Anda di halaman 1dari 5

PERSIAPAN MENGHADAPI

GEMPA BUMI NAKAI


Bagi Masyrakat Indonesia di Kochi
Jepang adalah negara gempa. Lebih dari 20% gempa bumi berkekuatan 6.0
Magnitudo yang terjadi di dunia,adalah di Jepang (lihat peta di bawah). Di
Prefektur Kochi tempat tinggal Anda ini, ada gempa dengan siklus 100
sampai 150 tahun sekali yang disebut Nankai Jishin (Gempa Bumi Nankai –
Gempa Laut Selatan). Pada bulan Desember 1946, gempa tersebut memakan
korban jiwa (meninggal dan hilang) sebanyak 679 orang.

Gempa yang sama diperkirakan akan terjadi lagi paling lambat


pertengahan abad 21, dan diperkirakan juga akan menimbulkan kerugian yang
besar. Oleh karena itu, agar penduduk asing yang tinggal di Kochi bias
mempersiapkan diri dalam menghadapi gempa besar yang bisa datang
sewaktu-waktu ini, Pemerintah Prefektur Kochi membuat buklet dalam 6
bahasa, yaitu bahasa Inggris, Cina, Korea, Tagalog, Indonesia, dan Vietnam.
Buklet ini dibuat berdasarkan buklet “Menghadapi Gempa Bumi Nankai”
terbitan Januari 2005, dan leaflet “Tujuh Hal yang Harus Diperhatikan untuk
Melindungi Diri dari Gempa Bumi Nankai” yang diterbitkan pada bulan Juni
2006. Dengan diterjemahkannya buklet ini ke dalam 6 bahasa, berarti telah
terpenuhi 90% kebutuhan penduduk asing yang tinggal di Prefektur Kochi,
dilihat dari segi bahasa.

A. Hal-Hal yang harus dipertimbangkan untuk melindungi diri dari Gempa Bumi
Nakai :
1. Mekanisme Gempa Bumi Nakai
Teluk Tosa adalah tempat di mana lempeng laut Filipina bergerak
tenggelam di bawah lempeng Eurasia. Setiap tahun, perbatasan kedua
lempeng tersebut sedikit demi sedikit mendapat tekanan. Bila kekuatan
untuk bertahan dari tekanan tersebut sudah maksimal, maka lempeng yang
tertarik tersebut akan dengan tiba-tiba melenting untuk kembali ke bentuk
asalnya, hal tersebut menyebabkan gempa bumi Nankai. Bila terjadi
gempa bumi Nankai, seluruh Prefektur Kochi akan bergetar. Kemudian
karena dasar laut juga bergerak, terjadilah tsunami.
2. Gempa Bumi Nakai Di Masa Lalu
Gempa Bumi Nankai tahun 1946 menyebabkan kerugian besar di
Prefektur Kochi dan beberapa tempat di Jepang bagian Barat. Gempa
terjadi pada tanggal 21 Desember 1946 pukul 4:19 menit pagi hari di
Tanjung Shiono, Prefektur Wakayama, dengan kedalaman pusat gempa 50
km di bawah laut. Kekuatan gempa saat itu adalah 8.0 Magnitudo.
Di sepanjang garis pantai Prefektur Kochi, terjadi tsunami setinggi 4-
6 meter dan getaran yang kuat. Hal tersebut mengakibatkan 679 orang
meninggal atau hilang, 1836 orang terluka dan 4846 buah rumah roboh
maupun hanyut.
3. Shindo dan Magnitudo
Seberapa besar getaran yang akan dialami oleh tanah tempat kita
berpijak, dipengaruhi oleh besarnya kekuatan gempa di pusat gempa
(magnitudo), jarak dari pusat gempa, bentuk dan keadaan tanah.
Hubungan antara shindo (kekuatan gempa di permukaan tanah) dan
magnitudo (kekuatan gempa dipusat gempa) bisa disamakan dengan
cahaya bola lampu dan terangnya permukaan meja. Meskipun lampu
menyala terang, tetapi kalau jaraknya jauh dari meja, maka permukaan
meja akan tetap gelap. Begitu juga dengan magnitudo, meskipun skalanya
besar, tetapi kalau terletak jauh dari pusat gempa,maka kekuatan gempa di
permukaan tanah (shindo) akan kecil saja.
4. Skala kekuatan gempa (shindo) dan kerusakan yang ditimbulkan
Shindo ditetapkan berdasarkan angka yang tampak pada alat pengukur
kekuatan gempa bumi. Kekuatan Gempa Bumi”, menunjukkan bagaimana
keadaan di sekitar dan kerusakan apa yang timbul pada saat suatu angka
muncul pada alat pengukurkekuatan gempa bumi.
5. Ciri-ciri Gempa Bumi Nankai yang akan dating
 Getaran Yang Kuat
 Tenggelamnya daratan akibat arus air laut
 Bencana yang berhubungan dengan tanah dan pasir
 Tsunami besar
 Perkiraan kerusakan yang akan timbul
6. Memastikan letak tempat untuk menyelematkan diri, daerah yang
mungkin terkena banjir, dan perkiraan kekuatan gempa di daerah masing-
masing.
 Memastikan tempat yang mungkin terkena banjir, dan perkiraan
kekuatan gempa di daerah masing-masing
 Memastikan tempat untuk menyelamatkan diri
7. Mencegah bangunan roboh
a) Periksakan bangunan Anda apakah tahan gempa atau tidak!
Apakah tempat tinggal Anda tahan terhadap gempa yang
berkekuatan besar? Seperti juga badan Anda, bangunan juga perlu
diperiksa kesehatannya, sehingga bisa diketahui aman atau
tidaknya.
b) Renovasi agar tahan gempa bumi
Setelah menjalani pemeriksaan dan ternyata ditemukan masalah
berkaitan dengan ketahanan terhadap gempa bumi,perlu dilakukan
usaha memperkuat ketahanan atas gempa. Penting sekali untuk
membuat rencana renovasi yangpasti.
c) Pengawasan pemeliharaan bangunan
Suatu bangunan, meskipun sekarang dinyatakan tahan gempa,
tetapi kalau tidak dirawat dengan benar lama lama akan melemah
juga.Penanganan secepatnya adalah yang terbaik.
d) Periksa juga pagar beton!
Runtuhnya pagar beton atau pagar tembok, akan menimpa orang,
selain itu runtuhan pagar tersebut akan menghambat jalan
pengungsian dan bantuan serta menghalangi kegiatan pemadaman
kebakaran.
e) Hati-hati dengan masalah yang muncul pada saat kontrak untuk
perbaikan rumah!
f) Tersedia loket layanan konsultasi!
Di setiap kantor pemerintah daerah tersedia loket pelayanan
pemeriksaan ketahanan gempa. Selain itu untuk konsultasi
mengenai ketahanan rumah terhadap gempa, Anda juga bisa
berkonsultasi kepada Pusat Konsultasi mengenai Ketahanan
Rumah terhadap Gempa (Hanya menyediakan layanan dalam
bahasa Jepang).
g) Daftar nomor telpon penting

8. Pencegahan jatuhnya perabot, dll


Pada Gempa Bumi Kobe, 80% penyebab kematian dan luka adalah
karena kejatuhan perabot atau karena rumah yang roboh. Dengan
membuat rumah menjadi tahan gempa dan memasang pasak pada perabot,
maka kerugian akibat getaran gempa bisa dikurangi.
a) Pencegahan pergeseran dan robohnya perabot
 Apa yang terjadi dengan perabot pada saat terjadi gempa?
 Keadaan di dalam ruangan setelah Gempa Bumi Hanshin –
Awaji (Gempa Bumi Kobe)
 Yang menjadi poin penanggulangan

9. Memastikan keselamatan
Ada kemungkinan kita akan mengalami gempa pada saat tidak
bersama keluarga. Dengan memperkirakan kemungkinan tidak bisa pulang
ke rumah, ada baiknya disepakati tempat bertemu dengan anggota
keluarga yang lain (misalnya di tempat pengungsian, rumah teman, dll.)
Dan juga, pastikan juga nomor telepon tempat kerja dan sekolah anggota
keluarga. Bila meninggalkan rumah untuk mengungsi, sebaiknya
menempelkan kertas yang berisi ke mana tujuan kita dan bagaimana kita
bisa dihubungi.

10. Barang yang dibawa pada saat darurat dan barang persediaan
Barang yang dibawa pada saat darurat (Barang yang dibawa pada saat
menyelamatkan diri) Pada saat terjadi gempa, sebisa mungkin bawalah
barang-barang berharga dan barang-barang yang benar-benar diperlukan
pada saat mengungsi, supaya tidak membebani perjalanan Anda pada saat
menyelamatkan diri.

11. Masuk asuransi (Asuransi Kesehatan, Asuransi Gempa)


Bila tidak mendaftar di asuransi kesehatan, maka bila terluka pada saat
terjadi gempa bumi, harus menanggung sendiri seluruh biaya pengobatan.
Pastikan Anda dan seluruh anggota keluarga sudah terdaftar di dalam
asuransi kesehatan.

12. Bersiap bersama teman di satu wilayah (Berpartisipasi dalam organisasi


independen penanggulangan bencana)

13. Bila berada di dalam bangunan atau di dalam rumah


Jatuhnya perabot, pecahnya kaca dan rendahnya daya tahan ruma terhadap
gempa adalah factor penyebab kecelakaan.
14. Bila berada di luar ruangan
 Bila sedang berjalan di dalam kota
 Bila berjalan di sebelah pagar beton
 Bila sedang melewati jembatan atau jembatan penyeberangan
 Bila berada di gunung
 Bila berada di dekat laut atau sungai

15. Bila sedang naik kendaraan


 Bila sedang mengemudi mobil
 Bila naik kendaraan umum

16. Berita darurat tentang gempa bumi


17. Melindungi diri dari tsunami
18. Bahaya masih berlanjut
19. Perolehan informasi tentang gempa dan kehidupan sehari-hari setelah
gempa
20. Mengabarkan keselamatan ke tempat kerja, perwakilan negara asal
21. Pengklasifikasian dalam kegiatan perawatan kesehatan(Triage)
22. Kehidupan di tempat pengungsian
23. Berpartisipasi dalam kegiatan sukarelawan
24. Pemeriksaan bangunan dan penetapan status bangunan

Anda mungkin juga menyukai