Anda di halaman 1dari 3

BIOGRAFI KOMPONIS

A. Biodata
Nama lahir : Raja Tiang Manik
Nama diubah menjadi : Liberty Manik
Tempat, Tanggal Lahir : Sidikalang, Sumatera utara, 21 November 1924
Meninggal : 16 September 1993
Suku : Batak
Keluarga :
Orang Tua : ayah : Raja Patiham Manik
Ibu : Salat br. Situmorang

Istri :-
Anak :-
Latar Belakang
 Pendidikan
 Sekolah Governemen
 Sekolah di HIS Sidikalang
 Sekolah keguruan HIK di Muntilan
 SMA AMKRI (sekarang ST THOMAS)
 studi doktor musik di Freie Universitat di Berlin Barat (Jerman)
 Pekerjaan
- Pemain biola dan penyanyi di Semarang Hoyokyooku
- Penyiar radio di RRI Yogyakarta
- Jurnalis majalah Arena pimpinan Usman Ismail
- Pengajar musik di Institut Seni Indonesia (Yogyakarta)
- Penulis buku
 Organisasi
- Paduan suara di HIK muntilang
- Paduan suara “Koor lagu lagu Tanah Air”
- Paduan suara di RRI Medan

B. Karir
Jalan hidup pemuda Liberty, cukup panjang, dimana setelah
menyelesaikan studinya di HIS Sidikalang pada tahun 1940, beliau
melanjutkan studinya di HIK Muntilan, sekolah guru.
Di sini pemuda Liberty berkenalan dengan Cornel Simanjuntak
yang juga telah kita kenal sebagai salah satu pencipta lagu wajib yang
banyak dinyanyikan di Indonesia.
Dengan masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, HIK
Muntilan terpaksa ditutup dan Liberty muda terpaksa bekerja sebagai
pemain biola dan penyanyi di Semarang Hoyokyooku.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Liberty
kembali ke Yogyakarta dan pada tahun 1946 melanjutkan studinya disana,
dimana bakatnya semakin dikembangkan dan akhirnya beliau mendirikan
kelompok paduan suara dengan nama "Koor Lagu-lagu Tanah Air",
melalui kelompok paduan suara inilah lagu Satu Nusa Satu Bangsa makin
dikenal luas.
Sekitar 1949, Liberty pindah kembali ke Jakarta dan bekerja di
Majalah Arena yang berada di bawah pimpinan H. Usmar Ismail, dan
akhirnya pada tahun 1951 Liberty kembali ke kampung halamannya,
Sumatera Utara dan masih tetap aktif bergiat dalam kelompok paduan
suara di RRI Medan.
Pada tahun 1954 Liberty mendapat beasiswa dari Lembaga
Kerjasama Indonesia-Belanda untuk memperdalam seni musik di
Amsterdam, dimana beliau berhasil lulus dalam ujian sebagai dirigen koor
pada tahun 1955.
Pada tahun 1959, kembali Liberty mendapat beasiswa kali ini dari
Pemerintah Jerman untuk melanjutkan studinya di Freie Universitat di
Berlin Barat dan di sini beliau berhasil mempertahankan disertasinya yang
berjudul "Das Arabische Tonsystem im mitte letter" dengan predikat
Magna Cum Laude pada tahun 1968.
Setelah berkelana selama + 18 tahun di Eropa, beliau kembali ke
Indonesia dalam rangka menghadiri upacara Sumpah Pemuda pada tanggal
28 Oktober 1972.
Setelah menghadiri kegiatan tersebut, Liberty memanfaatkan
kunjungannya ke Indonesia itu untuk melakukan riset menyelidiki musik-
musik di daerah Tapanuli selama 3 bulan antara lain musik Pakpak-Dairi;
Toba; Karo dan Mandailing.
Hasil risetnya diterbitkan di Jerman, sayangnya tidak ada pihak di
Indonesia yang berusaha untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa
Indonesia.
Tahun 1976, Liberty kembali ke Indonesia dan bekerja di DGI
hingga akhir hayatnya yaitu pada tanggal 16 September 1993 di
Yogyakarta, kota yang dicintainya dan dimakamkan di pemakaman
seniman di Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

C. Penghargaan
 Doktor dibidang Musik dari Freie Universitas Berlin dengan
predikat Magnacum Laude pada tanggal 7 february 1968. DR
LIBERTY MANIK adalah Doktor pertama di bidang Musik di
Indonesia
 Penghargaan bintang Budaya Paramadharma dari pemerintah RI

D. Karya Ciptaan
 Satu Nusa Satu Bangsa
 Desaku yang Kucinta

Anda mungkin juga menyukai