Anda di halaman 1dari 44

BAB II

PENGKAJIAN

2.1.GAMBARAN UMUM RSUD JOMBANG


RSUD jombang adalah Rumah Sakit dari Type D, C dan meningkat status
pelayanannya menjadi Rumah Sakit Type B Pendidikan. Dan pada tahun 2015 menjadi
Rumah Sakit Type B Paripurna. Sudah mendapatkan reward yang pertama tahun 2006
RADAR AWARD, PERSI AWARD dan Seritifikat Internasional, Tahun 2007 penghargaan
Jawa Post Institusi Pro Otonomi, Tahun 2008 mendapat Award Citra Pelayanan Prima Dari
Gubernur, Tahun 2010 mendapatkan Award Citra Pelayanan Prima Tingkat Nasional,
2012 mendapatkan penghargaan juara ke 2 lomba RS sayang ibu dan tingkat JATIM,
Tahun 2012, mendapatkan Award pelaksanaan terbaik ke satu RSSIB Prov, JATIM. Tahun
2015, Juara 1 Lomba Qosidah Se-Jawa Timur. Memiliki layanan 16 unit rawat jalan, 12
rawat inap, 3 ruang instalasi rawat khusus (IGD,ICU CENTRAL dan IBS). Jumlah seluruh
tenaga di RSUD jombang 1.516 pada tahun 2018.
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses menejemen keperawatan yang
meliputi pengumpulan data, analisa SWOT, dan Identifikasi masalah.

2.1.1. Visi
Menjadi rumah sakit rujukan terdepan dalam layanan pilihan utama masyarakat
dengan layanan paripurna melalui system pendidikan kesehatan yang terintegrasi.

2.1.2. Misi
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang paripurna serta terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan sarana prasarana dan sumber daya manusia sesuai standart.
3. Menyelenggarakan pendidikan kedokteran, kesehatan lainnya dan penunjang
system layanan kesehatan serta melaksanakan penelitian secara terintegrasi.
4. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang professional dan akuntabel
2.1.3. KREDO ‘’CINTAKU’’
Kredo RSUD Jombang adalah ‘’CINTAKU’’ pelayanan yang diberikan rumah
sakit umum daerah jombang adalah pelayana prima yaitu pelayanan yang cepat,
sigap dan berhasil guna, dilayani dalam kondisi lingkungan yang indah dan suasana
yang nyaman serta tarif yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat tak kalah
pentingnya adalah memberikan jaminan rasa aman baik secara fisik maupun
psikologis serta tetap menjaga kepercayaan pengguna jasa pelayanan dengan tekad
kepuasan pasien sebagai yang utama dan pertama yang berlaku pada seluruh
masyarakat umum tanpa membedakan status social.

2.1.4. KEBIJAKAN MUTU


Pelayanan berbasis professional dengan mengacu pada mutu layanan
berstandart nasionalyang sesui dengan visi, misi dan kredo “CINTAKU” RSUD
Jombang

2.1.5. BUDAYA MUTU


Kreatifitas dan keterbukaan didukung tidak saling menyalahkan ,kekeliruan,
kegagalan, dan kinerja yang belum optimal dilapotkan serta dikaji untuk melakukan
peningkatkan tanpa rasa takut untuk disalahkan dan mendorong kepada penilaian
terbuka terhadap kesalahan dan kegagalan.

2.2. ORIENTASI RUANGAN PAVILIUN ASOKA


Paviliun Asoka merupakan salah satu bagian instalasi dari unit pelayanan rawat inap
unit Trauma yang ada di RSUD Kab Jombang. Yang memberikan pelayanan keperawatan
medis.
Memiliki 2 dokter spesialis orthopedic, 3 spesialis bedah umum, memiliki masing
masing 1 spesialis bedah saraf, plastic dan urologi. Memiliki 2 PPDS Urologi, memiliki 3
PPDS Bedah umum dan memiliki 2 PPDS Orthopedi. Diharapkan mampu memberikan
layanan pada seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Jombang dan sekitarnya. Tenaga
keperawatan serta non keperawatan menjadi yang utama dalam pemberian pelayanan yang
cepat sigap dan berhasil guna agar tercapai visi dan misi RSUD Kab, Jombang.
2.2.1. Falsafah, Visi Dan Misi Keperawatan
1. Falsafah
1) Manusia adalah individu yang kholistik yang memiliki kebutuhan bio-psiko-
sosial-spiritual yang unik . kebutuhan ini harus selalu menjadi pertimbangan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
2) Keperawatan adalah bantuan kepada manusia untuk meningkatkan derajat
kesehatan secara optimal dengan tidak membedakan bangsa, suku, agama, dan
status sosialnya disetiap tempat pelayanan kesehatan.
3) Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat serta memiliki wewenang
melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarakan standart asuhan
keperawatan.
4) Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus
menerus untuk perkembangan staf dalam memberikan pelayanan kesehatan.
5) Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui suatu usaha bersama dari
seluruh anggota tim kesehatan, pasien dan keluarganya.

2.2.2. Visi
Menjadi rumah sakit rujukan terdepan dalam layanan pilihan utama masyarakat
dengan layanan paripurna melalui system pendidikan kesehatan yang terintegrasi.
2.2.3. Misi
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang paripurna serta terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan sarana prasarana dan sumber daya manusia sesuai standart.
3. Menyelenggarakan pendidikan kedokteran, kesehatan lainnya dan penunjang
system layanan kesehatan serta melaksanakan penelitian secara terintegrasi.
4. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang professional dan akuntabel

2.2.4. Tujuan
2.2.4.1 Tujuan Umum
Melaksanakan pelayanan keperawatan yang professional secara
holistikkepada pasien sesui dengan standart asuhan keperawatan yang
berlaku
2.2.4.2 Tujuan Khusus
1. Memberikan asuhan keperawatan bio, spiko, social, spiritual pada
kasuspenyakit dalam.
2. Menurunkan angka kematian
3. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis antar petugas, pasien
dan keluarga.

2.3. Struktur organisasi paviliun Asoka


Struktur organisasi di pavilliun Asoka terdiri atas kepala ruangan, wakil kepala ruangan,
tiga ketua tim, perawat pelaksana tenaga pekarya kesehatan, administrasi dan tenaga
kebersihan. Adapun struktur MAKP Metode Team Nursing Paviliun Asoka sebagai berikut
:
2.5.1 Nama tenaga kerja di paviliun Asoka
1. Nama tenaga paramedis di Paviliun Asoka
Status Keterangan
No Nama NP/N Gol/Masa Pendidikan Ket
PNS HNR
K kerja (thn)
1 M. SHOLEH, S.Kep.Ns V 21 S1 Ners Karu
ETTY HAMDIYAH, S1 Ners Wakaru
2 V 15
S.Kep.Ns
YANI MUTMAINNAH, D3 Kep Katim atas
3 V 13
AMK
4 LILIK MAFTUHAH, AMK V 20 D3 Kep Katim
NUNIK WAHYUKA, D3 Kep Katim
5 V 16
AMK
RATNA PANCASARI, D3 Kep Perawat
6 AMK V 3 pelaksana HCU
putrid
DIANA INDRIANI, AMK D3 Kep Ka Jaga + kelas
7 V 16
2 Zaal putrid
SULISTYAWATI, AMK D3 Kep Ka jaga + PP
8 V 10
inter+ kelas 1
9 IMAM MUZAKI, AMK V 2 D3 Kep PP HCU Putra
DWI RUSDIANA, S1 Ners PP HCU Putri
10 V 2
S.Kep.Ns
ZAINAL ABIDIN, D3 Kep PP zaal Putra
11 V 1
Amd.Kep
RIZA AGUS DWI, AMK D3 Kep Ka jaga + PP
12 V 7 kelas 2 +zaal
putra
13 TRI JULIANTO, V 5 D3 Kep PP HCU Putra
USWATUN HASANAH, D3 Kep Ka jaga + PP
14 V 11
inter + Kelas 1
SRI REJEKI AGUS S, S1 Ners PP Zaal Putri
15 V 1
S.Kep.Ns
16 RIZAL ADI M, Amd.Kep V 1 D3 Kep PP HCU Putri
TRI VENTYNINGTYAS, D3 Kep Ka jaga + PP
17 V 13
AMK inter + kelas 1
RAHMAT HARJOKO, D3 Kep PP HCU Putra
18 V 20
AMK
FITRIA HARDIANTI, S1 Ners PP HCU Putri
19 V 1
S.Kep.Ns
20 EDI SUSANTO, AMK V 3 D3 Kep PP Zaal Putra
RIRIN AKHIRININGSIH, D3 Kep Ka jaga + PP
21 AMK V 10 Zaal putri +
Kelas 2
AHMAD ROHMAN, AMK D3 Kep Ka Jaga + PP
22 V 9
HCU/Inter
23 ANIK INDRAWATI, AMK V 15 D3 Kep PP HCU Putri
TRI WIDORINI, AMK D3 Kep Ka Jaga + PP
24 V 5
Zaal Putri
DIAN SUHARTINI, D3 Kep PP Zaal Putri
25 V 1
Amd.Kep
26 BADRUT TANAM V 1 D3 Kep PP HCU Putra
(sumber data : daftar pegawai paviliun Asoka 2018)

2. Nama Tenaga dokter di paviliun asoka


No Nama Jabatan
1 Dr. Ketut Sayogo,. Sp.B Dokter Spesialis Bedah
2 Dr. hanafi., Sp.B Dokter Spesialis Bedah
3 Dr. Agung Supriadi,.Sp.B Dokter Spesialis Bedah
4 Dr. Ivone Sarah,. SP.OT Dokter Spesialis orthopedi
5 Dr.Juniarita Eva Santi, Sp.OT.Ped Dokter Spesialis orthopedi pediatrik
6 Dr. Hera Prasetya, Sp.Bs Dokter Spesialis Bedah Syaraf
7 Dr. Yuanita Puspacandra, Sp.BP.RE Dokter Spesialis Bedah Plastik
(sumber data : daftar pegawai paviliun Asoka 2018)

3. Pembagain dinas perawat Asoka


Dinas
Tenaga Libur
Pagi sore Malam
Karu 1
Wakaru 1
Katim 3
PIC
Perawat Pelaksana 6 5 5 4
PA Endoskopi
PJOR
Asisten perawat 2 2 1
Administrasi 3 1
Tenaga kebersihan 1 1 1
Cleaning sevice
(sumber data : daftar pegawai paviliun Asoka 2018)

4. Tenaga non medis


NO KUALIFIKASI JUMLAH JENIS
1 Administrasi 4 -
2 Asisten perawat 5 -
4 Cleaning service
5 Tenaga Kebersihan 3
(sumber data : daftar pegawai paviliun Asoka 2018)
5. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat

a) Tingkat ketergantungan klien di ruang “ASOKA” dihitung dengan


menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien menurut Orem:
total, parsial, minimal care (Nursalam,2014). Menurut perhitungan GILIES
(1994) di dapatkan data pada tanggal 19 November 2018 dengan rata-rata
jumlah pasien per hari adalah 27 orang.
able 2.8. Tingkat ketergantungan pasien tanggal 19 November 2018
NO TINGKAT JUMLAH
KETERGANTUNGAN
1. Minimal care 14x 2 jam = 28
2. Partial care 12x 4 jam = 48
3. Total care 1x 6 jam = 6
Jumlah 82
Rata-rata 3,03

b) Tingkat ketergantungan klien di ruang “ASOKA” dihitung dengan


menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien menurut Orem:
total, parsial, minimal care (Nursalam,2014). Menurut perhitungan GILIES
(1994) di dapatkan data pada tanggal 20 November 2018 dengan rata-rata
jumlah pasien per hari adalah 28 orang.
Table 2.9. Tingkat ketergantungan pasien tanggal 20 November 2018
NO TINGKAT JUMLAH
KETERGANTUNGAN
1. Minimal care 13x 2 jam = 26
2. Partial care 14x 4 jam = 56
3. Total care 1x 6 jam = 6
Jumlah 88
Rata-rata 3,14 jam

c.) Tingkat ketergantungan klien di ruang “ASOKA” dihitung dengan


menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien menurut Orem:
total, parsial, minimal care (Nursalam,2014). Menurut perhitungan GILIES
(1994) di dapatkan data pada tanggal 19 November 2018 dengan rata-rata
jumlah pasien per hari adalah 30 orang.
able 2.8. Tingkat ketergantungan pasien tanggal 21 November 2018
NO TINGKAT JUMLAH
KETERGANTUNGAN
1. Minimal care 17x 2 jam = 34
2. Partial care 12x 4 jam = 48
3. Total care 1x 6 jam = 6
Jumlah 88
Rata-rata 2,66

d.) Tingkat ketergantungan klien di ruang “ASOKA” dihitung dengan


menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien menurut Orem:
total, parsial, minimal care (Nursalam,2014). Menurut perhitungan GILIES
(1994) di dapatkan data pada tanggal 19 November 2018 dengan rata-rata
jumlah pasien per hari adalah 27 orang.
able 2.8. Tingkat ketergantungan pasien tanggal 22 November 2018
NO TINGKAT JUMLAH
KETERGANTUNGAN
1. Minimal care 14x 2 jam = 28
2. Partial care 12x 4 jam = 48
3. Total care 1x 6 jam = 6
Jumlah 82
Rata-rata 3,03

Jumlah rata-rata jam yang dibutuhkan perhari :


Senin : 3,03 jam
Selasa : 3,14 jam
Rabu : 2,66 jam
Kamis : jam
Jumlah jam keseluruhan rata-rata adalah13,2: 3 hari = 4.4 jam
Jumlah rata-rata pasien perhari
Senin : 27 pasien
Selasa : 28 pasien
Rabu : pasien
Kamis : Pasien
Jumlah keseluruhan pasien adalah 103
Jadi jumlah keseluruhan rata-rata pasien perhari adalah 103 : 3 = 34 pasien
Perhitungan jumlah tenaga perawat yang dinas di ruang “asoka”
34 𝑥 4,4 𝑥 365
=
(365 − 86)𝑥 7
54604
=
1953
= 27,9 = 28 orang + 1 karu + 1 wakaru + 1 ci = 31 orang
Perhitungan jumlah tenaga perawat per 24 jam
34 𝑥4,4
=
7
=21,3= 21 orang
Jumlah perawat yang libur/hari
86 𝑥 21
=
297
= 6,0= 6 orang
Jumlah perawat yang dinas di ruang Asoka
Jumlah perawat yang dinas 24 jam + jumlah perawat yang libur
= 21+6
= 27 orang

A. Tingkat Ketergantungan dan Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Paviliun


Asoka RSUD Jombang.
a) Tingkat Ketergantungan dan Kebutuhan Tenaga Perawat di Paviliun Asoka
RSUD Jombang Tanggal 19 November 2018
Tingkat Kebutuhan Tenaga Perawat
Ketergantungan Pagi Siang Malam
Total Care 22 X 0.36 =7,92 22 X 0.30 = 6,6 22X 0.20 = 4,4
Partial Care 9X 0.27 = 2,43 9 X 0.15= 1,35 9X 0.10 = 0,9
Minimal Care 8X 0.17 = 1,36 8X 0.14= 1,12 8X 0.07 =0,56
Total 11,7 = 12 9,0= 9 5,7= 6

Total tenaga perawat:


Pagi : 12 orang
Siang : 9 orang
Malam : 6 orang
Jumlah : 27 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan perhari yang bertugas di Paviliun Asoka tangg19
November 2018 berjumlah 27 orang.
b) Tingkat Ketergantungan dan Kebutuhan Tenaga Perawat di Paviliun Asoka
RSUD Jombang Tanggal 20 november 2018
Tingkat Kebutuhan Tenaga Perawat
Ketergantungan Pagi Siang Malam
Total Care 20x0.36= 7,2 23x0.30= 6,9 23x0.20= 4,6
Partial Care 9x0.27= 2,43 10x0.15= 1,5 9 x0.10=0,9
Minimal Care 5x0.17= 0,85 5 x0.14= 0,7 3 x0.07= 0,21
Total 19,3= 19 9 5,08=5
Total tenaga perawat:
Pagi : 19 orang
Sore : 9 orang
Malam : 5 orang
Jumlah : 33 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan perhari yang bertugas di Paviliun Asoka dari
tanggal 20 November 2018 berjumlah 28 orang
c) Tingkat Ketergantungan dan Kebutuhan Tenaga Perawat di Paviliun Asoka
RSUD Jombang Tanggal 21 November 2018
\Tingkat Kebutuhan Tenaga Perawat
Ketergantungan Pagi Siang Malam
Total Care 10x0.36=3,6 10x0.30= 3 10x0.20= 2
Partial Care 13x0.27= 3,51 13x0.15= 1,95 13x0.10=1,3
Minimal Care 7x0.17= 1,19 7x0.14= 0,98 7x0.07= 0,49
Total 8,3 = 8 5,9 = 6 3,7 = 4
Total tenaga perawat:
Pagi : 8 orang
Siang : 6 orang
Malam : 4 orang
Jumlah : 18 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan perhari yang bertugas di Paviliun Flamboyan dari
tanggal 21 November 2018 berjumlah 18 0rang.

Alur masuk-keluar paviliun asoka RSUD Kab.Jombang :

RAWAT ADMISI RAWAT JALAN


DARURAT

 APOTEK RUANG INAP YANG


 RADIOLOGI DITUJU KONSUL SPESIALIS
 LABORAT LAIN

MENINGGAL SEMBUH DIRUJUK KE


RUMAH SAKIT

LOKET PEMBAYARAN

KELUAR DARI
RSUD JOMBANG
ANALISA SWOT
Dari pengkajian data diatas , dengan menggunakan metode analisa SWOT sebagai berikut :
1. Model asuhan keperawatan professional (MAKP) analisa lingkungan strategi :
NO BOBOT RATING SKOR Ket
1 MI (Ketenagaan)
A. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
0,2 2 0,4
1. Adanya pembagian jam
kerja atau sift dan
penanggung jawab sift.
2. Jenis ketenagaan S1
Keperawatan berjumlah 5
orang , D3 Keperawatan
berjumlah 18 orang, D3
0,3 3 0,9
kebidanan 3 orang, 3
orang asisten perawat, 1 S-W=3,0-2,0=1
orang tenaga kebersihan, 3
orang administrasi.
3. Masa kerja
>15 tahun = 5 orang
0,2 3 0,8
5-15 tahun = 9 orang
>5 tahun = 12 orang
4. Terdapat 7 dokter, 3orang
spesialis bedah, 1 orang
spesialis ortopedhi 0,3 4 0,9
pediatric, 1 orang spesialis
bedah syaraf, 1 orang
spesialis bedah plastic.
Total 1 11 3,1
WEAKNES
1. Ketidakseimbangan antara
jumlah perawat dan pasien 0,4 2 1,2
(minimal care, parsial care,
dan total care)
2. Tenaga medis yang dari
lulusan S1 hanya 0,6 2 0,8
berjumlah 5 orang
TOTAL 1 4 2,0
2. B. Ekternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kerja sama
0,1 3 0,3
mahasiswa yang praktek
manajemen dengan petugas
ruangan.
2. Adanya kesempatan
melanjutkan pendidikan ke 0,1 2 0,2
jenjang yang lebih tinggi.
3. Adanya kebijakan O-T = 2,6 -2,3 =
pemerintah tentang 0,3 2 0,6 0,3
profesionalisasi perawat.
4. Adanya program akreditasi
RSUD dari pemerintah
0,5 3 1,5
dimana MAKP merupakan
suatu penilaian (ISO)
TOTAL 1 10 2,6
TREATTENED
1. Adanya tuntutan tinggi dari 0,3 2 0,6
masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
profesional
2. Makin tingginya kesadaran
0,2 2 0,4
masyarakat tentang hukum
3. Makin tingginya kesadaran
masyarakat pentinya 0,3 3 0,9
kesehatan.
4. Terbatasnya kuota tenaga
keperawatan yang 0,2 2 0,4
melanjutkan tiap tahun .
TOTAL 1 9 2,3
3.2 Pembiayaan (M-2 Money)
Kelas Tarif kamar HR Dokter Askep Makanan Jumlah
perhari
I Rp. 120.000 Rp. 75.000 Rp. 40.000 Rp. 56.000 Rp. 291.000
II Rp. 60.000 Rp. 50.000 Rp. 40.000 Rp. 40.000 Rp. 190.000
III Rp. 14.300 Rp. 35.000 Rp. 40.000 Rp. 32.000 Rp. 121.000
HCU Rp. 200.000 Rp.100.000 Rp. 50.000 Rp. 40.000 Rp. 390.000

NO. JENIS TARIF


TINDAKAN HCU KELAS I KELAS II KELAS III

1. Ambil darah arteri Rp. 70.000 Rp.70.000 Rp. 70.000 Rp. 56.000
2. Ambil darah vena Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000
3. Syiringe Pump/hari Rp. 80.000 Rp. 80.000 Rp. 80.000 Rp. 80.000
4. Pasang NGT Rp. 80.000 Rp. 80.000 Rp. 80.000 Rp. 40.000
5. Pasang infus Rp. 71.500 Rp. 71.000 Rp. 71.900 Rp. 57.500
6. Pasang O2 tanpa Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 40.000
intubasi
7. Pasang kateter Rp. 60.000 Rp. 60.000 Rp. 60.000 Rp. 24.000
8. Nebulizer/hari Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 25.000
9. Infusion pump/hari Rp. 80.000 Rp. 80.000 Rp. 80.000 Rp. 80.000
10. Injeksi, IV, IM RP. 67.903 Rp. 67.903 Rp. 67.903 Rp. 8.903
,SC/hari
11. Suction Rp. 75.000 Rp. 75.000 Rp. 75.000 Rp.60.000

Biaya perawatan yang berlaku saat ini sesuai dengan kelas


Sumber dana Ruang Paviliun Asoka Berasal Dari Pembiayaan pasien Meliputi :
a. Umum
b. BPJS Non PBI/ PBI
c. Mandiri
d. Asuransi Kesehatan
e. Jasa Raharja
f. KJS

NO Bobot Rating Skor Ket


MONEY / M2
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Terdapat petugas
administrasi 0,2 3 0,6 S–W=
2. Sistem administrasi 0,3 3 0,9 3,20 – 0 =
di paviliun asoka 3,20
terstruktur
3. Administrasi sudah 0,1 3 0,3
menggunakan
teknik computer
4. Adanya petugas, 0,2 3 0,6
peran dan
wewenang yang
jelas dari petugas
administrasi
5. Tarif kamar dan 0,2 4 0,8
pelayanan
terjangkau
Total 1 16 3,20
WEAKNESS
O–T=4
-
–3=1
Total
b. Eksternal factor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Terdapatnya
pendidikan tinggi
keperawatan yang 1 4 4
menyelenggarakan
praktek klinik
manajemen
keperawatan serta
mahasiswa dari
institusi lainnya
diruang paviliun
asoka
Total 1 4 4
THREATENED
1. Adanya tuntutan
masyarakat akan
pelayanan administrasi
yang professional dan
efektif 1 3 3
Total 1 3 3
3.4 Metode pemberian Asuhan Keperawatan (M3/Method)

1. Penerapan sistem MAKP


Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 19 november 2018 model asuhan keperawatan yang
diterapkan di Paviliun Asoka adalah model asuhan keperawatan profesional metode Team
Nursing. Dimana kepala perawat sebagai pemegang peranan paling penting, dan ketua Tim
memiliki beberapa anggota (perawat asosiate). Di paviliun Asoka ketua Tim dibagi menjadi 3
ketua Tim yaitu ketua Tim 1, Ketua Tim 2, dan ketua Tim 3, begitu juga dengan perawat
pelaksana.

Di paviliun Asoka terbagi menjadi Tim wilayah atas dan Tim wilayah bawah. Wilayah
Tim bawah dibagi menjadi 2 Tim, Tim 1 bertanggung jawab untuk ruang HCU dan intermediete
paviliun Asoka serta terdiri dari satu ketua Tim dan 3 anggota. Tim 2 bertanggung jawab untuk
ruang kelas 1 paviliun Asoka dan juga terdiri dari satu anggota Tim dan 3 anggota.

N BOBOT RATING SKOR KET


O
1 M4 (METODE)
MAKP
a. Internal faktor
(IFAS)
STRENGTH
1) Rsud jombang
memiliki
visi,misi,moto,d S-W
0,3 4 1,2
an kredo sebagai 3,15- 2,4=
acuan
melakukan 0,75
kegiatan
pelayanan
kesehatan
2) Paviliun Asoka 0,2 3 0,6
menggunakan
MAKP dengan
metode Tim
Nursing
3) Rs mengadakan 0,2 3 0,6
pelatihan untuk
para perawat
dan kesempatan
untuk
meningkatkan
jenjang
pendidikan
formal
4) Memiliki 0,15 3 0,45
standart asuhan
keperawatan
(SAK), standar
operasional
prosedur
(SOP),standart
pelayanan
minimal (SPM)
5) Terdapat tenaga 0,15 2 0,3
non
keperawatan
terdiri dari 3
orang asisten, 4
orang
adminitrasi, 3
orang tenaga
kebersihan.
TOTAL 1 15 3,15
WEAKNESS
1. Penerapan 0,6 7 1,2
metode MAKP
belum
diterapkan
secara optimal.
2. Ronde
keperawatan
0,4 8 1,2
belum bisa
dilaksanakan
secara rutin
karena belum
terjadwal

TOTAL 1 15 2,4
B. Enternal faktor
(EFAS)
OPORTUNITY

1. Adanya program
0,5 3 1,5
pelatihan dan
seminar
2.adanya kerja sama 0,5 2 1,0 O-T
antara mahasiswa dan
2,5 -2,2=
perawat
0,3
TOTAL 1 5 2,5
THREATENED
1. Persaingan antara RS 0,6 3 1,8
yang saling meningkat
2. bebasnya pers yang
lansung menyebarkan
0,4 2 0,4
informasi dengan cepat
TOTAL 1 5 2,2

2. Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru pada
suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi
ruangan, perwatan ,medis, dan tata tertib ruangan (Nur salam, 2015).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan paviliun asoka, didapatkan data
bahwa penerimaan pasien baru sudah dilakukan mulain dari Timbang terima dengan petugas
IGD (Indentitas pasien,data penunjang,dengan mendatangani format,transpoertasi internal dan
dilakukan ditempat itu masing-masing, dibawakan keruangan, jam datang, konfirmasi hak
perawatan), kemudian petugas ruangan memberikan edukasi HPK (Hak pasien dan keluarga) dan
PPK ( pendidikan pasien dan keluarga), orientasi ruangan,dan PPI (pencegahan penanggulangan
infeksi) akan tetapi belum ada ruangan khusus untuk menerima pasien baru.

NO BOBOT RATING SKOR KET


2 PENERIMAAN
PASIEN BARU

a. Internal Faktor
(IFAS) 0,5 2 1,0
STRENGHT

1. adanya SOP
penerimaan pasien baru

2. bed disiapkan sebelum 0,5 2 1,0


pasien datang
TOTAL 1 4 2,0
WEAKNESS S-W = 2,0-
1. Tidak ada 0,5 3 0,8 1,5 = 0,5
tempat/ruangan untuk
penerimaan pasien baru
2. pasien baru yang 0,5 2 0,7
sudah di rawat dalam
2x24 jam tidak mengenal
perawat
TOTAL 1 5 1,5
B. EKSTERNAL
FAKTOR (EFAS)
OPORTUNITY
1. Adanya kebijakan 0,7 2 1,4 O- T
rumah sakit untuk 2- 0,98=0,02
mengaplikasikan SOP
penerimaan pasien baru
2. adanya hubungan kerja
sama antara perawat dan 0,3 2 0,6
mahasiswa praktek
TOTAL 1 4 2
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang 0,6 3 0,18
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yang lebih profesional.
2. adanya persaingan
pemberian pelayanan 0,4 2 0,8
kesehatan antar tempat
pelayanan kesehatan.
TOTAL 1 5 0, 98

3. Supervisi Ruang Keperawatan

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan


pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah
ditetapkan secara efisien dan efektif (Nursalam, 2015).

Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan kepala ruangan paviliun Asoka, Supervisi
di paviliun Asoka udah dilaksanakan pada minggu kedua dan minggu keempat. Supervisi
terjadwal dan sistematis dengan format yang disediakan dan menggunakan SPO keperawatan
sebagai penilaian.

ANALISA SWOT

N Bobot Rating Skor Ket


o.
3. SUPERVISI
A. Internal Faktor
(IFAS).
STRENGTH
1. Rs tipe B 0,25 3 0,75
pendidikan
2. Adanya struktur 0,2 3 0,6
organisasi di
paviliun Asoka.
3. Adanya 0,3 3 0,9
hubungan S-W = 3 - 2
kerjasama =1
antara kepala
ruangan dengan
staff
4. Adanya tenaga 0,19 3 0,45
kompeten untuk
menjadi
supervisor ( 5
tenaga perawat
S1 Keperawatan
)
5. Supervisi 0,6 3 0,3
dilakukan
paviliun Asoka
2 kali dalam 1
bulan pada
minggu kedua
Total 1 15 3
WEAKNESS
1. Belum 1 2 2
terlaksana
sesuai dengan
jadwal
Total 1 2 2

B. Eksternal
Factor (EFAS)
OPORTUNIT 1 3 3
Y
1. Adanya
kesempatan
untuk
melakukan
pendidikan
formal yang
lebih tinggi
Total 1 3 3
THREATENED
1. Adanya 0,6 3 1,8
tuntunan yang
lebih tinggi dari
masyarakat
untuk
mendapatkan
pelayanan yang
lebih
O – T = 3-
profesional.
2,6 = 0,4
2. Adanya 0,4 2 0,8
persaingan
pemberian
pelayanan
kesehatan antar
tempat
pelayanan
kesehatan.
Total 1 5 2,6
4. Timbang Terima
Timbang Terima (operan) merupakan teknik/cara menyampaikan dan menerima suatu
laporan yang berkaitan dengan keadaan klien (Nur Salam,2015).

Berdasarkan hasil wawancara, timbang terima dilakukan sesuai rekam medik, namun
kadang-kadang pelaksanaan timbang terima tidak terlaksana dengan optimal dikarnakan DPJP
berada dijam yang sama saat timbang terima dengan beberapa perawat ruangan dan hasil dari
pengamatan tidak ada pembukaan dalam timbang terima,kurangnya sapaan perawat terhadap
pasien,perawat memakai sandal saat timbang terima,serta tidak ada penutupan.

Isi timbang terima terima tersebut meliputi indentas paien,diagnoa medis,masalah


keperawatan, rencana keperawatan yang sudah/belum dilaksanakan,persiapan rencana umum dan
perlu dilakukan dan ditndaklanjuti (persiapan operasi,pemeriksaan penunjang,konsul,prosedur
tindakan tertentu)

NO BOBOT SKOR RATING KET


TIMBANG TERIMA
A. Interna Faktor
(IFAS)
STRENGTH

1.Timbang terima
sudah menjadi agenda 0,3 2 0,5
tetap dan terjadwal di
lakukan setiap
pertukaran shif.
2. kepala ruangan
memimpin kegiatan 0,3 2 0,5
Timbang terima setiap
pagi
3. perawat terlibat
secara aktiv 0,2 4 0,3
4. ada buku laporan
jaga setiap shif 0,2 4 0,7
TOTAL 1 12 2,0
WEAKNESS S-W=
1. Timbang terima 0,3 2 0,7 2,0-2,2 = -
dilakukan sesuai 0,2
rekam medik namun
terkadang ada
beberapa perawat yang
kurang sapaannya
terhadap pasien
2. dari hasil
pengamatan di hari 0,5 3 1,1
libur tidak ada
pembukaan TT Serta
penutupan dan
beberapa perawat
menggunakan tidak
menggunakan sepatu
pada saat TT.
3. Tidak ada lampiran
untuk kolom tanda 0,2 2 0,3
tangan sebagai bukti
timbang terima telah
dilakukan setelah
pergantian shif.
TOTAL 1 7 2,2
B. EKSTERNAL
FAKTOR (Efas)
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama 1 3 3
antara mahasiswa
praktek dan perawat
klinik.
TOTAL 1 3 3

THREATENED 1 2 2
1. Adanya tuntutan O-T
yang lebih tinggi dari 3-2 = 1
masyarakat untuk
mendapatkan
pelayanan yang
profesional.
TOTAL 1 2 2
5. Ronde Keperawatan

Ronde Keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara mendalam
masalah keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan pasien secara langsung
sebagai fokus kegiatan (Nursalam, 2015).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan bersifat Ronde, hanya saja Ronde
belum bisa dilaksanakan dengan rutin setiap bulannya dikarenakan kesibukan masing-masing
PPA (Profesional Pemberi Asuhan) dipimpin Karu dengan tim perawat dan mengundang petugas
penunjang kesehatan seperti Ahli Gizi, Fisioterapi, Apoteker dll.

ANALISA SWOT

No. Bobot Rating Skor Ket


5. RONDE KEPERAWATAN
A. Internal Factor (
IFAS )
STRENGHT
1. RSUD jombang
merupakan RS tipe B 0,6 3 1,8
2. Jenis ketenagaan S1 0,4 3 1,2
keperawatn berjumlah
5 orang, D3
S–W=
keperawatan
3,0 – 3,1
berjumlah 18 orang,
= 0,1
D3 kebidanan 3
orang, asisten perawat
5 orang, Tenaga
kebersihan 3 orang,
administrasi 4 orang.
Total 1 6 3,0
WEAKNESS
1. Ronde belum bisa 0,5 3 1,5
dilaksanakan dengan
rutin setiap bulannya
dikarenakan
kesibukan masing-
masing PPA (
profesional Pemberi
Asuhan ).
2. Keterbatasan waktu 0,1 2 0,4
tenaga non
keperawatan
3. Keterbatasan waktu 0,4 3 1,2
bagi tenaga medis
Total 1 8 3,1
a. Eksternal Faktor
(EFAS)
OPORTUNITY
1. Adanya kesempatan 0,4 3 1,2
melanjutkan
pendidikan formal. O–T=
2. Terbukanya 0,3 2 0,6 2,4 – 2 =
kesempatan untuk 0,4
mengikuti pelatihan .
3. Terdapat kerjasama 0,3 2 0,6
antara mahasiswa
profesi ners dengan
perawat ruangan
Total 1 7 2,4
TRHEATENED
1. Tuntunan yang makin 1 2 2
tinggi dari konsumen
pelayanan yang lebih
prima.
Total 1 2 2

6. Discharge Planning

Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian,
persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan
pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang (Carpenito, 2009).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan paviliun Asoka discharge planning
sebanyak 2 kali yakni :

1. Sejak pasien baru MRS yangdi masukkan dalam asessment pertama keperawatan
2. Ketika pasien KRS meliputi :
- penyuluhan kesehatan yang telah di lakukan :
a. jenis aktivitas yang di lakukan.
b. cara melakukan ROM aktif atau pasif.
c. Cara memberikan obat dan pemahaman efek samping obat.
d. Perawatan pasien di rumah post MRS.
e. Tanda kegawatan pada pasien dan penatalaksanaan di rumah.
f. Perawatan bayi di rumah.
g. Anjuran pola makan dan diet.
h. Cara batuk efektif
- penyuluhan kesehatan yang perlu dilakukan di komunitas.
1. Perawatan payudara dan pemberian ASI eksklusif
2. Cara mencegah penularan TBC / HIV
3. Rutinitas kontrol dan minum obat TBC / HIV

Analisa SWOT

No Bobot Rating Skor Keterangan

6. DISCHARGE
PLANNING
a. Internal Factor
(IFAS)
STRENGTH
1. Perawat
memberikan 0,2 4 0,8
pendidikan
kesehatan kepada
keluarga dengan S–W=
baik
3,65 – 3 =
2. Discharge 0,15 3 0,45
planning rutin di 0,65
laksanakan ketika
pasien pulang
3. Adanya format 0,2 3 0,6
discharge
planning
4. Adanya surat 0,45 4 1,8
control
Total 1 14 3,65
WEAKNESS
1. Leaflet tidak
1 3 3
dibagikan saat
pasien pulang
Total 1 3 3
b. Eksternal Factor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya 0,5 2 1
kerjasama yang
baik antara
mahasiswa
dengan perawat
klinik
2. Adanya kemauan 0,5 2 1
pasien atau
O–T=
keluarga terhadap
anjuran perawat 2– 2,3 =
Total 1 4 2 -0,3
THREATENED
1. Adanya tuntutan 0,5 2 1
dari masyarakat
untuk
mendapatkan
pelayanan yang
profesional
2. Makin tingginya 0,3 3 0,9
kesadaran
masyarakat akan
pentingnya
kesehatan
3. Masyarakat lebih 0,2 2 0,4
kritis bertanya
untuk
mendapatkan
informasi
kesehatan tentang
sakit dan
pengobatan yang
di terima
Total 1 7 2,3

7. Sentralisasi Obat / UDD

Pengelolaan obat adalah pengelolaan dengan sistem menyerahkan seluruh obat pasien
sepenuhnya kepada perawat dengan tujun penggunaan obat dapat dilakukan secara benar
sehingga tidak terjadi pemborosan dan kemungkinan terjadinya kesalahan obat (Nursalam,
2015).
Pengelolaan sentralisasi obat di paviliun Asoka telah sesuai CPO (Catatan Pengawasan
Obat). Pasien baru dibuatkan resep setiap harinya (satu hari satu kali). Setelah visite perawat
akan mengantarkan resep ke farmasi kemudian apoteker / pihak farmasi mengantarkan kepada
perawat ruangan, sistem yang dipakai sistem UDD, ( Unit Dose Dispending ) merupakan suatu
sistem distribusi obat kepada pasien rawat inap disiapkan dalam bentuk dosis terbagi siap pakai
untuk pemakaian selama 24 jam. Sistem Distribusi obat merupakan tanggung jawab farmasi,
juga terkait dengan staf medis, perawat, dan administrasi.

ANALISA SWOT

No. Bobot Rating Skor Ket


7 SENTRALISASI OBAT / UDD
. a. Internal Faktor ( IFAS )
S–W=
STRENGTH
2,7 – 3 =
1. Adanya lembar observasi
0,9
pemberian obat
0,4 2 0,6
2. Pengelolaan obat dilakukan 0,3 3 1,2
rutin setiap pergantian shift
3. Kepala ruangan 0,3 3 0,9
mendukung kegiatan
pengelolaan obat
Total 1 8 2,7
WEAKNESS
1. Ketika pengoplosan obat, 0,5 1 1
perawat belum
menggunakan APD yang
lengkap dan belum
memberi identitas pasien
pada setiap obat yang akan
diberikan ke pasien serta
belum mencantumkan label
obat pada alat injeksi ( pada
obat IV ).
2. Masih berjalannya 0,3 1 1
pengoplosan obat yang
dilakukan oleh perawat
yang sebenarnya tugas
mengoplos obat tersebut
masuk kedalam tanggung
jawab farmasi.
3. Belum ada pengolah 0,2 1 1
Penanggung Jawab Obat
Ruangan ( PJOR )
Total 1 3 3
b. Eksternal Faktor ( EFAS )
OPPORTUNITY
1. Pemberian obat yang tepat 0,6 3 1,8
sesuai 7T IW akan
mempercepat
penyembuhan
2. Adanya kerja sama yang 0,4 3 1,2
baik antara perawat dan
mahasiswa
Total 1 6 3,0
THREATENED
1. Dengan obat yang berada 0,6 3 1,8
ditangan dapat
memungkinkan terjadinya O–T=3–
ketidakpatuhan minum obat 2,6 = 0,4
2. Adanya tuntunan dari 0,4 2 0,8
pasien untuk mendapatkan
layanan perawatan yang
professional
Total 1 5 2,6

8.Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan model
asuhan keperawatan profesional, karena mempunyai fungsi lain sebagai alat komunikasi, aspek
hukum, jaminan mutu, pendidikan/penelitian dan akreditasi (Nursalam, 2015).
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan paviliun Asoka, pendokumentasian
asuhan keperawatan di paviliun Asokadilaksanakan segera setelah pasien masuk dan saat terjadi
masalah keperawatan, sistem dokumentasinya yang berlaku adalah SOR (Source Orientit
Record) yaitu sistem pemdokumentasian yang berorientasian dari bagai sumber tenaga
kesehatan, misalnya dari dokter, perawat, ahli gizi dan lain-lain. Dokumentasi keperawatan
meliputi asessment awal (CPPT) dan asessment ulang. Pedoman yang digunakan untuk penulisan
asuhan keperawatan diagnose mengacu pada SDKI dan intervensi keperawatan yakni mengacu
pada NIC-NOC.

Status Rekam Medik Pasien di Paviliun Asoka

Uraian Bagian Sumber

Lembar admisi (Lembar Wajib Admisi) Administrasi

a. Ringkasan masuk keluar


b. Daftar DPJP
c. Persetujuan umum
d. Persetujuan kelas perawatan
e. Pernyataan sebagai pasien umum
f. Pernyataan sebagai peserta JKN
g. Pernyataan sebagai peserta KJS
Lembar Opsional Admisi

a. Lembar rujukan dari luar rumah


sakit
b. Formulir pendaftaran pasien baru Administrasi
IGD (Lembar Wajib IGD)

a. Pengkajian gawat darurat


Lembar Opsional IGD
Dokter
a. Status lokalis
b. Lembar observasi
c. Edukasi kondisi pasien di IGD
Dokter
d. Lembar konsultasi
e. Persetujuan tindakan kedokteran
f. Penolakan upaya tindakan
kedokteran
g. Surat rujukan
h. Surat balasan rujukan
i. Persetujuan dan penolakan
rujukan
j. Transfer pasien intra rumah sakit
Rawat inap dewasa (Lembar Wajib
Dewasa)

a. Pengkajian awal medis rawat inap


b. Pengkajian awal keperawatan
rawat inap
c. Laporan proses keperawatan
d. Lembar grafik suhu, tensi dan
nadi dewasa
Dokter
e. Pengkajian kebutuhan pendidikan
pasien dan keluarga, formulir Perawat
pendidikan pasien dan keluarga,
formulir pendidikan pasien dan
keluarga terintegrasi Perawat
f. Catatan perkembangan asuhan
Perawat
terintegrasi
g. Rencana perawatan di rumah
h. Ringkasan medis
Perawat
Lembar Opsional Dewasa

a. Transfer pasien intra rumah sakit


b. Ringkasan untuk alih rawat
c. Lembar observasi
d. Pengkajian dan intervensi resiko
jatuh pasien dewasa / MORSE
e. Pengkajian mutu klinik
Perawat
keperawatan
f. Monitoring pasien transfuse darah Perawat
g. Lembar laporan kejadianreaksi Perawat
transfuse
h. Lembar pemantauan oksigen Dokter

i. Persetujuan tindakan kedokteran


dan pemberian informasi tindakan
dokter Perawat

j. Penolakan upaya tindakan Perawat


kedokteran
Perawat
k. Lembar permintaan pelayanan
kerohanian Perawat
l. Skrining gizi dewasa
m. Pengkajian pasien menjelang
Perawat
akhir hayat
n. Lembar konsultasi Perawat
o. Surat rujukan
Perawat
p. Surat balasan rujukan
q. Persetujuan dan penolakan
rujukan
Perawat
r. Persetujuan second opinion
s. Formulir penundaan layanan Dokter
t. Don’t Resusitasi
Farmasi
Dokter
a. CPO1 (Obat)
b. CPO2 (HAM) Kerohanian
c. CPO3 (Alkes)
d. CPO4 (Obat Pulang)
Pemeriksaan penunjang Ahli Gizi

a. Rangkuman hasil laboratorium Kerohanian

b. Hasil laboratorium
c. Hasil bacaan radiologi
d. Penunjang lain Dokter

e. Penempelan hasil pemeriksaan Dokter


EEG, EKG, audiometri, dll
Dokter

Dokter

Dokter
PJOR

Laboratorium

Laboratorium

Radiologi

ANALISA SWOT

No. Bobot Rating Skor keterangan

8. Dokumentasi

a. Internal factor
(IFAS)
STRENGTH

1. Tersedianya format 0,2 3 0,6


pendokumentasian
berupa resume
keperawatan
2. Sudah ada sistem 0,2 2 0,4
pendokumentasian
SOR
3. Dokumentasi 0,2 3 0,6
keperawatan :
pengkajian
menggunakan
persistem dan pola
fungsi kesehatan
(Gorden). Diagnosa
sampai dengan
evaluasi SOAP S–W=
4. Adanya kemauan 0,15 3 0,45
2,3 – 2 =
perawat untuk
melakukan 0,3
pendokumentasian
5. Karu mendukung 0,15 3 0,45
kegiatan
keperawatan
6. >90% 0,1 4 0,4
pendokumentasi
telah diisi secara
lengkap dan benar
berdasarkan
observasi pada status
pasien
Total 1 18 2,3

WEAKNESS

1. Respon klien kurang 1 2 2


terpantau dalam
lembar evaluasi
Total 1 2 2

b. Eksternal Factor
(EFAS)
OPORTUNITY

1. Kerjasama yang baik 1 4 4


dalam
pendokumentasian
antara perawat,
dokter dan
mahasiswa
Total 1 4 4
O–T=
THREATENED
4 – 2,7 =
1. Adanya tuntutan 0,7 3 2,1
yang lebih tinggi
dari masyarakat
untuk mendapatkan 1,3
pelayanan yang
lebih profesional
2. Semakin tingginya 0,3 2 0,6
kesadaran
masyarakat terhadap
hukum dan
kesehatan
Total 1 5 2,7

3.5 Pemasaran (M5-Market)

1. Kelebihan mutu
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang bekerja sama dengan institusi
pendidikan wilayah Jombang, Mojokerto, Malang, Kediri dan lain-lain. Paviliun Asoka
merupakan salah satu ruangan di RSUD Jombang dengan berbagi kasus trauma yang
terdiri dari kelas 1, kelas 2, kelas 3, HCU dan Intermediet. Adanya program asuransi
kesehatan dari pemerintah khusus bagi warga miskin menjadikan salah satu sumber
pendapatan rumah sakit.
Banyak berdirinya rumah sakit swasta diwiliyah Jombang, sehingga dibutuhkan
pelayanann prima dalam menghadapi daya saing yang terjadi.
a. Kasus terbanyak
Pada periode Oktober 2018 jumlah kasus penyakit terbanyak adalah cidera otak
ringan (COR).
NO. DIAGNOSA JUMLAH KETERANGAN
1. Cidera otak ringan 66
2. Pasien radius ulna 18
3. Trauma tumpul thorax 14
4. Cidera otak sedang 13
5. Fraktur tibia fibula 11
6. Trauma tumpul abdomen 9
7. Fraktur mandibula 9
8. Fraktur femur 8
9. CVA Bleding 8
10. Fraktur digit mannus 6

2. BOR pasien
Berdsarkan hasil pengkajian pada hari senin dan selasa , tanggal 20-21 November 2018,
didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur ruang paviliun Asoka yaitu tempat tidur dengan
rincian sebagai berikut :

(1) Gambaran umum jumlah tempat tidur di paviliun asoka :


BOR tanggal 20-21 November 2018
NO Ruangan 20 november 2018 21 november 2018
1 Kelas 1 (4 TT) 2 TT 1 TT
2 Kelas II (4 TT) 2 TT 1 TT
3 Kelas III (17 TT) 16 TT 12 TT
4 HCU (18 TT) 12 TT 12 TT
5 Intermediate (4) 1TT 1 TT

Tanggal 20 November 2018 : BOR 33/46 x 100 = 71,7%


Tanggal 21 November 2018 : BOR
BOR rata- rata tanggal 21-22 November 2018 adalah 64%.

3. Patient safety
Indikator keamanan pasien dapat dilihat dari angka kejadian dekubitus , kejadian pasien
jatuh dan kejadian cidera akibat fiksasi . Berdasarkan laporan dan observasi yang
dilakukan pada tanggal 19-20 november 2018 di paviliun asoka didaptkan hasil :
a. Jumlah angka kejadian dekubitus terjadi pada pasien kurang dari 5%. Di karenakan
rata-rata pasien rawat inap 4-7 hari. Sedangkan sebagian pasien dapat melakukan
mobilisasi ditempat tidur.
b. Kejadian pasien jatuh tidak terjadi didaptkan bahwa 100% pasien tidak menunjukkan
bahwa model tempat tidur untuk semua kelas sudah ada pengaman bed, dan sudah
ada pita sebagai tanda resiko jatuh tinggi dan resiko jatuh rendah. Sehingga, pasien di
pav Asoka kelas III tidak ada kejadian resiko jatuh.
c. Jumlah kejadian cidera akibat fiksasi terjadi pada pasien kurang 1,5%. dikarenakan
rata-rata pasien rawat inap pasien 4-7 hari. Sedangkan penggantian Intravena line
(IVL) adlah setiap 3 kali 24 ajm atau ada keluhan yang lain.

NO Bobot Rating Skor Ket


MARKET / M5 0,2 3 0,90
A. Internal Factor
(IFAS)
STRENGTH
1. Pelayanan di paviliun
Asoka sangat prima dalam
pelayanan perawatan terhadap
pasien
2. Mutu pelayanan sudah 0,3 3 0,69 S-W=
terlaksana secara efektif sesuai 3,62-3=
dengan kredo RSUD jombang 0,62
3. Pelayanan paviliun 0,2 3 0,87
Asoka tidak membedakan
pasien dengan status
jamkesmas, jamkesda,
askes,askeskin, dan umum
4. Pembangunan gedung 0,2 2 0,75
RS yang semakin berkembang
5. Perkembangan 0,1 2 0,50
pelayanan IT (…) yang cukup
baik
TOTAL 1 13 3,62
WEAKNESS 1 3 3
1. Resiko tinggi akibat
jatuh dan cidera akibat fiksasi
TOTAL 1 3 3

B. Eksternal factor O,6 4 2,4


(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya program O–T=4
latihan kepada perawat – 3,50 =
paviluin asoka 0,5
2. Merupakan paviliun 0,4 4 1,6
yang focus menangani penyakit
dalam yang ada di RSUD
Jombang sehingga mutu
pelayanan dapat dilakukan
secara efektif
TOTAL 1 8 4
THREATENED 0,5 3 1,5
1. Adanya tuntutan
masyarakat terhadap
peningkatan mutu pelayanan
paviliun asoka
2. Persaingan antar rumah 0,5 4 2
sakit dalam pemberian
pelayanan kesehatan kepada
konsumen di era globalisasi
TOTAL 1 7 3,50
DIAGRAM ANALISIS SWOT

Anda mungkin juga menyukai