Referat Andreas
Referat Andreas
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prevalensi penyakit tumor paru terus meningkat. Sebelum tahun 1980 kasus
tumor paru menurut literaturkurang dari 400 kasus. Namun pada pertengahan abad
ke 20 kasus tumor paru meningkat bahkan 3x lipat dari kasus kanker prostat dan
hampir 2x pada wanita sampai mendekati kasus kanker payudara.1
Angka kematian pada kanker paru di seluruh dunia mencapai kurang lebih
satu juta penduduk setiap tahunnya.2 Di negara berkembang dilaporkan bahwa
insidennya naik dengan cepat anatara lain dikarenakan konsumsi rokok. Tetapi satu
dari lima wanita dan satu dari dua belas laki-laki dapat terdiagnosa tumor paru-paru
walaupun bukan perokok.1
Harus diakuin bahwa kasus tumor paru yang terus meningkat, sehingga
harus dilakukan langkah-langkah untuk mengintervensinya dengan gaya hidup
sehat secara menyeluruh dan peran penting tenaga kesehatan untuk mengedukasi
pasien dan keluarga pasien sehingga kasus tumor paru-paru dapat di turunkan.
1.2 Tujuan
Mengetahui cara mendiagnosa tumor paru dan dapat melakukan
penatalaksanaan serta follow up yang tepat sasaran pada pasien tumor paru.
1.3 Manfaat
1. Mendiagnosa sedini mungkin penyakit tumor paru.
2. Mengintervensi progresifitas dan komplikasi penyakit tumor paru.
3. Mengetahui penanganan yang tepat pada pasien tumor paru.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. Paru-paru.3
Paru kanan dan paru kiri atau disebut juga sebagai pulmo dekstra dan pulmo
sinistra mempunyai peran yang sangat penting dalam sistem respirasi atau
pernafasan manusia. Fungsi utama dari keduanya adalah membawa oksigen. Pulmo
kanan dan kiri dipisahkan oleh mediastinum. Setiap paru mempunyai: bagian apex,
bagian base(basal). Dua atau tiga lobus yang terbentuk dari satu atau dua fisura,
tiga permukaan(costal, medisastal, dan diaphragmatica), dan tiga batas atau
border(anterior, inferior, dan posterior)(Gambar 2).3
2
Lobus paru-paru terbagi menjadi beberapa lobulus tiap-tiap lobulus terdapat
bronkiolus yang bercabang menjadi duktus alveolus yang berakhir dengan alveolus,
terdapat alveolus sebanyak tiga ratus juta tiap paru. Alveolus adalah sekumpulan
kantong udara berdinding tipis satu lapis sel epitel. Alveolus tipe satu betipe gepeng
diantara tipe satu terdapat tipe dua yang mensekreis surfaktan untuk membantu
pengembangan paru. Did dalam alveoli terdapat sel makrofag, limfosit, mast sell,
lipid dan histamin.3
Paru-paru dilapisi dengan pleura atau lapisan pembungkus paru. Pleura
terdiri dari dua lapisan yaitu pleura parietal dan pelura viseralis. Pleura parietal
terletak lebih luar dibandingkan dengan pelura visceral dimana berfungsi untuk
mengurangi gesekan saat inspirasi dan ekspirasi.3
Perdarahan darah paru-paru dibagi menjadi dua yaitu serkulasi pulmonal,
dan sirkulasi bronchial. Sirkulasi pulmonal diperdarahin oleh arteri pulmonalis
dekstra dan sinistra yang menerima darah dari ventrikel untuk pertukaran gas.
Sirkulasi bronchial berfungsi untuk memperdarahi paru sendiri dan hanya
mendapatkan satu persen dari curah jantung. Persarafan paru, oleh pleksus
pulmonalis anterior dan posterior yang terbentuk dari cabang-cabang tractus
sympaticus Thoracal satu sampai tiga dan para simpatis berasala dari N.X.3
3
Gambar 3. Pulmo Dekstra.4
Lobus pada paru kanan terdapat dua fisura yaitu fisura oblique dan fisura
horizontal. Kedua fisura ini membagi pulmo dekstra menjadi tiga lobus yaitu:
superior, media dan inferior. Paru kanan memiliki berat yang lebih berat, dan lebih
besar dari paru kiri tetapi lebih pendek dan lebih lebar dikarenakan pada diaphragm
pada bagian kanan lebih tinggi dan pericardium lebih menonjol ke bagian kiri. Pada
paru kanan terdapat beberapa jejas atau sulcus yaitu: fascies cardiaca atau impresio
cardiaca, sulcus arteri subclavia, sulcus vena cava superior, sulcus vena azygos,
sulcus vena anomyma, sulcus vena cava inferior, sulcus trachea, dan sulcus
esophagus(Gambar 4).3
4
Gambar 5. Pulmo Sinistra.4
Lobus pada paru kiri dipisahkan oleh satu fisura yang disebut sebagai fisura
oblique. Terdapat bagian yang membedakan paru kiri dan paru kanan selain dari
jumlah lobus pada paru yang disebut lingula. Jejas yang terdapat pada pulmo
sinistra disebut sebagai fasices cardiac, sulcus aorta thorasicus, sulcus arcus aorta,
sulcus arteri subclavia, sulcus a. carotis, sulcus vena anomyma, sulcus trachea, dan
oesophagus(gambar 6).3
5
bronchopulmonary yang dalam terdapat di submucosa dari bronchus dan pada
jaringan ikat peribronchial.3
Sistem drainase limfatik pada paru merupakan bagian yang sangat penting
diketahui dalam mempelajari tumor paru. Kelenjar limfe yang ada pada paru
merupakan salah satu dari dua kelompok kelenjar limfe pada thoraks. Kelenjar
limfe pada thoraks dibagi menjadi dua yaitu: kelompok kelenjar limfe paru, dan
kelompok kelenjar limfe mediastinum.6
Kelompok kelenjar limfe mediastinum dibagi menjadi kelompok
mediastinum teratas(bidang tepi atas vena brakiosefalika atau inominata), kelenjar
limfe paratrakeal superior yang terletak di antara bidang batas atas arkus aorta dan
kelenjar mediastinum teratas, kelenjar limfe pre-vaskular dan posterior trakea,
kelenjar limfe paratrakeal inferior yang terletak di antara bidang batas atas arkus
aorta dan batas atas bronkus lobaris superior, kelenjar limfe subaorta, kelenjar limfe
para aorta, kelenjar limfe subkarina, kelenjar limfe para esofagus, dan kelenjar
limfe ligamentum pulmonal.6
Kelompok kelenjar limfe pulmonal dibagi menjadi: kelenjar limfe hilus
pulmonal, kelenjar limfe interlobaris, kelenjar limfe lobaris, kelenjar limfe
segmental, dan kelenjar limfe subsegmental. Dari kelenjar-kelenjar limfe yang ada
maka kelompok kelenjar limfe mediastinum disebut sebagai N2, sedangkan
kelompok kelenjar limfe pulmonal disebut sebagai N1. Kelenjar limfe yang
terdapat pada perbatasan keduanya adalah refleksi dari pleura mediastinal, kelenjar
limfe di sisi distal refleksi pleura mediastinal, terletak di dalam pleura visceral
disebut N1, dan kelenjar limfe di dalam pelura mediastinal adalah N2(Gambar 7).6
6
Gambar 7. Sistem Drainage Limfatik Paru.1
7
Gambar 8. Histologi Paru.7
8
Gambar 9. Mekanisme Ventilasi Paru.8
Selama pernafasan normal dan tenang semua kontraksi terjadi selama
inspirasi sedangkan ekspirasi seutuhnnya pasif akibata sifat recoil elastis paru dan
rangka dada. Kerja inspirasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu: kerja complains atau
kerja elstin untuk mengembangkan paru-paru dalam melawan daya elastisitas paru
dan dada, kerja resistensi jaringan untuk mengatasi viskositas parus dan struktur
dinding dada, dan kerja resistensi jalan nafas untuk mengatasi resistensi jalan nafas
terhadap pergerakan udara ke dalam paru.9
Ventilasi yang terjadi pada paru dapat dipelajari dengan metode spirometri.
Pada spirometri terdapat gambaran khas proses ventilasi dari paru-paru(gambar
10).8
9
volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, dan volume
residu. Volume tidal merupakan volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi
setiap kali bernafas normal dan besarnya kurang lebih lima ratus mililiter pada laki-
laki dewasa. Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat
diinspirasi setelah dan di atas volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat,
biasanya dapat mencapai tiga ribu mili liter. Volume cadangan ekspirasi adalah
volume udara ekstra maksimal yang dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada
akhir ekspirasi tidal, normalnya adalah sekitra seribu seratus milli liter. Volume
residu yaitu volume udara yang masih tetap berada pada paru setelah ekspirasi
paling kuat volume ini sekitar seribu dua ratus mililiter.8
10
jaringan sekitarnya) dan bermetastasis, bila tidak mendapatkan terapi yang efektif
biasanya membawa kematian. Istilah keganasan merujuk kepada segala penyakit
yang ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan leukemia.6
Tumor ganas yang timbul dari epitel disebut sebagai karsinoma, misalnya
karsinoma kulit, karsinoma esofagus, karsinoma lambung, dan lain-lain. Sedangkan
tumor ganas yang timbul dari jaringan mesoderm atau jaringan penunjang disebut
sebagai sarkoma, misalnya osteosarkoma, limfasarkoma, angiosarkoma, dan lain-
lain.6
11
pemeriksaan diagnosis dengan mengambil jaringan sampel yang didehidrasi
kemudian ditanam dalam paraffin padat, dipotong, dan diwarnai dengan pewarnaan
hematoksilin eosin/H-E. Bila sudah diwarnai makan akan diperiksa di bawah
mikroskop. Potongan beku atau disebut juga frozen section merupakan diagnosis
histopatologik dengan cara mengambil sekeping kecil jaringan segar, tidak perlu
difiksasi, dan pada bagian patologi dicetak beku secara cepat, diwarnai dan
diagnosis, proses frozen section membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit.
Diagnostik sitologi merupakan pemeriksaan dengan mengambil jaringan tumor,
dibuat pulasan, dan diwarnai dengan pewarnaan PAS atau hematosilin eosin dan
dasar diagnosisnya berdasarkan morfologi sel yang terlihat.6
Pemeriksaan histokimia merupakan metode dengan menggunakan afinitas
terhadap berbagai zat warna kimiawi yang berbeda. Teknik reaksi kimiawi dapat
diperlihatkan komponen atau produk kimiawi spesifik di dalam sel untuk
membantu diagnosis dan klasifikasi terhadap suatu kelainan. Teknik
imunohistokimia, atau IHC merupakan reaksi antigen-antibodi, dengan
menggunakan reagen antibody yang sudah diketahui beraksi dengan antigen Target
dalam jaringan yang akan diperiksa, hingga terbentuk kompleks antigen-antibodi.
Dengan membuat kompleks tersebut maka akan menampilkan warna, sehingga
dapat dibuktikan keberadaan antigen target tersebut. Diagnosis mikroskopik
electron, dengan membuat histomorofologi memasuki tingkat subselular. Autopsi
untuk memahami perkembangan, metastasis dan sebab kematian, diagnosis dan
diagnosis banding. Teknik biologi molekular, pemeriksaan biomolecular adalah
untuk mendeteksi variasi kromosom dan gen manusia.6
12
2.9 Tumor Ganas Paru
Tumor ganas pada paru yang paling sering adalah karsinoma paru.
Karsinoma bronkial disebut juga karsinoma paru. Menurut data WHO tahun 2000,
setiap tahun di seluruh dunia terdapat 1,2 juta penderita karsinoma paru baru, atau
12,3 % dari seluruh tumor ganas, meninggal dunia 1,2 juta atau 17,8% dari
mortalitas total tumor. Yang lebih serius adalah, di semua negara pemakai
tembakau, kasus baru karsinoma paru terus meningkat, menjadi penyakit umum
yang semakin serius mengancam jiwa dan kesehatan penduduk.2
13
merusak jaringan paru. Karsinoma sel besar merupakan suatu subtipe yang
gambaran histologinya dibuat secara eksklusi. Termasuk dalam NSLC tetapi tidak
ada gambaran diferensiasi skuamosa atau glandular, sel bersifat anaplastic, tak
berdiferensiasi, biasanya disertai dengan inflitrasi sel netrofil.2
14
berkaitan dengan gen ras, sedangkan adenokarsinoma paru pada non –perokok
berkaitan dengan gen egf.r2,6
15
T3 Ukuran tumor primer >7cm atau tumor menginvasi dinding
dada termasuk sulkus superior, diafragma, nervus
phrenikus, menempel pleura mediastinum, pericardium.
Lesi intrabronkus kurang kurang sama dengan 2cm distal
karina tanpa keterlibatan karina. Berhubungan dengan
atelektasis atau pneumonitis obstruktif di paru. Lebih dari
satu nodul dalam satu lobus yang sama dengan tumor
primer.
T4 Ukuran tumor primer sembarang tetapi telah melibatkan
atau invasi ke mediastinum, trakea, jantung, pembuluh
darah besar, karina. Nervus laring, esophagus, corpus
vertebral. Lebih dari satu nodul berbeda lobus pada sisi
yang sama dengan tumor(ipsilateral)
N(Kelenjar Getah Bening Keterangan
Regional)
Nx Metastasis ke KGB mediastinum sulit dinilai dari
gambaran radiologi
N0 Tidak ditemukan metastasi ke KGB
16
M1b Metastasis jauh ke organ lain(otak, tulang, hepar, atau
KGB leher, aksila, suprarenal, dll
17
stadium lanjut. Salain gejala-gejala diatas, gejala saluran pernafasan yang tidak
sembuh diobati selama dua minggu lebih harus diwaspadai kemungkinan
keberadaan karsinoma paru.2,6
18
Sindroma karsinoid merupakan kumpulan gejala klinis sebagai sakit perut,
diare, muka merah, bronkospasme dan hal ini dapat terjadi karena adanya sel
argentafin dalam jaringan kanker menghasilkan senyawa amino bioaktif. Sindroma
karsinoid biasanya ditemukan pada kanker sel keci. Ginekomastia disebabkan
karena perkembangan kelenjar limfe unilateral atau bilateral. Sebab terjadinya
mungkin karsinoma paru menghasilkan gonadotropin ektopik, sering ditemukan
pada karsinoma paru sel kecil.1,2,6
19
2.16 Penatalaksanaan Tumor Paru
Penatalaksanaan tumor paru, terdapat tujuan. Tujuan untuk penatalaksanaan
tumor paru: kuratif, paliatif, rawat rumah, dan suportif. Kuratif tujuan dari terapi
ini adalah menyembuhkan atau memperpanjang masa bebas penyakit dan
meningkatkan angka harapan hidup pasien. Paliatif tujuan dari penatalaksanaan ini
adalah mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup. Rawat rumah
atau disebut juga housepice care penatalaksanaan ini dilakukan pada kasus
terminal: mengurangi dampak fisik maupun spikologis kanker baik pada pasien
maupun keluarga.1,2
Tujuan penatalaksanaan yang terakhir adalah dengan terapi suportif dimana
terapi yang bertujuan menunjang pengobatan kuratif paliatif dan terminal seperti
pemberian nutrisi, transfusi darah dan komponen darah, growth factors obat anti
nyeri dan obat anti infeksi. Modalitas yang dapat digunakan pada penatalaksanaan
dapat berupa radioterapi, dan kemoterapi.1,2
2.16.1 Radioterapi
Kasus yang inoperable, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif
dan bisa juga sebagai terapi adjuvan/ paliatif pada tumor dengan komplikasi seperti
mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ brokus. Efek
samping yang sering adalah disfagia karena esofagitis pasca radiasi, sedangkan
pneumonitis pasca radiasi jarang terjadi kurang dari sepuluh persen. Radiasi
preoperasi untuk mengecilkan ukuran tumor agar pada reaksi lebih komplit pada
pancoast tumor atasu stadium III b dilaporkan bermanfaat dari beberapa sel kanker.
Radiasi paliatif pada kasus sindrom vena kasa superior atasu kasus dengan
komplikasi ,batuk refrakter, atelektasis, mengurangi nyeri akibat metastasis
kranium dan tulang, juga amat berguna.6
2.16.2 Kemoterapi
Prinsip kemoterapi. Sel kanker memiliki sifat perputaran daur sel lebih
tinggi dibandingkan sel normal. Dengn demikian tingkat mitosis dan proliferasi
tinggi. Sistostatika kebanyakan efektif terhadapt sel bermitosis. Penggunaan
regimen kemoterapi agresif ( dosis tinggi ) harus didampigi dengan rescue sel induk
20
darah yang berasal dari sumsum tulang atau darah tepi yang akan menggantikan sel
induk darah akibat mieloablatif. Penilaian respons pengobatan kanker dapat dibagi
menjadi lima golongan seperti : remisi kompit, remisi parsial, stable diseases,
progresif, dan lokoprogresif.1,10
Remisi komplit merupakan respon dimana tidak tampak seluruh tumor
terukur atau lesi terdeteksi selama lebih dari empat minggu. Remisi parsial
merupakan respons dimana tumor mengecil lebih dari lima puluh persen tumor
terukur atau lebih dari lima puluh persen jumlah lesi terdeteksi menghilang. Stable
disease merupakan respond pengobatan kemoterapi terjadi pengecilan kurang dari
lima puluh persen atau kurang dari dua puluh lima persen membesar. Progesif
terjadi dengan adanya tampak beberapa lesi baru atau lebih dari dua puluh lima
persen membesar. Lokoprogresif disebetu loko dikarenakan tumor membesar di
dalam radius tumor ( lokal ).1,10
Kemoterapi digunakan sebagai terapi baku untuk pasien mulai dari stadium
IIIA dan untuk pengobata paliatif. Kemoterapi noeajuvan diberikan mulai dari
stadium II dengan sasaran lokoregional tumor dapat direseksi lengkap. Cara
pemberian diberikan setelah terapi lokal. Terapi difinitif dengan pembedahan,
radioterapi, atau keduanya diberikan diantara siklus pemberian kemoterapi.
Kemoradioterapi konkomitan, bertujuan untuk meningkatkan kontrol lokoregional,
radioterapimulai dari stage III ( Unseractable Locoregional ). Kemoterapi
diberikan bersama-sama dengan radioterapi.1,10
21
2.17.1 Terapi Lain pada Tumor Paru
Terapi gen merupakan terapi yang akhir-akhir ini dikembangkan
penyelarasan gen(Chimeric) dengan cara transplantasi stem sel dari darah tepi
maupun sumsum tulang alogenik.2
2.18 Prognosis
Prognosis dari tumor paru, terutama tumor ganas paru bergantung dari jenis
tumor karsinoma seperti yang sudah dijelaskan terdapat dua jenis yaitu SCLC dan
NSCLC, dan bergantung apakah terdapat metastasis atau tidak. Small Cell Lung
Cancer (SCLC): dengan adanya perubahan terapi dalam 15-20 tahun belakangan
ini harapan hidup rata-rata (median survival time) yang tadinya <3bulan meningkat
menjadi 1 tahun., pada kelompok limited disease harapan hidup rata-rata naik
menjadi 1-2 tahun, sedangkan 20% dari jumlah tersebut tetap hidup dalam 2 tahun,
30% meninggal karena komplikasi lokal dari tumor, 70% meninggal karena
karisonomatosis, 50% bermetastasis ke otak (Autopsy).2
Non Small Cell Lung Cancer ( NSCLC) dibandingkan dengan jenis lain dari
NSCLC, karsinoma skuamosa tidaklah seburuk yang lainnya. Pada pasien yang
dilakukan tindakana bedah, kemungkinan hidup 5 tahun setelah operasi adalah 30%
keberhasilan setelah tindakan bedah, 70% pada occult carcinoma; 35-40% pada
stadium I; 10-15% pada stadium II dan kurang dari 10% pada stadium III. Tujuh
puluh lima persen karsinoma skuamosa meninggal akibat komplikasi torakal, 25%
karena ekstra torakal, 2% di antaranya meninggal karena gangguan sistem saraf
sentral. Empat puluh persen adenokarsinoma dan karsinoma sel besar meninggal
akibat komplikasi torakal, 55% karena ekstra torakal. Lima belas persen
adenokarsinoma dan karsinoma sel besar bermetastasis ke otak dan 8-9%
meninggal karena kelainan saraf sentral. Harapan hidup rata-rata pasien tumor
metastasis bervariasi , dari 6 bulan sampai dengan 1 tahun.2
22
2.19 Pencegahan
Pencegahan yang paling penting adalah tidak merokok sejak usia muda.
Berhenti merokok dapat mengurangi resiko terkena kanker paru. Akhir-akhir ini
pencegahan dengan chemoprevention banyak dilakukan, yakni dengan memakai
derivat asam retinoid, karotenoid, vitamin C , selenium, dan lain-lain.2
23
BAB III
KESIMPULAN
Tumor paru adalah suatu penyakit yang serius dan dapat menyebabkan
kematian. Pertumbuhan berlebihan dari tumor paru, dapat menghancurkan dapat
menghancurkan jaringan tempat tumor itu berkembang, bahkan dapat bermetastasis
serta membuat gangguan seistematik akibat sekunder pertumbuhan sel tumor paru.
Kebiasaan konsumsi merokok berlebihan dan perubahan gaya hidup yang tidak
sehat, dapat menyebabkan terjadinya tumor paru. Pencegahan yang paling penting
adalah: tidak merokok sejak ujia muda, berhenti merokok, dapat mengurangi resiko
terkena kanker paru. Pemeriksaan secara berkala dan pengobatan kemoterapi,
radioterapi yang tepat disertai pendeteksian dini sangat penting untuk
mengeradikasi suatu kanker paru stadium awal maupun lanjut.
Pengobatan terkini terapi gen dengan cara menyelaraskan gen(chimeric)
yaitu dengan cara transplantasi stem sel dari darah tepi maupun sumsum tula
alogenik memberikan harapan hidup yang lebih baik dan berkualitas bagi penderita
tumor paru di masa yang akan datang.
24
Daftar Pustaka
1. Horn L, Pao W, Johnson D. Neoplasm of the lung . In: Longo, Fauci, Kasper,
Houser, Jameson, Loscalzo, Harrison’s principle of internal medicine. Vol-2.
18th Ed. New York: McGrawHill;2012.p737-53
2. Arifin z.Kanker paru. Dalam: Setiati s, alwi l, sudoyo aw, simadibrata mk,
setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi-4. Jakarta:
Internal Publishing; 2014.2998-3006
3. Moore, Keith.L. Essential Clinical Anatomy 3rd edition. Canada : Lippincott
Williams and Wilkins. 2007. 111-16
4. Putz R, Pabst R. Atlas anatomi manusia sobotta Jilid 2. Edisi ke-22. Jakarta :
EGC; 2007. h. 34-5.
5. Netter FH. Atlas of human anatomy. Philadelphia: Saunders Elsevier EGC;
2011.p.196.
6. Desen W. Japaries W. Buku ajar onkologi klinis. JakartaL Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2013.h.337-8.
7. Eroschenko VP. Atlas histologi difiore dengan korelasi fungsional. Jakarta:
EGC; 2012.h.356-7.
8. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi-12. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC;2011.h.499-500,503
9. Hudoyono A, Wibawanto A, Lutfi A, Rima A, Putra AC, dkk. Pedoman
nasional pelayanan kedokteran kanker paru komite penanggulangan kanker
nasional.2017.h.13-5.
10. Nufriadi, Gan S. Antikanker. Dalam: Gunawan SG, Setiadbudy R, Nafriadi.
Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-6. Jakarta: Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2016.h.737-61..
25