Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan adalah organisme yang dicirikan dengan adanya dinding sel,
pigmen fotosintetik dan sifat autotrofik serta immobil. Dalam tumbuhan tingkat
rendah, kita mengenal kelompok Thalophyta yang mencakup Algae (ganggang).
Thallopyta merupakan tumbuhan bertalus atau tumbuhan yang belum dapat
dibedakan secara jelas antara akar, batang, dan daun. Secara umum, kita
memandang keseluruhan tubuhnya sebagai talus.
Algae merupakan tumbuhan akuatik yang menghuni habitat air. Dalam
system pengklasifikasian, Pembagian Algae dalam kelas-kelas tertentu didasarkan
pada jenis pigmen warna yang dikandungnya, sehingga kita dapat mengenal
istilah |Chlorophyta (ganggang hijau), Rhodophyta (Ganggang merah),
Phaeophyta (ganggang coklat) dan sebagainya. Dalam makalah ini, ruang lingkup
pembahasan kami batasi pada kelas Phaeophyta, yakni pada Ordo Laminariales
dan Fucales.
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak
memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap
tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan
sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.

B. Rumusan Masalah
Dari pembuatan makalah ini dapat dirumusukan makalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penjelasan tentang algae Phaeophyta, Rhodophyta?
2. Bagaimana pengklasifikasian tentang masing-masing algae?
3. Bagaimana ciri masing-masing alge tersebut?
4. Bagaimna reproduksi dari masing-masing jenis algae tersebut?
5. Bagaimna habitat dari masing-masing algae tersebut?
6. Apa manfaat yang diakndung oleh alaga tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN

1
A. PHAEOPHYTA
1. Ciri-ciri Umum Phaeophyta
Phaeophyta adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat
warna. Phaeophyta ini berwarna coklat karena mengandung pigmen
xantofil. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat
merupakan tumbuhan talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun)
terbesar diantara semua ganggang. Ukuran tubuhnya
mulai dari mikroskopik sampai
makroskopik. Dan kebanyakan bersifat
autotrof.Tubuhnya berupa talus multiseluler
yang berbentuk filamen, yaitu lembaran
menyerupai semak (pohon) yang dapat
mencapai beberapa puluh meter, terutama
jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim
dingin.
2. Penyebaran dan Habitat
Alga/ganggang coklat ini umumnya
hidup di laut, hanya beberapa jenis saja
yang hidup di air tawar yang bersuhu agak
dingin dan bersuhu sedang, terdampar dipantai, dan melekat pada batu-
batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang iklimnya
sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat
berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada
juga yang hidup sebagai endofit. Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di
daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah tropis,
alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih
Sebagian besar Phaeophyta hidup di laut, hanya beberapa jenis saja
yang hidup di air tawar. Phaeophyta merupakan Dictyota
unsur utama yang
menyususun vegetasi ganggang dilautan Arktik dan Antartika. Akan tetapi
beberapa marga seperti Dictyota, Sargassum dan Turbinaria merupakan
Sargassum
ganggang yang khas untuk lautan darah tropis. Kebanyakan Phaeophyta

Turbinaria
hidup sebagai litofit(menempel pada
bebatuan), tetapi beberapa jenis dapat
hidup sebagai epifit dan endofit pada
tumbuhan ganggang makroskopik yang
lain. Adapula yang hidup terapung bebas
di permukaan air, misalnya Sargassum
di laut Sargasso.
Ada zonasi vertikal yang berbeda dari ganggang coklat pada setiap habitat.
Banyak spesies tumbuh hanya di daerah intertidal (pasang surut) dan
bahkan di sini ada penyebaran vertikal yang pasti. Para Rockweeds
(fucaceae) biasanya terbatas pada wilayah pesisir atas dan Kelps
(lamiriales) ke bagian paling bawah.
3. Manfaat Ekonomi.
Abu yang diperoleh dari hasil pembakaran kelps dan rockweeds
adalah sumber penting kalium dan yodium. Algin gel koloid yang
diperoleh dari kelps digunakan dalam berbagai industri. Salah satu contoh
penggunaan algin adalah dalam pembuatan es krim, dan hampir semua
produsen komersial es krim menambahkan algin sebelum pembekuan
produk mereka. Penambahan algin akan mencegah air dalam es krim dari
pembentukan kristal es menjadi kasar dengan demikian menghasilkan
produk yang lebih halus. Penambahan alg in jugadigunakan dalam
berbagai cara pada industri roti, termasuk penambahan algin untuk
mencegah pengeringan yang tidak semestinya.
4. Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Phaeophyta berupa laminarin, yaitu
sejenis karbohidrat, selain laminarin juga ditemukan manitol minyak dan
zat-zat lainnya.
Sel-sel ganggang coklat mengandung sejumlah kecil gula
sederhana, seperti dekstrosa. Cadangan karbohidrat utama adalah
laminarin, yaitu senyawa yang ditemukan hanya pada Phaeophyta. Ada

3
juga yang merupakan akumulasi manitol. Ekstrak laminarin dari ganggang
itu berupa bubuk putih.
5. Struktur Vegetatif
Semua Phaeophyta kecuali jenis-jenis yang termasuk bangsa
fucales, daur hidupnya menunjukan adanya pergantian keturunan, antara
keturunan sporofit dan gametofit yang masing-masing hidup bebas. Talus
dewasa dari kedua keturunan tersebut menunjukan variasi yang besar baik
dalam ukuran maupun bentuknya. Misalnya sporofit dapat mencapai
beberapa puluh meter sedangkan gametofitnya hanya beberapa sel saja,
contohnya adalah sporofit kelps raksasa dari pantai Pasifik yang mencapai
ketinggian 25 sampai 30 meter.
6. Reproduksi Phaeophyta
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu secara aseksual, dan seksual. Reproduksi aseksual
terjadi melalui pembentukan zoospora dan fragmentasi, sedangkan
reproduksi seksual terjadi secara oogami atau isogami.
7. Reproduksi seksual
Reproduksi seksual alga cokelat hampir serupa dengan pembiakan
generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya adalah reproduksi pada
Fucus vesiculosus. Selain berkembang biak secara aseksual dengan
fragmentasi, Fucus vesiculosus juga berkembang biak dengan cara seksual
dengan oogami.
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang
fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak.
Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium
yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang
menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul (parafisis).
8. Reproduksi Aseksual
Semua anggota dari phaeophyceae kecuali anggota dari bangsa
fucales melakukan reproduksi aseksual dengan zoospora atau aplanospora

4
yang masing-masing tidak berdinding. Zoospore dibentuk dalam
sporangium bersel tunggal (unilokuer) atau bersel banyak (plurilokuler)
9. Daur hidup
Pada Phaeophyceae terdapat tiga tipe daur hidup :
1. Tipe isomorfik, fase sporofit dan gametofit morfologinya identik ;
pada fase ini gametofit dan sporofit mempunyai bentuk dan ukuran
yang relatif sama antara yang satu dengan yang lainya. Contoh :
Ectocarpales dan Dictyotales.
2. Tipe Heteromorfik, sporofit dan gametofit morfologinya berbeda ;
pada tipe ini, sporofit berkembang dengan baik dan berukuran
makroskopik, sedangkan gametofitnya berukuran mikroskopik.
Bentuk filamen yang lain hanya terdiri dari beberapa sel saja.
Misalnya, anggota yang tergolong dalam bangsa Laminariales.
3. Tipe Diplontik ; tipe ini tidak menunjukkan adanya pergantian
keturunan. Siklus hidupnya bersifat diplontik. Fase haploid hanya
terdapat pada gametnya. Contoh : Fucales. Diantara jenis-jenis
Phaeophyceae, golongan fucales ini unik, karena tidak mempunyai
keturunan yang membentuk spora. Disini hanya ada satu keturunan
yaitu tubuh yang diploid, dengan demikian tidak mempunyai
pergantian keturunan.

10. Klasifikasi Phaeophyta


Sebelum tahun 1922 semua sistem untuk klasifikasi alga coklat
yang didasarkan pada struktur vegetatif dan metode reproduksi. Pada
tahun itu sistem yang diusulkan mengambil siklus hidup menjadi
pertimbangan, tetapi data tersebut cukup untuk klasifikasi yang memadai.

1. Kelas Isogeneratae
Isogeneratae ini memiliki siklus hidup dengan pergantian generasi
isomorfik. Generasi sporophytic dapat menghasilkan zoospora,

5
aplanospore, atau spora netral. Reproduksi seksual dari gametofit mungkin
isogami, anisogami, atau oogami. Kelas ini dibagi menjadi lima ordo yang
berbeda dari satu sama lain dalam struktur vegetatif, pertumbuhan, dan struktur
organ reproduksi.

1. Ordo Ectocarpales
2. Ordo Sphacelarialis
3. Ordo Tilopteridales
4. Ordo Cutleriales
5. Ordo Dictyotales
a. Ordo Ectocarpales
b. Ordo Sphacelarialis
Sphacelariales memiliki pergantian isomorfik generasi dan thallus di
mana pertumbuhan dimulai oleh sel apikal tunggal yang memotong
derivatif silinder wajah posterior nya. Sel-sel talus yang secara teratur
diatur dalam tingkatan melintang tetapi di bagian yang lebih tua dari
talus yang ini mungkin dikaburkan oleh gametofit mungkin isogami,
anisogami, atau oogami.
c. Ordo Tilopteridales
Talus dari Tilopteridales secara bebas dan bercabang dengan cara
pertumbuhan trichothallic. Bagian atas dari mereka adalah Ectocarpus-
seperti dengan sel bergabung ujung ke ujung dalam satu baris
(monosiphonous); porsi yang lebih rendah umumnya Sphacelaria-seperti
dengan sel-sel dalam tingkatan melintang (polysiphonous).
d. Ordo Cutleriales
Suku ini hanya mempunyai 2 marga saja, yaitu Zanardinia dan Cutleria.
Zanardinia mempunyai pergantian keturunan yang gametofit dan
sporofitnya identik satu sama lain, sedang gametofit Cutleria tidak
identik dengan sporofitnya, hingga pergantian keturunan dari Cutleria
bersifat isomorfik.

6
e. Ordo Dictyotales
Dictyotales memiliki pergantian isomorfik generasi di mana thallus yang
tegak, diratakan dengan pertumbuhan yang diprakarsai oleh apikal
tunggal pada puncak masing-masing cabang. Gametofit dari genus
kebanyakan oogami tetapi ada satu genus anisogami. Para Dictyotales
ditemukan di laut beriklim sedang dan tropis tetapi banyak ditemukan
dan terbesar di perairan hangat dari daerah tropis.

2. Kelas Heterrogeneratae
Heterogeneratae yang memiliki pergantian heteromorfik di mana
sporophyte selalu lebih besar dari gametofit. Sporophyte biasanya
berukuran makroskopik dan memepunyai bentuk tertentu; gametophytes
selalu berfilamen dan ukuran mikroskopis. Sporophytes dari
Heterogeneratae dapat menghasilkan zoospora atau spora netral.
Reproduksi gametophytes mungkin isogami, anisogami, atau oogami.
Menurut struktur vegetatif dari sporophytes Heterogeneratae dibagi
menjadi dua subclass, Haplostichineae dan Polystichineae

c. Ordo Laminariales
Kebanyakan anggota laminariales (para kelps) memiliki sporofit
eksternal. Sporophytes memproduksi sporangia unilokular saja.

3. Kelas Cyclosporeae
Kelas Cyclosporeae hanya memiliki satu bangsa yaitu Fucales,
contoh marga lain misalnya sargassum yang terapung atau melekat pada
bebatuan, memiliki gelembung, perkembangbiakan dengan fragmentasi
dan hidup di lautan tropika. Fucus mnelekat pada bebatuan, memiliki
gelembung, berkembangbiak dengan tfragmentasi talus , hidup di semua
lautan.
B. CYANOPHYTA
1. Pengertian Cyanophyta

7
Monera berasal dari bahasa Yunani, moneres yang berarti tunggal.
Monera meliputi organisme bersel satu yang mempunyai struktur tubuh
amat sederhana dan bersifat prokariotik. Algae ini disebut algae hijau-biru
karena berwarna hijau kebiruan. Warna itu diakibatkan oleh warna klorofil
dan pigmen biru (fikosianin). Alga hijau-biru banyak dijumpai di tempat-
tempat yang lembap, misalnya diatas tanah, batu tembok, sawah, parit, dan
di laut. Jika mengering, koloni alga hijau biru mengelupas seperti kerak.
Alga hijau biru biasanya hidup dilingkungan yang sedikit asam hingga
basa. Selain hidup bebas, alga hijau biru juga ada yang hidup bersimbiosis
dengan organisme lain.
2. Ciri-ciri Alga Hijau-Biru
Ciri-ciri utama dari alga hijau-biru adalah bersifat prokariotik dan
klorofilnya tidak didalam kloroplas.
a. Prokariotik
Seperti halnya bakteri, alga ini tidak memiliki membran inti. Bahan
ini terdapat pada suatu daerah didalam sitoplasmanya. Jadi alga hijau biru
tergolong organisme prokariotik.
1. Klorofil tidak dalam kloroplas dan memiliki fikosianin
Alga ini mempunyai klorofil a dan pigmen biru (fikosianin).
Klorofil tidak terdapat dalam kloroplas, melainkan pada membran tilakoid.
Oleh karena memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis, maka alga ini
dapat menghasilkan gula dan oksigen. Inilah sifat yang tidak dimiliki oleh
bakteri pada umumnya.
3. Klasifikasi Cyanophyta
Ganggang Biru dibedakan dalam 5 bangsa.
a. Bangsa Chroococcales.
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau-
hijauanUmumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau
tembok yang basah. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan
dengan perantaraan lendir tadi, dan dengan demikian terbentuk kelompok-
kelompok atau koloni.

8
b. Bangsa Chamaesiphonales
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang,
mempunyai spora. Benang-benang itu dapat putus-putus merupakan
hormogonium, yang dapat merayap dan merupakan koloni baru.Spora
terbentuk dari isi sel (endospora). Setelah keluar dari sel induknya, spora
dapat menjadi tumbuhan baru. Untuk menghadapi kala yang buruk dapat
membentuk sel-sel awetan dengan menambah zat makanan cadangan serta
mempertebal dan memperbesar dinding sel Chamaesiphon confervicolus.
c. Bangsa Nostocales
Merupakan bangsa terbesar dari kelas ini . reproduksi yang paling
umum dari jenis-jenisnya adalah hormogonia. Dulu metode klasifikasi dari
ganggang ini mengandalkan pada sifat dari selubungnya. Namun sifat pada
selubungnya ternyata sangat tergantung pada keadaan lingkungannya.
Sel-selnya merupakan koloni berbentuk benang, atau diselubungi
suatu membran.
Ciri-cirinya yaitu :
 Hidup dalam air atau di atas tanah yang basah,
 Sel-selnya bulat, merupakan benang-benang dan akhirnya membentuk
koloni yang berlendir.

 Pada jarak-jarak tertentu pada benang-benang itu terdapat sel-sel yang


dindingnya tebal,

 Kehilangan zat-zat warna yang berguna untuk asimilasi, hingga kelihatan


kekuning-kuningan dan dinamakan heterosista.

 Heterosista ini dalam keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang baru,
tetapi fungsinya belum dikenal dan biasanya lekas mati. Contoh
Oscillatoria limosa, Oscillatoria princeps.
 Nostoc, dapat menambat N dari udara, seringkali bersimbiosis dengan
Fungai membentuk Lichenes.

