Pidana Anak terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum (Study Kasus Putusan
Peradilan Pidana Anak menerangkan dalam pasal 5 ayat (1) “sistem peradilan pidana anak
berhak mendapatkan keadilan yang bersifat restoratif, yang artinya penyelesaian perkara
tindak pidana anak yang berkonflik dengan hukum menekankan pemulihan kembali pada
Dalam penulisan ini ditekankan terkait anak yang juga sebagai pelaku dan korban, anak
sebagai pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika dan anak sebagai korban peredaran
narkotika. Sebagaimana study kasus perkara pidana khusus anak di Pengadilan Negeri Gresik
sebagai pelaku penyalahgunaan narkotika dan juga sebagai korban peredaran narkotika.
Dalam perkara tersebut anak melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang
tertangkap tangan bersama – sama orang dewasa. Penerapan keadilan restoratif wajib
diutamakan dalam mengadili perkara pidana anak tersebut demi kepentingan terbaik bagi
anak, meskipun dalam melakukan tindak pidana dilakukan bersama – sama orang dewasa.
Pada penangkapan tersebut anak diketahui telah mengkonsumsi narkotika jenis shabu –
shabu, namun pada saat dilakukan tes urine ternyata hasilnya negatif, sehingga anak didakwa
dengan dakwaan primair “perbuatan anak diatur dan diancam pidana dalam pasal 112 ayat
(1) Jo pasal 132 ayat (1) Undang – undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika Jo
pasal 1 angka 3 Undang – undang RI nomor 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana
anak” dan dakwaan Subsidair “perbuatan anak diatur dan diancam pidana dalam pasal 127
ayat (1) huruf a. Undang – undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika Jo pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP Jo pasal 1 angka 3 Undang – undang RI nomor 11 tahun 2012 tentang
Berkaitan dengan hal tersebut, Anak yang berkonflik dengan hukum sebagaimana study
kasus dalam perkara tindak pidana Anak yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri Gresik
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Turut serta menyalahgunakan
Rumusan Masalah :
1. Sistem pemidanaan apa yang sesuai untuk diterapkan dalam perkara pidana anak
2. Apakah dalam putusan tersebut sudah sesuai dengan penerapan Undang – undang RI