Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Tinajuan Teori Medis


A. Definisi Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).
Persalinan merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Bagian
Obstetri Ginekologi FKUPB, 2005). Persalinan fisiologis atau persalinan
cukup bulan terjadi pada kehamilan minggu ke 38-42, dihitung dari hari
pertama haid terakhir (HPHT). Bila persalinan terjadi sebelum minggu ke-
38, maka disebut kelahiran prematur, sementara bila persalinan terjadi
setelah minggu ke-42, maka disebut kelahiran lewat waktu. Bayi yang
lahir premature dan kelahiran lewat waktu tentu saja akan berbeda dengan
bayi yang lahir cukup bulan, seperti pada bayi prematur, surfaktan yang
dimilikinya belum sempurna, oleh karena itu berisiko mengalami asfiksia,
dan bayi yang lahir lewat waktu juga berisiko mengalami asfiksia karena
plasenta yang umurnya lebih dari 40 mgg akan mengalami penurunan
fungsi, sehingga aliran oksigen ke janin juga berkurang.
a. Sebab-Sebab Persalinan
Sebab - sebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa
teori menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi
rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).

Menurut Wiknjosastro ( 2006 ) mulai berlangsungnya persalinan antara


lain yaitu:
a. Teori Plasenta Menjadi Tua

1
Vili korialis mengalami perubahan – perubahan, sehingga kadar
estrogen dan progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan
pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim
b. Teori Berkurangnya Nutrisi Janin
Jika janin kekurangan nutrisi maka hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan
Selain dua teori diatas , masih ada beberapa teori yang menyatakan sebab
– sebab persalinan, yaitu :
a. Teori penurunan hormone progesterone
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam
darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga timbul his.
b. Teori Oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oxitocin bertambah. Oleh karena itu
timbul kontraksi otot-otot rahim
c. Teori Keregangan Otot
Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya
teregang oleh isi karena bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan
majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim
makin rentan.
d. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan oleh karena pada anencphalus kehamilan sering lebih lama
dari biasa

e. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangka menjadi salah
satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan
bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra
dan extra amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap
umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar
prostaglandin, yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah

2
perifer pada ibu-ibu hamil, sebelum melahirkan atau selama
persalinan.
B. Tanda-Tanda Mulainya Persalinan
Dibawah ini merupakan beberapa tanda-tanda permulaan persalinan,
yaitu :
a. Lightening atau settling atau dropping yang merupakan kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida
b. Perut kelihatan lebih melebar, sementara fundus uteri turun
c. Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin
d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah diuterus (fase labor pains)
e. Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah
bisa bercampur darah (bloody show)
f. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
g. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil
pada bagian servik.
h. Kadang-kadang ketuban pecah
i. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar
(Haffieva, 2011)

C. Faktor Persalinan
Beberapa hal yang menjadi faktor berlangsungnya proses persalinan,
yaitu :
a. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin
dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka
jalan lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari : Bagian keras
tulang-tulang panggul (rangka panggul) :
1) Os. Coxae : Os illium, Os. Ischium, dan Os. Pubis
2) Os. Sacrum : promotorium
3) Os. Coccygis
Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
Pintu Panggul terbagi menjadi :
1) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh
promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis.

3
2) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica,
disebut midlet
3) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus
pubis, disebut outlet
4) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada
antara inlet dan outlet
Bidang-bidang :
1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan
bagian atas symphisis dan promontorium
2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir
bawah symphisis.
3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina
ischiadika kanan dan kiri.
4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os
coccygis

Gambar Bidang Hodge

b. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang
terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.
Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang
dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim.Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
1) His (kontraksi otot uterus)
His dalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot
– otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih

4
pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin
dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks.
2) kontraksi otot-otot dinding perut
3) kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4) ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum
rotundum
Perubahan-perubahan akibat his :
1) Uterus dan servik
Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis
air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan
serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).
2) Ibu
Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada
kenaikan nadi dan tekanan darah.
3) Janin
Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka
timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat
(bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia
fisiologis.
Selain ada his asli atau his persalinan, juga ada his palsu atau
Braxton hicks, cara membedakan antara keduanya yaitu :

Jenis
His palsu His sejati
perubahan
Timbul secara teratur
Tidak teratur & tidak semakin
Karakteristik dan semakin sering,
sering (disebut kontraksi
kontraksi berlangsung selama
Braxton Hicks)
30-70 detik
Jika ibu berjalan atau Meskipun
Pengaruh beristirahat atau jika posisi posisi/gerakan ibu
gerakan tubuh tubuh ibu berubah, kontraksi berubah, kontraksi
akan menghilang/berhenti tetap dirasakan
Biasanya lemah & tidak
Kekuatan Kontraksinya semakin
semakin kuat (mungkin
kontraksi kuat
menjadi kuat lalu melemah)
Biasanya berawal di
Nyeri karena Biasanya hanya dirasakan di
punggung dan 5
kontraksi tubuh bagian depan
menjalar ke depan
c. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan
passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala
karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala
janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak
passangger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti
hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak
muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti
kedudukan lintang atau letak sungsang.
d. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa
bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-
olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula
dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang
menjadi hal yang nyata.
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan
kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
D. Kala Persalinan
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
a. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.

6
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
 Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
 Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
1) periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi
4 cm.
2) periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam,
pembukaan berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
3) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
4) Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik
dan vagina menjadi saluran yang continue, selaput amnio
ruptur, kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-60
detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.
b. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali, kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek
menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga
merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan
diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada
multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan: Janin dengan presentasi belakang
kepala, ditemukan hampir sekitar 95 % dari semua
kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi
abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal
persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan
kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul

7
dengan sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu
mekanisme persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan
posisi ubun-ubun kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu ,
sedangkan ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan
dengan ukuran dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus
menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas
panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu bawah panggul,
supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis dalam
arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka hal ini akan
mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior adalah
ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu
bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang
menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul
ialah diameter antero posterior. Gerakan-gerakan utama dari
mekanisme persalinan adalah :
a. Penurunan kepala.
b. Fleksi.
c. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
d. Ekstensi.
e. Ekspulsi.
f. Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan,
akan tetapi untuk lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu

Lama Persalinan
Primipara Multipara
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Total 14 ½ jam 7 ¾ jam
persatu.

8
c. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus
teraba keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi
tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam
waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam
vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan
dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

d. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang
kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-
obat oksitosin.
E. Komplikasi dalam Persalinan
Komplikasi persalinan merupakan keadaan penyimpangan dari normal,
yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi
karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan (Dinkes Sumut, 2008
dalam Irmayanti, 2009). Adapun komplikasi persalinan yang signifikan
meliputi :
1. Ketuban Pecah Dini, yaitu ruptur korion dan amnion 1 jam atau lebih
sebelum persalinan. Usia gestasi janin dan perkiraan viabilitas janin
mempengaruhi penatalaksanaannya. Penyebab yang tepat dan faktor –
faktor predisposisi yang spesifik tidak diketahui.
2. Persalinan Preterm, yaitu persalinan yang dimulai setelah kehamilan 20
minggu dan sebelum kehamilan 37 minggu. Penyebab preterm meliputi

9
ketuban pecah dini, preeklampsia, plasenta previa, solusio plasenta, dan
lain-lain.
3. Vasa Previa, adalah gangguan perkembangan yang jarang. Keadaan ini
bisa disebabkan pertumbuhan plasenta yang tidak merata atau implantasi
blastosit yang abnormal.
4. Prolaps Tali Pusat, yaitu penurunan tali pusat ke dalam vagina
mendahului bagian terendah janin dan panggul ibu. Masalah ini sering
terjadi pada prematuritas, presentasi bahu atau bokong-kaki.
5. Kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lewat waktu yang melebihi 42
minggu usia gestasi, dimana insidennya kira – kira 10%. Penyebabnya
diperkirakan adalah defisiensi estrogen.
6. Persalinan Disfungsional, yaitu persalinan yang sulit, sakit, dan lama
karena faktor – faktor mekanik.
7. Distosia Bahu, dimana bahu anterior bayi tidak dapat lewat di bawah
arkus pubis ibu. Hal ini berhubungan dengan usia ibu yang sudah lanjut,
obesitas karena diabetes maternal, bayi besar, kehamilan lewat waktu,
dan multiparitas.
8. Ruptur Uterus, yaitu robekan pada uterus, dapat komplit atau inkomplit.
Hal ini bisa disebabkan karena cedera akibat instrumen obstetri, seperti
instrumen untuk memeriksa uterus atau kuretase yang digunakan dalam
abortus. Ruptur juga bisa akibat intervensi obstetri seperti tekanan fundus
yang berlebihan, kelahiran dengan forsep, upaya mengejan yang keras,
persalinan dengan gangguan, dan distosia bahu janin.
9. Plasenta Akreta, yaitu kondisi tidak lazim karena vili korionik melekat
pada miometrium. Hal ini disebabkan pembedahan uterus sebelumnya
dan plasenta previa.
10. Inversi Uterus, yaitu uterus membalik keluar seluruhnya atau sebagian,
ini terjadi segera setelah kelahiran plasenta atau dalam periode
pascapartum segera. Hal ini disebabkan oleh tarikan tali pusat yang
berlebihan atau pengeluaran plasenta secara manual yang kuat atau
bekuan dari uterus atonik
11. Perdarahan Pascapartum Dini, yaitu kehilangan darah 500 ml atau lebih
selama 24 jam pertama setelah melahirkan. Perdarahan pascapartum
merupakan penyebab utama kematian ibu di seluruh dunia dan penyebab

10
umum kehilangan darah yang berlebihan selama periode pascapartum
dini. Penyebab utama adalah atoni uterus; laserasi serviks, vagina atau
perineum; dan bagian plasenta yang tertinggal.
Masalah kesehatan ibu yang ada sebelumnya ( mis: anemia,
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan, dan diabetes ) mengontribusi
banyak terhadap komplikasi persalinan (Stright, 2004 dalam
Olganita,2005)

11

Anda mungkin juga menyukai