Laporan Pressure
Laporan Pressure
PENDAHULUAN
2) Kondisi operasi
Pada operasi atau reaksi tertentu diperlukan kondisi tertentu
pula. Pengendalian diperlukan agar beroperasi secara optimal.
3) Faktor ekonomi
Pabrik didirikan adalah untuk menghasilkan uang. Sehingga
produk akhir harus sesuai dengan permintaan pasar. Prinsipnya
bukan kualitas produk terbaik yang diharapkan, tetapi kualitas
yang dapat diterima pasar dengan biaya operasional rendah
sehingga menghasilkan untung sebesar – besarnya. Kualitas sangat
bagus tetapi memerlukan biaya operasional yang tinggi, sehingga
harga jual menjadi mahal dan tidak laku di pasar, sehingga hal itu
tidak diharapkan. Atas dasar itu peranan pengendalian proses
adalah membuat kondisi operasi agar menghasilkan produk yang
sesuai permintaan pasar.
2.1 Definisi
Pengendalian proses adalah bagian dari pengendalian secara
automatik yang diterapkan di bidang teknologi proses untuk menjaga
kondisi proses agar sesuai dengan yang diinginkan. Seluruh komponen
yang terlibat dalam pengendalian proses disebut sistem pengendalian atau
sistem kontrol.
Q2
P3
Q3
keran
X1 Keran air
X terkalibrasi Q
b. Unit Pengendali
Bagian ini bertugas membandingkan, mengevaluasi, dan
mengirimkan sinyal ke unit kendali akhir. Evaluasi yang dilakukan berupa
operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian , integrasi dan diferensiasi. Hasil evaluasi berupa sinyalkendali
yang dikirim ke unit kendali akhir. Sinyal kendali berupa sinyal standar
yang serupa dengan sinyal pengukuran.
W-
r+ e U M+ C
GC GV GP
y-
Keterangan gambar :
r+ = nilai acuan atau setpoint value (SV)
e = sinyal galat (error) dengan e = r –y
y = sinyal pengukuran
u = sinyal kendali
M+ = variabel termanipulasi
W- = variabel gangguan
C = variabel proses
GC = komputer
GV = pompa A
GP = orifice
H = transmiter
PC PT
Keterangan :
AIR GV
pressure dideteksi oleh sensor dan dikirim oleh bagian transmiternya (PT)
ke unit pengendali pressure (PC). Di dalam unit pengendali pressure akan
dibandingkan dengan nilai acuan yang diharapkan. Jika tidak sesuai dengan
acuan, maka unit pengendali akan member sinyal ke unit kendali akhir untuk
melakukan aksi.
2.6.1 Tanggapan transien sistem tertutup
Sistem pengendalian dapat lebih disederhanakan, yaitu dengan
memandang sistem sebagai suatu blok dengan dua masukan (r dan w) dan
satu keluaran (y).
r
SISTEM PENGENDALIAN
W y
Gambar 2.6.1.1 Penyederhanaan sistem pengendalian sebagai satu blok
Jika ke dalam sistem pengendalian terjadi perubahan nilai acuan,
idealnya nilai variabel proses dapat mengikuti nilai acuan baru. Tetapi
kondisi demikian biasanya tidak terjadi. Nilai variabel proses akan
mengalami beberapa kemungkinan perubahan yaitu :
y y
beban
Settling time
variabel
proses
offset
Maximum error
(overshoot)
Gambar 2.8.1 kriteria integral galat absolut (IAE)/ luas daerah yang diarsir
y-
𝑒 =𝑅−𝑦
𝑢 = 𝑒 ∙ 𝐺𝐶
= (𝑅 − 𝑦) ∙ 𝐺𝐶
𝑚 = 𝑢 ∙ 𝐺𝑉
= (𝑅 − 𝑦) ∙ 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉
𝑎 =𝑚−𝑤
= ((𝑅 − 𝑦) ∙ 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉) − 𝑤
= 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝑅 − 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝑦 − 𝑤
𝑦 =𝐶∙𝐻
𝐶 = 𝑎 ∙ 𝐺𝑃
= (𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝑅 − 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝑦 − 𝑤) ∙ 𝐺𝑃
= 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝐺𝑃. 𝑅 − 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝐺𝑃. 𝑦 − 𝑤 ∙ 𝐺𝑃
= 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝐺𝑃. 𝑅 − 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝐺𝑃. 𝐶. 𝐻 − 𝑤 ∙ 𝐺𝑃
𝐶 + 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝐺𝑃. 𝐶. 𝐻 = 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝐺𝑃. 𝑅 − 𝑤 ∙ 𝐺𝑃
𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝐺𝑃 𝐺𝑃
𝐶= ∙𝑅− ∙𝑊
1 + 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝐺𝑃 . 𝐻 1 + 𝐺𝐶 ∙ 𝐺𝑉 ∙ 𝐺𝑃. 𝐻
BAB III
METODOLOGI
2
1 Series1
0
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 25%
50
40
30
tekanan
20
Series1
10
0
00:00 00:43 01:26 02:10 02:53
waktu
PB 10%
80
60
tekanan
40
20 Series1
0
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 5%
100
80
tekanan
60
40
Series1
20
0
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 2,5%
120
100
80
tekanan
60
40 Series1
20
0
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 5% TI 5s
112
110
108
tekanan
106
104 Series1
102
100
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 5% TI 10s
120
100
80
tekanan
60
40 Series1
20
0
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 5% TI 20s
106
104
102
100
tekanan
98
96
94 Series1
92
90
88
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 5% TI 30s
102
100
98
96
tekanan
94
92 Series1
90
88
86
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 5% TI 35s
95
90
tekanan
85
Series1
80
75
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 5% TI 10s TD 10s
120
100
80
tekanan
60
40 Series1
20
0
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 5% TI 10s TD 20s
100
80
tekanan
60
40
Series1
20
0
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 5% TI 10s TD 30s
100
80
tekanan
60
40
Series1
20
0
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 5% TI 10s TD 40s
83
82
tekanan
81
80 Series1
79
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
PB 5% TI 10s TD 50s
85
84
83
82
tekanan
81
80 Series1
79
78
77
00:00 00:43 01:26 02:10
waktu
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah control pressure merek PTC-40. Ada pun
tujuan dari praktikum kali ini adalah mengenal peralatan yang digunakan
dalam control pressure; mengetahui prinsip kerja dari sensor; mengamati
prinsip kerja system control pressure; mengamati respon dari mode
pengendalian P, PI, dan PID.
Pada praktikum ini nilai yang diinginkan atau dicapai (Setpoint) yaitu
120. Pengendalian dengan mode P (Proportional) dilakukan dengan nilai
50%, 25%, 10%, 5% dan 2,5%. Pada Proportional Band 5%, tanggapannya
merupakan osilasi tak tentu sama halnya pada Proportional Band 25%, Pada
Proportional Band 10% terjadi tanggapan osilasi kontinu sama halnya pada
Proportional Band 5% tetapi yang berbeda yaitu nilai flownya, pada PB 10%
dan 5% nilai flow masing-masing yaitu kisaran 40-60 dan 80-100. Pada PB
2.5% terjadi tanggapan osilasi tak tentu tetapi variable prosesnya lebih
mendekati nilai setpointnya. Sehingga dapat disimpulkan Semakin besar
Proportional Band (PB) semakin cepat stabil tapi semakin jauh dari setpoint
dan offsetx semakin besar.
Pada mode pengendalian PI (Proportional Integral dilakukan dengan
nilai Integral Time 5s, 10s, 20s, 30s dan 35s dengan nilai Propotional Band
tetap yaitu 5%. Pada PB 5% terjadi osilasi kontinu tetapi ketika ditambah
Integral Time terjadi osilasi yang cenderung teredam namun tidak stabil
tetapi pada PB 5% TI 10s terjadi tanggapan osilasi teredam dan stabil dan
nilai semakin mendekati nilai setpointnya sehingga offsetnya kecil. Pada
semua variasi yang dimasukkan pada Integral Time, semakin besar nilai TI
(Integral Time) maka respon cenderung semakin cepat dan semakin
mendekati setpoint.
Pada mode pengendalian PID (Proportional Integral Derivatif)
dilakukan dengan Derivatif Time yaitu 20%, 30%, 40% dan 60% dengan PB
10% dan TI 20%. Pada Pengendalian mode PB 5%dan TI 10s terjadi
tanggapan osilasi teredam dan dekat dengan nilai setpointnya tetapi ketika
ditambahan Derivatif Time (TD) terjadi tanggapan osilasi tak tentu dan
variable proses lebih jauh dari setpoinnya dibanding dengan pengendali PI
(PB 5% dan TI 10s).
Dari percobaan yang dilakukan, pengendalian yang paling optimal
yaitu pada mode pengendalian PI dengan nilai PB 5% dan TI .10s Hal ini
dikarenakan offsetnya kecil dan respon berlangsung cepat serta terjadi pada
kondisi konstan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa :
Pada mode pengendalian PI dengan nilai PB 5% dan TI 10s yang paling
optimal.
DAFTAR PUSTAKA