9
 Anabaena, juga menambat N dari udara dan dapat bersimbiosis dengan
tanaman
 Anaabaena cycadae bersimbiotic dengan pakis haji (Cycas rumphii)

 Anabaena azollae bersimbiotic dengan paku air Azolla pinata (dalam


daunnya) yang hidup di sawah-sawah dan di rawa rawa.

d. Bangsa Pleurocapsales
Tallus terdiri dari bagian yang tegak dan menjalar (heterotrich).
Contoh : Pleurocapsa, jenis-jenisnya tersebar luas diperairan air tawar dan
laut sebagai litofit
e. Bangsa Stigonematales
Filament mempunyai percabangan sejati ada kecenderungan
mementuk talus yang multiseriate, misalnya Stigonema turfaceum
4. Struktur Sel Alga Hijau Biru
Alga hijau biru ada yang uniseluler, ada yang membentuk koloni,
dan ada pula yang berbentuk benang. Contoh alga yang uniseluler adalah
Chroococcus dan Anacystis.
Struktur tubuhnyan terdiri atas :
a. Selubung Lendir

Selubung lendir terdapat disebelah luar dinding sel. Selubung


lendir berfungsi mencegah sel dari kekeringan. Selain itu, lendir dapat
memudahkan sel bergerak, karena beberapa alga ini dapat bergerak dengan
gerakan osilasi (maju mundur). Belum dapat dipastikan apa yang
menyebabkan alga ini bergerak.
b. Dinding Sel

Dinding sel mengakibatkan sel memiliki bentuk yang tetap.

c. Membran Sel

10
Membran sel berfungsi mengatur keluar-masuknya zat dari dan
kedalam sel. Terdapat pelipatan membrane sel kearah dalam membentuk
lamella fotosintetik atau membran tilakoid. Pada membran tilakoid inilah
terdapat klorofil. Jadi berbeda dengan sel eukariotik yang memiliki
klorofil didalam kloroplas, alga hijau biru tidak memiliki kloroplas.
d. Sitoplasma

Sitoplasma merupakan koloid yang tersusun atas air, protein,


lemak, gula, mineral-mineral, enzim, ribosom, dan DNA. Di dalam
sitoplasma inilah berlangsung proses metabolisme sel.
e. Asam inti atau Asam Nukleat (DNA)

DNA terdapat pada suatu lokasi di dalam sitoplasma, namun tidak


memiliki membran inti. Karena itulah alga hijau-biru digolongkan
kedalam prokariotik.
f. Mesosom dan Ribosom

Ribosom merupakan organel untuk sintesis protein, sedangkan


mesosom merupakan penonjolan membran kearah dalam yang berperan
sebagai penghasil energi.

4. Reproduksi Alga Hijau-Biru


Ada 3 cara reproduksi alga hijau-biru yaitu pembelahan sel,
fregmentasi, dan membentuk spora.
1. Pembelahan Sel

Alga hijau-biru dapat bereproduksi dengan pembelahan biner.


Pembelahan biner merupakan pembelahan sel secara langsung. Dengan
pembelahan sel, baik sel tunggal (organisme uniseluler) maupun sel
penyusun filamen (benang) akan bertambah banyak. Filamen akan
bertambah panjang karena adanya pembelahan sel.

2. Fragmentasi
11
Fragmentasi dilakukan oleh alga hijau-biru berbentuk benang.
Dengan fragmentasi (pemenggalan), filamen yang panjang akan terputus
menjadi dua atau lebih benang pendek yang disebut hormogonium. Setiap
hormogonium akan tumbuh menjadi filamen baru. Tempat pemutusan
filamen adalah sel mati yang terdapat diantara sel penyusun filamen.

3. Pembentukan Spora

Jika kondisi buruk, misalnya kurang air, diantara sel-sel alga hijau-
biru ada yang dapat membentuk endospora, seperti pada bakteri.
Dindingnya menebal, dan ukuran sel membesar. Bentuka ini disebut
sebagai akinet, misalnya pada Nostoc. Spora tahan terhadap lingkungan
yang jelek. Jika kondisi lingkungan telah pulih, spora tumbuh menjadi alga
yang baru.

