BAB 1 Revisi Ke 1
BAB 1 Revisi Ke 1
PENDAHULUAN
Fraktur atau patah tulang adalah suatu kondisi dimana kontinuitas jaringan
tulang dan/atau tulang rawan terputus secara sempurna atau sebagian yang
trauma, yang terbagi menjadi trauma ringan, sedang dan berat. Kasus fraktur yang
Ektremitas bawah merupakan anggota gerak aktif yang menopang tubuh yang
memiliki gaya kompresi yang tinggi dibandingkan dengan tulang yang lain. Fraktur
ekstremitas dapat terjadi akibat trauma ringan atau berat dan penekanan yang
area fraktur, hilangnya fungsi normal tulang yang terkena, perubahan bentuk,
5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat
kecelakaan lalu lintas (WHO, 2011). Menurut Depkes RI 2011, pada tahun 2007
korban yang mengalami fratur sebanyak 7,5%, menjadi 8,2% ditahun 2008. Dari
45,987 peristiwa terjatuh yang mengalami fratktur sebanyak 1,778 orang (58%)
menjadi 40,9% dari 20,829 kasus kecelakaan lalu lintas yang mengalami fraktur
sebanyak 1.770 orang (25,9%) menjadi 47,7% dari 14,125 trauma benda tajam atau
1
2
tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (20,6%) menjadi 7,3%
Salah satu penanganan kasus fraktur yaitu dengan proses pembedahan. Proses
insisi pada pembedahan akan menyebabkan luka insisi yang menimbulkan nyeri
yang muncul pada dua jam setelah operasi akibat hilangnya pengaruh anestesi.
Meskipun fragmen tulang telah direduksi, tetapi efek yang ditimbulkan dari proses
menyebabkan nyeri hebat. Hal ini disebabkan oleh fase inflamasi yang disertai
edema jaringan pada area yang terpasang dan berlangsung selama berjam-jam dan
berhari-hari sebagai proses perbaikan fragmen tulang (Helser, 2010; AAOS, 2013;
Ayudianingsih, 2009; Potter & Perry, 2010; Smeltzer & Bare, 2013)
maupun aktual. Nyeri merupakan keluhan yang paling sering dijumpai dan hal yang
menakutkan bagi pasien post operasi. Nyeri yang sering muncul pada pasien post
operasi adalah nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan secara mendadak dari
intensitas ringan sampai berat dan lokasi nyeri dapat diidentifikasi (Djamal,
Respon fisik terhadap nyeri ditandai dengan perubahan keadaan umum, suhu
tubuh, wajah, denyut nadi, sikap tubuh, pernafasan, kolaps kardiovaskuler, dan
syok. Respon psikis akibat nyeri akan merangsang respon stres yang mengganggu
sistem imun dan penyembuhan. Nyeri yang tidak diatasi akan memperlambat masa
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi Nyeri yaitu dengan terapi
obat yang mempunyai efek analgesic biasanya efektif untuk mengurangi nyeri
tetapi dalam pemberian obat mempunyai efek analgesik atau obat pereda nyeri
mengurangi sensasi nyeri yang dapat dilakukan oleh perawat salah satunya yaitu
dengan menggunakan kombinasi terapi musik dan aromaterapi lemon. Musik dan
yang dapat memberikan efek distraksi dan relaksasi. Kedua terapi ini, dapat
lebih optimal dalam mengatasi nyeri. Musik memberikan distraksi dan sisasosiasi
opiat endogen di beberapa fosi didalam otak, termasuk hipotalamus dan sistem
limbik. Begitu pula dengan aromaterapi lemon yang mana didalam lemon
mengandung salah satunya zat linalool yang berguna untuk menstabilkan sistem
saraf sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya.
mengurangi rasa sakit (Cheragi & Valadi, 2010; Wong, 2010; Namazi et al., 2014;
Hal ini didukung oleh penelitian dari Farida dengan judul penelitian pengaruh
pemberian aromaterapi lavender dan terapi music klasik terhadap intensitas nyeri
post operasi fraktur dengan hasil tingkat skala nyeri pre test kelompok perlakuan
sebagian besar adalah nyeri sedang 4-6. Tingkat skala nyeri post test kelompok
perlakuan sebagian besar adalah nyeri ringan 1-3. Hasil penelitian didapatkan
pengaruh terapi musik terhadap skala nyeri pada pasien fraktur. Hasil penelitian
kasus fraktur yang paling sering terjadi adalah fraktur ekstremitas bawah. Data yang
pasien fraktur yang dirawat pada bulan Juni, Juli dan Agustus pada tahun 2016
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Pasuruan”.
5
1.3 Tujuan
R. Soedarsono Pasuruan.
terhadap tingkat nyeri sebelum dan sesudah perlakuan pada pasien post
1.4.1 Teoritis
b. Bagi Penulis
kombinasi terapi musik dan aromaterapi lemon terhadap skala nyeri pasien
1.4.2 Praktis
a. Bagi Pasien
terapi musik dan aromaterapi lemon yang dapat berpengaruh besar terhadap
responden yang merasa nyeri terutama pada responden post operasi di ruang
perawatan/bangsal.