Anda di halaman 1dari 3

Resolusi Jihad dalam Pergerakan Demi Terciptanya Kader Ulul Albab

Oleh : Abidah

Rayon : Ekonomi Hasyim Asy’ari

1. Pendahuluan
Kader ulul albab disini berperan penting dalam pergerakan mahasiswa islam
indonesia (PMII). Dimana kader-kader ulul albab dikenal dengan memiliki pribadi yang
bertaqwa, berbudi luhur, berilmu, cakap, serta dapat mengamalkan ilmunya. Dan termasuk
dalam tujuan PMII itu sendiri yang tercantum pada AD-ART Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia.
Resolusi jihad dalam pergerakan ini menggaris bawahi agar umat islam ikut serta
pempertahankan kemerdekaan Indonesia terutama pada kalangan santri yang berbasis
kepesantrenan andil dalam memerankan lakon yang diprakarsai oleh para kyiai-kyiai.
Terkhusus Beberapa Ulama NU yang ikut memperjuangkan resolusi jihad. Beliau ialah
KH. Hasyim Asy’ari (Tebuireng Jombang), KH. Wahab Khasbullah (Jombang), KH. M.
Dahlan (Surabaya), KH. Ridwan Abdullah, dan KH. Sahal Mansur. Para tokoh-tokoh
Ulama’ ini begitu gigih memperjuangkan kemerdekaan pada masa itu tepatnya 22 Oktober
1945 terjadinya peristiwa penting merupakan rangkaian sejarah bangsa indonesia melawan
bangsa kolonialisme. Dikatakan penting, karena hari ini, 71 tahun silam, PBNU yang
mengundang konsul-konsul NU di seluruh Jawa dan Madura yang hadir pada tanggal 21
Oktober 1945 di kantor PB ANO (Ansor Nahdlatul Oelama) di Jl. Bubutan VI/2 Surabaya,
berdasar amanat berupa pokok-pokok kaidah tentang kewajiban umat Islam dalam jihad
mempertahankan tanah air dan bangsanya yang disampaikan Rais Akbar KH Hasyim
Asy’ari.
KH. Hasyim Asy’ari pun juga menyutujui selagi Santri-santri dibekali ilmu agama
namun beliau percaya dengan tawaran mental dan fisik, dengan syarat sebatas
mempertahankan keamanan dalam negri membentuk sendiri dengan nama barisan
“Hisbullah”. Dan para santri bersemangat pengacungkan tangan berani bergerak berjuang
dan rela mati-matian untuk membela tanah air demi kemerdekaan indonesia.

2. Isi Pembahasan
Resolusi jihad disini mengajarkan bergerak berani melawan demi mempertahankan
kemerdekaan indonesia dan diperkuat oleh ketaqwaannya kepada Allah SWT. Berbudi
luhur, berilmu, cakap, dan bertanggung jawab mengamalkan ilmunya. Serta memiliki
komitmen kuat untuk memperjuangkan nilai-nilai kemerdekaan Indonesia.
Perlu dengan adanya melatih atau memperbaiki mental dan berani berfikir kritis,
bertindak sebagai transpormatif bisa berperan dalam bidang nya atau yang ia kuasai serta
peduli terhadap lingkungan sosial.
Dalam Prinsip-prinsip yang ada di ulul albab ialah berfikir ilmiah, berilmu amaliah,
beramal ilahiah.
a. Berfikir ilmiah
Sebagaian besar mahasiswa akademisi dapat berfikir secara ilmiah. membiasakan diri
agar terlatih berfiir secara radikal (berakar), universal (menyeluruh), dan utuh.
Sehingga dapat me transformasikan pemikirannya dengan detile dalam metode
penyampaiannya. Sebagai contoh, ketika kita ingin meyakinkan bahwa Al-Qur'an
adalah sumber segala ilmu pengetahuan.
b. Berilmu amaliah
Ketika seseorang memiliki ilmu alangkah baiknya diamalkan kepada orang lain agar
ilmu yang ia dapat barakah dan manfaat. Disayangkan dan sia-sia jika memiliki ilmu
segudang namun hanya ditimbun sendiri maka tidak mencapai manfaat didalamnya.
Seperti ditolaknya amal tanpa landasan ilmu semisal kita melakukan shalat tetapi tidak
tahu ilmu serta syarat rukunnya shalat, maka gerakan jungkir balik kita akan ditolak
sebagai ibadah shalat oleh Allah -kalau ibadah niat hanya Allah yang tahu.
c. Beramal Ilahiah
Adanya amal yang berlandaskan hanya untuk ibadah kepada Allah akan membuat
apapun yang di lakukan baik dalam pengembangan diri menuju perjuangan islam
rahmatan lil'alamin.
d. Berfikir Radikal
Berfikir radikal berarti berfikir secara mengakar (radicting), mendalam (deeping),
menyeluruh (detail) dan sistematis dalam menganalisa suatu hal atau permasalahan.
Berfikir radikal berarti menganalisa suatu hal dengan pandangan esensial (pokok
pikiran) dan bertujuan mengetahui hakikat suatu makna permasalahan. Yang dimaksud
dengan penerapan berfikir radikal ini berarti sebelum melakukan sesuatu haruslah
mengetahui dan mempunyai tujuan yang jelas, terarah dan bermakna.
e. Bersikap Moderat
Bersikap moderat atau dalam Aswaja NU disebut 'tawasuth' artinya sikap mengambil
jalan tengah demi tujuan yang lurus menuju rahmat Allah. Ada sebuah hadis yang
menganjurkan kita untuk selalu bersikap moderat, tidak fanatik buta, ekstrim kanan
(agamis) maupun ekstrim kiri (nasionalis/liberal).

3. penutup
Begitulah, kita menyadari bersama bahwa di dalam PMII memang selalu
mengupayakan tujuan menjadi pribadi santri yang cinta terhadap tanah air sebagai titik
nasionalis dan mengamalkan hal-hal dalam kebajikan sehinggga menjadi kader ulil albab
yang berpedoman pada alqur’an, hadits, ijma’, dan qiyas. Demikian beruntungnya apabila
kita bisa menjadi orang yang mempunyai akalbudi untuk berfikir bagaimana kita bisa
mengupayakan kebermanfaatan diri bagi masyarakat, bagi Indonesia dan bagi dunia.
Apabila uapaya berfikir ilmiah, berilmu amaliah dan beramal illahiah bisa kita lakukan
dengan konsisten, serta berfikir radikal, bersikap moderat dan bertindak mengupayakan
kesalehan kolektif kita amalkan, maka kader PMII akan menjadi lebih berkualitas dan bisa
memberikan kebermanfaatan yang lebih bagi Islam dan Indonesia serta seluruh alam
semesta.

Anda mungkin juga menyukai