5. Peranan Alga Hijau-Biru bagi manusia

Alga hijau-biru ada yang bersifat merugikan, ada pula yang bersifat
menguntungkan bagi manusia.
1. Alga Hijau-Biru yang merugikan

Telah diuraikan bahwa beberapa alga hijau-biru yang hidup di air


ada yang mengeluarkan racun. Racun yang terlarut didalam air dapat
meracuni organisme yang meminumnya. Contohnya di Australia banyak
biri-biri mati setelah minum air telaga. Ini merupakan sifat merugikan alga
hijau biru.
Sifat merugikan lainnya adalah alga ini dapat tumbuh di tembok
dan batu, sehingga tembok akan m udah lapuk. Demikian pula bangunan
candi dari batu yang banyak terdapat di Indonesia banyak yang terancam
menjadi lapuk karena alga.
2. Alga Hijau-Biru yang Menguntungkan

12
Alga Hijau-Biru ada yang bermanfaat di bidang pertanian dan
industri makanan.
a. Pengikat nitrogen bebas
Nostoc, Gleocapsa, dan Anabaena merupakan alga hijau-biru yang
dapat menangkap nitrogen dari udara. Kemampuan menangkap nitrogen
ini disebut pula sebagai kemampuan melakukan fiksasi nitrogen.
Anabaena azollae dapat bersimbiosis dengan tumbuhan Azolla pinnata,
yaitu tumbuhan yang banyak djumpai di sawah dan mengapung di atas air.
Alga hijau-biru itu melakukan fiksasi nitrogendari udara dan
mengubahnya dengan anonia. Akibatnya, dan Azolla pinnata banyak
mengandung ammonia. Hal demikian menguntungkan petani. Azolla
pinnatad dapat dijadikan pupuk hijau yang mengandung nitrogen.
b. Sebagai bahan makanan
Ada pula alga hijau-biru yang dapat dijadikan makanan karena
mengandung protein yang cukup tinggi. Misalnya alga hijau-biru yang
bentuknya spiral dan disebut Artrospira. Kan alga ini terkenal, kemudian
para pakar telah berhasil membudidayakan alga ini untuk dipanen
proteinnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Algae merupakan tumbuhan akuatik yang menghuni habitat air. Dalam
system pengklasifikasian, Pembagian Algae dalam kelas-kelas tertentu didasarkan
pada jenis pigmen warna yang dikandungnya, sehingga kita dapat mengenal
istilah |Chlorophyta (ganggang hijau), Rhodophyta (Ganggang merah),
Phaeophyta (ganggang coklat) dan sebagainya. Dalam makalah ini, ruang lingkup
pembahasan kami batasi pada kelas Phaeophyta, yakni pada Ordo Laminariales
dan Fucales. Alga di klasifikasikan menjadi phaeophyta dan rhodophyta, yang
memiliki peran pengikat nitrogen bebas dan sebagai bahan makanan.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/alga/ (akses tanggal 7 Desember


2012).

http://ayunjewel.blogspot.com/2012/11/laporan-makroalga-dikondang-merak.html
(akses tanggal 7 Desember 2012)

14

Anda mungkin juga menyukai

  • Jatuh Cinta
    Jatuh Cinta
    Dokumen2 halaman
    Jatuh Cinta
    Anonymous UejKmF8
    Belum ada peringkat
  • Makalah Alga
    Makalah Alga
    Dokumen50 halaman
    Makalah Alga
    Anonymous UejKmF8
    Belum ada peringkat
  • Pencernaan Makanan
    Pencernaan Makanan
    Dokumen11 halaman
    Pencernaan Makanan
    Anonymous UejKmF8
    Belum ada peringkat
  • Probabilitas
    Probabilitas
    Dokumen19 halaman
    Probabilitas
    Anonymous UejKmF8
    Belum ada peringkat
  • Umar
    Umar
    Dokumen1 halaman
    Umar
    Anonymous UejKmF8
    Belum ada peringkat
  • RPP Tumbuhan Lumut
    RPP Tumbuhan Lumut
    Dokumen6 halaman
    RPP Tumbuhan Lumut
    Anonymous UejKmF8
    Belum ada peringkat
  • Makalah Statistik
    Makalah Statistik
    Dokumen7 halaman
    Makalah Statistik
    Anonymous UejKmF8
    Belum ada peringkat