PBL Denam Tifoid Ipt
PBL Denam Tifoid Ipt
1102014253
1.1.Definisi Demam
Demam remiten : Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi
tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat
dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada
demam septik.
Demam intermiten : Pada tipe demam interminten, suhu badan turun ke tingkat yang
normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua
hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua
serangan demam disebut kuartana.
1
Siti Nurdianti
1102014253
Demam kontinyu : Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak
berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali
disebut hiperpireksia.
Demam siklik : Pada tipe demam ini terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa
hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Demam neutropenia : Demam akibat hilangnya fungsi sistem imun yang normal.
Akibat menurunnya fungsi neutrophil, suatu infeksi bakteri dapat menyebar dengan
cepat. Tipe demam ini lebaih banyak dijumpai pada orang yang mendapatkan
kemoterapi daripada orang normal
1.3.Penyebab Demam
2
Siti Nurdianti
1102014253
Namum hal ini tidak berarti bahwa kita tidak harus tetap waspada terhadap suatu infeksi
bakterial.
Kausa demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat. Juga gangguan pada pusat
regulasi suhu sentral dapat menyebabkan peninggian temperatur seperti pada heat stroke,
perdarahan otak, koma atau gangguan sentral lainnya. Pada perdarahan internal pada saat
terjadinya reabsorpsi darah dapat pula menyebabkan peningkatan temperatur.
Kemungkinan beberapa hal secara khusus perlu diperhatikan pada demam, adalah cara
timbul demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam dan keluhan serta gejala
lain yang menyertai demam. Demam yang tiba-tiba tinggi lebih sering disebabkan oleh
penyakit virus.
SUMBER : IPD JILID III hal 2767
Penyebab Umum
3
Siti Nurdianti
1102014253
Penyebab Khusus
a. Pirogen endogen
Infeksi
Keganasan
Alergi
Panas karena steroid
b. Penyakit kolagen
4
Siti Nurdianti
1102014253
Kombusio (terbakar)
Keracunan phenothiazineHeat stroke
Ensefalitis/ meningitis
Trauma kepala
Perdarahan di kepala yang hebat
Penyinaran
1.4.Mekanisme Demam
Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh akibat dari peradangan atau infeksi.
Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan
oleh zat toksin yang masuk kedalam tubuh.
5
Siti Nurdianti
1102014253
keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2. Asam arakhidonat yang
dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2).
6
Siti Nurdianti
1102014253
LO.2.1. Definisi
Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan
oleh Salmonella typhi. Demam paratifoid adlah penyakit sejenis yang disebabkan oleh
Salmonella paratyphi A, B, dan C. Gejala dan tanda kedua penyakit tersebut hamper sama,
tetapi manifestasi klinis paratifoid lebih ringan. Kedua penyakit di atas disebut tifoid.
Terminologi lain yang sering digunakan adalah typhoid fever, paratyphoid fever, typhus dan
paratyphus abdominalis atau demam enterik.
LO.2.2. Morfologi
7
Siti Nurdianti
1102014253
antiserum O, dan dapat berhubungan dengan virulensi. Dapat diidentifikasi dengan uji
pembengkakan kapsul dengan antiserum spesifik.
• Antigen H: terdapat di flagel dan didenaturasi atau dirusak oleh panas dan alkohol.
Antigen dipertahankan dengan memberikan formalin pada beberapa bakteri yang
motil. Antigen H beraglutinasi dengan anti-H dan IgG. Penentu dalam antigen H
adalah fungsi sekuens asam amino pada protein flagel (flagelin). Antigen H pada
permukaan bakteri dapat mengganggu aglutinasi dengan antibodi antigen O.
• Organisme dapat kehilangan antigen H dan menjadi tidak motil.
• Kehilangan antigen O dapat menimbulkan perubahan bentuk koloni yang halus
menjadi kasar.
• Antigen Vi atau K dapat hilang sebagian atau seluruhnya dalam proses transduksi
Salmonella
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Bacteria
Filum: Proteobakteria
Ordo: Enterobakteriales
Famili: Enterobakteriakceae
Genus: Salmonella
Lignieres 1900
Spesies
S. bongori
8
Siti Nurdianti
1102014253
S. enterica
• Host reservoar: unggas, babi, hewan pengerat, hewan ternak, binatang piaraan, dsb.
• Menghasilkan hasil positif terhadap reaksi fermentasi manitol dan sorbitol.
• Memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNase, fenilalanin deaminase, urease,
Voges Proskauer, reaksi fermentasi terhadap sukrosa, laktosa, dan adonitol.
• Pada agar SS, Endo, EMB, dan McConkey, koloni kuman berbentuk bulat, kecil, dan
tidak berwarna. Pada agar Wilson-Blair, koloni kuman berwarna hitam.
LO.2.3. Jenis-Jenis Salmonella typhi
LO.2.5. Penyakit
- Demam Typiod
- Demam paratyphoid
9
Siti Nurdianti
1102014253
LO.3.1. Definisi
Demam Typhoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang di
sebabkan oleh Salmonella typhi enteritica serovar/ Salmonella typhi Penyakit ini di tandai
oleh panas Berkepanjangan,di topang dengan baktere mia tanpa keterlibatan struktur
endotelial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit
mononuklear dari hati,limpa,kelenjar limfe usus dan peyer’s patch. (Sumarmo S.dkk 2008)
LO.3.2. Penyebab
o Antigen O (somatik)
o Antigen H (flagela)
o Antigen K (selaput)
LO.3.3. Gejala
- Demam berkepanjangan
- Gangguan sitem pencernaan
- Gangguan kesadaran
Demam lebih dari 7 hari merupakan gejala yang paling menonjol. Demam ini bisa diikuti
oleh gejala tidak khas lainnya, seperti anoreksia atau batuk. Gangguan saluran pencernaan
yang paling sering terjadi adalah konstipasi dan obstipasi, meskipun diare bisa juga
terjadi. Gangguan lain pada saluran pencernaan adalah mual, muntah, dan perasaan tidak
enak diperut. Pada kondisi parah demam typoid bisa disertai dengan gangguankesadaran
ringan, apastis, somnolen, hingga koma.
LO.3.4. Mekanisme
10
Siti Nurdianti
1102014253
Penularan penyakit ini melalui makanan, minuman, atau kebiasaan tidak mencuci
tangan sebelum makan sehingga menyebabkan kuman tertelan dan berkembang biak dalam
tubuh. Kuman ini tahan terhadap asam lambung (HCL) sehingga bila tertelan kuman tidak
akan dihancurkan oleh asam lambung. Penggunaan obat-obat yang mengurangi (menetralkan)
asam lambung akan mempermudah kuman ini menimbulkan infeksi. Melalui sistem limfatik,
kuman dalam tubuh dapat terbawa sampai ke hati, limpa, kantong empedu, sumsum tulang.
Kuman S. typhi masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang
tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung. Sebagian lagi masuk ke usus
halus dan mencapai jaringan limfoid plaque Peyeri di ileum terminalis yang mengalami
hipertropi. Ditempat ini terjadi komplikasi yaitu, pendarahan dan perforasi intestinal dapat
terjadi.Lalu kuman S. typhi kemudian menembus ke lamina propina, masuk aliran limfe dan
mencapai kelenjar limfe messenterial yang juga mengalami hipertropi. Setelah melewati
kelenjar-kelenjar limfe ini S. typhi masuk kealiran darah melalui duktus thoracicus. Kuman-
kuman S. typhi lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. S. typhi bersarang di
plaque Peyeri, limpa, hati dan bagian-bagian lain system retikuloendotial. Ditempat ini
kuman difagosit oleh sel sel fagosit RES dan kuman yang tidak difagosit akan berkembang
biak. Pada akhir masa inkubasi Demam tifoid (5-9 hari) kuman kembali masuk ke darah
kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan sebagian kuman masuk ke organ tubuh terutama
limpa, kandung empedu yang selanjutnya kuman tersebut kembali dikeluarkan dari kandung
empedu ke rongga usus dan menyebabkan reinfeksi usus.
Setelah melalui asam lambung, Salmonella typhosa menembus ileum ditangkap oleh
sel mononuklear, disusul bakteriemi I. Setelah berkembang biak di RES, terjadilah bakteriemi
II.
11
Siti Nurdianti
1102014253
o Pemeriksaan rutin
o Uji Widal
o Uji Typhidot
o Uji IgM Sipstick
o Kultur Darah
LO.3.6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan demam tifoid terdiri dari pengobatan dan perawatan yang bertujuan untuk
mempercepat penyembuhan, menencegah terjadinya komplikasi penyakit serta mencegah
agar penyakit tidak kambuh kembali.
12
Siti Nurdianti
1102014253
- Klorafenikol ( dosis hari pertama 4 x 250 mg, hari kedua 4 x 500mg, diberikan selama
demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam, kemudian dosis diturunkan menjadi 2
x 250mg selama 5 hari kemudian )
- Ampisilin/Amoksisilin ( dosis 50-150 mg/kg BB, diberikan selama 2 minggu)
- Kotimoksazol 2 x 2 tablet ( 1 tablet mengandung 400mg sulafametoksazol-80mg
trimetropin, diberikan selama 2 minggu )
- Sefalosporin generasi II dan III biasanya demam mereda pada hari ke-3 atau
menjelang hari ke-4 ( obat yang dipakai seftriakson 4 g/hari selama 3 hari )
LO.3.7. Epidemiologi
Di Amerika Serikat, pada tahun 1950 tercatat sebanyak 2.484 kasus demam tifoid.
Insidensi di Amerika Serikat menurun sejak tahun 1990 menjadi 300-500 kasus per tahun.
Penurunan ini sering dihubungkan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
perilaku hidup bersih dan terutama dengan meluasnya pemakaian jamban yang sehat. Kasus
yang terjadi di Amerika sebagian besar adalah kasus impor dari negara endemic demam
tifoid.
13
Siti Nurdianti
1102014253
LO.3.8. Komplikasi
Komplikasi Intestinal:
Tidak membutuhkan tranfusi darah. Perdarahan hebat dapat terjadi hingga penderita
mengalami syok. Secara klinis perdarahan akut darurat bedah ditegakkan bila terdapat
B. Perforasi Usus
Terjadi pada sekitar 3% dari penderita yang dirawat. Biasanya timbul pada minggu ketiga
namun dapat pula terjadi pada minggu pertama. Penderita demam tifoid dengan perforasi
mengeluh nyeri perut yang hebat terutama di daerah kuadran kanan bawah yang kemudian
meyebar ke seluruh perut.
Tanda perforasi lainnya adalah nadi cepat, tekanan darah turun dan bahkan sampai syok
Komplikasi Ekstraintestinal
14
Siti Nurdianti
1102014253
LO.3.9. Prognosis
15
Siti Nurdianti
1102014253
LI.4. Farmakologi
16