Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
Remaja adalah masa pertumbuhan dan kematangan manusia, terjadinya perubahan yan
kompleks, dan terbentuknya beberapa tanda kedewasaan pada usiaini( WHO, 1995 dalam
kusumajaya,2007). Masa ini juga merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa,
terjadi perkembangan individu dalam mencari identitas diri, moral dan nilai kehidupan,
penghargaan terhadap diri dan pandangan terhadap mas depan( Nurshoboh 2009).
Menurut brown(2005), masa remaja terbagi menjadi tiga fase berdasarkan perkembangan
psikososialnya yaitu :
Menurut kusumajaya (2007), pertumbuhan fisik sangat cepat terjadi yang disebut “
adolescnt growth spurt ”. Di dalam kehidupan, masa-masa”growth spurth” ini terjadi dua kali
yaitu pada waktu bayi dan waktu pada remaja. Pertumbuhan badan paling optimal terjadi masa
kedua tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat berbeda antara laki-
laki dan perempuan. Pada perempuan growth spurt terjadi lebih awal dari pada laki-laki,
sehingga pada umur 11-13 tahun, wanita lebih tinggi dan lebih berat dari laki-laki.
Pertumbuhan fisik yang terjadi pada remaja adalah perumbuhan berat badan dan tinggi
badan. Pada remaja putri puncak pertambahan berat badan terjadi selama masa growth sport(
pertumbuhan pesat ). Remaja putri mengalami kenaikan berat badan sekitar 8.3 kg pertahun,
umumnya terjadi saat umur 12,5 tahun dan kenaikan berat badan mulai stabil setelah mangalami
menarche dan saat menginjak masa remaja akhir kenaikan berat badan sekitar 6,3 kg. Remaja
putri mengalami perubahan drastis pada komposisi tubh sepanjang masa pebertas. Masa otot
mengalami penurunan sebesar 14% sedangkan komposisi lemak dalam tubuh mengningkat
sebesar 11%. Meningkatnya komposisi lemak tubuh ini wajar terjadi pada remaka putri umtuk
pertumbuhan dan perkembangan seksualnya( brown,2005)
Remaja merupakan salah satu kelompok rentan gizi. Masa ini remaja masuk ke dalam
fase pertumbuhan cepat kedua dan selanjutnya pertumbuhan fisik menurun saat masuknya usia
dewasa muda. Oleh karena itu, remaja membutuhkan makanan yang ade kuat tidak hanya dari
segi kualititas tapi juga dari segi kualitas. Semakin bervariasi atau beraneka ragam makanan
yang dikunsumsi remaja akan menjamin terpenuhnya kecukupan zat gizi yang selanjutnya akan
berdampak pada status gizi dan kesehatannya ( Purnarkarya dan Azrimaidaliza, 2011).
Saat seseorang tumbuh menjadi remaja, pengaruh terhadap kebiasaan makan mereka
sangat kompleks. Remja merupaka awal mengadopsi peerilaku diet yang cerendung akan
menertap pada dewasa( Brown,2005).
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikomsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transprotasi, penyimpanan, metabolisme, dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dan organ-organ, serta mengahsilkan energi. Status gizi adalah ekspresi dari
keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, contoh kegemukan merupakan keadaan
ketidakseimbangan anatara pemasukan dengan pengeluaran energi dalam tubuh ( supariasa
2001). Sedangkan menurut suhardjo (1986), status gizi adalah keadaan tubuh yang berakibatkan
oleh komsumsi, penyerapan, dan penggunaan makanan.susunan makanan yang memenuhi
kebutuhan gizi tubuh, pada umunya dapat menciptakan status gizi yang memuaskan.
Status gizi baik atau juga yang menyebutnya status gizi normal, merupakan tingkat
kesehtan dimana keadaan kesehatan seseorang ditinjau dari sisi kecukupan gizinya berada pada
kondisi yang normal atau cukup. Untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup bagi tubuh maka
perencanaan, pemilihan, pengolahan dan penyajian makanan yang harus lebih dari perhatikan (
sediaoetama, 2000)
Gizi salah ( Malnutition) terjadi bila komsumsi gizi makanan pada seseorang tidak
seimbang dengan kebutuhan tubuh. Malnutition ini termasuk mencakup kelebihan gizi atau gizi
lebih (overnutrition). Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari
kebebihan atau kekurangan zat gizi menjadi masalah kesehatan masyarakat termasuk Indonesia (
Notoamodjo,2003)
Gizi kurang terjadi akibat susunan makanan yang tidak seimbang maupun konsumsi
keseluruhannya yang tidak mencukupi kebutuhan badan. Penyakit kurang kalori dan protein (
KKP), penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara komsumis kalori dan protein dengan
kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi energi dan protein ( Sediaoetama, 2008 dan
Notoatmodjo, 2003)
Masalah gizi lebih dapat disebabkan oleh berbagi faktor yang mempengaruhinya.
Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama diperkotaan
menyebabkan perubahan gaya hidup, terutama dalam pola makan. Pola makan trandisional yang
tinggi lemak sehingga mengeser mutu makanan ke arah tidak seimbang. Perbaikan dari segi
ekonomi dan dampak pengaruh budaya dan teknologi modern menyebabkan berkurangnya
aktifitas fisik (Almatsier, 2003)
Penanggulangan gizi lebih dapat di lakukan dengan masukan dan kelluarkan energi
pengurangan makan dan penambahan latihan fisik atau olahraga serta menghidari tekanan
hidup/steress penyeimbangan masukan energi dilakukan dengan membatasi komsumsi
karbohidrat dn lemak , menghindari komsumsi alkohol( Almastsier, 2003).
Sementara Seidell dan Visscher ( 2005 ), mengatkan bahwa berat badan cenderung
menurun jika asupan lemak digantikan dengan karbohidrat, khusunya jika produk pangan
menggantikannya kaya akan serat pangan serta harus diikuti aktivitas fisik yang cukup.
Penilaian status gizi terdiri dari penilain secara langsung dan penilian secara tidak
langsung. Penilaian status gizi secara langsung terbagi menjadi empat penilian yaitu ntropometri,
klinis, biokimia, dan biofisik. Sedangkan penelian status gizi secra tidak langsung terbagi
menjadi tiga yaitu survei konsumsi makanan, statistik, vital, dan faktor ekologi( Supariasa,
2001). Namun pada kesempatan kali hanya akan dibahas pengukuran antropometri dan survei
konsumsi.
Secara umum antropometri adalah ukuran tubih manusia. Ditinjau dari sudut pandang
gizi, maka antropometri gizi berhibungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari berbagi tingkat umur dan tngkat gizi. Antropometri sebangai indikator
status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa prameter. Parameter yang biasa
digunakan antara lain: umur, berat badan, dan tinggi badan. Faktor umur sangat penting dalam
penentuan status gizi, kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi yang
salah. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interprestasi status gizi yang salah. Berat
badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan pada tulang. Adanya tumor dapat
menurunka jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. Tinggi badan
merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika
umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak
dengan tepat. Disamping itu itnggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan
menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan, faktor umur dapat dikesempingkan (
supariasa, 2001).
1. Prosedurnya aman, sederhana, dan dapat mencukup jumlah sampel yang besar.
2. Alatnya murah, tahan lama, dan mudah dibawa.
3. Tidak membutuhkan tenaga ahli, cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam
waktu singkat, misalnya kader posyandu.
4. Metodenya tepat dan akurat karenaa dapat dibakukan, serta dapat dgunakan untuk
persiapan kelompok yang rawan gizi
5. Dapat mendeksi riwayat gizi seseorang di masa lampau dan dapat mengevaluasi
perubahan status gizi pada periode tertentu
sedangkan kerterbatasan penilain status gizi melali pengkuran antropomentri, antara lain:
(Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
a. Membutuhkan data refensi yang relevan
b. Kesalahan yang muncuk bisa disebabkan kesalahan peralatan yang belum dikalibrasi,
kesalahan pada observer sperti salah dalam pengukuran, pembacaan, dan pencatatan.
c. Hanya mendapat data pertumbuhan,obesitas, malnutrisi karena kurang energi dan protein,
tidak dapat memperoleh informasi karena defisiensi zat gizi mikro.
Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani oikonomia. Kata oikonomia berasal dari dua
kata yaitu oikos dan nomos. Oikos berarti bagi rumah tangga, sedangkan nomos berarti
mengatur. Jadi oikonomia berarti mengatur rumah tangga. Ekonomi berkembangan menjadi
suatu ilmu, sehingga ekonomi berarti pengetahuan yang tersusun menurut cara yang runtut dalam
rangka mengatur rumah tangga. Rumah tangga diartikan secara lebih luas, rumah tangga disini
berkaitaan dengan kelompok sisoal yang dianggap sebangai rumah tangga kesatuan kelompok
manusia yang hidup menurut norma dan tataaturan tertentu ( M.T Ritonga, 2000:36)
Menurut George Soul, ekonomi adalah pengetahuan sosial yang mempelajari tingkah
laku manusia dalam kehidpuan masyarakat khususnya dengan usaha memenuhi kebutuhan dalam
rangka mencapi kemakmuraan dan kesejatrataan ( Richard G dan Pete O steiner,1991,9)
Tidak hanya di Indonesia namun juga di luar nergi status sosial yang mempelajari
tingkah laku manusia dalam kehidupan masyarakat khususnya dengan usaha memenuhi
kebutuhan dalam rangka mencapi kemakmuran dan kesejahteran ( Richard G Lipsey dan Pete O
Steiner,199:9)
Dalam hal ini di mana kondisi sosial ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan,
maka kondisi ini menjadi pembatas pendidikan, maka kondisiini menjadi
pendidikanorangtuasebangai pendidik secara kodrati harus mampu mengantisipasi pengaruh
yang ada karena tidak semua pengaruh kondisi sosial merupakan pengaruh baik. Hal ini berarti
bahwa lingkungan sosial juga mempengaruhi pencapaian pendidikan anak. Kondisi sosial
masyarakat mempengaruhi proses dan hasil pendidikan.
Menurut Mubyarto (2001) dalam Basrowi dan Juariyah (2010) berpendapat tinjauan
sosial ekonomi penduduk meliputi aspek sosial, aspek sosial budaya, dan aspek Desa yang
berkaitan dengan kelembangan dan aspek peluang kerja. Aspek ekonomi Desa dan peluang kerja
berkaitan erat dengan masalah kesejahtaraan masyarakat Desa. Kecukupan pangan dan keperluan
ekonomi bagi masyarakat baru terjangkau bila pendapatan rumah tangga mereka cukup untuk
menutupi keperluan rumah tangga dan pembangan usaha-usahanya.
Menurut Sumardi dan Evers (2002) dalam Basrowi dan Juariyah (2010) keadaan Sosial
ekonomi yaitu sebagai berikut :
a. Lebih berpendidikan
b. Mempunyai status sosial yang ditandai dengan tingkat kehidupan, kesehatan, pekerjaan,
pengenalan diri terhadap lingkungan.
c. Mempunyai tingkat mobilitas ke atas lebih besar.
d. Mempunyai ladang luas.
e. Lebih berorientasi pada ekonomi komersial produk.
f. Mempunyai sikap yang berkenaan dengan kredit.
g. Pekerjaan lebih spesifik.
Kondisi sosial ekonomi menurut Sastropradja(200) dalam Basrowi dan Juariyah (2010)
adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam masyarakat sekelilingnya.
Menurut Ahmed (2001) dalam Basrowi dan Juariyah (2010) manfaat dalam kenteks
sosial ekonomi bagi masayarakat dari suatu program pendidikan adalah berupa perbaikan
dalam hal penghasilan, produktivitas, kesehatan, nutrisi, kehidupan keluarga,
kebudayaan, rekreasi, dan partisipasi adalah merupakan manfaat sisoal bagi masyarakat.
Agar anak dapat memperolh pendidikan yang baik maka orang tua harus pandai
mengarahkan agar anaknya tidak terpengaruh apabila kondisi sosial mereka tidak
mendukung tercapainya pendidikan dengan baik. Orang tua juga harus mengusahakan
agar lingkungan sosial di sekitar dapat dijadikan sebagai pendukung tercapainya
pendidikan yang maksimal.
Defenisi remaja
Perkembangan psikososial
Keterangan :
Status gizi pada remaja putri Sosial ekonomi (pendapatan orang tua )
2.8 Hipotesis
Dari peninelitian di atas dapat dikatakan bahwa adanya “gambaran status gizi pada remaja putri
dengan sosial ekonomi”