Anda di halaman 1dari 14

TEORI DAN MODEL - MODEL KURIKULUM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan


Kurikulum pada semester ganjil tahun akademik 2019/2020
Dosen Pengampu: H. Ali Sudin, M.Pd.

Disusun Oleh :

Annisa Zainatun 180/

Umi Salamah 180/

Widhia Nurdiani 180/

Anindhita Pitaloka 180/

Fierda Widya Pristi 1806380/39

PGSD 3A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Teori dan Model-model Pembelajaran” tepat pada
waktunya. Solawat serta salam semoga tercurah limpahkan bagi Nabi Muhammad
SAW dan para sahabatnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kurikulum Pendidikan pada semester ganjil tahun akademik 2019/2020. Penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Drs. H. Ali Sudin, M. Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Kurikulum Pendidikan yang telah membimbing kami
dalam penulisan makalah ini.

Penulis memahami bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna


sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar
kedepannya dapat menulis laporan penelitian yang lebih baik lagi.

Sumedang, 20 Oktober 2019

Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dari tahun ketahun pendidikan selalu perkembangan yang pesat
layaknya teknologi, hal tersebut di sebabkan oleh upaya perbaikan kualitas
dan penyempurnaan pendidikan. Dengan adanya hal tersebut maka sekola
harus siap menghadapi tantangan-tantangan yang akan ada di masa
mendatang, sehingga harus melakukan perbaikan-perbaikan pada fasilitas,
metode, strategi, tenaga pendidik dan kependidikan, kurikulum dan lain-
lain.
Menurut Mulyati Sumantri (1988) menyatakan bahwa
perkembangan kurikulum harus di lakukan berdasarkan teori yang telah di
konseptualisasikan secara teliti, terhindar dari pengaruh-pengaruh yang
tidak baik, seperti paham-paham yang tidak mendukung pembaharuan dan
kebutuhan masa depan.
Secara umum teori merupakan suatu set atau system pernyataan (a
set of statement) yang menjelaskan serangkaian hal. Teori merupakan suatu
perangkat pernyataan yang bertalian satu sama lain, yang di susun
sedemikian rupa sehingga memberikan makna yang fungsional terhadap
serangkaian kejadian.
Teori kurikulum merupakan serangkaian konsepsi yang
berhubungan konsep-konsep pendidikan yang berusaha menjelaskan secara
sistematis, perspektif terhadap kurikulum. Teori kurikulum (curriculum
theory atau event theory) merupakan theory yang menguraikan pemilihan
dan pemisahan kejadian atau peristiwa kurikulum atau yang berhubungan
dengan kurikulum dan yang bukan.

B. Rumusan masala
1. Apa pengertian teori ?
2. Apa pengertian teori kurikulum?
3. Apa saja fungsi pokok teori kurikulum ?
4. Apa aspek penting dalam teori kurikulum ?
5. Apa saja model - model pengembangan kurikulum ?
C. Tujuan
Setelah mempelajari tentang pengertian teori, teori kurikulun dan aspek
penting dalam kurikulum, maka dapat mengidentifikasi :
1. Menguraikan pengertian teori
2. Menjelaskan teori kurikulum
3. Mengetahui fungsi pokok kurikulum
4. Mengetahui aspek penting dalam teori kurikulum
5. Mengetahui model - model pengembangan kurikulum
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori

Dalam kamus filsafat yang ditulis oleh tim penulis Rosda ( 1995 )
dijelaskan bahwa teori adalah 1. Pemahaman akan berbagai hal dalam
hubungan universal dan idealnya satu sama lain. lawan dari praktis dan /
atau eksistensi faktual. 2. Dalam prinsip abstrak atau umum dalam sebuah
pengetahuan yang menampilkan pandangan yang jelas dan sistematik
tentang sebagian dari materi pokoknya, seperti dalam teori seni atau teori
atom 3. Sebuah prinsip atau model umum, abstrak dan ideal yang digunakan
untuk menjelaskan fenomena seperti dalam teori seleksi alam. Dengan
begitu dapat diketahui karaktrsitik suatu teori yaitu; a.) adanya serangkaian
pernyataan yang bersifat universal. b. ) teori bersifat konstruk ( konsep )
serta memiliki preposisi yang saling berhubungan c.) merupakan lawan dari
praktik. d.) menampilkan pandangan yang jelas dan sistematik tentang suatu
fenomena. e). tujuannya adalah untuk mendeskripsikan menjelaskan,
memprediksi dan memadukan fenomena.

Sehingga dapat dijelaskan bahawa Teori merupakan alat suatu


disiplin ilmu yang berfungsi untuk menentukan arah dari ilmu itu,
menentukan data apa yang harus dikumpulkan, memberikan kerangka
konseptual tentang cara mengelompokkan dan menghubungkan data,
merangkum fakta – fakta menjadi generalisasi empiris, sistem generalisasi ,
menjelaskan dan memprediksi fakta fakta, dan menunjukkan kekurangan
pengetahuan kita tentang disiplin ilmu itu. Demikian pula halnya dengan
teori kurikulum yang mempunyai kedudukan sangat penting dalam
pengembangan kurikulum dan menjadi syarat mutlak untuk
mengembangkan kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu. Menyimak
definisi, karaktristik, dan fungsi teori - teori tersebut, dapat diketahui bahwa
teori kurikulum mempunyai pengaruh besar terhadap implementasi dan
pengembangan kurikulum.

B. Pengertian Teori Kurikulum, Fungsi Pokok Kurikulum dan Aspek


Penting dalam Kurikulum

Teori kurikulum bukan hanya sebagai landasan dan acuan , tetapi


juga dapat menjelaskan dan memprediksi bagaimana praktik kurikulum.
Teori kurikulum mencari prinsip – prinsip atau pernyataan tentang apa yang
seharusnya atau tidak seharusnya ada / terjadi dalam pendidikan. teori
kurikulm selalu mengandung implikasi terhadap sikap dan perbuatan yang
akan dilakukan. oleh karena itu kurikulum selalu melibatkan aspek – aspek
epistemologis ( pengetahuan ) , ontologis ( eksisitensi atau realitas ) dan
aksiologis ( nilai – nilai ). Teori kurikulum dapat ditinjau dari dua fungsi
pokok yaitu pertama, sebagai alat dan kegiatan intelektual untuk memahami
pengalaman belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang dibantu
oleh disiplin ilmu sosial. dalam fungsi ini tidak digunakan data – data
empiris. Fungsi yang kedua sebagai suatu strategi atau metode untuk
mencapai tujuan – tujuan pendidikan berdasarkan data data empiris. Fungsi
kedua ini lebih banyak menganalisis hubungan antara teori dengan praktik.

Teori kurikulum dapat ditinjau dari 4 aspek penting yaitu a.)


hubungan antara kurikulum dengan berbagai factor yang dapat
meningkatkan efektivitas dan efesiensi kurikulum. b.) hubungan antara
kurikulum dengan struktur kompetensi ( pengetahuan , keterampilan , sikap
dan nilai – nilai ) yang harus dikuasai peserta didik. c.) hubungan antara
kurikulum dengan komponen – komponen kurikulum itu sendiri , seperti
tujuan, isi/materi dan evaluasai dan d.) hubungan antara kurikulum dengan
pembelajaran.

John.D. McNeil ( 1997 ) menegaskan teori kurikulum harus dapat


menjelaskan dan memprediksi hubungan antara berbagai variabel
kurikulum dengan tujuan, proses belajar, dan perencanaan program.
Impikasi teori kurikulum yaitu a.) menjadi acuan dalam penelitian dan
pengembangan kurikulum serta menjadi alat evaluasi kurikulum b.)
mengedintifikasi dan menjelaskan berbagai variabel dan hubungannya
dengan komponen – komponen kurikulum yang dapat divalidasi secara
empiris c.) memberikan prinsip – prinsip dan hubungan – hubungan yang
dapat diuji secara empiris untuk mengembangkan kurikulum d.) menjadi
kegiatan intelektual yang kreatif

Dalam mengembangkan teori kurikulum sebagai disiplin ilmu harus


diperhatikan hal – hal sebagai berikut diantaranya ; a.) menggunakan bahasa
yang tepat dan ilmiah b.) prinsip – prinsip dan metode – metode baru lebih
efektif c.) peran teori dan disiplin ilmu dalam kurikulum d.) kontribusi
kurikulum terhadap peningkatan mutu pendidikan e.) keseimbangan antara
teori dan praktik. Teori dan praktik merupakan dua kutub yang berbeda
tetapi ada dalam satu kesatuan. teori tanpa praktik adalah pincang,
sedangkan praktik tanpa teori adalah buta. teori diharapkan dapat
memperbaiki teori. dengan demikian antara teori dan praktik harus saling
melengkapi dan memperbaiki

C. Model pengembangan Kurikulum


Model pengembangan kurikulum adalah gambaran sistematis
mengenai prosedur yang ditempuh dalam melakukan aktivitas
pengembangan kurikulum. Yaitu proses perencanaan, pelaksanaan (uji
coba), dan penilaian kurikulum. Dimana inti dari aktivitas ini sebenarnya
adalah pengambilan keputusan tentang apa, mengapa, dan bagaimana
komponen - komponen kurikulum yang akan dibuat.

Ada beberapa model kurikulum yang akan dikemukakan dalam


bahasan ini yaitu:

a. Model Ralph Tyler


Model pengembangan kurikulum Tyler mengacu pada empat dasar yang
harus dijawab, dimana pertanyaan tersebut merupakan pilar-pilar bangunan
kurikulum. Dengan demikian model pengembangan kurikulum Tyler yaitu
ada 4 dasar, antara lain :
1. Menentukan tujuan pendidikan.
Penentuan tujuan adalah langkah pertama. Dalam pandangan Tyler
ada tiga klasifikasi karakteristik tujuan kurikulum yaitu tujuan yang
menekankan pada penguasaan konsep dan teori ilmu
pengetahuan,tujuankurikulum yang menekankan pada pengembangan
pribadi atau model humanistic, tujuan kurikulum yang menekankan
pada upaya perbaikan kehidupan masyarakat.
2. Menentukan pengalaman belajar yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Pengalaman belajar yaitu aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan
lingkungan dan bagaimana siswa mereaksi terhadap lingkungan. Ada
beberapa prinsip yang harus di pegang dalam menentukan pengalaman
belajar, yaitu :
 Harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
 Setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa (senang
dalam melakukannya dansesuai dengan perkembangan siswa).
 Setiap rancangan pengalaman belajar sebaiknya melibatkan
siswa.
 Satu pengalaman belajar bisa mencapai lebih dari satu tujuan.
3. Menentukan organisasi pengalaman belajar.
Tyler mengajukan tiga prinsip untuk mengorganisasi pengalaman
belajar agar efektif, yaitu :
 Kesinambungan
 Urusan isi
 Integrasi
4. Menentukan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui apakah tujuan itu
telah dicapai.
Evaluasi diadakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pencapaian tujuan. Penilaian sebaiknya dilakukan lebih dari satu cara.
Dalam hal ini dianjurkan agar penilaian dilakukan dengan melalui
pretest dan posttest.
Fungsi dari penilaian adalah untuk mengetahui tingkat ketercapaian
siswa dalam menguasai pelajaran/perubahan tingkah laku (fungsi
sumatif), dan untuk melihat sejauh mana efektivitas proses pendidikan
untuk mencapai tujuan (fungsi formatif).
b. Model Zais
Dalam model ini lebih menekankan inisiatif bermula, siapa personil
yang terlibat, bagaimana kedudukan serta keputusan yang diambil oleh
personil tersebut. Berdasarkan pada pemikiran tersebut Zais menjelaskan
tiga model pengembangan kurikulum yaitu :
1. Model Administratif, inisiatif pengembangan kurikulum datang dari
para pejabat (administrator) pendidikan. Prosedur kerja model ini yaitu
:
 Membentuk tim/panitia pengarah, anggota tim ditentukan oleh
pejabat pendidikan yang berwenang. Tugas tim yaitu
merumuskan konsep dasar kurikulum, menetapkan garis-garis
besar kebijakan, menyiapkan rumusan filsafah, serta
menetapkan tujuan umum pendidikan.
 Membentuk tim/panitia kerja untuk menjabarkan kebijakan
umum yang telah disusun oleh panitianpengarah, yaitu
emrumuskantujuan umum pendidikan enjadi tujuan yang lebih
operasional, memilih dan menyusun urutan bahan pelajaran,
memilih strategi pembelajaran beserta alat evaluasi yang harus
digunakan, serta menyusun pedoman pelaksanaan kurikulum
bagi guru.
 Hasil kerja dari tim atau panitia kerja ini selanjutnya diserahkan
kepada panitia diatasnya, yaitu panitia pengarah, bahkan pihak
pejabat bisa membentuk panitia penilai khusus untuk
mempaertimbangkan dan menilai hasil kerja tim kerja.
 Penyebarluasan dan penerapan kurikulum di sekolah-sekolah
dengan memakai kebijakan dari pihak berwenang, agar
kurikulum bisa digantikan.
2. Model Grass Root, kebalikan dari model administratif. Inisiatif dan
kegiatan pengembangan kurikulum datang dari guru,baik pada level
ruang kelas maupun pada level sekolah. Inisiatifi ini biasanya muncul
karena ada keresahan dan ketidakpuasan guru terhadap kurikulum yang
berjalan. Administrator lebih menonjol sebagai motivator dan
fasilitator.
3. Model Demonstrasi, ada dua bentuk model pengembangan ini, yaitu :
 Sekelomppok guru dari satu sekolah yang diorganisasi dan di
tunjuk uuntuk melaksanakan suatu uji coba atau eksperimen
suatu kurikulum. Unit-unit ini melakukan suatu proyek melalui
kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan
suatu model kurikulum. Hasil dari penelitian dan pengembangan
ini diharapkan dapat digunakan pada lingkungan sekolah yang
lebih luas.
 Dari beberapa orang guru yang merasakurangpuas tentang
kurikulum yang sudah ada, kemudian guru-guru tersebut
mengadakan eksperimen atau uji coba dan mengadakan
pengembangan secara mandiri. Pada dasarnya guru-guru
tersebut mencobakan yang dianggap belum ada danmerupakan
suatu inovasi terhadap kurikulum, sehingga berbeda dengan
pengembangan kurikulum yang berlaku, dengan harapan akan
ditemukan pengembangan kurikulum yang lebih baik dari yang
ada.

Ada beberapa kebaikan dalam penerapan model kurikulum ini,


diantaranya :

 Kurikullum ini akan lebih nyata dan praktis karena


dihasilkan melalui proses yang telah diuji dan diteliti secara
ilmiah.
 Perubahankurikulumdalam skala kecil atau pada aspek yang
lebih khusus kemungkinan kecil akan ditolak oleh pihak
administrator, akan berbeda dengan perubahan kurikulum
yang sangat luas dan komplek.
 Hakekat model demonstradi dalam skala kecil akan
terhindar dari kesenjangan dokumen dan pelaksanaan
dilapangan.
 Model ini akan menggerakkan inisiatif, kreativitas guru-
guru serta memberdayakan sumber-sumber administrasi
untuk memenuhi kebutuhan dan minat guru dalam
mengembangkan program yang baru.

c. Model Beaucahamp

Beaucahamp menetapkan lima langkah dalam pengembangan


kurikulum, yaitu:

1) Menetapkan arena atau wilayah dmana kurikulum itu diperuntukkan.


Wilayah ini bisa mencakup satu sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi,
atau negara.
2) Menetapkan orang - orang yang akan terlibat dalam pengembangan
kurikulum, serta tugas - tugas dan peran yang akan dilakukannya. Dalam
hal ini dianjurkan melibatkan masyarakat profesional dan masyarakat
biasa yang dianggap akan memberikan kontribusi dalam pengembangan
kurikulum. Para profesional meliputi pengembangan kurikulum, guru, ahli
bidang studi pihak pusat pengembangan kurikulum dan sebagainya.
Sedang masyarakat biasa meliputi para usahawan, tokoh masyarakat,
orang tua dan sebagainya.

3) Menetapkan prosedur yang akan ditempuh. Yaitu dalam penetapan dan


perumusan tujuan umum dan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar,
serta menetapkan jenis dan alat evaluasi. Keseluruhan prosedur tersebut
dibagi ke dalam lima langkah, yaitu:

a) Membentuk tim pengembang kurikulum (curriculum council)

b) Melakukan oenilaian terhadap kurikullum yang sedang berjalan

c) Studi tentang alternatif isi kurikulum baru

d) Merumuskan dan menetapkan kriteria yang akan digunakan untuk


menentukan apa saja yang akan tercangkup dalam kurikulum baru

e) Perancangan dan penulisan kurikulum baru

Dalam kelima kegiatan di atas pihak administrator memegang


peranan yang sangat besar bagi kesuksesan proses tersebut.

4) Implementasi Kurikulum. Untuk suksesnya penerapan kurikulum baru


perlu adanya dukungan sumber daya yang memadai diantaranya
pemahaman guru yang baik terhadap kurikulum baru, darana dan
prasarana, anggaran keuangan yang memadai, manajemen sekolah dan
sebagainya.

5) Evaluasi Kurikulum. Evaluasi ini meliputi:

a) Evaluasi pelaksanaan kurikulum oleg guru di sekolah

b) Evaluasi terhadap desain kurikulum

c) Evaluasi keberhasilan anak didik, dan

d) Evalusi sistem rekaya kurikulum

Data dari hasil evaluasi ini berguna bagi perbaikan proses


pengembangan kurikulum, serta keberlanjutan dan perbaikan kurikulum
dari tahun ke tahun.
d. Model Taba’s (Inverted model)

Model pengembangan ini lebih rinci dan lebih sempurna jika


dibandingkan dengan model Tyler. Model Taba merupakan modifikasi dari
model Tyler, modifikasi tersebut terutama penekanannya pada pemusatan
perhatian guru. Teori Taba memercayai bahwa guru merupakan faktor
utama dalam usaha pengembangan kurikulum. Menurut Taba bahwa guru
harus aktif penuh dalam pengembangan kurikulum. Pengebangan
kurikulum yang dilakukan guru dan memposisikan guru sebagai inovator
dalam pengembangan kurikulum merupakan karakteristik dalam model
pengembangan Taba’s. Dalam pengembanganna lebih bersifat induktif dan
berbeda dengan model tradisional. Langkah - langkahnya adalah sebagai
berikut:

1) Membuat unit - unit eksperimen bersama dengan guru - guru

Dalam kegiatan ini perlu mempersiapkan (1) perencanaan


berdasarkan pada teori - teori yang kuat, (2) eksperimen harus dilakukan di
dalam kelas dengan menghasilkan data yang empirik dan teruji. Unit
eksperimen ini harus dirancang melalui tahapan sebagai berikut:

a) Mendiagnosis kebutuhan

b) Merumuskan tujuan - tujuan khusus

c) Memilih isi

d) Mengorganisasi isi

e) Memilih pengalaman belajar

f) Mengorganisasi pengalaman belajar

g) Mengevaluasi

h) Melihat sekuens dan keseimbangan (Taba, 1962 :347)

2) Menguji unit eksperimen

Unit yang sudah dihasilkan pada langkah pertama harus


diujicobakan di kelas - kelas eksperimen pada berbagai situasi dan kondisi
belajar. Pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan
kepraktisan sehingga dapat menghimpun data bagi penyempurnaan.

3) Mengadakan revisi dan konsolidasi

Setelah langkah pengujian, maka langkah selanjutnya adalah


melakukan revisi dan konsolidasi. Perbaikan dan penyempurnaan dilakukan
berdasarkan pada data yang dihimpun sebelumnya. Selain perbaikan dan
penyemurnaan silakukan juga konsolidasi yaitu penarikan kesimpulan hal -
hal yang bersifat umum dan tentang konsistensi teori yang digunakan.
Langkah ini dilakukan secara bersama - sama dengan koordinator
kurikulum maupun ahli kurikulum. Produk dari langkah ini adalah berupa
Iteaching leraning unit yang telah teruji di lapangan.

4) Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum (Developing a


Framework)

Apabila dalam kegiatan penyempurnaan dan konsolidasi telah


diperoleh sifatnya yang lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas, hal itu
harus dikaji oleh para ahli kurikulum. Ada beberapa pertanyaan yang perlu
dijawab dalam langkah ini; 1) apakah lingkup isi telah memadai; 2)
apakahisi telah tersusun secara logis; 3) apakah pembelajaran telah
memberikan peluan terhadap pengembangan intelektual, keterampilan, dan
sikap; 4) dan apakah konsep dasar sudah terakomodasi ?

5) Implementasi dan Desiminasi

Dalam langkah ini dilakukan enerapan dan penyebarluasan program


ke daerah dan sekolah - sekolah dan dilakukan pendataan tentang kesulitan
serta permasalahan yang dihadapi guru - guru di lapangan. Oleh karena itu
perlu diperhatikan tentang persiapan dilapangan yang berkaitan dengan
aspek - aspek penerapan kurikulum.

e. Model Miller-Seller

Pengembangan kurikulum ini ada perbedaan dengan model - model


sebelumnya. Model pengembangan kurikulum Miller-Seller merupakan
pengembangan kurikulum kombinasi dari model transimisi (Gagne) dan
model transaksi (Taba’s & Robinson) yang terdiri dari beberapa komponen.

1) Klarifikasi Orientasi Kurikulum

Langkah pertama yang ditempuh Miller-Seller yang dianggap


penting adalah menguji dan mengklarifikasi orientasi pandangan filosofis
dan sosialnya. Orientasi ini merefleksikan pandangan filosofis, psikologis
dan sosiologis terhadap kurikulum yang seharusnya dikembangkan.
Klarifikasi orientasi kurikulum berdasarkan pada transmisi, transaksi, dan
transformasi.

2) Pengembangan Tujuan

Setelah melakukan klarifikasi orientasi kurikulum langkah


berikutnya adalah mengembangkan tujuan - tujuan umum (aims) dan
mengembangkan tujuan khusus berdasarkan orientasi kurikulum yang
bersangkutan. Tujuan umum dalam konteks ini adalah merefleksikan
pandangan orang (image person) dan pandangan /9inage) kemasyarakatan.
Tujuan pengembangan merupakan tujuan yang masih relatif umum. Oleh
karena itu, perlu dikembangkan tujuan - tujuan yang lebih khusus hingga
pada tujuan instruksional.

3) Identifikasi Model Mengajar

Identifikasi model mengajar (strategi mengajar) harus sesuai dengan


tujuan dan orientasi kurikulum. Pada tahap ini pelaksanaan kurikulum harus
mengidentifikasi strategi mengajar yang akan digunakan yang disesuaikan
dnegan tujuan dan orientasi kurikulum. Ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan, yaitu:

a) Disesuaikan berdasarkan seluruh tujuan umum maupun tujuan khusus

b) Strukturnya harus sesuai dengan kebutuhan siswa

c) Guru yang menerapkan kurikulum ini harus sudah memahami secara


utuh, seudah dilatih, dan mendukung model.

d) Tersedia sumber- sumber yang esensial dalam penegmbangan model.

4) Implementasi

Langkah ini merupakan langkah penerapan kurikulum berdasarkan


pada langkah - langkah sebelumya. Implementasi sebaiknya harus
dilaksanakan berdasarkan komponen- komponen program studi, identifikasi
sumber, peranan, pengembangan profesional, penerapan waktu, komunikasi
dan sistem monitoring. Langkah ini merupakan langkah akhir dalam
pengembangan kurikulum ini.. prosedur orientasi yang dibakukan pada
umummnya tidak sesuai dengan kurikulum transformasi, sebaliknya
kurikulum transmisi pada umumnya menggunakan tekik - teknik evaluasi
berstruktur dalam menilai kesesuaian antara pengalaman - pengalaman,
strategi belajar dan tujuan pendidikan.

PENUTUP

Kesimpulan

Teori merupakan suatu set atau system pernyataan (a set of


statement) yang menjelaskan serangkaikan hal. Teori merupakan suatu
perangkat pernyataan yang bertalian satu sama lain, yang di susun
sedemikian rupa sehingga memberikan makna yang fungsional terhadap
serangkaian kejadian.

Teori kurikulum merupakan serangkaian konsepsi yang


berhubungan konsep-konsep pendidikan yang berusaha menjelaskan secara
sistematis, perspektif terhadap kurikulum. Teori kurikulum (curriculum
theory atau event theory) merupakan theory yang menguraikan pemilihan
dan pemisahan kejadian atau peristiwa kurikulum atau yang berhubungan
dengan kurikulum dan yang bukan.

Model pengembangan kurikulum adalah gambaran sistematis


mengenai prosedur yang ditempuh dalam melakukan aktivitas
pengembangan kurikulum. Yaitu proses perencanaan, pelaksanaan (uji
coba), dan penilaian kurikulum. Dimana inti dari aktivitas ini sebenarnya
adalah pengambilan keputusan tentang apa, mengapa, dan bagaimana
komponen - komponen kurikulum yang akan dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan model pengembangan kurikulum.


Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai