Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AGAMA ISLAM

“Kedokteran Dalam Perspektif Al-Qur'an”

OLEH:
ALAMI ALIYAH NUR BAROKAH
C011171581
B / 2017

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Manusia diciptakan di dunia ini untuk menjadi khalifah dan beribadah kepada
Allah S.W.T. Namun, kedua fungsi tersebut tidak akan bisa terlaksana dengan baik,
tanpa adanya kesehatan yang dimiliki oleh setiap manusia. Melihat pentingnya
kesehatan tersebut, islam memiliki pandangan (perspektif) tersendiri tentang
kesehatan.

Al-Qur’an adalah kitab suci yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammas SAW untuk seluruh umat manusia. Dalam Al-Qur’an Allah mengajarkan
tauhid, menyapa akal dan perasaan manusia, menyucikan manusia dengan berbagai
ibadah, menunjukkan manusia pada hal-hal ynag membawa kebaikan dan
kemaslahatan dalam kehidupan individual dan sosial manusia, membimbing manusia
pada agama yang luhur, mengembangkan kepribadian manusia ke taraf kesempurnaan
insani, menunjukkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Al-Qur’an mempunyai keunggulan-keunggulan yang membuat istimewa


dibandingkan dengan kitab suci lainnya. Al-Qur’an menjadi mu’jizat, memberikan
penjelasan dan memudahkan untuk dipahami. Salah satu isi dari Al-Qur’an adalah
membentuk umat yang sehat. Banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang
menunjukkan cara berperilaku sehat, bahkan disebutkan pula bahwa Al-Qur’an sendiri
sebagai obat. Kehebatan Al-Qur’an dalam mengobati penyakit jiwa telah terbukti
keampuhannya tetapi dalam mengobati penyakit fisik belum banyak dibahas oleh para
ahli di bidangnya. Meskipun demikian, kami meyakini adanya kekuatan atau potensi
pada Al-Qur’an sebagai obat penyakit fisik.
Al-Qur’an dan hadist yang merupakan pedoman hidup bagi orang yang beriman
banyak menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, baik itu berupa perintah,
anjuran, ataupun larangan. Banyaknya penjelasan yang terdapat dalam kedua pedoman
hidup ini seakan-akan menunjukkan bahwa betapa pentingnya sebuah arti
kesehatanbagi seorang manusia.

II. Rumusan Masalah

A. Apakah definisi dari kesehatan?


B. Bagaimanakah konsep kesehatan dalam Al-Qur’an?
C. Bagaimanakah penyembuhan penyakit dengan Al-Qur’an?

III. Tujuan Makalah

Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa ayat al-Qur’an dan hadist yang
menerangkan tentang kesehatan. Dengan makalah ini, diharapakan kita bisa memahami
arti sebuah kesehatan dalam konsep islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sehat

Sehat biasanya diartikan sebagai suatu keadaan yang baik bagi seluruh anggota
tubuh, dan dapat menjalankan fungsinya. Dalam Munjid al-Thulab, Fu’ad Ifram al-
Bustamy berpendapat bahwa sehat adalah hilangnya penyakit, dan berarti pula sesuatu
yang terbebas, dan selamat dari segala yang tercela. (4)
Kesehatan biasanya juga mempunyai dua pengertian, yaitu kesehatan jasmani
yang kemudian diistilahkan dengan kata as-shihah, dan kesehatan rohani yang
diistilahkan dengan kata afiat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata afiat
dipersamakan dengan kata as-shihah. Afiat diartikan sebagai sehat dan kuat,
sedangkan as-shihah diartikan sebagai keadaan baik pada segenap badan serta bagian-
bagiannya bebas dari sakit. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sehat merupakan lawan dari
sakit, dan afiat diartikan sebagai sehat yang sempurna (al- shihah al-tammah) dan
berati pula kuat dan tegap. (1,4,5)
Kata as-shihah dan al-afiyah tidak disebutkan dalam al-Qur’an. Namun, sering
disebutkan dalam hadist dan do’a-do’a diantaranya:
· hadis Rasulullah saw, yang berbunyi:

)‫ (رواه البخاري‬.ُ‫الص َّحةُ َو ْالفَ َراغ‬ ِّ َّ‫ان َم ْغب ُْون ِّف ْي ِّه َما َك ِّثيْر ِّمنَ الن‬
ِّ ‫اس‬ ِّ َ ‫ِّن ْع َمت‬
“Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena tidak diperhatikan),
yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Al-Bukhari)
· Do’a yang dibaca ketika duduk diantara dua sujud, yang berbunyi:

‫عافِّنِّي‬
َ ‫َو‬
“Dan anugerahkan kesehatan padaku”
· Kalimat yang terdapat dalam do’a qunut:

‫ْت‬ َ ‫عافِّنِّي ِّف ْي َم ْن‬


َ ‫عافَي‬ َ ‫َو‬
“Dan anugerahkan kesehatan padaku sebagaimana oran yang kau beri
kesehatan”
Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 23 tentang Kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiaporang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Terkait tenteng hal tersebu, al-Qu’an juga mempunyai
istilah-istilah tersendiri dalam mengungkapkan istilah kata kesehtan.

1. Tuhan, manusia, dan alam


Meskipun hakikah Allah atau wujud Allah tidak dibahas dalam Al-Qur’an,
tetapi Allah berdiri di atas seluruh doktrin ajaran Al-Qur’an. Tanpa Allah tidak akan
ada sesuatu pun yang bisa berdiri sendiri.
Manusia menurut Al-Qur’an adalah makhluk paling mulia di antara semua
makhluk, namun mereka dapat terlempar ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali
mereka yang beriman dan beramal shalih. Manusia memang memiliki kemampuan
yang tidak tersaingi dapat menghasilkan pengetahuan baru, tetapi mempunyai
kelemahan di bidang moral. Tugas Al-Qur’an adalah membantu manusia di bidang ini
sehingga Al-Qur’an menyebut dirinya sebagai “penyembuh penyakit”, yang oleh kaum
muslimin diartikan bahwa petunjuk yang dikandungnya akan membawa manusia pada
kesehatan spiritual, psikologis, dan fisik.
Tubuh manusia merupakan tempat bersemayamnya ruh, karena itu terdapat
suatu hubungan yang sangat erat antara kesehatan tubuh dan kebahagiaan ruh. Maka
ruh dan jiwa saling bergantung dengan tubuh fisik manusia.
Penciptaan alam merupakan manifestasi kasih sayang Allah, karena alam
semesta itu sendiri tidak mungkin ada dengan sendirinya. Tanpa kasih sayang Allah
yang tidak terbatas maka alam hanyalah ketiadaan murni tanpa arti. Alam diciptakan
oleh Allah bagi umat manusia untuk dimanfaatkan demi tujuan yang baik.

2. Kesehatan menurut Al-Qur’an


Kehidupan manusia, termasuk kesehatan mempunyai beberapa komponen yaitu
Tuhan, manusia, alam, dan individu.
Panah yang menghubungkan Tuhan dengan alam-individu-masyarakat adalah
sebuah hubungan yang sangat istimewa karena itu adalah bukan hubungan antara dua
hal yang sederajat tetapi hubungan antara Yang Mayor dengan yang minor.
Ustadz Mustamir mendefinisikan bahwa kesehatan adalah pengalaman
kesejahteraan yang timbul dari perasaan terhubung dengan sumber kehidupan (Tuhan)
yang termanifestasikan dengan adanya keseimbangan dinamis yang melibatkan aspek
fisik psikologis seseorang di dalam melakukan interaksi dengan dirinya sendiri,
lingkungan alam, dan sosial. Konsep ini adalah dasar pemahaman kita tentang
bagaimana pengaruh ibadah formal kita seperti shalat, puasa, zakat, dan haji terhadap
psikologi serta fisik kita terutama terhadap sistem syaraf dan sistem kekebalan tubuh
kita (sistem imun).
Ibadah-ibadah yang kita lakukan dengan ikhlas dan penuh penghayatan akan
membawa pengaruh positif terhadap emosi kita sehingga menjadi tenang. Emosi yang
tenang ini akan berpengaruh kepada sistem limbik (susunan syaraf pusat program
emosi). Sistem limbik ini akan mengatur sekresi hormon-hormon tertentu (kortisol
misalnya) dan hormon-hormon ini akan mengatur tubuh meningkatkan kekebalan
tubuh kita.
Sampai di sini kita telah melihat bagaimana Al-Qur’an berperan sebagai
sumber paradigma atas konsep tentang kesehatan. Lebih dari itu Al-Qur’an juga berisi
saran-saran atau cara-cara kita menjaga kesehatan kita. Tubuh dan jiwa walaupun
merupakan satu kesatuan tetapi keduanya mempunyai tabiat yang berbeda. Yang
pertama tunduk pada hukum fisika, sedang yang kedua tidak tunduk pada hukum fisika
tersebut. Oleh karena itu cara memeliharanya pun berbeda-beda.

Tentang cara menjaga fisik misalnya, Al-Qur’an telah memerintahkan kita


untuk menjaga kebersihan sebagaimana Allah swt berfirman:

)٥( ‫الرج َز فَاه ُجر‬ َ َ‫َوثِيَابَكَ ف‬


ُّ ‫) َو‬٤( ‫ط ِهر‬
Dan pakaianmu bersihkanlah, dan tinggalkanlah segala macam
kekotoran. (QS. Al-Muddatsir: 4-5)
Dalam Al-Qur’an juga mengingatkan cara makan dan minum melalui
firmannya:

ُّ ‫يَا بَنِي آ َ َد َم ُخذُوا ِزينَتَكُم ِعن َد ك ُِل َمس ِج ٍد َو ُكلُوا َواش َربُوا َو ََل تُس ِرفُوا إِنَّهُ ََل يُ ِح‬
‫ب‬
َ ِ‫ال ُمس ِرف‬
)٣۱( ‫ين‬
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.(QS. Al-A’raf: 31)
Dan juga firmannya:

‫ُون َميتَةً أَو َد ًما َمسفُو ًحا‬


َ ‫طا ِع ٍم يَط َع ُمهُ إِ ََّل أَن يَك‬
َ ‫علَى‬ ِ ُ ‫قُل ََل أ َ ِج ُد فِي َما أ‬
َ ‫وح َي إِ َل َّي ُم َح َّر ًما‬
‫اغ َو ََل عَا ٍد فَ ِإ َّن‬ ِ َّ ‫س أَو فِسقًا أ ُ ِه َّل ِلغَي ِر‬
ُ ‫ّللا بِ ِه فَ َم ِن اض‬
َ ‫ط َّر‬
ٍ َ‫غي َر ب‬ ٍ ‫أَو لَح َم ِخن ِز‬
ٌ ‫ير فَ ِإنَّهُ ِرج‬
َ َ‫َربَّك‬
ٌ ُ‫غف‬
)۱٤٥( ‫ور َر ِحي ٌم‬
Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku,
sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau
makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena
sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.
Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang." (QS. An-An’am: 145)

3. Al-Qur’an sebagai obat

Adapun ayat yang menjelaskan fungsi Al-Qur’an sebagai obat yaitu:


ٌ‫ُور َو ُهدًى َو َرح َمة‬
ِ ‫صد‬ ِ ‫ظةٌ ِمن َربِكُم َو‬
ُّ ‫شفَا ٌء ِل َما فِي ال‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
َ ‫اس قَد َجا َءتكُم َمو ِع‬
َ ‫ِلل ُمؤ ِم ِن‬
)٥۷( ‫ين‬
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus: 57)
)٨۲( ‫ارا‬
ً ‫س‬َ ‫ين إِ ََّل َخ‬
َ ‫ظا ِل ِم‬ َ ِ‫شفَا ٌء َو َرح َمةٌ ِلل ُمؤ ِمن‬
َّ ‫ين َو ََل يَ ِزي ُد ال‬ ِ ‫َونُنَ ِز ُل ِم َن القُرآ َ ِن َما ُه َو‬
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Isra’: 82)

َ ‫َولَو َجعَلنَاهُ قُرآَنًا أَع َج ِميًّا لَقَالُوا لَو ََل فُ ِصلَت آَيَاتُهُ أَأَع َج ِم ٌّي َوع ََربِ ٌّي قُل ُه َو ِللَّذ‬
‫ِين آ َ َمنُوا‬
‫ع ًمى أُولَ ِئكَ يُنَادَو َن ِمن‬ َ ‫ون ِفي آَذَا ِن ِهم َوق ٌر َو ُه َو‬
َ ‫علَي ِهم‬ َ ‫شفَا ٌء َوالَّذ‬
َ ُ‫ِين ََل يُؤ ِمن‬ ِ ‫ُهدًى َو‬
)٤٤( ‫َان َب ِعي ٍد‬
ٍ ‫َمك‬
Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain
Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-
ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang)
Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang
mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan,
sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang
dipanggil dari tempat yang jauh." (QS. Fushshilat: 44)

Ketiga ayat di atas menyebutkan Al-Qur’an sebagai syifa yang biasa diartikan
kesembuhan atau obat dan digunakan juga dalam arti keterbebasan dari kekurangan.
Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang dimaksud Al-Qur’an sebagai obat adalah bahwa
kitab itu dapat melenyapkan berbagai penyakit hati seperti ragu, nifak, syirik,
penyimpangan dan kecenderungan terhadap kebatilan.
Ketika menafsirkan ketiga ayat di atas, Quraish Shihab mengemukakan bahwa
ada sementara ulama yang memahami bahwa ayat-ayat Al-Qur’an dapat
menyembuhkan, di samping penyakit-penyakit hati juga penyakit-penyakit jasmani.
Hal ini karena melihat ada potensi besar yang ada di dalam Al-Qur’an untuk menjadi
obat bagi penyakit-penyakit jasmani.

B. Konsep Kesehatan dalam Al-Qur’an


Al-Qur’an mengajarkan kepada manusia agar selalu berusaha mendapatkan
kebaikan dalam hal dunia, ataupun dalam hal akhirat. Hal ini dibuktikan dengan firman
Allah yang berbunyi:

.‫ار‬ َ َ ‫عذ‬
ِّ َّ‫اب الن‬ َ ‫سنَة َوقِّنَا‬
َ ‫اآلخ َرةِّ َح‬ َ ‫َو ِّم ْن ُه ْم َم ْن َيقُ ْو ُل َربَّنَا آ ِّتنَا فِّ ْي الدُّ ْن َيا َح‬
ِّ ‫سنَة َوفِّي‬
Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab
neraka.” (QS. Al-Baqarah (2); 201).

C. Penyembuhan Penyakit dengan Al-Qur’an

Islam sangat memperhatikan tentang masalah kesehatan. Hal ini terbukti


banyaknya ayat-ayat al-Qur’an dan hadist yang memerintahkan manusia untuk hidup
sehat, diantaranya:

1. Kebersihan diri
Istilah kebersihan dalam al-Qur’an dicantumkan dengan Thaharah (kesucian
atau kebersihan), kata tersebut disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 31 kali.
Diantaranya:
َ ‫َو ِّثيَابَ َك َف‬
‫ط ِّهر‬
“Dan pakaianmu bersihkanlah”. (QS. Al-Mudatstsir/74; 4)

‫صالَةِّ فَا ْغ ِّسلُ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم َوأ َ ْي ِّديَ ُك ْم ِّإلَى‬


َّ ‫يَاأَيُّ َهاالَّ ِّذيْنَ آ َمنُ ْوا ِّإذَا قُ ْمت ُ ْم ِّإلَى ال‬
َّ َ‫ َوإِّ ْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبا ف‬،‫س ُح ْوا ِّب ُر ُء ْو ِّسك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم إِّلَى ْال َك ْع َبي ِّْن‬
.‫اط َّه ُر ْوا‬ ِّ ِّ‫ْال َم َراف‬
َ ‫ق َو ْام‬
“Wahai orang-orang yang beriman. Bila kamu hendak melaksanakan salat,
maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu, dan
(basuh) kedua kakimu sampai mata kaki. Jika kamu junub makabersihkanlah (dengan
mandi)”(QS. Al-Ma’idah/5:6).
Dalil tersebut diatas menyuruh manusia untuk terus membersihkan diri, ini
sesuai dengan konsep kesehatan yang sangat menganjurkan manusia untuk hidup
bersih. Karena kebersihan pangkal kesehatan.

2. Pola makan yang sehat

Salah satu cara yang diajarkan oleh islam untuk meraih kesehatan adalah
dengan mengatur pola makan yang baik. Ajaran islam dalam mengelola makan itu ada
beberapa hal, diantaranya:

· Mengonsumsi makanan yang halal dan baik


َ
.‫ط ِّيبا‬ ‫َو ُكلُ ْوا ِّم َّما َرزَ قَ ُك ُم للاُ َحالَل‬
“Dan makanlah dari yang diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan
baik”. (QS. Al-Ma’idah/5; 8).

· Tidak berlebihan dalam makan dan minum.


. َ‫ إِّ َّن للاَ لَ ي ُِّحبُّ ْال ُم ْش ِّرفِّيْن‬.‫ُكلُ ْوا َوا ْش َرب ُْوا َولَتُس ِّْرفُ ْوا‬
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orangyang berlebih-lebihan”.(QS.Al-A`raf; 31).

· Mengkonsumsi makanan yang bergizi

ِّ ‫طع ُمتَ َجا ِّو َرات َو َجنَّات ِّم ْن أ َ ْعنَاب َوزَ ْرع َون َِّخيْل‬
َ ‫ص ْن َوان َو‬
‫غي ِّْر‬ َ ‫ض ِّق‬ ِّ ‫َو ِّفي األ َ ْر‬
.‫ع َلى َب ْعض ِّفي األ ُ ُك ِّل‬ ُ ‫ض ُل َب ْع‬
َ ‫ض َها‬ ِّ ‫ص ْن َوان يُ ْسقَى ِّب َماء َو‬
ِّ َ‫ َونُف‬،‫احد‬ ِّ
“Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami
dengan air yang sama, tetapi Kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lain dalam
hal rasanya”. (Qs. Ar-Ra`d/13; 4).
.‫ارزَ ْقنَا ُك ْم‬ َ ‫ ُكلُ ْوا ِّم ْن‬.‫س ْل َوى‬
َ ‫ط ِّي َبات َم‬ َّ ‫علَ ْي ُك ُم ْال َم َّن َوال‬
َ ‫ام َوأ َ ْنزَ ْلنَا‬
َ ‫علَ ْي ُك ُم ْالغَ َم‬
َ ‫ظلَ ْلنَا‬
َ ‫َو‬
“Dan Kami menaungi kamu dengan awan, dan Kami menurunkan kepadamu mann
dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan
kepadamu”. ( Al-Baqarah/2; 57).

· Tidak makan yang diharamkan.

ُ ‫علَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوالَّدَّ ُم َولَ ْح ُم ْال ِّخ ْن ِّزي ِّْر َو َماأ ُ ِّه َّل ِّلغَي ِّْر للاِّ ِّب ِّه َو ْال ُم ْن َخ ِّنقَةُ َو ْال َم ْوقُ ْوذَة‬ ْ ‫ُح ِّر َم‬
َ ‫ت‬
.‫ب‬ ُ ُّ‫علَى الن‬
ِّ ‫ص‬ َّ ‫َو ْال ُمت َ َر ِّد َيةُ َوالنَّ ِّط ْي َحةُ َو َماأ َ َك َل ال‬
َ ‫َ َماذ ُ ِّب َح‬, ‫سبُ ُع ِّإلَّ َما ذَ َّك ْيت ُ ْم‬
“Diharamkan bagimu (makan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan
yang disembelih bukan atas (nama) Allah, hewan yang tercekik, yang dipukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
sembelih”. (QS. Al-Ma’idah/5; 3).

· Tidak mengkonsumsi minuman memabukkan

‫ان‬ َ ‫ش ْي‬
ِّ ‫ط‬ َ ‫اب َواأل َ ْزلَ ُم ِّر ْجس ِّم ْن‬
َّ ‫ع َم ِّل ال‬ ُ ‫ص‬َ ‫يَاأَيُّ َهاالَّ ِّذيْنَ آ َمنُ ْوا إِّنَّ َما ْالخ َْم ُر َو ْال َم ْيس ُِّر َواأل َ ْن‬
ُ ‫اجت َ ِّنب ُْوهُ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِّل‬
. َ‫ح ْون‬ ْ َ‫ف‬
“Wahai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya minuman keras, perjudian,
(berkurban) untuk berhala, daan mengundi nasib dengan anak panah, adalah
perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan)
itu agar kamu beruntung”. (QS. Al-Ma’idah/5; 90).

3. Istirahat yang cukup


Allah telah menciptakan pergantian malm dan siang, bukan sesuatu yang tak
bermakna. Pergantian ini dimaksud kan adalah untu memberikan kesempatan kepada
manusia untuk berusaha pada siang hari dan beristirahat pada malam hari setelah lelah
berusaha. Hal ini kembali membuktikan bahwa islam sangat memperhatikan masalah
kesehatan. Dalil yang menjelaskan tentang hal ini adalah:
.‫ْصرا‬
ِّ ‫ُمب‬ َ ‫ُه َوالَّذِّي َج َع َل لَ ُك ُم اللَّ ْي َل ِّلت َ ْس ُكنُ ْوا ِّف ْي ِّه َوالنَّ َه‬
‫ار‬
“Dia lah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat padanya dan
menjadikan siang terang benderang”. (QS. Yunus; 67).
ُ ُ‫ار ن‬
.‫ش ْورا‬ ُ ‫َو ُه َوالَّذِّي َج َع َل لَ ُك ْم اللَّ ْي َل ِّلبَاسا َوالنَّ ْو َم‬
َ ‫سبَات َاو َج َع َل النَّ َه‬
“Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk
istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha”. (QS. Al-Furqan; 47).

.‫عاشا‬ َ ‫النَّ َه‬


َ ‫ار َم‬ ‫ َو َج َع ْلنَا‬.‫ َو َج َع ْلنَا اللَّ ْي َل ِّلبَاسا‬.‫سبَاتا‬
ُ ‫َو َج َع ْلنَا ن َْو َم ُك ْم‬
“Dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami menjadikan malam sebagai
pakaian, dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan”. (An-Naba’; 9 -
11).

4. Anjuran berolahraga
Islam merupakan agama yang sempurna segala lini kehidupan diatur olehnya,
nahkan tentang berolahraga pun ada dijelaskan. Anjuran ini tidak lain agar manusia
memilki tubuh yang kuat dan sehat, sehingga dapat optimal beribadah kepada Allah.
Dalil yang menjelaskan tentang olahraga antara lain:

‫عد َُّو ُك ِّم‬ َ ‫اط ْال َخ ْي ِّل ت ُ ْر ِّهب ُْونَ ِّب ِّه‬
َ ‫عد َُّو للاِّ َو‬ َ َ ‫َوأ َ ِّعد ُّْوا لَ ُه ْم َماا ْست‬
ِّ َ‫ط ْعت ُ ْم ِّم ْن قُ َّوة َو ِّم ْن ِّرب‬
.‫د ُْو ِّن ِّه ْم‬ ‫َوآخ َِّريْنَ ِّم ْن‬
“Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka
dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat
menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka”. (QS. Al-
Anfal/8; 60).
Rasulullah bersabda:

ِّ ‫السبَا َحةَ َو‬


.‫الر َما َح‬ ِّ ‫ص ْبيَانَ ُك ْم‬
ِّ ‫ع ِّل ُم ْوا‬
َ
“Ajarilah anak-anakmu berenang dan memanah”.
5. Pencegahan dan penyembuhan penyakit
Islam juga telah mengajarkan umatnya dalam hal pencegahan dan
penyembuhan penyakit. Di antara dalil yang menjelaskan hal tersebut adalah:
· Pencegahan

.‫َر ِّحيْما‬ ‫للا َكانَ ِّب ُك ْم‬ َ ُ‫َولَت َ ْقتُلُ ْوا أ َ ْنف‬
َ ‫ ِّإ َّن‬.‫س ُك ْم‬
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu”. (QS. An-Nisa’/4; 29).
Ayat ini turun berkaitan dengan seorang sahabat yang tidak mandi setelah junub,
karena cuaca sangat dingin. Ia khawatir bila mandi akan membahayakan dirinya, maka
ia hanya melakukan tayamum.
· Penyembuhan

ْ ‫ ا ُ ْر ُك‬.‫عذَاب‬
.‫ض ِّب ِّر ْج ِّل َك‬ ْ ُ‫ان ِّبن‬
َ ‫صب َو‬ ُ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ي ال‬ َّ ‫ ِّإ ْذ نَادَى َربَّهُ أَنِّي َم‬،‫ب‬
َ ‫س ِّن‬ َ ‫َوا ْذ ُك ْر َع ْبدَنَا أَي ُّْو‬
.‫ارد َوش ََراب‬ َ َ ‫َهذَا ُم ْغت‬
ِّ َ‫سل ب‬
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, ’Sesungguhnya
aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana’. (Allah berfirman),’Hentakkan
kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. (QS. Shad/38; 41-42).
BAB III
KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa islam merupakan agama yang
sangat kompleks, karena mengatur segala aspek kehidupan baik masalah duniawi,
ataupun ukhrawi. Al-Qur’an yang merupakan kalam ilahi dan menjadi pedoman bagi
kehidupan manusia mengandung segala ilmu pengetahuan, termasuk ilmu kesehatan.

Kesehatan merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam ajaran islam. Karena
kesehatan menjadi modal awal untuk beribadah kepada Allah secara optimal. Perhatian
islam terhadap kesehatan dibuktikan dengan banyaknya ayat-ayat al-Qur’an dan hadist
yang menjelaskan segala hal tentang kesehatan.

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosoaal dan ekonomi.
Manusia yang dikatakan sehat adalah manusia yang sehat secara jasmani (fisik),
psikologi (mental), rohaniah (spiritual), dan sosial (kemasyarakatan).

Allah berdiri di atas seluruh doktrin ajaran Al-Qur’an. Tanpa Allah tidak akan
ada sesuatu pun yang bisa berdiri sendiri. Manusia menurut Al-Qur’an adalah makhluk
paling mulia di antara semua makhluk, namun mereka dapat terlempar ke tempat yang
serendah-rendahnya, kecuali mereka yang beriman dan beramal shalih. Penciptaan
alam merupakan manifestasi kasih sayang Allah, karena alam semesta itu sendiri tidak
mungkin ada dengan sendirinya. Kehidupan manusia, termasuk kesehatan mempunyai
beberapa komponen yaitu Tuhan, manusia, alam, dan individu.

Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita mendalami dan
mengkaji al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup dan sumber segala ilmu
pengetahuan. Terlebih bagi seseorang yang berprofesi sebagai dokter muslim, ia harus
lebih mengkaji dan mempelajari ilmu-ilmu dalam al-Qur’an, karena segala ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu kedokteran berasal dari Al-Qur’an dan Hadist.
BAB IV
PENUTUP

Demikian penjelasan menganai Konsep Kedokteran dalam perspektif Al-


Qur'an. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman dan bagi penulis
sebagai ilmu yang bermanfaat. Penulis sadar akan kurangnya kemampuan saya dalam
menyusun makalah, untuk itu penulis menerima segala kritik dan saran yang
membangun demi menghindari mudharat yang ditimbulkan dari kesalahan dalam
makalah ini. Terima kasih penulis ucapkan atas segala perhatian yang baik dari
pembaca sekalian.

Anda mungkin juga menyukai