PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti
perawatan dan makanan bergizi yang diberikan dengan penuh kasih sayang
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (POKJA Kesehatan Ibu Anak FK
UGM, 2012).Bayi baru lahir perlu mendapat perawatan yang optimal sejak
yang ideal untuk bayi baru lahir selain ASI.Menurut UNICEF (2013) salah
satu faktor penyebab terjadinya kematian pada bayi baru lahir dan balita
adalah para ibu tidak menyadari pentingnya pemberian ASI. Sebagian besar
bayi di Indonesia tidak mendapatkan manfaat ASI terkait dengan gizi dan
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai
cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih. Pada
1
2
pemberian ASI eksklusif bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti
pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim dan sebagainya. ASI eksklusif
benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan (
PERINASIA, 2012)
anak mereka dalam kehidupan mereka hanya 42% dari bayi yangberusia
target WHO yang mencapai 50% maka angka tersebut masih jauh dari target
dilahirkan diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang mendapat ASI
Jawa Barat mencapai 38,23% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2017).
eksklusif di Kabupaten Cianjur pada tahun 2016 sebesar 76,99% dari target
80% dan menurun pada tahun 2017 menjadi 65,04% (Dinas Kesehatan
yang dirawat mencakup wilayah kerja Dinas Kabupaten Cianjur. Adapun data
Berikut data ibu post partum diRSUD Sayang Cianjur tahun 2018.
Tabel 1.1 Distribusi Data Ibu Post Partum di RSUD Sayang Cianjur 2018
(Sumber: Buku sensus pasien Post partum Ruang Delima Nifas RSUD Sayang
Cianjur, 2018)
Dari data tersebut didapatkan pasien dengan ibu post partum spontan
selama 1 tahun.
dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri
untuk menyusu pada ibunya di 20-30 menit setelah lahir. Pada jam pertama
4
bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan menyusu dengan
baik. Ibu yang menyusui sang buah hatinya atau sering disebut dengan
prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI
(Roesli, 2010). Ibu post partum sering mengalami kesulitan di awal menyusui
seperti kelelahan, pengeluaran ASI sedikit, putting susu lecet dan gangguan
tidur di malam hari. Hal tersebut dapat menjadi sumber masalah sehingga
Menurut PERINASIA 2012 faktor penyebab penurunan ASI pada ibu post
partum yaitu puting susu lecet, payudara bengkak, mastitis atau abses
payudara, sindrom ASI kurang, ibu yang bekerja, ibu melahirkan dengan
setiap kali bayi menginginkan, ada beberapa hal yang bisa menghambat
produksi ASI diantaranya yaitu : adanya feedback inhibitor yaitu suatu faktor
lokal, yakni bisa saluran ASI penuh, maka mengirim impuls untuk mengurangi
menyusui selama setiap 2-3 jam, memompa ASI, skin to skin contact,
kompres payudara, makanan yang memperbanyak ASI, minum air putih yang
banyak, mencoba posisi menyusui yang paling pas.Selain dari itu usaha
keluarnya air susu dengan memijat, sel-sel dan duktus memproduksi air susu
pada saat gerakan melingkar mirip dengan gerakan yang digunakan dalam
buahhatinya. Salah satu hormon yang berperan dalam produksi ASI adalah
susu keluar lalu mengalir dalam saluran kecil payudara sehingga keluarlah
tetesan air susu dari puting dan masuk ke mulut bayi, proses keluarnya air
susu disebut dengan refleks let down. Pijat oksitosin adalah tindakan yang
dilakukan oleh suami pada ibu menyusui yang berupa back massage pada
durasi 2-3 menit, frekuensi pemberian pijatan 2 kali sehari. Teknik pijatan ini
yang dipijat oksitoksin (perlakuan) dengan ibu yang tidak dilakukan pijat
dengan efektif dan tepatmaka tidak akan terjadi masalah dalamproduksi ASI
dikurangi(Soraya, 2006).
7
postpartum. Teori keperawatan yang dapat digunakan untuk kasus ini adalah
teori self care Orem. Self care adalah perawatan sendiri suatu kontribusi
kesejahteraannya.
hidup (Marinner, 2012). Self care atau teori menurut Dorothea Orem, yaitu
fungsionalisasi. (Marinner, 2012). Jadi pijat marmet dan pijat oktositosin ini
bisa dilakukan oleh pasien sendiri di rumah atau sama bantuan keluarga agar
pada tanggal 16 Februari 2019 terhadap 10 orang ibu post partum pada hari
kedua ibu primi di ruang nifas RSUD Sayang Cianjur, didapatkan hasil bahwa
5 orang mengatakan ASI nya tidak keluar sama sekali, 3 orang mengatakan
ASI nya keluar tapi sedikit hanya rembes aja , dan 2 orang mengatakan ASI
nya banyak bisa keluar menetes ketika dikeluarkan . Karena adanya masalah
tentang pengeluaran ASI pada ibu post partum diruang Nifas RSUD Sayang
yang dilakukan diruang Nifas RSUD Sayang Cianjur telah dilakukan tindakan
teknik pijat oksitosin belum pernah dilakukan diruang Nifas RSUD Sayang
8
produksi ASI pada ibu postpartum di ruang nifas RSUD Sayang Cianjur.
B. Rumusan Masalah
penelitian sebagai berikut : Adakah perbedaan teknik pijat marmet dan pijat
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
produksi ASI pada ibu postpartum di ruang nifas RSUD Sayang Cianjur.
2. Tujuan Khusus
RSUD Sayang.
RSUD Sayang.
9
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis