PENDAHULUAN
1) LATAR BELAKANG
1.1. Mixed–Use Building
Mixed–Use Building merupakan bangunan multifungsi dimana dalam
suatu area atau site terdapat bangunan yang memiliki fungsi lebih dari satu
(fungsi hotel, fungsi apartemen, fungsi perbelanjaan, tempat wisata). Setiap
Manusia memiliki kebutuhan hidup seperti kebutuhan primer (sandang, pangan,
papan) dan kebutuhan sekunder (berbelanja, rekreasi). Namun seiring juga
dengan perkembangan jaman, ruang untuk mewadahi kebutuhan hidup tersebut
semakin berkurang terutama di wilayah perkotaan. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut maka perlu adanya ruang untuk mewadahi beberapa fungsi sekaligus
dalam satu bangunan.
Perancangan mixed-use building bertujuan untuk menyediakan ruang
yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia serta memberi
kenyamanan bagi pengguna. Bangunan multifungsi atau mixed-use building
mengacu pada kombinasi beberapa fungsi yang berbeda dalam satu bangunan,
misalnya fungsi apartemen dan mall, fungsi apartemen dan rental office, fungsi
mall dan hotel yang dibangun dalam satu tapak.
1.2. Mall
Mall Adalah sebagai suatu kelompok perbelanjaan (pertokoan) yang
dikelola oleh suatu manajemen pusat yang menyewakan unit-unit kepada
pedagang dan mengenai hal-hal tertentu pengawasan nya dilakukan oleh manajer
yang sepenuhnya bertanggungjawab kepada pusat perbelanjaan tersebut.
(nadine bednington 1982)
Menurut wikipedia Mal adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang secara
arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur
untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada diantara antar toko-toko kecil
yang saling berhadapan. karena bentuk arsitektur bangunannya yang melebar
(luas), umumnya sebuah mal memiliki tinggi tiga lantai.
Mall juga dapat diartikan sebagai kompleks pertokoan yang dikunjungi
untuk membeli atau melihat dan membandingkan barang-barang dalam
memenuhi kebutuhan ekonomi sosial masyarakat sertamemberikan kenyamanan
dan keamanan berbelanja bagi pengunjung.
Arti lain tentang mall Adalah merupakan pusat perbelanjaan yang
berintikan satu atau beberapa departement store besar sebagai daya tarik dari
retail-retail kecil dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko yang
menghadap ke koridor utama mall atau pedestrian yang merupakan unsur utama
dari sebuah pusat perbelanjaan (mall), dengan fungsi sebagai sirkulasi dan
sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar pengunjung dan
pedagang.
menurut rubinstein mall adalah merupakan penggambaran dari kota yang
terbentuk oleh elemen-elemen :
a) Anchor (magnet) yang merupakan transformasi dari nodes dapat pula
berfungsi sebagai landmark
b) Secondary Anchor (magnet sekunder) yang merupakan transformasi dari
district, perwujudannya berupa retail store, supermaket, superstore dan
bioskop
c) Street mall yang merupakan transformasi dari edges, sebagai pembatas pusat
pertokoan ditempat-tempat luar.
Selain sebagai pusat perbelanjaan mall disebut juga sebagai tempat
rekreasi sebab terdapat fasilitas kenyamanan seperti restoran, arena bowling,
kebun binatang mini, pusat pameran, club kebugaran, kasino, iceskating rinks,
pusat olah raga, kolam renang, bioskop dan tempat bermain anak. dalam
menentukan strategi untuk menarik pengunjung maka mall dapat menerapkan
tema indoor dan outdoormall, tema alam yang berkonsep taman, berkonsep
tematik dan juga mall berkonsep hotel atau apartment.
1.3. Apartement
Beberapa definisi dari kata ‘apartemen’ adalah sebagai berikut:
1. Tempat tinggal suatu bangunan bertingkat yang lengkap dengan ruang
duduk,kamar tidur, dapur, ruang makan, jamban, dan kamar mandi yang
terletak padasatu lantai, bangunan bertingkat yang terbagi atas beberapa
tempat tinggal.(Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1994, p: 69)
2. Bangunan hunian yang dipisahkan secara horisontal dan vertikal agar
tersediahunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat
rendah atau bangunan tinggi, dilengkapi berbagai fasilitas yang sesuai
dengan standar yangditentukan. (Ernst Neufert, 1980, p: 86)
3. Sebuah unit tempat tinggal yang terdiri dari Kamar Tidur, Kamar Mandi,
RuangTamu, Dapur, Ruang Santai yang berada pada satu lantai bangunan
vertikal yangterbagi dalam beberapa unit tempat tinggal. (Joseph De Chiara
& John Hancock,1968)
Mitigasi dibagi menjadi dua macam, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non
struktural
a) Mitigasi Struktural
b) Mitigasi Non-Struktural
Pertanyaan yang muncul adalah apakah, dan bagaimana, tipologi bertingkat tinggi
ini dapat membantu kota untuk mencapai tujuan pembangunan spasial dan
fungsionalnya. "Studi Menara Innsbruck", mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini
dan menguraikan tipologi bertingkat tinggi dalam bentuk "Urbanissima". Desain P2
merespons ide ini dengan menggabungkan berbagai fungsi di dalam bangunan yang
secara arsitektur sadar namun dibatasi ruang. Ini terdiri dari tiga volume berbeda:
sebuah pangkalan yang berisi ruang-ruang Perpustakaan Kota baru, sebuah menara
tempat tinggal dan ruang publik setingkat dengan atap-atap kota yang menawarkan
ruang tambahan untuk restoran.
Bahan dan Struktur
Proyek P2 bertingkat tinggi dibangun dalam konstruksi kerangka beton
bertulang. Penentuan proyek adalah sekitar langsung ke jalur kereta api dan ruang
konstruksi yang sangat terbatas di mana bangunan membangun kembali seluruh
properti. Fasad faceted menara melarutkan struktur proyektil dengan elemen-elemen
yang buram dan transparan, menciptakan efek keseluruhan yang monolitik.
Semua elemen jendela dibingkai dalam aluminium. Fasad struktur dasar dirancang
sebagai sistem mullion-transom. Fasad logam terbuat dari panel komposit
aluminium. Desain fasad membutuhkan proses optimasi yang komprehensif untuk
menyatukan tuntutan yang berbeda dari kualitas spasial, persyaratan desain, musim
panas yang berlebihan, optimalisasi ruang penyimpanan dan biaya.
Karena kedekatannya dengan perlindungan akustik tinggi kereta api dengan
kaca tebal yang sesuai, struktur diperlukan. Panel melengkung dikurangi dengan
proses geometris ke minimum.
Arsitek: gmp
Luas: 177000.0 m²
Tahun: 2019
Foto-foto: Jianghe Zeng , HG Esch
Pimpinan Kompetisi: Yanli Hao, Martin Friedrich
Tim Desain Kompetisi: Di Miao-Weichtmann, Sebastian Schmidt, Tan Ling,
Mengtong Zhao, Tong Jin, Christina Patt
Pemimpin Desain Rinci: Yajin Sun
Tim Desain Rinci: Jingcheng Chen, Martin Friedrich, Saeed Granfar,
Xiaoshu He, Xi Li, Jinrui Liu, Yide Liu, Katharina Schneider, Ling Tan,
Xiaoliang Yu
Manajemen Proyek: Lei Cai, Mo Song, Lin Wang, Zhan Jin
Gfa Bawah Tanah: 97.000 m²
Perusahaan Mitra Di Cina: Tongji Architecture Design (group) Co, Ltd,
Zhongxin Architecture Design & Research Insititute Ltd
Arsitektur Lansekap: WES
Klien: Shanghai Shengguan Real Estate Development Co, Ltd.
SEDIKIT
. Kompleks kantor Poly Greenland Plaza, dibangun dengan desain oleh arsitek von
Gerkan, Marg and Partners (gmp), telah dipilih untuk Penghargaan Keunggulan
CTBUH Awards 2020 dalam kategori Habitat Perkotaan - Distrik / Rencana Induk
Perkotaan, yang memenuhi syarat untuk itu sebagai finalis dalam Kategori
Keseluruhan. Ensembel menara perkantoran dan bangunan komersial membentuk
alamat unik di lingkungan kota. Urutan plaza yang murah hati dan arena
perbelanjaan terbuka menciptakan kualitas perkotaan yang beragam yang
menghubungkan kompleks dengan lingkungannya.
Di Distrik Yangpu, dekat dengan pusat kota, kantor baru dan kawasan komersial
telah dibuat di lingkungan langsung Pusat Siemens Shanghai (gmp,
2011). Kompleks kantor Poly Greenland Plaza, yang dikembangkan bersama-sama
dengan area perumahan, terdiri dari sekitar 177.000 meter persegi fasilitas kantor
dan perbelanjaan berkualitas tinggi di atas tanah, dengan perkiraan
tambahan. 97.000 meter persegi luas lantai kotor di tiga lantai bawah tanah.
Komposisi lima menara perkantoran dan bangunan komersial yang lebih rendah di
sepanjang Jalan Changyang yang sibuk menciptakan kawasan mandiri di
lingkungan perkotaan yang sangat heterogen.
Fasad menara, dengan variasi vertikal, memberikan penampilan yang seragam pada
ansambel yang menonjol di lanskap kota. Desain bangunan menemukan jalan
tengah antara berbagai skala dan fungsi bangunan tetangga: menara perkantoran
setinggi 50 hingga 100 meter mencerminkan tingginya pembangunan perumahan di
sebelah tenggara, sedangkan bangunan komersial yang lebih rendah di sepanjang
jalan beresonansi dengan kompleks industri yang lebih tua di sebelah utara Jalan
Changyang.
Menjelang jalan, pembangunan menetapkan batas kota yang jelas tanpa menutup
diri. Alih-alih, tepiannya menyediakan banyak titik akses: plaza yang luas terbuka
ke perempat dan mengundang pejalan kaki untuk memasuki interior
lanskap. Halaman dan jembatan cekung digunakan untuk menghubungkan
bangunan yang berbeda satu sama lain. Ini menciptakan arena perbelanjaan terbuka
dengan banyak gerai ritel di berbagai tingkatan.
METODE PERANCANGAN
1. Metode Pembahasan
b. Studi literatur Menggunakan jurnal dan buku yang ada dan berkaitan
sebagai bahan tinjauan dan standar acuan.
c. Studi komparasi Perbandingan yang dilakukan dengan bangunan terrkait.
2. Metode perancangan
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mencari
data yang diperlukan berdasarkan peristiwa yang ada. Dokumentasi ini
dilakukan di sekolah luar biasa Dr. Idayu Dua, pada tahap ini dilakukan
dengan cara mendokumentasikan fasilitas yang ada pada sekolah
tersebut.
Teknik dokumentasi juga dilakukan di Jalan Joyo Agung dan di
Jalan Ikan Kakap, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dengan tujuan
sebagai berikut:
5. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data atau informasi yang tidak berkaitan
secara langsung dengan obyek perancangan tetapi sangat mendukung
program perancangan, meliputi:
a. Studi Pustaka Tujuan dari studi pustaka adalah untuk
mendapatkan data-data yang dibutuhkan, baik dari teori, pendapat
ahli, serta peraturan dan kebijakan pemerintah yang dapat
dijadikan dasar perencanaan sehingga dapat memperdalam
analisa. Data yang diperoleh dari penelusuran literatur bersumber
dari data internet, buku, majalah, al Qur’an dan peraturan
kebijakan pemerintah. Data ini meliputi:
Data atau literatur tentang tapak terpilih berupa peta
wilayah, dan potensi alam dan buatan yang ada di
kawasan. Data ini selanjutnya digunakan untuk
menganalisis kawasan tapak;
Literatur tentang bangunan dengan tema Behaviour
Architecture (Sekolah Els Colors Kindergarten) yang
meliput fungsi, fasilitas dan ruang-ruang yang
mewadahinya. Data ini akan digunakan untuk menganalisa
konsep;
Data literatur mengenai aturan bangunan untuk orang
cacat. Data ini dapat membantu dalam proses menganalisis
ruang, baik untuk analisa ruang maupun konsep ruang;
Penjelasan-penjelasan dari al Qur’an tentang etika dan nilai
yang sesuai yang digunakan sebagai kajian keislaman.
6. Analisis Perancangan Dalam proses analisa, dilakukan pendekatan-
pendekatan yang merupakan suatu tahapan kegiatan yang terdiri dari
rangkaian pembahasan terhadap kondisi kawasan perencanaan. Proses
analisis ini yaitu analisis tapak, analisis pelaku, analisis aktifitas, dan
analisis ruang dan fasilitas, analisis bangunan serta analisis struktur dan
utilitas, dan analilis-analisis lainya.
7. Konsep Perancangan Setelah melalui tahap analisis-analisis di atas, maka
akan muncul konsep rancangan. Konsep perancangan merupakan suatu
proses penggabungan dan pemilihan dari beberapa analisis, konsep
perancangan yang muncul juga berdasarkan tema yang diusung. Konsep
ini akan dijadikan sebagai acuan atau pedoman dalam menyusun
perancangan.
BAB 1V
A. MALL