Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Tentang

TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Oleh :

AYU ANDIKA.T

BUNGA PERMATA SYOFRUL

CHELSI INDAH KHAIRUNNISA

DINA ALMIRA

ELMI MAYJESTI ELIS

HELVI NESTRI

JEKLIN ROYMENDES

Dosen pembimbing :

N.S.WALDI RAHMAN,S.Kep

PROGAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) NAN TONGGA

LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul ‘‘trend dan issue
sistem informasi keperawatan’’

Dalam menyelesaikan makalah ini saya telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi
dengan keterbatasan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang saya miliki, saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.

Apabila banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi penulis mohon
maaf sebesar- besarnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca yang budiman.

Lubuk Alung, 29 oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... iii

B. Rumusan Masalah.................................................................................... iv

C. Tujuan penulisan...................................................................................... v

BAB II PEMBAHASAN

A. trend dan issue dalam keperawatan........................................................ vi

B. contoh trend dan issue yang berkembang dirumah sakit .......................vii

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumah sakit mempunyai tantangan besar menghadapi persaingan yang semakin terbuka sehingga
perlu suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan yang merupakan komunitas profesi paling besar mengalami perubahan paradigma dari
pelayanan yang hanya berorientasi pada pemberi layanan menjadi pelayanan yang berfokus kepada
pasien.Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode untuk meningkatkan kepuasan pasien.Isu yang
berkembang saat ini adalah pengembangan pemanfaatan sistem informatika kesehatan khususnya
keperawatan (Shultz, 2014).

Teknologi informasi memberikan perubahan besar terhadap pengolahan data dan dokumentasi di
semua sektor industri termasuk pelayanan kesehatan. Penggunaan sistem manajemen informasi
berbasis komputer dalam bidang kedokteran dan pelayanan kesehatan telah dimulai sejak tahun
1950. Bagian yang sangat penting di sektor kesehatan adalah pelayanan keperawatan karena
perawat adalah kelompok besar yang sangat mempengaruhi langsung kualitas pelayanan yang
diterima oleh pasien. (Dhake, 2013).

Sistem InformasiKeperawatan(SIK) merupakan integrasi data, informasi, dan pengetahuan untuk


mendukung pasien dan perawat dalam pengambilan keputusan di seluruh peran perawat dan
pengaturan, dengan menggunakan struktur informasi, proses, dan teknologi (Thompson, 2002).
Sistem informasi keperawatan (SIK) juga membantu sistem klinik dalam mengelola data
keperawatan dan juga kegiatannya. (Dhake, 2013).Selain itumemberikan manfaat di lingkungan
rumah sakit apabila dikelola dengan baik, yaitu menghemat waktu dalam melakukan
pendokumentasian, data yang tercatat akan lebih aman dan resiko untuk hilang jauh lebih sedikit
daripada manual sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari staf perawat (Cheryl,
2007).

SIK umumnya mempunyai beberapa program yang dipergunakan untuk melaksanakan berbagai
fungsi klinik, pendidikan dan manajemen. Kebanyakan SIK mempunyai modul untuk klasifikasi
pasien, ketenagaan, penjadualan, manajemen personel dan pembuatan laporan. SIK juga dapat
dipergunakan untuk membuat perawatan pasien menjadi lebih efektif dan ekonomis. Biasanya
digunakan padakomponen klinik termasuk riwayat dan pengkajian pasien, rencana dan pelayanan
keperawatan, catatan perkembangan, pendidikan pasien dan perencanaan pulang pasien. Semua ini
dapat dilaksanakan di kantor keperawatan atau dengan system yang lebih maju di sisi tempat tidur
pasien.
BAB II

PEMBAHASAN

A.TREND DAN ISSUE SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN DIRUMAH SAKIT

Trend

Trend adalah sesuatu yang sedang “menjamur” atau sedang disukai dan digandrungi oleh orang
banyak dan sesuai dengan fakta.Trend merupakan suatu alur yang menuju ke arah mana pasar
bergerak dan suatu pola dari peristiwa-peristiwa atau perilaku yang sama-sama dialami oleh
semakin banyak orang. Trend juga merupakan hal yang sangat mendasar dalam pendekatan analisa
dan merupakan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi saat ini yang biasanya sedang
populer di kalangan masyarakat.

2. Isue

Isue adalah suatu peristiwa atau kejadiaan yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi pada
masa mendatang dan merupakan sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang tetapi masih
belum jelas fakta atau buktinya.

Dari pengertian diatas dapat ditarik garis besar untuk trend dan isue keperawatan merupakan
sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang tentang peraktek ataupun mengenai keperawatan
baik itu berdasarkan fakta atau tidak, trend dan isue keperawatan tentunya menyangkut aspek legal
dan etis dalam dunia keperawatan.(Nasir, 2009)

Beberapa issue, keperawatan pada saat ini,

DOKUMENTASI ELEKTRONIK MENGURANGI KESALAHAN DALAM DOKUMENTASI TANDA-TANDA


VITAL

Sistem Informasi Keperawatan (SIK) merupakan bidang yang sedang berkembang membahas
bagaimana penggunaaninformasi secara efisien dan efektif untuk perawat. Perawat klinik
mempergunakan SIK untuk menggantikan sistem manual dalam pencatatan data sehingga membuat
perawatan pasien menjadi lebih efektif dan ekonomis. Dokumentasi tanda-tanda vital adalah fungsi
keperawatan yang sangat penting karena akan menentukan intervensi medis atau intervensi
keperawatan yang diperlukan oleh pasien. Meskipun prosedur sederhana namun kenyataannya
sering terjadi kesalahan dalam pendokumentasian tanda-tanda vital. Kesalahan yang terjadi karena
salah menghitung, kesalahan menulis atau tidak terbaca, terlambat mengisi data serta kesalahan
identifikasi pasien. Kesalahan dalam mendokumentasikan tanda-tanda vital mengakibatkan pasien
tidak mendapatkan pelayanan atau intervensi yang sesuai kebutuhannya. Hasil penelitian
menunjukan bahwa dokumentasi elektronik tanda-tanda vital lebih akurat dibandingkan secara
manual serta dapat mengurangi waktu sampai 10 menit setiap pasien sehingga dokumentasi
electronic ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya
keperawatan.
Kata kunci : mengurangi kesalahan medis, keselamatan pasien, dokumentasi tanda-tanda vital,
konektivitas nirkabel

Kajian Literatur

Tanda-tanda vital (TTV)

Pemeriksaan tanda-tanda vital adalah kegiatan langsung ke pasien yang paling sering dilakukan oleh
perawat. Karena hasil pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan data objektifyang paling mudah
dan cepat tetapi sangat bermakna untuk menentukan tindakan atau pemeriksaan lebih lanjut.
Tanda-tanda vital (TTV) adalah indikator kondisi sistem kesehatan yang memberikan informasi
bagaimana pasien beradaptasi terhadap perubahan akibat penyakit (Meccariello, 2013). Perawat
dan dokter mengandalkan TTV ketika mengidentifikasi masalah pasien. Dokumentasi TTV yang
akurat dan tepat waktu akan meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien

Dokumentasi tanda-tanda vital

Tindakan yang dilakukan perawat kepada pasien adalah tindakan perawatan langsung, dimana
tindakan perawatan secara langsung pada klien merupakan semua kegiatan yang sering
dilaksanakan oleh seoarang perawat terhadap pasien, misalnya menerima pasien, anamnese pasien,
atau mengukur TTV. Sebuah studi mengungkapkan bahwa perawat membutuhkan hanya 15%
waktumereka untuk kegiatan ke pasien langsung, dan lebih dari 50% waktu mereka habiskan untuk
mengolah data pasien (Dhake, 2013). Penelitian lain terbaru menunjukkan bahwa perawat
menghabiskan 35,3% waktu menyelesaikan dokumentasi kerja (Hendrich et.al, 2008 dalam
Meccarielo, 2010.) Dokumentasi keperawatan yang baik dan sesuai dengan standar akan
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang dinikmati oleh klien.

