Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam
berupa hasil tambang, pertanian, perikanan, peternakan dan tanah yang sangat subur merupakan modal
dan kekuatan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju. Namun, dengan
potensi tersebut, Indonesia hanya memiliki 0,81% wirausaha. Padahal secara historis dan konsesus,
sebuah negara idealnya memiliki minimal 2% wirausaha agar bisa menjadi negara maju. Lebih ironi
lagi, menurut data statistik BPS tahun 2010 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 31,02 juta
atau sekitar 13,33% dari total penduduk Indonesia. Pada Maret 2009, 63,38% penduduk miskin tersebut
berada di pedesaan yang sebagian besar mata pencahariannya adalah petani dan buruh tani, dan
jumlahnya meningkat menjadi 64,23% pada Maret 2010. Ini menunjukkan bahwa persentase penduduk
miskin di pedesaan tidak banyak berubah selama periode ini.
Fakta selanjutnya, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat besar, jumlahnya
menempati urutan ke empat terbanyak di dunia, dimana 27% diantaranya adalah pemuda yang
merupakan pelaku penting bagi tumbuh dan berkembangnya budaya inovasi dan kreatif. Pemuda
memiliki peran strategis bagi pertumbuhan dan kemajuan bangsa Indonesia karena mereka memiliki
produktivitas tinggi di masyarakat untuk berkarya, berkreasi dan berinovasi. Setiap tahun perguruan
tinggi di Indonesia meluluskan mahasiswanya, yang berarti ribuan hasil riset yang dihasilkan oleh
pemuda Indonesia. Ini juga merupakan potensi yang besar bagi bangasa Indonesia untuk menjadi
bangsa yang maju.
Kegiatan sosialteknopreneur dalam hal ini bukan sekedar ajang bagi-bagi modal usaha, namun
merupakan sistem usaha yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi.
Berdaya saing berarti usaha yang dijalankan tidak sekedar mengandalkan kelimpahan sumber daya alam
dan tenaga kerja, namun berorientasi pada pasar, produktivitas, pemanfaatan inovasi teknologi, dan
kreativitas sumber daya manusia. Berkerakyatan dicirikan dengan pemanfaatan sumber daya alam yang
dimiliki rakyat banyak dan menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan usaha sehingga
hasilnya dapat dinikmati bersama. Berkelanjutan dicirikan dengan kemampuan masyarakat untuk
merespon perubahan pasar secara cepat dan efisien, berorientasi jangka panjang, dan pengembangan
inovasi teknologi yang ramah lingkungan secara kontinyu. Sedangkan terdesentralisasi bercirikan pada
pendayagunaan keragaman sumber daya lokal, berkembangnya kreativitas masyarakat, dan kerjasama
yang harmonis dengan pemerintah daerah.