Anda di halaman 1dari 10

Volume 10 No 1, April 2017 Hlm.

34-43
ISSN 0216-9495 (Print)
ISSN 2502-5325 (Online)

Pengembangan Media Kotak Cahaya Pelajaran IPA Materi Sifat-Sifat Cahaya

Mariatus Sholiha1, Badrud Tamam2, Fatimatul Munawaroh3


1,2,3
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo Madura
3
fatimphysics@gmail.com

ABSTRAK
Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan
proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas,
efisien, dan daya tarik media pembelajaran Kotak cahaya pada materi sifat-sifat
cahaya. Penelitian ini menggunakan model 4D yang terdiri dari 4 tahapan define,
design, development dan dessiminate. Namun peneliti memodifikasi model 4D
menjadi 3D, yakni tahap disseminate dalam penelitian ini tidak dilakukan karena
keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga. Instrumen dan media pembelajaran ini
telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa, ahli materi dan ahli media.
Terdapat 3 uji coba penelitian yaitu uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil,
dan uji coba kelompok besar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
diperoleh hasil bahwa persentase kelayakan media pembelajaran Kotak cahaya
menurut ahli bahasa adalah 99,4% (sangat layak), ahli materi 90% (sangat layak),
dan ahli media 86,9% (sangat layak). Efektivitas media pembelajaran Kotak cahaya
diukur dari segi proses yang didapat dari tes hasil belajar yaitu pada uji perorangan
100% (sangat efektif), uji kelompok kecil 100% (sangat efektif), dan uji kelompok
besar 95,4% (sangat efektif). Efisiensi media pembelajaran Kotak cahaya yang
diperoleh dari hasil validasi ahli media mendapatkan persentase 87,5%.
Sedangkan kemenarikan media pembelajaran Kotak cahaya diukur menggunakan
angket siswa dengan persentase uji perorangan 98,3% (sangat menarik),
kelompok kecil 94,6% (sangat menarik), dan kelompok besar 96,6% (sangat
menarik). Berdasarkan hasil dari validasi ahli dan uji coba, media kotak cahaya
layak untuk digunakan dalam pembelajaran IPA.
Kata Kunci: Media Pembelajaran, kotak cahaya, materi Sifat-sifat Cahaya

34
Sholiha, M., dkk., Pengembangan Media Kotak Cahaya…35

PENDAHULUAN pengajar, peserta didik, orang lain,


Ilmu Pengetahuan Alam atau penulis buku, produser media dan
yang biasa disebut sains merupakan sebagainya.
cabang pengetahuan yang berawal dari Media pembelajaran juga dapat
fenomena alam yang terjadi dalam dijadikan sebagai sumber pesan.
kehidupan sehari-hari. Hal ini diperkuat Sumber yang dapat digunakan dalam
oleh Julianto (2011:1) yang kegiatan pembelajaran untuk
mendefinisikan IPA sebagai mempermudah pengajar dalam
sekumpulan pengetahuan tentang objek menyampaikan pesan. Dalam
dan fenomena alam. Objek dan penyampaian konsep materi yang
fenomena alam tersebut diperoleh dari dilakukan oleh guru kebanyakan masih
hasil pemikiran, dan penemuan para menggunakan metode konvensional.
ilmuwan yang ahli dalam bereksprimen Guru biasanya mengajar tanpa
dengan metode ilmiah. Secara umum, menggunakan metode yang menarik,
IPA merupakan suatu mata pelajaran atau menggunakan alat bantu
dimana didalamnya terdapat pembelajaran. Selain itu, masih banyak
pengetahuan, observasi, dan sekolah-sekolah yang belum
eksperimen untuk mengetahui ilmu– mempunyai alat peraga KIT IPA yang
ilmu tersebut. Rustman (2010 :1.2) diberikan oleh pemerintah. Sehingga
memandang IPA atau sains sebagai membutuhkan kreativitas masing-
suatu proses yang menghasilkan masing guru dalam menyampaikan
pengetahuan. Proses tersebut pesan kepada siswa agar materi IPA
bergantung pada proses observasi yang dapat tersampaikan dengan jelas.
cermat terhadap fenomena dan pada Hal ini dibenarkan oleh salah
teori-teori temuan untuk memaknai hasil satu guru di SDN Bancaran 04 yang
observasi tersebut. bernama ibu Siska wali kelas 5. Melalui
Berdasarkan pengertian IPA wawancara tidak terstruktur pada hari
diatas, maka sebagai seorang guru. Selasa tanggal 3 November 2015. Ibu
Hendaklah merancang dan Siska menyatakan bahwa dalam
melaksanakan pembelajaran IPA yang pembelajarannya ia jarang sekali
memungkinkan siswa mampu belajar menggunakan alat bantu berupa media
aktif dan menumbuhkan kesan pembelajaran. Hal itu dikarenakan
bermakna dari pembelajaran yang dalam menyiapkan media pembelajaran
sudah dilakukan. Selain itu juga membutuhkan waktu dalam
menciptakan suasana pembelajaran membuatnya dan alokasi waktu yang
yang menarik perhatian siswa sehingga sangat kurang untuk mempersiapkan
materi pelajaran dapat diingat oleh alat bantu tersebut.
siswa. Dalam pembelajaran IPA,
Proses belajar mengajar pada konsep materi hendaklah disampaikan
hakikatnya adalah proses komunikasi. dengan cara mengenalkan terlebih
Yaitu proses penyampaian pesan dari dahulu masalah dengan lingkungan
sumber pesan melalui media tertentu ke siswa dan juga kedaan nyata disekitar
penerima pesan. Pesan, sumber pesan, siswa. Salah satu materi pelajaran IPA
media, dan penerima pesan adalah yang sangat erat kaitannya dengan
komponen-komponen proses lingkungan dan kehidupan nyata siswa
komunikasi. Dalam kegiatan adalah konsep sifat – sifat cahaya,
pembelajaran pesan yang akan konsep tersebut hendaknya
dikomunikasikan adalah isi ajaran atau disampaiakan oleh guru dengan cara
materi yang ditetapkan berdasarkan semenarik mungkin karena materi
kurikulum yang berlaku. Berbagai tersebut sangat banyak. Konsep materi
macam sumber pesan diantaranya sifat-sifat cahaya tidak dapat
36 Jurnal Rekayasa Vol 10 No 1, April 2017 hlm 36-43

disampaikan secara verbalisme, tetapi perhatian siswa dalam belajar sehingga


diajarkan kepada siswa dengan cara siswa menjadi belajar lebih aktif.
praktek dan observasi langsung hal ini Sebagaimana dikatakan oleh Azhar
untuk mempermudah siswa memahami (2007 : 91), bahwa media memegang
konsep sifat – sifat cahaya. Setelah peran yang sangat penting dalam
melakukan praktek maka guru proses belajar. Sudjana (2010:2) juga
memberikan penjelasan kepada siswa berpendapat bahwa media pengajaran
dengan mengaitkannya dengan dapat mempertinggi proses belajar
kehidupan sehari-hari siswa. siswa dalam pengajaran yang pada
Maka dari itu, untuk gilirannya diharapkan dapat
mempermudah dalam menyampaikan mempertinggi hasil belajar yang
pesan hendaknya seorang guru dicapainya.
haruslah menggunakan media Media pembelajaran dapat
pembelajaran dalam setiap mengatasi batas ruang kelas, terutama
pembelajarannya didalam kelas. untuk menyajikan bahan belajar yang
Pemilihan pembuatan media sulit dipahami secara langsung oleh
pembelajaran memiliki banyak jenisnya peserta didik. Melalui media
ada visual, audio, dan audio-visual. pembelajaran, guru dapat menyajikan
Guru tinggal menyesuaikan tujuan bahan pelajaran yang bersifat abstrak
pembelajaran dengan karakteristik menjadi konkret sehingga mudah
siswa dan media pembelajaran yang dipahami dan dapat menghilangkan
akan digunakan saja. Peran media verbalisme. Sehingga media
pembelajaran tidak semata hanya pembelajaran merupakan sumber
sebagai alat bantu menyampaikan belajar atau alat bantu pembelajaran
pesan kepada siswa. Tetapi diharapkan untuk meningkatkan efektifitas dan
mampu memberikan kesan menarik efisiensi dalam mencapai tujuan
perhatian siswa untuk memahami pembelajaran (Wina, 2011:170).
pelajaran serta juga agar siswa mudah SDN Bancaran 4 Bangkalan
mengingat materi yang disampaikan. merupakan sekolah negeri yang masih
Media pembelajaran adalah menerapkan kurikulum KTSP. SDN
segala sesuatu yang dapat Bancaran 4 ini terletak bersebelahan
menyampaikan pesan dan mendorong dengan SDN Bancaran 2 Bangkalan,
terjadinya proses belajar pada siswa. yang sama-sama berada disamping
Pemahaman isi materi dalam sebuah pasar Bancaran. Berdasarkan observasi
pembelajaran dapat dengan mudah lapangan yang telah dilakukan. Kondisi
dipahami dan diterima oleh siswa siswa kelas V SDN Bancaran 4 saat
dengan menggunakan bantuan media proses pembelajaran IPA materi sifat-
pembelajaran. Alat bantu yang dipakai sifat cahaya terlihat sangat pasif, siswa
adalah alat bantu visual, misalnya tampak hanya duduk rapi
gambar, model, objek, dan alat-alat lain mendengarkan penjelasan dari guru,
yang dapat memberikan pengalaman dan tidak begitu banyak siswa yang
konkret, motivasi belajar serta bertanya.
mempertinggi daya serap dan retensi Berdasarkan wawancara dengan
belajar siswa. wali kelas 5 SDN Bancaran 4
Oleh sebab itu, media mengatakan bahwa siswa di SDN
pembelajaran hendaknya digunakan Bancaran 04 masih mengalami
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kesulitan belajar IPA. Terbukti dari hasil
menggunakan media pembelajaran belajar siswa yang rata-rata memiliki
siswa dapat dengan mudah memahami nilai dibawah KKM yang sudah
dan mengerti materi pelajaran yang ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 70.
disampaikan. Juga dapat menarik Namun tidak semua siswa yang
Sholiha, M., dkk., Pengembangan Media Kotak Cahaya…37

mendapatkan nilai dibawah KKM ada 4 Dari permasalahan yang terjadi


siswa yang mendapatkan nilai diatas diatas, maka peneliti ingin
KKM, 12 siswa mendapat nilai sama mengembangkan suatu media
dengan KKM. Sedangkan 20 siswa pembelajaran mengenai pelajaran IPA
lainnya mendapatkan nilai dibawah yaitu materi Sifat-sifat Cahaya. Maka
KKM. Hal ini dikarenakan guru hanya dari itu penelitian ini mengambil judul
menggunakan buku paket sebagai “Pengembangan Media Kotak Cahaya
sumber belajar dan banyaknya materi Pada Pelajaran IPA Materi Sifat – sifat
yang harus dimengerti siswa dalam Cahaya kelas 5 SDN Bancaran 04
waktu singkat. Selain itu, pihak sekolah Bangkalan”.
belum mempunyai alat peraga KIT IPA
yang diberikan oleh pemerintah.
METODE PENELITIAN
Dengan demikian perlu
dikembangkan media pembelajaran Jenis penelitian yang digunakan
untuk membantu dalam kegiatan belajar dalam penelitian ini adalah penelitian
mengajar dikelas. Sehingga dengan research and development atau yang
penggunaan media pembelajaran hasil biasa disebut dengan penelitian
belajar siswa dapat meningkat. pengembangan. Dalam penelitian ini
Pembelajaran menjadi menarik, serta mengembangkan suatu perangkat
siswa menjadi lebih mudah dalam pembelajaran yaitu media pembelajaran
memahami dan menguasai materi kotak cahaya. Untuk membantu
pelajaran IPA. Begitu banyak sekali mempermudah menerangkan materi
manfaat dari penggunaan media sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5
pembelajaran didalam kelas. Tidak sekolah dasar.
hanya untuk mempermudah Dalam menciptakan media
menyampaikan materi pelajaran kotak cahaya ini menggunakan model 4D
semata, tetapi juga dapat meningkatkan yang termodifikasi, karena model
hasil belajar siswa. tersebut dalam setiap langkah-
Hal ini terlihat dari penelitian langkahnya terdapat langkah revisi yang
yang dilakukan oleh Heriyanto (2014) dapat membantu memperbaiki media
yang menyatakan bahwa media yang diciptakan. Selain itu juga tidak
pembelajaran memiliki pengaruh yang perlu mengulang langkah sebelumnya
positif terhadap hasil belajar siswa, tidak setelah melakukan revisi, sehingga
hanya pada mata pelajaran IPA tetapi dalam pelaksanaannya dirasakan lebih
pada semua mata pelajaran. mudah dan dapat mempersingkat waktu
Berdasarkan penelitiannya media penelitian. Adapun langkah-langkah
pembelajaran berupa benda konkrit yang harus dilakukan dalam
dapat meningkatkan hasil belajar siswa melaksanakan penelitian
IPA pada kelas 5 Sekolah Dasar pengembangan model 4D ini adalah
sebesar 41,6%. Sedangkan menurut sebagai berikut : (1) tahap
Wardoyo (2015) diketahui bahwa media pendefinisian/define, (2) tahap
pembelajaran berbasis video animasi perancangan/design, (3) tahap
sangat efektif digunakan dalam pengembangan/develop, (4) tahap
pembelajaran di SMK Negeri 1 pendiseminasian/disseminate.
Purworejo. Berdasarkan validasi ahli
media sebesar (82,5%) termasuk Setiap tahapan masih terdapat
kriteria “sangat layak” untuk digunakan. beberapa langkah dalam setiap
Hasil uji coba media pembelajaran yang tahapnya. Sedangkan pada penelitian ini
dihasilkan mampu meningkatkan minat peneliti memodifikasi model 4D karena
belajar siswa sebesar (20,70%) setelah peneliti memiliki keterbatasan waktu,
menggunakan media. tenaga dam biaya maka penelitian ini
dilakukan hanya sampai pada tahap ke
38 Jurnal Rekayasa Vol 10 No 1, April 2017 hlm 36-43

Tabel 1. Kriteria Validasi Ahli dan Pengguna


No Pencapaian Nilai Kategori Keterangan
Validitas
1 81 % < x ≤ 100% Sangat Valid Sangat baik digunakan
2 62 % < x ≤ 81% Valid Boleh digunakan dengan revisi kecil
3 43 % < x ≤ 62% Cukup valid Boleh digunakan dengan revisi besar
4 24 % < x ≤ 43% Kurang valid Tidak boleh digunakan
5 5 % < x ≤ 24% Tidak valid Tidak boleh digunakan
Sumber : Modifikasi dari kriteria Akbar (2013:82)

Tabel 2. Kriteria Kemenarikan Media Pembelajaran


No Interval Kemenarikan
1 81 % < x ≤ 100% Sangat Menarik
2 62 % < x ≤ 81% Menarik
3 43 % < x ≤ 62% Cukup Menarik
4 24 % < x ≤ 43% Kurang Menarik
5 5 % < x ≤ 24% Tidak Menarik
Sumber : Modifikasi dari kriteria Akbar (2013:78 )

(a) Media kotak cahaya (b) Media kotak cahaya setelah pintu-pintu dibuka

Gambar 1. Produk media kotak cahaya yang dikembangkan

tiga yaitu pada tahap develop 𝑇𝑆𝑒


𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑇𝑆ℎ × 100% (1)
(pengembangan).
Teknik analisis data dalam Keterangan: TSe = total skor peroleh
penelitian ini untuk mengolah data dari TSh = total skor maksimal
hasil tinjauan para ahli, hasil uji coba
perorangan, uji coba kelompok kecil, dan Sedangkan hasil angket dari uji coba
juga uji coba kelompok besar maka dianalisis untuk mengetahui
digunakanlah analisis statistik deskriptif. kemenarikan menggunakan prosentase
Data dari angket yang diberikan kemenarikan seperti pada tabel 2:
kepada seluruh ahli, kemudian diolah 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐾𝑒𝑚𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 =
dengan menggunakan rumus sebagai 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
× 100% (2)
berikut : (Sa’dun Akbar, 2015:82) 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Sholiha, M., dkk., Pengembangan Media Kotak Cahaya…39

HASIL DAN PEMBAHASAN Ramansyah, S.Pd., M.Pd.. Hasil


Media Kotak Cahaya yang Penilaian ahli media dapat dilihat pada
dikembangkan tabel 4. Setelah dilakukan analisis data
Gambar 1 adalah hasil media menggunakan persamaan (1) diperoleh
kotak cahaya yang dikembangkan. presentase 86,9%. Berdasarkan tabel 1
Hasil Pengujian Ahli Materi dapat dilihat bahwa untuk persentase
Media kotak cahaya divalidasikan 86,9% adalah valid sehingga media yang
oleh dosen program studi pendidikan IPA dikembangkan baik digunakan.
FIP yang ahli dibidang fisika yaitu Bapak
Mochammad Ahied, S.Si.,M.Si. Hasil Hasil Pengujian Ahli Bahasa
Penilaian ahli materi dapat dilihat pada Media kotak cahaya dilengkapi
tabel 3. Setelah dilakukan analisis data dengan petunjuk penggunaan media,
menggunakan persamaan (1) diperoleh petunjuk ini divalidasikan ke dosen ahli
presentase 90%. Berdasarkan tabel 1 bahasa oleh ibu Ummi Fitrah S.Pd.,
dapat dilihat bahwa untuk persentase M.Pd. selaku ahli bahasa. Hasil Penilaian
90% adalah sangat valid sehingga media ahli media dapat dilihat pada tabel 5.
yang dikembangkan sangat baik Setelah dilakukan analisis data
digunakan. menggunakan persamaan (1) diperoleh

Tabel 3 Hasil Validasi Ahli Materi

presentase 86,9%. Berdasarkan tabel 1


Hasil Pengujian Ahli Media dapat dilihat bahwa untuk persentase
Media kotak cahaya juga 100% adalah valid sehingga petunjuk
divalidasikan oleh dosen ahli media penggunaan media yang dikembangkan
pembelajaran yaitu Bapak Wanda sangat baik digunakan.
40 Jurnal Rekayasa Vol 10 No 1, April 2017 hlm 36-43

Tabel 4 Hasil Validasi Ahli Media

Hasil Validasi Pengguna diperoleh presentase 86,9%.


Media kotak cahaya juga Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa
divalidasikan kepada guru kelas 5 SDN untuk persentase 87,5% adalah valid
Bancaran 4 B angkalan yang bernama sehingga media yang dikembangkan
Siska Trisnayanti, S.Pd.SD. Validasi ini baik digunakan.
bertujuan untuk mengukur tingkat
keterterapan media pembelajaran ketika Uji Coba Pengembangan (Develop
digunakan dalam praktik pembelajaran Mental Testing)
dikelas dan juga untuk mengetahui Menurut Uji coba ini dilakukan untuk
tingkat efisiensi media kotak cahaya. mengetahui respon siswa terhadap daya
Hasil Penilaian pengguna dapat dilihat tarik siswa pada media kotak cahaya.
pada tabel 6. Setelah dilakukan analisis Selain itu, untuk mengetahui efektifitas
data menggunakan persamaan (1) media kotak cahaya pada proses
Sholiha, M., dkk., Pengembangan Media Kotak Cahaya…41

Tabel 5 Hasil Validasi ahli bahasa


No Kriteria Skor
1 Bahasa yang digunakan mudah dipahami 4
2 Penulisan kalimat baik dan benar 4
3 Kata yang digunakan sesuai dengan EYD 4
4 Kalimat yang digunakan sederhana tidak berbelit-belit 4
5 Bahasa yang digunakan dapat menyampaikan 4
informasi kepada pembaca
Total skor yang diperoleh 20
Skor Maksimal 20
Presentase 100%
Kategori Sangat

pembelajaran berlangsung. Uji coba memiliki nilai yang sangat tinggi yakni
dilakukan pada perorangan, kelompok melebihi batas kriteria ketuntasan
kecil, kelompok besar. Hasil uji coba klasikal yaitu 85%. (Uno, 2015:211)
dapat dilihat pada tabel 7. Berdasarkan berpendapat bahwa keefektifan yang
tabel 7 dapat dilihat bahwa hasil uji coba diukur dengan persentase berdasarkan
rata-rata presentasenya >90%, sehingga tujuan yang telah ditetapkan.
menurut kriteria media kotak cahaya Depdikbud (Trianto,2010:241)
sangat menarik. menyatakan bahwa setiap siswa
Setelah melalui berbagai validasi dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan
yaitu ahli media, ahli materi, validasi individu) jika proporsi jawaban benar
pengguna, dan validasi sasaran (uji coba siswa ≥70 dan suatu kelas dikatakan
perorangan, uji coba kelompok kecil, dan tuntas hasil belajarnya (ketuntasan
uji coba kelompok besar) maka didapat klasikal) jika dalam kelas tersebut
produk akhir pengembangan media terdapat ≥85% yang telah tuntas
pembelajaran berupa “Kotak Cahaya”. belajarnya. Sehingga dari keadaan
Media kotak cahaya ini juga melewati tersebut dapat disimpulkan bahwa media
proses perubahan dan perbaikan (revisi) kotak cahaya sanagatlah efektif
dari berbagai ahli dan uji coba yang digunakan dalam pembelajaran IPA
sudah dilakukan. Setelah melalui proses khususnya pada materi sifat-sifat
tersebut, maka media Kotak Cahaya ini cahaya. Media kotak cahaya mampu
sudah siap digunakan dan diterapkan meningkatkan hasil belajar siswa,
dalam pembelajaran IPA dikelas 5. sehingga efektif digunakan dalam
Media pembelajaran dikatakan layak jika kegiatan pembelajaran
media pembelajaran tersebut efektif, siswa(Subiyantoro,2015).
efisien, dan menarik bagi siswa ketika Efisiensi pembelajaran adalah
diterapkan dalam pembelajaran. rasio antara keefektifan dan jumlah
Efektivitas merupakan tingkat waktu yang digunakan siswa dan atau
pencapaian siswa yang terukur dengan jumlah biaya pembelajaran yang
beberapa aspek seperti kecermatan digunakan Dikatakan efisiensi apabila
penguasaan, kecepatan unjuk kerja, keberhasilan pembelajaran yang dicapai
tingkat alih belajar, dan tingkat retensi tidak memerlukan waktu dan biaya yang
siswa (Subiyantoro,2015). Efektifitas besar (Uno, 2015:211). Media kotak
pembelajaran dengan menggunakan cahaya juga efisien untuk digunakan,
media pembelajaran kotak cahaya dapat karena mempermudah menyampaikan
dilihat dari hasil belajar yang diraih oleh materi sifat-sifat cahaya. Selain itu juga
siswa. Persentase yang diperoleh setiap menghemat waktu dalam mengajarkan
uji coba, baik uji coba perorangan, materi sifat-sifat cahaya. Siswa juga
kelompok kecil, dan kelompok besar dapat belajar sendiri tanpa adanya guru
42 Jurnal Rekayasa Vol 10 No 1, April 2017 hlm 36-43

Tabel 6. Hasil angket pengguna

Tabel 7. Hasil uji coba pengembangan


No Uji Coba Jumlah Rata-rata Kriteria
siswa Presentase
1. Perorangan 3 98,3 Sangat menarik
2. Kelompok kecil 7 94,6 Sangat menarik
3. Kelompok Besar 22 96,6 Sangat menarik

Tabel 8. Presentase Ketuntasan siswa


Uji Coba
Presentase Perorangan Kelompok kecil Kelompok Besar
Ketuntasan 100% 100% 95,4 %

jika menggunakan media kotak cahaya Kemenarikan siswa pada media kotak
karena didalam media kotak cahaya cahaya dapat dilihat dari hasil
terdapat buku panduan bagi siswa dan persentase lembar kuisioner yang
guru. Sehingga dapat disimpulkan disebarkan. Dalam media tersebut
bahwa media kotak cahaya sangat efektif dibahas mengenai kesukaan mereka
dan efisien digunakan pada dalam belajar dengan media kotak
pembelajaran IPA kelas 5 sekolah dasar. cahaya. Hasil uji coba yang dilakukan
Hal ini sesuai dari hasil validasi diperoleh rata-rata presentase sebesar
pengguna yang dilakukan oleh guru yaitu 98,3% untuk uji perorangan, 94,6% uji
sebesar 87,5%. Sehingga dapat kelompok kecil, 96,6% uji kelompok
disimpulkan bahwa media kotak cahaya besar.
sangat efisien untuk digunakan dalam Uno (2015:211) berpendapat
pembelajaran. Sedangkan kemenarikan bahwa menarik yang diukur dengan
pembelajaran merupakan tingkat semakin tinggi keefektifan pembelajaran,
ketertarikan siswa terhadap maka makin tertarik siswa pada
pembelajaran yang dapat diukur dengan pelajaran tersebut. Dapat dikatakan jika
mengamati kecenderungan siswa untuk semakin tinggi hasil belajar siswa maka
terus belajar (Subiyantoro,2015). media pembelajaran yang digunakan
Sholiha, M., dkk., Pengembangan Media Kotak Cahaya…43

semakin efektif dan menarik untuk siswa. media dengan presentase sebesar
Hal ini sesuai dengan hasil ketuntasan 86,9% termasuk dalam kriteria baik
hasil belajar siswa yaitu pada tabel 8. digunakan, pengujian ahli bahasa
sebesar 100% untuk petunjuk
SIMPULAN
penggunaan media, dan pengujian
Berdasarkan hasil dan pengguna dengan presentase sebesar
pembahasan penelitian ini didapat 87,5 %, sedangkan untuk uji coba media
kesimpulan bahwa (1) telah dibuat media kotak cahaya diperoleh untuk uji
kotak cahaya dengan pengembangan perorangan sebesar 98,3%, uji kelompok
model 4D materi sifat-sifat cahaya, (2) kecil sebesar 94,6% dan uji kelompok
media yang telah dikembangkan telah besar sebesar 96,6%. Maka dari hasil
memenuhi syarat kelayakan melalui pengujian media kotak cahaya yang
pengujian ahli materi dengan persentase dikembangkan sengat baik digunakan
sebesar 90% termasuk dalam kriteria dalam proses pembelajaran.
sangat baik digunakan, pengujian ahli

Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. (2011).


DAFTAR PUSTAKA
Media Pengajaran. Bandung:
Arsyad, Azhar. (2007). Media Sinar Baru Algensindo.
Pembelajaran. Jakarta : PT Raja
Thiagarajan,S. Semmel, D.S Semmel,
Grafindo Pusada
M.I. 1974. Instructional
_________, 2013. Media Pembelajaran. Development for Training
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Teacher of Exceptional Children: A
Rustaman, Nuryani, dkk. 2010. Materi Sourcebook. Blomongton:
dan Pembelajaran IPA SD. indiana University
Jakarta : Universitas Terbuka
Uno, Hamzah. Dkk.2015. Belajar
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Dengan Pendekatan PAILKEM :
Pembelajaran. Jakarta : Pembelajaran Aktif,
PRENADAMEDIA GROUP
Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,
Subiyantoro. 2015. Efektifitas, Efisiensi, Menarik. Jakarta: PT Bumi
dan Daya Tarik. (Online): Aksara
(https://eprints.uns.ac.id/18041/2
/2.BAB_I_Pendahuluan.pdf. di
akses 17 Juni 2016 (04.00))

Anda mungkin juga menyukai