Anda di halaman 1dari 4

Standar Operasional Dengan Metode DOE

1. Kuat Tekan Karakteristik

Tentukan kekuatan kuat tekan karakterisitik beton misalnya K300, K250 atau dalam
satuan lain 30 mpa dan tentukan persentasi cacat setelah itu amati gambar 28, tarik garis
horizontal kekanan dari persentasi cacat yang ditentukan sampai garis lengkung dan
kemudian tarik garis vertical dari garis lengkung tersebut.
2. Standar Deviasi
Perkirakan standar defiasi dengan mengamati gambar 27. Untuk kekuatan karakteristik
lebih dari 400 perkirakan standar defiasi antara 0-40. Jika kekuatan karakteristik kurang dari
400 perkirakan standar defiasi antara 0-80.
3. Nilai Tambah ( Margin )
Margin = Persentasi Cacat x Standar Defiasi.
4. Kuat Tekan Rata-Rata
Kuat tekan rata-rata = Poin 1 + Poin 3.

5. Jenis/Type Semen

Tentukan type semen yang akan digunakan.

6. Untuk Agregat : Kasar dan Halus

Tentukan type agregat yang akan digunakan, misalnya agregat alami atau dari batu pecah.

7. Faktor Air Bebas

Dengan bantuan tabel 40 tentukan kekuatan tekan beton pada fas 0.5 dengan
pertimbangan umur, jenis portland, jenis dan jenis agregat kasar.pada gambar 29 tentukan
titik potong fas 0.5 dengan kekuatan tekan beton yang didapat dari tabel 41, melalui titik
potong tersebut, buat kurva reference yang identik dengan kurva disampingnya. Tarik garis
horizontal dari kuat tekan yang ditentukan sampai memotong kurva reference yang identik
kemudian tarik garis vertical sehingga didapat nilai fas.
8. Faktor Air Semen Maksimum

Tetapkan faktor air maksimum dengan melihat tabel 39.

9. Angka Slamp dan VB

Tentukan nilai slamp sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan dengan
mengamati tabel 37.

10. Besar Butir Maksimal Agregat

Tentukan sesuai pratikum yang telah dilakukan.

11. Kandungan Air Bebas

Dengan nilai slamp dan VB ukuran maksimum, agregat kasar (10mm, 20mm dan 40mm)
dan type agregat kasar maka dengan tabel 41 dapat ditentukan perkiraan kadar air bebas
campuran beton.

12. Jumlah Semen

Jumlah semen = air no 11 dibagi fas.

13. Semen Maksimum

Ditetapkan sesuai dengan kebutuhan.

14. Semen Minimum

Tentukan jumlah semen minimum dengan mengamati tabel 39.

15. Modifikasi Air Semen

Modifikasi air semen dicari atau diapakai bila nilai jumlah semen pada no 12 lebih kecil
dari jumlah semen minimum dengan rumus jumlah semen minimum dikali dengan fas.
16. Berat Jenis Relatif Agregat ( SSD )
Hitung berat jenis agregat gabungan ( % pasir x BJ pasir ) + ( % kerikil x BJ kerikil )
Persentase pasir dan semen didapatkan dengan dua cara :
a. Melalui pratikum yang telah dilakukan.
b. Dengan mengamati gambar 31,32,33 dengan dasar pertimbangan ukuran maksimum
zona dan fas, tarik garis vertical dari fas yang ditentukan sampai zona yang ditentukan
sehingga persentase agregat halus didapatkan.

17. Berat Volume Beton Segar


Amati gambar 30.tarik garis vertical dari titik kadar air yang telah ditentukan ( no 11 atau
15 ) sehingga memotong kurva reference berat jenis yang telah didapat tadi.

18. Jumlah Total Agregat


Dihitung dengan mengurangkan Poin 17 dengan Poin 12 dan Poin 11.

19. Susunan Butir Agregat Halus


Ditentukan sesuai dengan yang dibutuhkan dan perkerjaan apa yang akan dilakukan.

20. Proforsi Agregat Halus ( SSD )

Dengan mengamati gambar 31,32,33 dengan dasar pertimbangan ukuran maksimum zona
dan fas, tarik garis vertical dari fas yang ditentukan sampai zona yang ditentukan sehingga
persentase agregat halus didapatkan.
21. Kadar Agregat Halus
Untuk mencari Kadar Agregat Halus, lihat data Poin 18 x Poin 20 sehingga didapatkanlah
hasilnya.
22. Kadar Agregat Kasar
Untuk mencari Kadar Agregat Kasar, lihat data Poin 18 lalu dikurangi dengan Poin 21.

23. Jumlah Masing-Masing Bahan

Masukan nilai agregat yang telah diperoleh dari data ke blanko metode DOE, lalu hitung
jumlah bahan yang akan digunakan untuk percobaan.

Anda mungkin juga menyukai