Oleh Kelompok :
d. Fisiologi Kala II
1) His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit
2) Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan
keluarnya cairan kekuningkuningansekonyong-konyong
dan banyak
3) Pasien mulai mengejan
4) Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah
sampai di dasar panggul,perineum menonjol, vulva
menganga dan rectum terbuka
5) Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan
hilang lagi waktu hisberhenti, begitu terus hingga nampak
lebih besar. Kejadian ini disebut “Kepalamembuka pintu”
6) Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh
vulva sehingga tidak bisamundur lagi, tonjolan tulang
ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada di
bawahsymphisis disebut “Kepala keluar pintu”
7) Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-
ubun besar, dahi dan mulutpada commissura posterior.
Saat ini untuk primipara, perineum biasanya akan
robekpada pinggir depannya karena tidak dapat menahan
regangan yang kuat tersebut
8) Setelah kepala lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar,
sehingga kepala melintang,vulva menekan pada leher dan
dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung
anakkeluar lendir dan cairan
9) Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu
depan disusul seluruh badananak dengan fleksi lateral,
sesuai dengan paksi jalan lahir
10) Setelah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang
tidak keluar waktu ketuban pecah, kadang-kadang
bercampur darah
11) Lama kala II pada primi -+50 menit pada multi -+ 20
menit
e. Kala III
1) Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnyaplasenta dan selaput ketuban
2) Berlangsung tidak lebih dari 30 menit
3) Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
4) Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan
pemberian oksitosin untukkontraksi uterus dan
mengurangi perdarahan
5) Tanda-tanda pelepasan plasenta :
6) Perubahan ukuran dan bentuk uterus
7) Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena
plasentasudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim
8) Tali pusat memanjang
9) Semburan darah tiba tiba
f. Fisiologi Kala III
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi
berada di dalam uterus, kontraksiakan terus berlangsung dan
ukuran rongga uterus akan mengecil. Pengurangan dalam
ukuran uterus ini akan menyebabkan pengurangan dalam ukuran
tempat melekatnyaplasenta. Oleh karena tempat melekatnya
plasenta tersebut menjadi lebih kecil, makaplasenta akan
menjadi tebal atau mengkerut dan memisahkan diri dari dinding
uterus.
Sebagian dari pembuluh-pembuluh darah yang kecil akan
robek saat plasenta lepas. Tempatmelekatnya plasenta akan
berdarah terus hingga uterus seluruhnya berkontraksi.
Setelahplasenta lahir, dinding uterus akan berkontraksi dan
menekan semua pembuluh-pembuluhdarah ini yang akan
menghentikan perdarahan dari tempat melekatnya plasenta
tersebut.Sebelum uterus berkontraksi, wanita tersebut bisa
kehilangan darah 350-360 cc/menit daritempat melekatnya
plasenta tersebut. Uterus tidak bisa sepenuhnya berkontraksi
hinggaplasenta lahir dahulu seluruhnya. Oleh sebab itu,
kelahiran yang cepat dari plasenta segerasetelah ia melepaskan
dari dinding uterus merupakan tujuan dari manajemen
kebidanan darikala III yang kompeten.
g. Kala IV
1) Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu
2) Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung
3) Masa 1 jam setelah plasenta lahir
4) Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran
plasenta, 30 menitpada jam kedua setelah persalinan, jika
kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantaulebih sering
5) Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada
masa ini
6) Observasi yang dilakukan :
a) Tingkat kesadaran penderita.
b) Pemeriksaan tanda vital.
c) Kontraksi uterus.
d) Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400-500cc.
h. Fisiologi Kala IV
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2
jari dibawah pusat. Otot-ototuterus berkontraksi, pembuluh
darah yang ada diantara anyaman-anyaman otot uterus
akanterjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah
plasenta dilahirkan.
B. Masa Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama
6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah plasenta
keluar atau selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat
kandungan dan reproduksi kembali seperti keadaan sebelum
hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan
psikologi karena proses persalinan. Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang
bersifat fisiologis dan banyak memberikan ketidaknyamanan pada
awal postpartum, yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi
patologis bila tidak diikuti dengan perawatan yang baik.
Masa nifas adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama
setelah kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar
menganggapnya antara 4 sampai 6 minggu.
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga
kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan
yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagia
masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti
sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab kematian terbanyak
nomor dua setelah pendarahan sehingga tepat jika para tenaga
kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini.