Granulasi Basah
Granulasi Basah
TUJUAN
Dapat melakukan proses manufaktur granulasi basah
Dapat melakukan in process control
Dapat mengevaluasi mutu tablet
Dapat mengatasi masalah yang timbul saat proses manufaktur
DASAR TEORI
Metode granulasi basah adalah salah satu metode dalam pembuatan tablet.
Disebut granulasi basah karena dalam proses pembuatannya menggunakan bahan
pengikat seperti mucilago CMC, gom arab, gelatin, dll sesuai dengan sifat bahan
obat yang akan dibuat tablet. Tablet yang dihasilkan dengan metode granulasi
basah umumnya lebih kompak dan lebih keras dibanding dengan tablet hasil
pencetakan secara langsung ataupun secara slugging.
Contoh perhitungan pada pembuatan tablet dengan metode granulasi
basah:
Kandungan parasetamol per tablet : 500 mg
Bobot tablet : 750 mg
Jumlah tablet yang dibuat : 1000 tablet
R/ Fase Dalam (92%)
Total fase dalam untuk 1000 tablet (92% x 750 g) = 690 g
Parasetamol = 500 g
Amilum kering (10% x 750 g) = 75 g
PVP (3% x 750 g) = 22.5 g
Laktosa (690-(500+75+22.5)) = 92.5 g
Misal: Diperoleh bobot granul 685 g dengan kandungan lembab 3%, jadi
dalam 685 g granul yang diperoleh mengandung paracetamol sejumlah:
685 𝑔
x 500 g = 496,38 g
690 𝑔
496,38 𝑔
Jumlah tablet yang dapat dibuat = = 992,76 tablet
0,5 𝑔
100
𝑥 685 𝑔
92
Bobot tablet = 992,76 = 0,7499 g = 749,9 mg
𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
HO
Perhitungan Dosis :
Berdasarkan data tersebut, maka dibuat tablet dengan kekuatan 500 mg.
Sediaan tablet digunakan untuk dewasa karena dosis yang digunakan adalah 500
mg.
2.8 Cara Pakai
Tablet parasetamol digunakan secara oral dan rata-rata digunakan tiga kali
dalam sehari, atau setiap 4-6 jam.
2.9 Efek Samping
Efek samping yang sering dijumpai :
- Anemia (lemah/lesu)
- Sterid piuria (urin yang berwarna/ keruh)
- Dermatitis, alergi (kemerahan pada kulit/ gatal-gatal)
Efek samping yang jarang dijumpai :
- Hepatitis (kuning mata/ kulit)
- Renal kolik (sakit sedang/ hebat pada punggung/ sampingnya) dengan
dosis tinggi pemakaian jangka panjang pada pasien dengan fungsi renal
yang menurun
- Trombositopenia (tidak biasanya perdarahan/ memar, hitam, darah pada
urin atau tinja, bintik merah pada kulit) biasanya simptomatik
2.10 Toksisitas
Pada penggunaan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati.
2.11 Interaksi Obat
a. Antikonvulsan
Penggunaan parasetamol dengan antikonvulsan seperti barbiturat, dll akan
menginduksi enzim mikrosomal di hati. Sehingga meningkatkan toksisitas hati.
b. Fenotiazin
Penggunaan parasetamol dengan fenotiazin akan menyebabkan hipotermia
berat.
2.12 Penggunaan pada Kondisi Khusus
a. Kehamilan
Pada ibu hamil dan menyusui konsultasikan dengan dokter jika hendak
menggunakan obat ini.
b. Gangguan Fungsi (organ)
Bagi orang dengan penyakit gangguan liver sebaiknya tidak menggunakan obat
ini, atau menggunakan parasetamol yang dikombinasikan dengan asetilsistein,
atau sesuai dengan petunjuk dokter.
c. Pediatri
Pada bayi dibawah 2 tahun harus mendapatkan perhatian khusus/ sesuai dengan
resep dokter, karena telah dilaporkan terjadi toksisitas dan overdosis termasuk
kematian pada penggunaan obat tanpa resep dokter (OTC).
2.13 Peringatan dan Perhatian
Bila rasa sakit bertahan lebih dari 5 hari dan demam tidak menurun
selama 2 hari atau bila ada kemerahan pada kulit segera hubungi dokter
Penggunaan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati
Hati-hati pemberian obat ini pada penderita penyakit ginjal serta
penggunaan jangka panjang pada pasien anemia
Tidak dianjurkan penggunaan bersama dengan obat lain yang
mengandung parasetamol
2.14 Cara Penyimpanan
Disimpan di tempat tertutup dan terlindung dari cahaya.
2.15 Contoh Sediaan yang Beredar di Pasaran
Nama Dagang Kandungan
Sanmol Parasetamol
Panadol Parasetamol
Formula alternatif :
R/ Fase dalam (92%)
Parasetamol 500 mg
Amprotab (10%) 75 mg
PVP (5%) 37,5 mg
Laktosa 77,5 mg
Etanol q.s
Fase luar (8%)
Mg stearat (1%) 7,5 mg
Talk (2%) 15 mg
Amprotab (5%) 37,5 mg
BAB IV
PEMBUATAN DAN EVALUASI FARMASETIKA SEDIAAN AKHIR
Bobot granul awal 207 g, setelah dilakukan pengeringan bobot granul akhir
sebanyak 165.46 g dengan kandungan air 0.63%.
Maka perhitungan untuk fase luar :
165.46
Kandungan parasetamol = ( ) 𝑥 150 𝑔 = 119.89 𝑔
207
Granul kering
4.3 Pengawasan dalam Proses (IPC)
Granulasi basah
Penimbangan
Pencampuran
Tujuan : memastikan bahan zat aktif
terdistribusi merata dalam campuran
Prosedur : menetapkan kadar zat aktif
IPC
- Kecepatan aliran
- BJ nyata, BJ mampat, dan
% kompresibilitas
- Distribusi ukuran partikel
- Kadar zat aktif dalam
granul
BAB V
PENGAMATAN DAN HASIL PENGAMATAN
y = 0.4468x - 0.5507
40 R² = 0.4294
30
Series1
20
Linear (Series1)
10
0
0 50 100 150
Mesh
5.1.2 Bobot Jenis
Tujuan : untuk mengetahui aliran granul
Penafsiran hasil :
Jika % kompresibilitas :
5–10% (sifat aliran sangat baik)
11-20% (aliran cukup baik)
21-25% (aliran cukup)
>26% (aliran buruk)
a. Bobot Jenis Benar
Prosedur :
- Ditimbang piknometer kosong
- Diisi piknometer dengan gliserin dan dibersihkan kelebihan gliserin
pada ujungnya
- Ditimbang piknometer + gliserin
- Dihitung bobot cairan
- Dituang sebagian cairan (2-3 cc) ke dalam tabung bersih
- Ditimbang teliti 1-1,5 g bahan
- Dimasukkan bahan ke dalam piknometer yang berisi gliserin
sebagian tersebut
- Ditambahkan cairan ke dalam piknometer sampai tanda batas lalu
ditimbang
- Dihitung bobot jenis benar
Perhitungan :
Volume cairan yang digunakan = 25 mL
Bobot piknometer + cairan = 53.38 g
Bobot piknometer kosong = 19.66 g
Bobot cairan = 33.72 g
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛
𝜌=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛
33.72 𝑔
𝜌= = 1.35
25 𝑚𝑙
Bobot piknometer + bahan = 20.95 g
Piknometer kosong = 19.66 g
Bobot bahan = 1.29 g
= 23.89 mL
Volume granul = volume pikno – volume cairan diantara bahan
= 25 – 23.89
= 1.11 mL
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
𝜌 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
1.29 𝑔
= 1.11 𝑚𝐿 = 1.162 g/mL
𝜌1 = 0.47 g/mL
𝜌2 = 0.39 g/mL
𝜌3 = 0.43 g/mL
𝜌𝑇 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 0.43 g/mL
d. Porositas
𝜌 − 𝜌𝐵
∈=( ) 𝑋 100%
𝜌
1.162 − 0.363
∈= ( ) 𝑋 100 % = 68.76 %
1.162
e. Kompresibilitas
𝜌𝑇− 𝜌𝐵
K=( ) 𝑋 100 %
𝜌𝑇
0.43−0.363
K=( ) 𝑋 100 % = 15.581 %
0.43
5.1.3 Aliran
a. Kecepatan alir
Tujuan : menjamin keseragaman pengisian ke dalam cetakan
(bobot per tablet)
Prinsip : menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat
selama waktu tertentu
Alat : corong dan baker glass
Prosedur :
Metode kecepatan aliran Hoppler (dihitung jumlah aliran granul yang
mengalir dalam waktu g/detik)
- Dimasukkan granul ke corong
- Dicatat waktu aliran (T)
- Dihitung aliran granul
Penafsiran hasil = kurang dari 4 gram/detik (aliran bagus)
b. Sudut istirahat
Penentuan sudut istirahat dapat dilakukan bersama-sama dengan
penentuan kecepatan alir.
Prosedur :
- Diukur tinggi timbunan bahan di bawah corong hasil penentuan
kecepatan alir
- Diukur jari-jari alas kerucut timbunan bahan tersebut
- Dihitung sudut istirahat dengan rumus:
ℎ
α = tan-1 𝑟
Replikasi h (cm) r (cm) 𝜶
I 4.7 7.5 32.07
II 4.5 7.25 31.83
III 4 6 33.69
Rata-rata 32.53
𝑊−𝑊𝑜
% MC = x 100%
𝑊
𝑊−𝑊𝑜
% LOD = x 100%
𝑊𝑜
Keterangan :
% MC = % kandungan lembab
% LOD = % susut pengeringan
W = bobot sampel basah (207 g)
Wo = bobot sampel kering (165.46 g)
a. Kandungan Lembab
𝑊−𝑊𝑜
% MC = x 100%
𝑊
207−165.46
= x 100%
207
= 0.20%
b. Susut Pengeringan
𝑊−𝑊𝑜
% LOD = x 100%
𝑊𝑜
207−165.46
= x 100%
165.46
= 0.25%
Tablet
Hasil
1
Diameter tablet tidak lebih dari 3 x dan tidak kurang dari x tebal
3
tablet.
No. Diameter (cm) Tebal (cm) D/T
1 1.01 0.375 2.693
2 1.01 0.375 2.693
3 1.01 0.375 2.693
4 1.01 0.375 2.693
5 1.01 0.375 2.693
6 1.01 0.375 2.693
7 1.01 0.375 2.693
8 1.01 0.375 2.693
9 1.01 0.375 2.693
10 1.01 0.375 2.693
11 1.01 0.375 2.693
12 1.01 0.375 2.693
13 1.01 0.375 2.693
14 1.01 0.375 2.693
15 1.01 0.375 2.693
16 1.01 0.375 2.693
17 1.01 0.375 2.693
18 1.01 0.375 2.693
19 1.01 0.375 2.693
20 1.01 0.375 2.693
Rata-rata 2.693
Setiap tablet
Hasil
5.2.2 Friabilitas
Pada umumnya persen friabilitas yang dapat diterima adalah < 1%. Pada
proses pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran/menit dan
waktu yang digunakan adalah 4 menit, jadi ada 100 putaran.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam
proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet
tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan.
Jika hasil pengamatan (bobot tablet hilang terlalu besar) maka pengujian
harus diulang sebanyak 2 kali, selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji
yang telah dilakukan.
Prosedur :
10-20 tablet
5.2.3 Friksibilitas
10-20 tablet
Setiap tablet
- Dibersihkan dari debu dan ditimbang (Wo)
- Dimasukan dan diuji (100 x putaran)
- Tablet dibersihkan dan ditimbang(Wt)
- Dihitung persen friabilitas tablet dengan rumus :
(𝑊𝑜−𝑊𝑡)
Hasil %𝐹 = 𝑥 100%
𝑊𝑜
Wo = 2.48
Wt = 2.46
𝑊𝑜−𝑊𝑡
%F= 𝑥 100%
𝑊𝑜
2.48−2.46
%F= 𝑥 100% = 0.81 %
2.48
Hasil
Hanya 2 tablet yang boleh menyimpang, jika lebih ditimbang kembali
tablet
No. Bobot tablet No. Bobot tablet No. Bobot tablet
(g) (g) (g)
1 0.24 11 0.26 21 0.25
2 0.23 12 0.24 22 0.25
3 0.26 13 0.26 23 0.25
4 0.26 14 0.24 24 0.25
5 0.24 15 0.25 25 0.24
6 0.26 16 0.26 26 0.24
7 0.24 17 0.27 27 0.24
8 0.25 18 0.24 28 0.25
9 0.25 19 0.26 29 0.25
10 0.23 20 0.26 30 0.26
Rata-rata 0.25
Disiapkan 5 tablet
Hasil
Kurva Kalibrasi
0.35
0.3 y = 0.0535x + 0.0007
R² = 0.9917
0.25
Absorban
0.2
0.15 Series1
0.1 Linear (Series1)
0.05
0
0 2 4 6 8
C (ppm)
a= 0.0007
b= 0.0535
y= 0.0535x + 0.0007
BAB VI
PENUTUP
6.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan tablet dengan metode granulasi
basah, kemudian dilakukan evaluasi granul sebelum dicetak dan tablet yang telah
dicetak.
Tujuan dari praktikum kali ini adalah dapat melakukan proses manufaktur
granulasi basah, dapat melakukan in process control, dapat mengevaluasi mutu
tablet dan dapat mengatasi masalah yang timbul saat proses manufaktur. Tablet
yang dibuat berisi zat aktif paracetamol 500 mg/ tablet yang diindikasikan sebagai
analgetik dan antipiretik. Formulasi yang dibuat sebagai berikut:
R/ Fase dalam (95%)
Parasetamol 500 mg
Amprotab (10%) 75 mg
Mucilago amilum (10%) 230 mg
Laktosa 92 mg
Fase luar (8%)
Mg stearat (1%) 7,5 mg
Talk (2%) 15 mg
Amprotab (5%) 37,5 mg
Semakin mampat serbuknya maka granul yang dihasilkan akan semakin baik
karena tidak terdapat ruang kosong pada granul tersebut. Tidak terdapatnya ruang
kosong pada granul dapat menyebabkan mudahnya pencetakan granul.
Kompresibilitas akan sangat berpengaruh pada keseragaman bobot pada sediaan
yang akan dibentuk walaupun ukuran sama, apabila keseragaman granul kurang
baik maka sediaan tablet yang dicetak pun akan kurang baik. Persen
kompresibilitas yang diperoleh sebesar 15.581 % dan porositas sebesar 68.76%.
Hal ini menunjukan bahwa granul cukup mudah dicetak karena masih dapat
dipadatkan. Nilai ini juga menunjukan kualitas granul yang cukup baik dimana
kompresibilitas diatas 10%. Selanjutnya dilakukan evaluasi kandungan lembab,
dimana kandungan lembab yang diperoleh adalah sebesar 0.20 % dan susut
pengeringan sebesar 0.25%. Kandungan lembab yang diperoleh < 1% karena
pengeringan yang dilakukan terlalu lama.
Setelah uji evaluasi granul kemudian dilakukan pencetakan tablet, dengan
penambahan fase luar. Pada proses pencetakan, berat dan kekerasan tablet yang
akan dicetak diperhitungkan dengan mengatur punch atas dan punch bawah dari
alat pencetak. Untuk menentukan berat tablet yang akan dicetak, diatur dengan
punch bawah. Sedangkan untuk mengatur kekerasan tablet, digunakan punch atas.
Volume bahan yang diisikan yang mungkin masuk ke dalam cetakan harus
disesuaikan dengan beberapa tablet yang telah lebih dahulu dicetak. Penyesuaian
ini diperlukan karena formula tablet tergantung pada berat tablet yang akan
dibuat.
Selama pencetakan, beberapa tablet yang dicetak diambil untuk pengontrolan
berat dan kekerasan tablet. Jika berat atau kekerasannya berada diluar rentang
yang diinginkan, alat pencetak diatur kembali. Setelah seluruh bahan dicetak,
kemudian dilakukan evaluasi tablet.
Evaluasi tablet meliputi keseragaman bobot dan ukuran tablet, waktu hancur,
kekerasan tablet, friabilitas, friksibilitas, dan uji disolusi.
Evaluasi keseragaman bobot dilakukan dengan menghitung bobot rata-rata.
Bobot rata-rata yang diperoleh yaitu 0,25 g atau 250 mg. Rata-rata tersebut
memenuhi persyaratan karena tidak ada 2 tablet yang masing-masing
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari 7.5 % dan tidak ada 1 tablet
yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari 15%. Selanjutnya dilakukan
evaluasi keseragaman ukuran tablet dan diperoleh rata-rata diameter/tebal tablet
sebesar 2.69. Bobot tablet yang dicetak tidak sesuai dengan formulasi yaitu 750
mg/tablet karena mesin pencetak tablet yang digunakan hanya dapat mencetak
dengan bobot sekitar 250 mg/ tablet.
Evaluasi waktu hancur prinsipnya adalah menentukan waktu yang diperlukan
suatu tablet untuk hancur dengan cara menempatkan tablet pada alat penentu
waktu hancur yang kondisinya sesuai dengan keadaan di dalam tubuh dan sesuai
dengan persyaratan monografi. Hasil yang diperoleh tablet memiliki waktu hancur
paling lama 152 detik atau 2,53 menit. Persyaratan tablet parasetamol pada FI III
yaitu tidak lebih dari 15 menit, sedangkan tablet parasetamol ini memiliki waktu
hancur yang sangat cepat daripada persyaratan. Hal ini karena bentuk tablet yang
dicetak ukurannya kecil yaitu 1/3 dari yang diformulasikan.
Evaluasi kekerasan tablet dilakukan untuk mengetahui apakah tablet cukup
kuat terhadap gesekan dan goncangan pada saat pengemasan dan proses distribusi.
Akan tetapi harus cukup lunak untuk melarut dan menghancur sempurna begitu
diminum. Kekerasan tablet yang ideal adalah bobot tablet sampai 300 mg= 4-7
kg/cm3 dan bobot tablet sampai 400-700 mg =7-12 kg/cm. Hasil yang diperoleh
yaitu 25.42 kg menunjukan kekerasan tablet yang dibuat cukup baik.
Pengujian Friabilitas dan Friksibilitas dilakukan dengan menggunakan alat
khusus, masing-masing digunakan 10 tablet dengan parameter yang diuji adalah
kerapuhan tablet terhadap bantingan (Friabilitas) atau gesekan (Friksibilitas)
selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm sebanyak 100 putaran. Pengujian ini
dilakukan ntuk mengetahui ketahanan tablet terhadap gesekan dan benturan.
Pengujian ini sangat penting karena sebagai parameter saat pengemasan dan
pendistribusian. Hasil yang diperoleh adalah persen friabilitas 2.06% dan
friksibilitas 0.81 %, dari hasil tersebut persen friabilitas menunjukan bahwa
kualitas tablet kurang baik karena lebih dari 1% sedangkan hasil dari friksibilitas
menunjukkan bahwa kualitas tablet sudah baik karena kurang dari 1%.
Uji disolusi dilakukan untuk melihat pada menit keberapa tablet/obat tersebut
larut di dalam tubuh. Apabila obat tersebut larut maka obat tersebut akan
terabsorbsi dan dapat memberikan efek farmakologi sesuai dengan yang
diinginkan. Dari hasil uji disolusi tersebut pada waktu 10 menit diperoleh kadar
sebesar 3,81 ppm, pada waktu 20 menit diperoleh kadar 4,60 ppm dan pada waktu
30 menit diperoleh kadar 4,87 ppm.
Evaluasi-evaluasi yang dilakukan terhadap granul dan tablet tersebut berguna
untuk pengawasan mutu, agar tablet yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang
berlaku.
Syarat-syarat tablet yang baik adalah:
- Tablet harus kuat, tahan terhadap goncangan dan tahan abrasi pada saat
pengemasan dan distribusi
- Memiliki keseragaman bobot dan kandungan obat
- Tablet dapat terbioavailable
- Memiliki karakteristik warna, bau, dan rasa sebagai identitas produk
- Memiliki kestabilan yang baik dan dapat terefikasi
6.2 Kesimpulan
Dari hasil praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa pembuatan tablet
parasetamol kali ini dibuat dengan metode granulasi, karena parasetamol memiliki
sifat alir yang kurang baik. Granulasi yang dilakukan adalah granulasi basah
karena parasetamol memliki sifat tahan panas dan tahan lembab selama proses
granulasi. Cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah yaitu dengan
mencampurkan zat aktif dan eksipien ke bagian fase dalam yang mengandung
pengikat hingga membentuk massa lembab yang dapat digranulasi, hasil granul
kemudian dikeringkan, granul tersebut kemudian diberi tambahan fase luar,
dicampur sampai homogen, lalu dicetak.
Sebelum didistribusikan, tablet tersebut harus dievaluasi terlebih dahulu agar
menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan yang berlaku. Uji quality control
yang dilakukan terhadap granul dan tablet hasil produksi berupa:
- Kemampuan alir dan sudut istirahat
- Distribusi ukuran partikel
- Persen Kompresibilitas
- Kadar air (loss on drying)
- keseragaman bobot dan ukuran tablet
- Waktu hancur
- Kekerasan
- Friabilitas dan friksibilitas
- Uji disolusi