Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENYULHAN PENCEGAHAN


PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE BOM
( BERAT BADAN, OLAH RAGA, MAKANAN )
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DASAN AGUNG

OLEH
1.

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-negara
maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi kesehatan duina
(WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung koroner (PJK) merupakan
epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor penuaan. Diperkirakan bahwa jika
insiden PJK mencapai nol maka dapat meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9%
(Shivaramakrishna. 2010).
Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum
mendapat perhatian mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan, hilangnya
pekerjaan, dan pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade sekarang sejak konferensi
klinis terakhir oleh New York Heart Association atau asosiasi kesehatan New York
menyatakan subjek ini, dari sejumlah loka karya telah mengeluarkan informasi baru yang
penting mengenai penyakit ini, cara pencegahan dan kontrol. Hal ini dinyatakan dalam
besarnya perubahan yang jelas secara klinis dari PJK dan banyaknya faktor yang
mungkin relevan, besarnya jumlah pasien yang ikut, kelompok yang akan termasuk
dalam semua kasus PJK yang timbul pada populasi umum dengan karakteristik jelas.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan
karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau
kombinasi keduanya. PJK merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan dan masih
menjadi masalah baik di negara maju maupun negara berkembang. Di USA setiap
tahunnya 550.000 orang meninggal karena penyakit ini. Di Eropa diperhitungkan 20-
40.000 orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. Hasil survei yang dilakukan
Departemen Kesehatan RI menyatakan prevalensi PJK di Indonesia dari tahun ke tahun
terus meningkat. Bahkan, sekarang (tahun 2000-an) dapat dipastikan, kecenderungan
penyebab kematian di Indonesia bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit
kardiovaskular (antara lain PJK) dan degeneratif.
BAB II
SATUHAN ACARA PENYULUHAN

Topik Penyuluhan : Penyakit Jantung


Pokok Bahasan : Penyakit Jantung
Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Jantung dengan BOM (Berat Badan, Olahraga, Makanan)
Sasaran : Mahasiswa/i Stikes Yarsi Mataram
Tempat : Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Agung
Waktu : Jam 09.00 – 10.00 WIB
Hari/Tanggal : Selasa, 14 Januari 2020

2.1 Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang pencegahan jantung dengan BOM diharapkan
masyarakat mampu memahami tentang cara pencegahan penyakit jantung.

2.2 Tujuan Instruksional Khusus


1. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan hal-hal tentang Pengertian penyakit jantung
2. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan tentang faktor resiko jantung
3. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan tentang gejala dan tanda jantung
4. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan cara pencegahan Penyakit jantung dengan BOM
5. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan berat badan ideal untuk kesehatan jantung
6. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan olahraga sehat untuk jantung
7. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan makanan sehat untuk jantung
2.3 Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga Metode Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah 3 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengar kan
3. Bina hubungan saling
percaya.
4. Menyampaikan tujuan
pokok materi
Pelaksanaan Menjelaskan materi 1. Mendengar kan Ceramah 15
tentang: 2. Menanyakan materi menit
yang belum dimengerti
1. Pengertian penyakit
jantung
2. Faktor resiko penyakit
jantung
3. Gejala dan tanda
penyakit jantung
4. Cara pencegahan
penyakit jantung
dengan BOM
5. Berat badan ideal agar
terhindar dari penyakit
jantung
6. Olahraga sehat untuk
jantung
7. Makanan sehat bagi
jantung

Penutup 1. Memberikan 1. Menjawab pertanyaan Tanya 12


pertanyaan jawab menit
2. Menarik kesimpulan 2. Menjawab salam
3. Menyampaikan hasil
Evaluasi
4. Menutup penyuluhan
(salam)

Keterangan :
2.4 Setting Tempat
A = Penyaji
A B B = Pembawa Acara
C = Audience
C C
2.5 Garis Besar Materi Materi ( Terlampir)
a. Pengertian penyakit jantung
b. Faktor resiko penyakit jantung
c. Gejala dan tanda penyakit jantung
d. Cara pencegahan penyakit jantungdengan BOM
e. Berat badan ideal agar terhindar dari penyakit jantung
f. Olahraga sehat bagi jantung
g. Makanan sehat bagi jantung

2.6 Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
- Kesiapan Peserta
- Kesiapan Tempat
- Kesiapan Waktu pelaksanaan.
- Kesiapan tim penyaji
- Kesiapan materi penyaji
- Kesiapan Leaflet
b. Evaluasi Proses
- Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan
- Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab
c. Evaluasi Hasil
- Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
- Adanya kesepakatan antara pasien penderita gagal jantung, keluarga dan perawat
dalam melaksanakan implementasi
- Kelompok pasien dan keluarga bisa mengamplikasikan terapi diet sehat untuk pasien
gagal jantung dengan tepat dan benar.

2.7 Lampiran
- Materi Lengkap
- Daftar Hadir Peserta
- Daftar Hadir Mahasiswa

2.8 Referensi :
 Gray, H. H. Et al. 2005. Lecture Notes : Kardiologi. Jakarta: Erlangga.
 Joewono. B. S. 2003. Ilmu Penyakit Jantung , Surabaya, Airlangga University Press
 Sarwono. 2002. Buku Ajar : Ilmu Penyakit Dalam ; Jilid I: Edisi 3. Jakarta. FKUI
 Suddarth & Brunner. 2007. Keperawatan Medikal Bedah; Edisi 8. Jakarta. EGC
BAB III
MATERI PENYULUHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

CARA PENCEGAHAN PJK DENGAN BOM (BERAT BADAN, OLAHRAGA,


MAKANAN)