Dokumentasitanda-tanda vitalmerupakan fungsi keperawatan yang sangat penting meskipun


prosedur sederhana tetapi sering terjadi kesalahan. Kesalahan sering terjadi saat mulai
didokumentasikan.Asumsi adalah bahwa data TTVyang salah dapat menyebabkan intervensi medis
yang tidak tepat atau kurangnya intervensidiperlukan untuk perawatan pasien (Fieler, et all., 2013).
Penelitian lain menemukan bahwa kesalahan yang terjadi dalam dokumentasi TTV adalah karena
kesalahan perkalian, kesalahan transkripsi, tidak terbaca hasil, entri data terlambat, kesalahan
identifikasi pasien, pembacaan dokumen dapat menyebabkandatamenjadi salah,tidak bermakna
danberpotensimembahayakan terhadap pasien karena tidak mendapatkan pelayanan medis atau
keperawatan yang seharusnya (Mecariello, 2010).

Dokumentasi elektronik

Dokumentasi klinis yang tepat adalah pilar setiap sistem perawatan kesehatan, dan system informasi
keperawatan (SIK) menyediakan cara mudah untuk merekam semua data yang diperlukan, dengan
cara yang sistematis dan seragam.Hasil penelitian lain menyebutkan bahwa dokumentasi kesehatan
elektronik dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien rawat inap.
Penggunaan sumber dokumentasi elektronik untuk perawat menjadi sangat relevan karena mereka
akan mendapatkan sebagian besar informasi pasien yang diperlukan(Kelly, Brandon, & Docherty,
2011).

Pada penelitian “Eliminating Errors in Vital Signs Documentation”membandingkan efisiensi akurasi


data dan waktu yang diperlukanuntuk melakukan dokumentasiTTVdengan alur kerja yang
menggunakan sistem pengelolaan data secara otomatis mentransfer penilaian tanda-tanda vital
dariperangkat TTVdi samping tempat tidur pasien ke catatan medis elektronik. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa sistem dokumentasi TTV secara otomatis adalah lebih akurat daripada
dokumentasi manual dan mengurangi kesalahansampai 75 persen. Sistem dokumentasi TTV nirkabel
secara otomatis menghemat waktu dibandingkan dengandokumentasi manual pada kertas.Selain
itu, "Tanda-tanda vital (TTV) adalah sebuah alat yang digunakan untuk berkomunikasikondisi
perburukan pasienbagi petugaspelayan kesehatan”.

Ada beberapa metode untuk memindahkan data TTV menjadi rekam medis :

1.Data tanda-tanda vital dapat ditulis tangan pada kertas kecil dan kemudian tulisan tangan ke
dalam kertas catatan medis pasien.

2.Data dapat ditulis tangan di atas kertas kemudian diketik ke catatan medis elektronik (EMR).

3.Data tanda-tanda vital dapat dimasukkan ke dalam perangkat seluler (seperti alat bantu individu
digital di samping tempat tidurdan di download ke dalam EMR.
4.Data dapat diketik langsung ke EMR di samping tempat tidur atau mereka dapat
disammbungkansecara nirkabel langsung dari mesin tanda-tanda vital menjadi EMR.

Pada penelitian ini setiap metode mencatat atau memindahkan TTV memiliki kemungkinan risiko
untuk terjadi kesalahan. Kesalahan dapat dari mencatat atau memasukan angka ketika ditulis
dengan tangan atau diketik. Selain itu dapat juga terjadi kesalahan dari kelalaian, contohnya ketika
TTV ditulis di atas kertas dan tidak dimasukan ke dalam catatan medis (medical record) atau satu
dari pengukuran TTVtidak dicatat. Kegagalan untuk memasukan data mengakibatkan kehilangan
data TTV.

Beberapa studi memberikan gambaran upaya untuk meningkatkan dokumentasi TTV dengan
menggunakan berbagai jenis perangkat untuk memasukan TTV ke EMR, meningkatkan konfigurasi
digunakan pada EMR, atau dalam meningkatkan proses keperawatan. Salah satu penelitian
melaporkan bahwa perawat membutuhkan waktu sekitar 12 menit setiap pasien per hari untuk
mendokumentasikan TTV di ICU ketika menggunakan sistem kertas dan ditemukan bahwa setelah
implementasi sistem wireless waktu ditekan menjadi 2 menit setiap pasien per hari.Sebaliknya, pada
studi etnografi ditemukanbahwa perawat yang bekerja di rumah sakit yang menggunakanEMR
membutuhkan waktu lebih banyak mendokumentasikan TTV dibandingperawat yang bekerja di
rumah sakit yang menggunakan catatan kertas. Antara kedua jenis rumah sakit, perawat mencatat
TTV pada kertas sebelum menulis ulang atau memasukkan TTV ke dalam catatan medis.

Hanya 4 studi penelitian yang membandingkan angka kesalahanTTV sebelum dan sesudah
implementasi pada EMR atau transmisi wireless data TTV. Ada studi melaporkan bahwa frekuensi
kesalahan dalam mencatat TTV pada kertaskemudian menyalin ke catatan kertas antara 10 – 25,6%.
Angka kesalahan untuk mencatat pada kertas kemudian menyalin mada EMR antara 4,4 – 15,2%.
Angka kesalahan untuk mengetik TTV di samping tempat tidur pasien 0,08 – 5,6% dan angka
kesalahan untuk transmisi wireless 3,3%.

Penggunaan Dokumentasi Elektronik tanda-tanda vital di Indonesia

Pemanfaatan hasil teknologi informasi semakin berkembang dan akan semakin penting untuk
digunakan di masa mendatang contohnya dalam pemakaian komputer. Peningkatan jumlah
pengguna komputer di Indonesia semakin meningkat terutama setelah disadari bahwa harga
komputer juga semakin murah. Selain itu disadari pula bahwa banyak kegiatan atau pekerjaan dalam
organisasi yang dapat diselesaian secara lebih efisien (Kumorotomo& Margono, 2009).
Penggunaan sistem informasi keperawatan (SIK) di Indonesia sudah banyak diterapkan dirumah sakit
bahkan beberapa rumah sakit daerah sudah menerapkan.. Hal ini karena sebagian besar sudah
menyadari keuntungan penggunaan SIK yang berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas
pelayanan karena SIK system klinik membantu sistem klinik dalam mengelola data keperawatan dan
juga kegiatannya. (Dhake, 2013). Tetapi untuk pengunaan dokumentasi tanda-tanda vital secara
elektronik masih terbatas. Hanya beberapa rumah sakit besar yang menggunakan atau di ruang atau
unit perawatankhusus seperti ICU. Padahal seharusnya setiap pasien menggunakan untuk
memantau dan mendapatkan data TTV yang akurat termasuk pasien di rawat inap. Kondisi ini
dikarenakan untuk menggunakan perangkat tersebut memerlukan biaya yang cukup besar sehingga
sebagian besar di ruang rawat inap biasa hanya menggunakan peralatan dan dokumentasi secara
manual. Padahal seringkali ruang rawat inap merawat pasien dalam kondisi pengawasan.

Kesimpulan dan rekomendasi

Beberapa studi mengungkapkan bahwa perawat membutuhkan hampir 50% waktu mereka hanya
untuk mengolah data pasien. Lamanya waktu yang dihabiskan untuk dokumentasi mengakibatkan
waktu perawat untuk ke pasien menjadi sedikit. Sistem informasi keperawatan meningkatkan
kualitas pelayanan di rumah sakit yaitu menghemat waktu dalam melakukan pendokumentasian,
data yang tercatat akan lebih aman dan resiko untuk hilang jauh lebih sedikit daripada manual
sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari staf perawat. Beberapa hasil penelitian
menjelaskan efektifitas dan efisiensi dari dokumentasi elektronik TTV. Walaupun ada ada juga
penelitian etnografi yang mengatakan penggunaan dokumentasi elektronik TTV menghabiskan
waktu lebih lama dibandingkan dengan manual. Hal itu mungkin dikarenakan perawat belum
terbiasa atau disosialisasikan dalam menggunakan alat-alat tersebut.

Berdasarkan uraian di atas hal yang menjadi perhatian penting tentang penggunaan dokumentasi
elektronik TTVdalam pelayanan keperawatan adalah mengurangi kesalahan dan waktu yang
diperlukan sehingga tercapai tujuan patient safety care. Untuk mendapatkan manfaat dari teknologi
tersebut perlu beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

1.Adanya pelatihan atau sosialisasi program penggunaan alat-alat baru termasuk perangkat
elektronik untuk pemeriksaan TTV atau diorientasikan kepada perawat baru. Beberapa studi
menyebutkan perawat membutuhkan waktu lama dalam memahami sistem dokumentasi elektronik
sehingga menambah beban kerja

2.Walaupun sudah menggunakan dokumentasi elektronik, perawat tetap harus memastikan kondisi
pasien dari hasil data TTV yang diperoleh. Misalnya dalam pengukuran suhu tubuh biasanya hanya
area tertentu bagian tubuh pasien mengalami perubahan (panas atau dingin). Sehingga perawat
tetap perlu untuk memeriksa kembali dengan palpasi tubuh pasien yang lain.

3.Adanya Standar Prosedur Operasional (SPO) atau petunjuk penggunaan alat elektronik tersebut
dan harus dilakukan pemeliharaan atau kalibrasi alat-alat elektronik secara rutin atau berkala
sesuaidengan petunjuk pada alat-alat tersebut sehingga tetap terpelihara kondisinya dan hasilnya
tetap akurat
Daftar pustaka

Aathi, M. K. (2014). Nursing informatics: The emerging field.Asian Journal of Nursing

Education and Research,4(1), 127-130. Diunduh pada tanggal 9 September 2014

darihttp://search.proquest.com/docview/1543042440?accountid=17242.

Cheryl, et al. (2007). Improving program documentation quality through the application

of continuous improvement processes. The Journal of Continuing Education in

Nursing Vol 38 No 6. Diunduh pada tanggal 9 September 2014 dari

http://proquest.umi.com/pqdweb?index=16&did=1382110771&SrchMode=1&sid

=1&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName.

Detwiller M., Petillio W, Wendy. (2014) Change management and clinical angagement :

critical elements for a successful clinical information system implementation. CIN: Computers,
Informatics, Nursing JournalVol. 32, No. 6, 267–273diunduh tanggal 21 Oktober 2014.

Dhake, K.. (2013) Advantages nad disadva ntages of nursing information system. Journal

Health care system : Buzzle diunduh tanggal 21 Oktober 2014 dari

http://www.buzzle.com/articles/advantages-and-disadvantages
Fieler, Vickie., Jaglowski, Thomas,. Richards, Karen,. (2013)Eliminating Errors in Vital

Signs Documentation. CIN : Nursing centre.com Volume 31 Number 9Pages 422 – 427 diunduh
tanggal 21 Oktober 2014

Proquest (2013)Global IP news. Medical patent News Chang, Kuo-Yuan Files Taiwan

Patents : “Electronic Vital–Sign Monitoring System “ in Patent Application Approval Process.,


Chemicals & Chemistry. Diunduh tanggal 21 Oktober 2014 dari
http://search.proquest.com/docview/1494111724/D7298A2D34164AoCPQ/5?accountid=17242

Gearing P, Olney CM, Davis K, Loranzo D, Smith LB.(2006). Enhanching patient

safety through electronic medical record documentation of vital sign. J Health Inf

Manaj.

Kelley, T.F., Brandon, D.H., & Docherty, S.L. (2011). Electronic nursing documentation

as a strategy to improve quality of patient care. Journal of Nursing Scholarship,

43(2), 154-162.

Kumorotomo & Margono. (2009). Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi-

organisasi Publik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Meccariello M, Perkins D, Quigley LG, Rock A, Qiu J. (2010). Vital time savings:
evaluating the use of an automated vital signs documentation system on a

medical/surgical unit. J Healthc Inf Manag. 24 (4): 46-51. –

Shultz, C. M. (2009). Preparing to Work in an Informatics-Based World. Diunduh pada

tanggal 7 September 2014 dari www.nsa.org.

Swansburg & Swansburg, (2009) Pengembangan staf keperawatan : suatu komponen

pengembangan SDM.EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai