Anda di halaman 1dari 5

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi yaitu

1. Ukuran Bahan
Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahansehingga
mempercepat penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak danmempercepat
waktu ekstraksi. Sebenarnya semakin kecil ukuran bahan semakin luas pula
permukaan bahan sehingga semakin banyak oleoresinyang dapat diekstrak. Tetapi
ukuran bahan yang terlalu kecil juga menyebabkan banyak minyak volatile yang
menguap selama penghancuran.
2. Suhu Ekstraksi
Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi padaekstraksi oleoresin
hal ini dapat meningkatkan beberapa komponen yang terdapatdalam rempah akan
mengalami kerusakan
3. Pelarut
Jenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting dalam ekstraksioleoresin.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : daya melarutkan oleoresin, titik didih,
toksisitas (daya atau sifat racun), mudah tidaknya terbakar dan sifatkorosif.
Dalam pemilihan pelarut harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya
adalah pemilihan pelarut pada umumnyadipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

1. Selektifitas Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan,


bukankomponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
2. Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan
ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).
3. Kemampuan untuk tidak saling bercampur Pada ekstraksi cair-cair,
pelarut tidak boleh atau hanya secara terbatas larutdalam bahan ekstraksi.
4. Kerapatan Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat
perbedaankerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi.
5. Reaktifitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan
secara kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi.
6. Titik didih Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan
cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu
tidak boleh terlalu dekat.
Distilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan bahan kimia yang
berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam proses distilasi campuran zat dididihkan sehingga
menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk fase cair. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu, sedangkan zat yang memiliki titik
didih yang lebih tinggi akan mengembun dan akan menguap apabila telah mencapai titik didihnya.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.

Gambar 1 Distilasi Diferensial

Keterangan :
D= laju alir distilat, mol/jam
yD= komposisi distilat, fraksimol
V= jumlah uap dalam labu
W= jumlah cairan dalam labu

Percobaan yang dilakukan kali ini yaitu proses distilasi batch, di mana pada
operasi ini, umpan dimasukkan hanya pada awal operasi, sedangkan produknya
dikeluarkan secara kontinu. Distilasi batch merupakan distilasi terfraksi, yaitu suatu
metode yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu campuran senyawa
dua atau lebih yang memiliki perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh yaitu sekitar
30OC atau lebih. Pada distilasibatch dilakukan dengan rektifikasi. Distilasi dengan
rektifikasi atau distilasi dengan refluks adalah proses pemisahan tahap kesetimbangan
yang dilakukan dalam tahap yang berurutan (multi stage). Metode destilasi dengan
refluks adalah untuk mendapatkan pemisahan yang lebih sempurna. Komponen zat
yang akan dipisahkan yaitu campuran etanol 95% dan air.
Pada percobaan ini konsentrasi distilat pada saat proses refluks total yang
didapat yaitu 62%, di mana konsentrasi distilat refluks total yang didapat lebih kecil
dibandingkan dengan konsentrasi refluks tertentu pada fraksi I yaitu sebesar 75%. Hal
ini disebabkan karena pada saat penampungan refluks total belum mencapai
keadaan steady state. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu
suhu atau pemanasan, tekanan, kelelahan alat, kesalahan kalibrasi dan lain – lain.
Faktor yang paling berpengaruh dalam proses distilasibatch adalah suhu atau
pemanasan. Jika pemanasan terlalu besar dikhawatirkan akan
terjadi flooding (banjir).Ciri dari flooding itu sendiri adalah tertahannya cairan di atas
kolom, pada saat terjadi flooding transfer massa yang dihasilkan tidak maksimal.
Ketika terjadi flooding, cairan tidak dapat mengalir ke bawah lagi, tetapi akan
terakumulasi atau bahkan dapat ikut terbawa ke atas oleh uap, sehingga proses distilasi
harus segera dihentikan.Apabila pemanasan kecil proses pemisahan akan berlangsung
lama, akan tetapi hasil atau konsentrasi yang diperoleh akan lebih baik dan mendekati
sempurna dikarenakan proses pemisahan dan pendinginan berlangsung sempurna.
Hubungan antara konsentrasi dengan besarnya pemanasan yaitu apabila proses
pemanasan terlalu tinggi, proses distilasi akan berlangsung sangat cepat dan konsestrasi
etanol yang didapatkan kecil karena air ikut terbawa ke atas dan terembunkan di dalam
kondensor dan ikut keluar menjadi distilat. Tujuan penampungan refluks total antara
lain adalah untuk mengetahui kinerja kolom distilasi.
Proses refluks pada distilasi ini dilakukan agar pemisahan campuran etanol-air
dapat terjadi dengan baik. Kolom fraksionasi berfungsi agar kontak antara cairan
dengan uap terjadi lebih lama. Sehingga komponen yang lebih ringan dengan titik didih
yang lebih rendah akan terus menguap dan masuk ke kondensor. Sedangkankan
komponen yang lebih besar akan kembali kedalam labu distilasi. Pada kolom refluks,
kolom berisi packing(isian). Panjang kolom packing berpengaruh terhadap proses
pemisahan komponen ini karena semakin panjang kolom packing maka pemisahan
komponen dapat terjadi lebih baik lagi atau lebih murni namun waktu yang diperlukan
dalam proses ini lebih lama. Panjang kolom packing ini juga digunakan untuk
menentukan efisiensi kolom refluks pada distilasi yang disebut HETP (high equivalent
to a theoritical plate), yaitu perbandingan antara panjang kolom packing terhadap
jumlah kepingannya. HETP ditentukan untuk mengetahui efesiensi kolom distilasi.
Gambar 2 Grafik konsentrasi distilat terhadap D/Wo

Gambar 3 Grafik konsentrasi residu terhadap D/Wo

Hubungan antara konsentrasi distilat dan konsentrasi residu dengan D/Wo yaitu
semakin banyak volume distilat yang ditampung maka konsentrasi distilat dan
konsentrasi residu akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena komposisi etanol
yang terdapat dalam campuran etanol air semakin berkurang, sehingga menyebabkan
penurunan konsentrasi distilat maupun konsentrasi residu. Uap yang keluar dari labu
kaya akan komponen yang mudah menguap yaitu etanol, sedangkan cairan yang
tertinggal kaya akan komponen yang lebih sukar menguap yaitu air. Apabila hal ini
berlangsung terus, maka komposisi di dalam cairan akan berubah; komponen etanol
akan semakin sedikit dan komponen air akan semakin banyak. Hal ini juga berdampak
pada komposisi uap yang dihasilkan. Jika komposisi komponen etanol di dalam cairan
menurun, maka komposisi komponen etanol di dalam uap yang berada dalam
kesetimbangan dengan cairan tadi juga akan menurun. Grafik yang diperoleh hubungan
antara konsentrasi distilat dan konsentrasi residu yaitu semakin menurun.
Konsentrasi distilat yang didapat yaitu 55,31%-berat, hasil konsentrasi distilat ini
sangat jauh dari yang diharapkan untuk memperoleh konsentrasi etanol yang dihasilkan
seharusnya paling tidak sekitar 90%. Hal ini diakibatkan karena adanya pemanasan
yang tidak konstan pada saat percobaan, sehingga transfer massa tidak berjalan dengan
maksimal. Transfer massa adalah gerakan-gerakan molekul atau elemen-elemen fluida
yang disebabkan karena adanya gaya pendorong.
Campuran etanol dan air merupakan campuran azeotrop dimana apabila
dipanaskan sampai mencapai titik didihnya campuran ini tidak akan terpisah. Karena
pada keadaan saat itu komposisi uap dan komposisi air sama. Sehingga campuran ini
tidak dapat dipisahkan dengan distilasi biasa. Salah satu cara yang dapat digunakan
yaitu dengan menambahkan zat pelarut antara yang dapat melarutkan salah satu
komponen dan tidak dapat melarutkan komponen yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai