooker, C. (2001). The Nurse Pocket’s Dictionary, Diterjemahkan Oleh Andy


Hartono. Jakarta : EGC
Heriady, Yusuf. (2005). Manfaat Transplantasi Kulit pada pengobatan Kanker.
(Online). (www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=konsultasi&id=103880-
31k-

Anda mungkin juga menyukai