3.1 Pengertian
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan
pembuluh darah jantung.
3.2 Faktor Risiko
Penyebab panyakit jantung koroner (PJK) adalah :
1. Lemak dan pengaturan makanan
Terdapat hubungan langsung antara resiko penyakit jantung koroner dan kolesssterol
darah. Kolesterol ditransport dalam darah dalam bentuk lipoprotein, 75% LDL (Lemak
jahat) dan 20% dalam bentuk HDL. Kadar kolestrol yang rendah memiliki peran yang
baik pada PJK dan terdapat hubungan terbalik antara kadar HDL dan insidensi PJK
2. Kebiasaan merokok
Sekitar 24% kematian PJK pada laki-laki dan 11% pada perempuan disebabkan
kebiasaan merokok. Pengaruh merokok terhadap kejadian PJK :
a) Timbulnya aterosklerosis
b) Peningkatan trombogenesisi dan vasokontriksi
c) Peningkatan tekanan darah dan denyut jantung
d) Provokasi aritmia jantung
e) Peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung
f) Penurunan kapasitas pengangkutan oksigen
Setelah 1 tahun berhenti merokok risiko PJK turun menjadi 50% dan menjadi normal
setelah 4 tahun berhenti merokok.
3. Kegemukan atau obesitas
Terdapat saling keterkaitan antara berat badan, peningkatan tekanan darah, peningkatan
kolesterol, diabetes mellitus dan tingkat aktivitas rendah.
4. Kencing manis atau Diabetes
Resiko terjadinya PJK apada pasien diabetes mellitus adalah 2-4 kali lebih tinggi dari
populasi umum dan tidak terkait dengan keparahan atau dengan durasi diabetes mellitus.
Meskipun diabetes merupakan faktor risiko untuk PJK juga berkaitan dengan adanya
abnormalitas metabolisme lipid, obesitas, hipertensi sistemik dan peningkatan
trombogenesis.
5. Hipertensi sistemik
Resiko PJK berhubungan langsung dengan tekanan darah, untuk setiap penurunan
tekanan diastolik sebesar 5 mmHg risiko PJK berkurang sekitar 16%.
6. Jenis kelamin dan hormon seks
Morbitiditas PJK pada laki-laki 2 kali lebih besar dibandingkan perempuan, dan terjadi
hampir 10 tahun lebih dini pada laki-laki daripada perempuan. Estrogen endogen pada
perempuan bersifat protektif terhadap insidernsi PJK.
7. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga PJK pada keluarga yang langsung berhubungan darah yang berusia
kurang dari 70 tahun merupakan faktor risiko independen untuk terjadinya PJK. Terdapat
beberapa bukti bahwa riwayat keluarga yang positif dapat mempengaruhi usia terjadinya
PJK pada keluarga dekat.
8. Kelas Sosial
Resiko kematian akibat PJK lebih tinggi pada kelas sosial ekonomi rendah daripada kelas
sosial ekomonomi tinggi.
9. Kepribadian
Stres baik fisik maupun mental merupakan faktor risiko PJK. Perilaku yang rentan
terjadinya PJK anaara lain : agresif, kompetitif, kasar, sinis, keinginan untuk dipandang,
keinginan untuk mencapai sesuatu, gangguan tidur, dan kemarahan di jalam.
10. Aktivitas fisik
Olah raga yang teratur berkaitan dengan penurunan insidensi PJK sebesar 20-40%.
11. Pembekuan darah
Beberapa faktor pembekuan darah dapat mempengaruhi insidensi kejadian PJK termasuk
kadar fibrinogen, aktivitas fibrinolitik endigen, viskositas darah, dan kadar faktor VII dan
VIII.
12. Infeksi
Infeksi oleh chlamidia pneumoniae tampaknya berhubungan dengan adanya penyakit
koroner arterosklerotik.
13. Alkohol
Alkohol dalam dosis rendah meningkatkan trombolisis endogen mengurangi adesi
platelet dan meningkatkan kadar HDL dalam sirkulasi, namun peningkatan dosis alkohol
dikaitkan dengan peningkatan mortalitas kardiovaskuler karena aritmia, hipertensi
sistemik dan kardiomiopathy dilatasi.
3.3 Tanda dan Gejala Klinis
a. Nyeri dada sebelah kiri{ dengan atau tanpa penjalaran ke bagian belakang lengan dan
leher ) sampai dengan ulu hati, dengan sifat nyeri sebagai berikut :
 Mencengkram dan diremas-remas
 Rasa terbakar
 Rasa penuh ( Merasa tertindih benda berat )
 Rasa cekot-cekot ( seperti tertusuk pisau )
 Lama nyeri 5 menit- 10 menit
b. Lemah dan pusing
c. Banyak keringat
d. Gemetar dan perasaan mau mati
3.4 Pencegahan
Faktor risiko yang dapat diubah :
a) Kurangi konsumsi makanan lemak atau minyak dalam makanan sehari-hari
b) Hindari kebiasan merokok
c) Kontrol berat badan dalam batas normal
d) Olahraga teratur
e) Ikuti pengaturan makanan bagi penderita kencing manis
f) Hindari stres
g) Hindari konsumsi alkohol

Faktor risiko yang tidak dapat diubah :


a) Riwayat keluarga
b) Jenis kelamin dan hormone seks
c) Kepribadian
d) Pembekuan darah
3.5 Cara Cegah Jantung Koroner dengan BOM (Berat Badan, Olahraga, Makanan)
a. Turunkan berat badan. Obesitas dengan segala akibatnya merupakan faktor risiko penting
serangan jantung/ jantung koroner. Bila overweght atau obesitas, bisa diketahui dari BMI
atau walaupun berat badan normal tetapi perut buncit, Kita harus menguranginya.
Menurunkan berat badan hanya 5-10 persen saja dari berat badan yang sekarang sehingga
dapat menurunkan kolesterol, tekanan darah dan gula darah.
b. Olahragalah setiap hari. Tidak perlu olahraga yang berat untuk menurunkan risiko ini.
Tidak perlu maraton 2 jam setiap harinya, olahraga yang moderat saja dapat menurunkan
risiko serangan jantung 30-50 persen. Olahraga aerobik, seperti jalan cepat, jogging
selama 30 menit yang Kita lakukan paling tidak 5 kali dalam seminggu sudah cukup.
Sayang, kebanyakan kita sangat sulit memulainya dan menjaganya. Padahal, kontinuitas
itu penting. Kalau Kita maraton 2 jam, atau main tenis hanya sekali dalam seminggu,
sementara sudah cukup berumur, malah dapat memacu serangan jantung.
c. Perhatikan piring. Isi sebagian besar piring dengan sayuran, buah-buahan, makanan yang
banyak mengandung serat. Perbanyak sumber protein dari kacang-kacangan, ikan, dan
kurangi daging merah. Apabila suka makan daging, pilihlah yang tidak mengandung
lemak. Memilih makanan yang sehat saja dapat menurunkan risiko serangan jantung 24
persen. Diet mediteranian yang menunya banyak mengandung sayuran, biji-bijian,
kacang-kacangan, buah-buahan, dan ikan terbukti dapat menurunkan risiko serangan
jantung/jantung koroner.
3.5.1 Berat Badan
Badan yang sehat antara lain ditengarai dengan kemampuan tubuh untuk
mempertahankan berat badan ideal. Berat badan ideal adalah berat badan yang serasi
dengan tinggi badan menurut rumus tertentu kemudian hasilnya disesuaikan dengan
standar yang telah ditentukan. Pada orang dewasa, dikenal dengan rumus indeks
massa tubuh, yakni berat badan (BB) dibagi dengan tinggi badan (meter) kuadrat.
Pada orang dewasa, indeks massa tubuh (IMT) yang normal adalah 18,5 - 24,9. Nilai
IMT 25 dikategorikan kelebihan berat badan dan 27 ke atas tergolong kegemukan
dan obesitas. Meski dipakai secara luas, namun IMT ini tidak bisa menjadi alat ukur
untuk berat badan anak-anak dan para binaragawan yang memiliki banyak otot. Kita
perlu mewaspadai jika nilai IMT mencapai 27. Orang-orang yang kegemukan lebih
rentan terkena berbagai penyakit. Menurut Centers for Disease Control and
Prevention, ada beberapa penyakit yang berkaitan dengan nilai IMT yang tinggi,
seperti penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, kanker, tekanan darah tinggi,
dislipidemia (kolesterol tinggi), stroke, gangguan tidur, osteoartritis, dan sebagainya.
Setelah mengetahui hasil BMI, selanjutnya lihat tabel klasifikasi berat badan.
Termasuk kategori manakah hasil BMI yang sudah didapatkan.

Tabel Klasifikasi Berat Badan


Saran disetiap klasifikasi :

 BMI < 18.5 = Berat badan kurang. Perlu menambah berat badan, perbanyak asupan
gizi dan olahraga teratur.
 BMI 18.5 – 22.9 = Berat badan ideal (Normal). Pada klasifikasi yang baik.
 BMI 23 – 24.9 = Masuk klasifikasi ideal (Normal). Jaga pola makan dan perbanyak
olahraga.
 BMI 25 – 29.9 = Masuk batas obesitas. Mulailah berdiet untuk menurunkan berat
badan.
 BMI >= 30 = Obesitas. Segera lakukan diet untuk menurunkan berat badan, karena
resiko terserang penyakit terbilang cukup tinggi.

1) Menghitung Berat Berat Badan Ideal dengan Rumus Konvensional


Dengan menggunakan rumus konvensional memudahkan untuk membuat target
berat badan ideal yang harus dicapai. Kerana hasil dari perhitungan rumus berat
badan secara konvensional ini menunjuk angka pasti berat badan. Jadi berbeda
dengan BMI yang menunjukkan hasil klasifikasi dari hitungan yang didapat.
Perhitungan Berat Ideal Konvensional

a) Berat Badan Ideal (BBI) bayi (anak 0-12 bulan) BBI = (umur (bln) / 2 ) + 4
b) BBI untuk anak (1-10 tahun) BBI = (umur (thn) x 2 ) + 8
c) Remaja dan dewasa BBI = (TB – 100) – (TB – 100) x 10% atau BBI = (TB – 100)
x 90%
Ket : TB = Tinggi badan (cm)

Perhitungan berat badan ideal dengan rumus konvensional lebih diasarankan karena
akan lebih fokus keberat badan ideal, sedangkan BMI lebih fokus ke berat badan
normal.

2) Menghitung Berat Badan Ideal dengan Rumus Bronco


Perhitungan rumus bronca hampir sama dengan rumus konvensional. Bedanya
rumus menghitung berat badan ideal dengan cara mengurangi tinggi badan dalam
cm – 100 (Angka berat badan normal), jika angka ini di kurangi dengan 10% nya
maka akan didapatkan hasil berat badan ideal.
Contoh rumus bronca:
Tinggi Badan = 170
Berat Badan Normal = 170 – 100 = 70 Kg
maka :
Berat Badan Ideal = 70 – (70 * 10%) = 63 Kg
3.5.2 Olahraga Sehat Untuk Memelihara Jantung
Terdapat jenis olahraga tertentu yang mampu membuat jantung berdetak lebih sehat
dan menghindarkan dari penyakit serangan jantung/jantung koroner. Mengutip
beberapa sumber, berikut 6 olahraga untuk meningkatkan kesehatan jantung.
1. Latihan sirkuit
Daripada hanya duduk berdiam diri, ada baiknya melakukan gerakan olahraga
seperti latihan sirkuit. Latihan sirkuit merupakan olahraga berinterval yang
menggabungkan kekuatan, kecepatan, dan fleksibilitas, seperti push up, plank, sit
up, jumping jack, lompat tali, dan sebagainya. Latihan sirkuit dipercaya mampu
meningkatkan kekuatan jantung dan menurunkan tekanan darah, sehingga
disarankan dilakukan bagi penderita penyakit jantung.
2. Berenang
Untuk mengisi waktu senggang, olahraga renang adalah pilihan yang tepat.
Renang dapat membuat paru-paru dan jantung lebih sehat. Anda bisa menerapkan
beberapa gaya renang yang direkomendasikan seperti gaya bebas. Berenang sama
seperti latihan aerobik, dapat menguatkan dan memperbesar jantung sehingga
membuatnya lebih efisien dalam memompa. Dengan begitu, aliran darah ke
seluruh tubuh menjadi lancar. Berenang 30 menit sehari dapat mengurangi
penyakit jantung koroner dan dapat mengurangi tekanan darah.
3. Angkat beban
Angkat beban atau barbel ternyata penting untuk kesehatan jantung. Selain dapat
membakar lemak dan membangun massa otot, latihan beban juga baik untuk
kesehatan tulang dan jantung. Namun perlu diperhatikan ketika melakukan latihan
angkat beban yakni menyesuaikan tempo gerakan. Melakukan olahraga ini sekitar
30-40 menit per minggunya dapat mengurangi risiko terserang penyakit jantung,
stroke, diabetes, hiperkolesterolemia. Meski tubuh terkesan tidak aktif secara
aerobik dan hanya fokus membangun otot, latihan angkat beban juga turut
membakar banyak energi, sehingga bisa mencegah obesitas dan memberikan
manfaat jangka panjang bagi kesehatan.
4. Lari
Lari merupakan olahraga termudah dan termurah yang bisa dilakukan siapa saja.
Namun setiap orang memiliki intensitas yang berbeda saat berolahraga lari. Ada
yang rendah, sedang dan tinggi. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan tubuhmu,
ya. Rajin melakukan olahraga lari, secara signifikan akan memberikan dampak
baik kesehatan seperti meningkatnya kolesterol baik, mengurangi risiko
arteriosklerosis, mengurangi produksi hormon stres adrenalin dan kortisol,
meningkatkan sirkulasi darah, menurunkan risiko trombosis, dan meningkatkan
volume darah di tubuh--kesemuanya itu berkaitan dengan kesehatan jantung.
5. Yoga
Tekanan darah dan kadar kolesterol yang meningkat disebabkan oleh stres,
kecemasan, pola makan yang buruk, dan kurangnya aktivitas fisik. American
Heart Association mengungkapkan, meditasi adalah salah satu aktivitas yang
direkomendasikan untuk mencegah penyakit jantung. Jika Anda memang tak
ingin melakukan aktivitas yang berat, cobalah untuk melakukan yoga.Meditasi
seperti yoga merupakan latihan fisik yang menekankan pada pengaturan napas,
fokus, dan meditasi. Berlatih yoga membawa kesadaran pada tubuh, pikiran, dan
emosi yang menyelaraskan kesehatan fisik dan mental. Yoga membangun
kesehatan kardiovaskular, meningkatkan kapasitas paru-paru, dan meningkatkan
fungsi pernapasan, detak jantung, meningkatkan sirkulasi darah, membangun otot,
dan mengurangi peradangan.
6. Bersepeda
Supaya badan sehat dan bugar, tentu Anda harus aktif secara fisik. Aktivitas fisik
yang teratur dapat membantu melindungi diri dari penyakit serius seperti obesitas,
jantung, kanker, penyakit mental, diabetes, dan radang sendi. Mengendarai sepeda
secara teratur adalah salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko masalah
kesehatan yang terkait dengan kebiasaan tubuh tidak aktif. Berdasarkan penelitian
British Medical Association menemukan bahwa bersepeda secara rutin dapat
mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Dengan bersepeda 32 kilometer per
minggu mengurangi potensi penyakit jantung hingga 50 persen, meningkatkan
detak jantung dan membakar kalori dalam tubuh. Sebagai olahraga yang sehat,
mudah, dan murah yang dapat dinikmati oleh semua orang, bersepeda merupakan
kegiatan yang menyenangkan dan mengurangi dampak buruk pada lingkungan.

3.5.3 Makanan Sehat Untuk Memelihara Jantung

a. Omega 3 yang terdapat dalam aneka ikan laut misalnya lkan teri, tuna, tengiri dan
minyak ikan yang dapat :
 Mengurangi penyumbatan pembuluh darah
 Melancarkan aliran darah
 Menurunkan factor Penyumbatan
 Menghambat kerusakan sel-sel akibat oksidasi radikal bebas
 Meningkatkan HDL (lemak baik)
 Membuat membrane sel-sel lebih elastic
 Menurunkan tekanan darah
b. Anti oksidan yang banyak terkandung dalam wortel, bamboo kuning, mangga,
bayam, kailan, asparagus, taoge, kacang - kacangan, daun singkong, jeruk,
brokoli dan jambu biji, yang dapat mencegah : Radikal bebas yang mengubah
LDL menjadi plak (plak menempel sehingga akan menyumbat pembuluh darah)
c. Asam Follat yang terkandung dalam kacang - kacangan (merah, hijau, tanah),
hati ayam, Jeruk, bayam dll.
d. Vitamin B6 yang terdapat dalam pisang, beras merah, ikan laut, Asam folat dan
B6 menghambat terjadinya penyumbatan pembuluh darah
e. Flafanoid terdapat dalam jeruk anggur, papaya, jambu biji (sebagai anti oksidan)
f. Makanan tinggi serat, terdapat dalam kacang - kacangan, sayuran, buah-buahan (
dapat menurunkan kadar LDL aliran darah.
g. Bawang Putih, mengandung 15 jenis anti oksidan yang dapat :
 Menghancurkan plak dan mencegah kerusakan pembuluh darah lebih lanjut
 Menurunkan LDL
 Meningkatkan HDL
h. Minyak Zaitun
 Menurunkan LDL
 Menurunkan pengumpalan darah
 Meningkatkan HDL
 Mencegah kerusakan pembuluh darah
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

1. Baughman, C. Diane & Hackley JoAnn. Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku untuk
Brunner dan Suddarth, Edisi 1, Alih bahasa: Yasmin asih, Editor Monica Ester, Jakarta:
EGC. 2000.
2. American Heart Association. Heart Disease and Stroke Facts, 2006 Update. Dallas, Texas:
AHA, 2006.
3. Mansjoer A. dkk. (Eds). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3. Volume 1. Jakarta: Media
Aesculapius. 2001.
4. Karim S, Kabo P. EKG dan Penanggulangan Beberapa Penyakit Jantung untuk Dokter
Umum. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2002.
5. Brundside, JW. McGlynn, Tj. Diagnosis Fisik.Alih Bahasa: Lumanto,Henny. Jakarta:
EGC. 1995.

Anda mungkin juga menyukai