DISUSUN OLEH:
KELOMPOK III
MIKAEL
0
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah suatu negara yang memiliki
semboyan Bhineka Tunggal Ika. Warga negaranya pun adalah masyarakat majemuk
yang menempati seluruh wilayah tanah air dan memiliki bermacam-macam budaya, adat
istiadat, dan agama. Sehingga menimbulkan dan memunculkan keanekaragaman di
setiap kehidupan sosialnya.
Indonesia juga merupakan negara yang memiliki susunan masyarakat dengan ciri
keberagaman yang tinggi, karena sistem sosial dan budaya masyarakat Indonesia berbeda
secara vertikal maupun horizontal. Akibat perbedaan masyarakat Indonesia ini, maka
konflik rawan terjadi. Untuk meredam konflik yang timbul akibat perbedaan diperlukan
pemahaman tentang perbedaaan dan mengetahui serta memahami sistem sosial
Indonesia.
Dengan adanya problematika tersebut kami membuat suatu karya tulis yang berjudul
“Implementasi Sistem Sosial Budaya”. Agar diharapkan masyarakat atau warga negara
Indonesia saat ini mampu menjadi masyarakat yang dapat mengimplementasikan
identitas sosial dan budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1
BAB II
PERMASALAHAN
1. Rumusan Permasalahan
1) Apa itu sistem sosial budaya Indonesia?
2) Bagaimana mengimplementasikan sistem sosial budaya?
3) Apa asas sistem sosial budaya di Indonesia?
4) Bagaimana pola pikir, pola tindak dalam sosial budaya di Indonesia?
5) Apa struktur sistem sosial budaya Indonesia?
6) Bagaimana proses sistem sosial budaya Indonesia?
7) Bagaimana transformasi sistem sosial budaya Indonesia?
2. Tujuan
1) Untuk memahami dan mengetahui sistem sosial budaya Indonesia;
2) Untuk mengetahui cara mengimplementasikan sistem sosial budaya;
3) Untuk mengetahui dan memahami asas sistem sosial budaya di Indonesia;
4) Untuk mengetahui cara pola pikir, pola tindak dalam sosial budaya di Indonesia;
5) Untuk mengetahui struktur sistem sosial budaya Indonesia;
6) Untuk mengetahui dan memahami proses sistem sosial budaya Indonesia;
7) Untuk mengetahui transformasi sistem sosial budaya Indonesia.
2
BAB III
PEMBAHASAN
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani systema yang artinya keseluruhan unsur-unsur
yang saling berkaitan satu sama lain. Sistem juga merupakan jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, untuk menjalankan fungsi masing-masing untuk
menghasilkan atau menyelesaikan sesuatu yang menjadi sasaran bersama.
Sosial menurut Lena Dominelli adalah bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan
manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh di dalamnya.
Kebudayaan menurut Edward. B. Taylor adalah keseluruhan yang kompleks yang di
dalamnya termuat kepercayaan, pengetahuan, kesenian, moral, adat istiadat, hukum, dan
kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh seseorang sebagai bagian dari masyarakat.
Sistem sosial budaya Indonesia merupakan nilai, tata sosial dan tata perilaku manusia
Indonesia yang mampu mewujudkan pandangan hidup dan falsafah negara Pancasila di
segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
3
konsensus Nasional yang mendapat perwujudannya di dalam sistem budaya
Indonesia yang didasarkan pada asas penting, yaitu sebagai berikut:
1) Asas kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa
Kesempurnaan hanya dapat dicapai berbangsa dan bernegara melalui semangat
dan takwa, sebab pada akhirnya apa yang diperoleh manusia, masyarakat,
bangsa, dan negara bahkan kemerdekaan itu adalah rahmat Tuhan yang Maha
Esa.
2) Asas merdeka
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, karena itu kehidupan pribadi atau
keluarga, masyarakat, dan bangsa yang bebas itu mempunyai tanggung jawab
dan kewajiban bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang menghargai,
menghormati dan menjunjung tinggi kemerdekaan itu.
3) Asas persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia terdiri atas aneka ragam suku, budaya, bahasa, adat istiadat
daerah dan sebagainya telah membentuk Negara Republik Indonesia yang
meletakkan persatuan dan kesatuan sebagai asas sosial budayanya.
4) Asas kedaulatan rakyat
Kehidupan pribadi atau keluarga dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara selalu mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam rangka
mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan golongan atau pribadi.
5) Asas adil dan makmur
Setiap pribadi atau keluarga dalam kehidupan harus mempunyai kehidupan
yang layak dan adil sehingga pekerjaan, pendidikan, kesehatan, pangan,
pakaian, perumahan, dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa menjadi
hak yang dipertanggungjawabkan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
4
2. Pola Pikir, Tindak dan Fungsi Sistem Sosial Budaya Indonesia
1) Pola Pikir Sistem Budaya Indonesia
Beberapa pola pikir sistem sosial budaya indonesia dan diantaranya adalah:
Negara Berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya dan kepercayaan itu dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab bersama dalam menyelenggarakan
kehidupan negara.oleh karena itu, kehidupan beragama atau kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa harus dapat mewujudkan kepribadian bangsa Indonesia
yang percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Negara Persatuan
Negara Republik Indinesia adalah negara persatuan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang dasar 1945. Hal ini berarti bahwa penyelenggaraan
kehidupan negara harus berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
secara murni dan konsekuen. Oleh karena itu, pembangunan nasional adalah
pengamalan Pancasila dan hakikat pembanguan nasional itu adalah pembangunan
seluruh manusia Indonesia dalam kehidupan dunia yang serba cepat dan canggih.
Demokrasi Pancasila
Dalam negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan, kehidupan pribadi atau keluarga
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus mampu memilih
perwakilannya dan pemimpinnya yang dapat bermusyawarah untuk mufakat dalam
mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan golongan dan perseorangan
demi terselenggaranya kesejahteraan sosial bagi se;luruh rakyat. Karena itu, sistem
menejemen nasional perlu ditegakan, baik melalui peraturan perundang-undangan
maupun moral.
Keadilan Sosial bagi Semua Rakyat
Letak geografis Indonesia, sumber daya alam dan penduduk Indonesia dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus mempunyai politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan dan keamanan yang berkeadilan bagi semua rakyat.
Pekerjaan dan penghidupan yang layak, kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan tulisan dan lisan, pendidikan dan pengajaran,
5
pemeliharaan fakir miskin dan anak-anak terlantar harus diwujudkan secara adil
dan merata demi mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Budi Pekerti
Setiap pribadi atau keluarga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara harus memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur harus memegang
teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini berarti bahwa kemerdekaan tiap-
tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut
agama dan kepercayaan itu harus dijamin, dimana pendidikan dan pengajaran
menjadi hak warga negara yang membutuhkan suatu sistem pendidikan nasional.
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi
daya rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang
terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia.
Kebudayaan itu harus menuju kearah kemajuan serta tidak menolak bahan-bahan
baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia.
6
Mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan golongan atau
perorangan dapat menemui perbedaan yang tidak dapat diakhiri dengan perpecahan
dan perpisahan, maupun pertentangan. Agar persatuan dan kesatuan tetap terbina,
maka musyawarah untuk mufakat tentang kepemimpinan, pengelolaan dan
pengenalian adalah syarat mutlak.
Ksatria
Persatuan dan kesatuan, maupun keadilan sosial tidak dapat terwujud tanpa
keberanian, kejujuran, kesetiaan, pengabdian dan perjuangan yang tidak mengenal
menyerah demi kehidupan bersama. Dengan kesatria, cinta terhadap tanah air,
bangsa dan negara maupun sikap perjuangan dan profesional dapat berlangsung
sepanjang masa.
Dinamis
Kehidupan pribadi/keluarga, bangsa dan negara juga bersifat dinamis sesuai
dengan zaman, sehingga waktu sangat penting dalam rangka persatuan dan
kesatua, maupun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
7
pribadi atau organisasi itu dapat berperan optimal dalam berbangsa dan
bernegara.
Dalam Berbangsa dan Bernegara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, penyelenggaraan negara dan
pemerintahan harus mengutamakan kepentingan umum. Organisasi negara
merupakan lahan pengabdian yang penuh pengabdian terhadap masyarakat dan
bangsa sebagai pemimpin bangsa dan negara.
8
Tata sosial
NKRI merupakan Negara hukum, seluruh orang ialah sama dimata
hukum.Tata hukum di Indonesia merupakan sebuah sistem pengayoman yang
mewujudkan keadilan serta kesejahteraan sosial untuk semua rakyat Indonesia.
Tata laku
Untuk mewujudkan keadilan sosial untuk semua rakyat, maka tata laku harus
berpedoman pada norma-norma yang berlaku, yakni, norma agama, norma
kesopanan/kesusilaan, norma adat istiadat, horma hukum negara dan norma hukum
setempat.
Proses sistem sosial budaya Indonesia bagian yang tidak bisa terpisahkan dari proses
pembangunan nasional
9
Pengalaman Pancasila, yang ada hakekat pembangunan semua rakyat Indonesia. pada
dasarnya proses sistem sosial budaya Indonesia selalu memiliki keterkaitan dengan
pembangunan nasional dimana berlangsung dan beriringan dengan pembangunan
nasional, bahkan terkadang dapat mendahului pembangunan nasional agar masyarakat
bisa memerima pembangunan, lalu menyiapkan agar manusia dan masyarakat bisa
mempunyai peran serta dalam proses pembangunan nasional tersebut dengan
mempunyai kulitas sebagai berikut:
10
Karena pembangunan nasional yang selalu bersamaan dengan proses sistem sosial
bidaya Indonesia maka bila manusia atau masyarakat ikut dalam pembangunan nasional
mereka juga ikut berperan dalam proses sistem sisoal budaya Indonesia sehingga
komunikasi akan terjadi pada mereka yang kemudian hunungan bisa terjalin dengan
baik. Hal tersebut bisa mengakibatkan dinamika sosial yang akan menuju pada
perubahan dan perkembangan di masyarakat tersebut yang ke arah lebih baik.
11
2. Mempunyai persepsi waktu yang terbatas sehingga selalu memperhitungkan
tahapan-tahapan aktivitas dalam lingkaran waktu (menghargai waktu).
3. Tidak merasa tunduk kepada alam,sebaliknya juga tidak merasa mampu
menguasainya. Oleh karena itu, harus selaras dengan alam sekelilingnya
4. Didunia ini, manusia pada hakekatnya tidak berdiri sendiri tetapi selalu mendapat
bantuan dari sesamanya, terutama dari kaum kerabatnya dalam masa kesusahan.
Konsep ini memberi suatu landaan yang kokoh bagi rasa kehidupan bersama,
terutama konsep gotongroyong, hanya saja segi negatifnya jangan dengan sengaja
berusaha untuk menonjolkan diri diatas orang lain.
b. Mentalitas yang tidak cocok dengan jiwa pembangunan
1. Tidak bersumber pada suatu nilai sosial budaya yang berorientasi terhadap hasil
dari karya manusia itu sendiri, tetapi hanya terhadap amal dari karya (ibarat orang
sekolah yang tidak mengejar keterampilan yang diajarkan, tetapi hanya ijazahnya
saja) .
2. Dalam kehidupan sehari-hari masih terdapat suatu rasa sentimenb yang agak
berlebihan terhadap benda-benda pusaka dari nenek moyangnya dengan perhatian
terhadap mitologi, silsilah dan karya-karya pujangga kuno serta diselingi dengan
upacara-upacara rumit untuk memelihara benda-benda pusaka. Ini semuanya tentu
bukan hal yang melemahkan mentalitas mereka, hanya saja suatu orientasi yang
terlampau banya terarah ke zaman yang lampau akan melemahkan kemampuan
seseorang untuk melihat ke masa depan hal ini sebaliknya, melemahkan motivasi
untuk menabung dan hidup hemat.
3. Berspekulasi tentang masalah hubungan manusia dengan alam serta terlampau
banyak menggantungkan diri kepada nasib. Dalam menghadapi kesulitan-kesulian
hidup, menggunakan kesempatan untuk bersembunyi dalam alam kebatinan
(pelarian dari dunia nyata ke dunia kebatinan atau klenik).
4. Mentalitas yang berorientasi nilai budaya yang terlampau terarah kepada orang-
orang yang berpangkat tinggi, yang senior, dan orang-orang yang tua sehingga
hasrat untuk berdiri sendiri dan berusaha sendiri menjadi lemah, begitu juga
dengan rasa disiplin pribadi yang murni (karena orang hanya akan taat apabila ada
pengawasan dari atas), juga mentalitas yang selalu menunggu restu dari atasan.
5. Sifat-sifat kemahan yang bersumber pada kehidupan keragu-raguan dan hidup
tanpa orientasi yang tegas, misalnya :
12
1. Sifat mentalitas yang meremehkan mutu
2. Sifat mentalitas yang suka menerabas atau mencari jalan pintas atau gampang
3. Sifat kurang percaya kepada diri sendiri
4. Sifat tak berdisiplin murni
5. Sifat mentalitas yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh
Selanjutnya, agar perubahan tata laku , tata sosial , dan tata nilai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tetep mendukung keberhasilan pembangunan
nasional, perlu diciptakan pranata-pranata sosial yang dapat mendukung proses
transformasi sistem sosial budaya Indonesia antara lain :
a. Mewajibkan sebagai syarat suatu nilai budaya yang berorientasi kemasa depan.
b. Sifat hemat dan hasrat untuk bereksplorasi dan berinovasi.
c. Pandangan hidup yang menilai tinggi hasil dari karya.
d. Sikap lebih percaya kepada kemampuan sendiri.
e. Berdisiplin murni dan berani bertanggung jawab sendiri.
f. Menghilangkan rasa kepekaan terhadap mutu dan mentalitas mencari jalan
pintas/gampang/menerabas.
g. Mengatasi penyakit-penyakit sosial budaya yang parah, seperti krisis otoritas,
krisis ekonomi yang berkepanjangan, kemacetan administrasi, dan korupsi secara
menyeluruh yang sekarang masih mengganas dalam masyarakat.
13
Walaupun demikian, ada hal-hal yang jelas untuk disebut sebagai contoh, yaitu
perangsang yang bisa mendorong orang menjadi lebih berhasrat untuk menabung
uangnya dibank adalah tentu tidak hanya jumlahnya yang menarik misalnya,
namun perlu ada perangsang lain, yantu pelayanan yang baik.
c. Melaksanakan persuasi dan penerangan merupakan jalan lain yang sebenarnya
harus diintersifikan oleh para ahli penerangan dan ahli media masa, karena mereka
mempunyai imajinasi yang besar.
d. Menanamkan suatu mentalitas pembangunan yang baru.
Hal itu tentunya hanya mungkin pada generasi yang baru, yaitu anak-anak kita
harus diasuh dan di bina dengan kesadaran yang tinggi agar 15 tahun lagi mereka
akan menjadi manusia Indonesia baru yang bangga akan usaha dan kemampuan
sendiri, dan yang mempunyai suatu hasil karya yang tinggi, yang mempunyai
suatu rasa disiplin yang murni, yang berani bertanggung jawab sendiri, dan yang
mempunyai suatu perasaan yang peka terhadap mutu. caranya adalah bahwa sifat-
sifat itu selalu diajarkan disekolah (tugas seorang ahli pendidikan), tetapi jauh
lebih dahulu dari itu ialah dalam periode pengasuhan dan pembinaan dari anak-
anak pada usia yang amat muda dalam lingkungan keluarga.
14
canggih. Manusia seolah-olah dibentuk oleh teknologi yang mendiktenya dan
cenderung pada proses: dehumanisasi. Mengahdapi kenyataan serupa itu kita harus
menyadari bahwa sesungguhnya teknologi bukan benda melulu, tetapi terkait dengan
bermacam-macam hal yang tidak dapat dipisahkan.
3. Perkembangan berbagai institusi sosial budaya telah mengalihkan banyak tugas “
penerus nilai ” dari keluarga diambil ahli oleh institusi baru (organisasi, LSM, dsb).
Hal tersebut membawa implikasi terjadinya kesenjangan generasi.
4. Terjadinya globalisasi berbagai kekuatan, politik, ekonomi, dan bahwan kultural.
Apalagi kecanggihan teknoloi informasi telah memaju tersebarnya pengaruh terebut.
5. Munculya berbagai “counter culture”. Gejalah yang cenderung menimbulkan suatu
gaya hidup baru sebagai akibat langsung dari modernisasi masyarakat industri.
6. Gejalah tinak kekerasan dan kejahatan dengan memanfaatkan teknologi canggih.
7. Meningkatnya harapan dan tuntutan masyarakat.
8. Terdapatnya disparitas pendapatan dan taraf hidup yang mengakibatkan kesenjangan
sosial.
Selanjutnya, ada beberapa prinsip dasar untuk mnghindarkan diri dari perubahan perubahan
nilai yang negatif didalam masyarakat Indonesia, antara lain:
15
Dengan demikian kemampuan pembangunan nasional membawa dampak perubahan-
perubahan nilai masyarakat. Dalam kurun waktu terakhir ini masyarakat Indonesia berada
dalam tiga pola budaya yaitu budaya agraris tradisional, budaya industri, dan budaya
informasi didalam masyarakat industri terjadi pada pilihan
lapangan kerja dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa. Kemajuan nilai-nilai Sistem
Sosial Budaya Indonesia diharapkan memberikan nilai tambah untuk
proses pembangunan nasional, selanjutnya dalam arti :
16
7. Semakin kokohnya kebudayaan nasional yang bersumber daari kebudayaan daerah
sesuai dengan moto: Bhinneka Tunggal Ika.
8. Semakin kuatnya kepribadian khas bangsa yang dilandasi kesadaran dan kemampuan
persepsi dan adaptasi terhadap nilai-nilai kepribadian yang kurang sesuai dengan jiwa
pancasila.
9. Terhadap kesiapan masyarakat agraris daalam memasuki masyarakat industri, yang
pada gilirannya akan siap menerima kehadiran era masyarakat informasi.
Adalah jelas bahwa pengaturan dan implementasi sistem sosial budaya indonesia
ditempatkan sebagai kekuatan untuk mendukung keberhasilan pembangunan nasional yang
berkelanjutan. Politik dan strategi dasar pembangunan kehidupan sosial budaya harus
diarahkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan nasional di bidang sosial
budaya.
17
BAB IV
PENUTUP
Saran yang dapat kami beri yaitu sebagai mahasiswa yang berpengetahuan
kita harus dapat mengimplementasikan ciri kebangsaan indonesia kita dalam
prilaku kehidupan sehari-hari.
18
DAFTAR PUSTAKA
19