Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANAJEMEN KONTRUKSI

SISTEM INISIASI PEMERINTAH CHILE DALAM


PEMBANGUNAN MITIGASI BENCANA

NAMA: HABBIB CAHYO SAPUTRA

NPM: G1E018025

DOSEN PENGAMPU: LINDUNG ZALBUIN MASE,Ph.D

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2019/2020
Seperti Indonesia, Cile juga merupakan salah satu negara langganan gempa bumi.
Namun ketika Cile diguncang gempa 8,3 magnitudo serta tsunami setinggi empat meter pada
2015 lalu, 'hanya' 13 orang saja yang meninggal.

Padahal sebelumnya pada 2010 lalu, gempa berkekuatan 8,8 magnitudo dan tsunami di
Cile pernah menewaskan 525 orang. Kira-kira apa yang digunakan pemerintah Cile sehingga
mampu menekan jumlah korban jiwa akibat bencana gempa dan tsunami?

Pemerintah Chile menjalankan program Chile Preprared, yang menyiapkan seluruh


penduduk dan tim penolong profesional menghadapi gempa bumi, tsunami dan gunung
meletus. Dan bangunan yang dibangun sejak 1980-an wajib memenuhi standar bangunan
tahan gempa bumi sampai magnitudo 9 SR. Andi mengatakan bahwa menurut keterangan
rekannya, latihan kebencanaan rutin dilakukan setiap tahun di Chile, dan sirene bencana dan
jalur pengungsian dicek setiap bulan.

Semua bangunan yang baru didirikan harus bisa tahan menghadapi gempa 9,0 magnitudio.
Dalam aturan baru disyaratkan bahwa saat gempa terjadi, bangunan-bangunan bisa retak atau
miring, tapi tidak boleh runtuh. Hasilnya, saat gempa 8,3 magnitudo melanda Cile pada 2015
lalu, tidak ada bangunan bertingkat yang roboh.

Usaha mitigasi seperti latihan evakuasi dan memperketat aturan izin mendirikan
bangunan. Upaya-upaya tersebutlah yang berhasil menekan jumlah korban hingga sangat
rendah untuk ukuran gempa 8 lebih Magnitudo. , bangunan di sana disyaratkan harus
memiliki kolom yang kuat dan tiang yang lentur. Hal itu bertujuan agar bangunan bisa
mengayun mengikuti guncangan gempa dan tidak runtuh.

"Kami memiliki sebuah rencana bernama 'Chile Prepares' yang bagian paling penting di
dalamnya adalah latihan evakuasi. Setiap tahun kami setidaknya minimal melakukan enam
atau tujuh kali latihan evakuasi di seluruh daerah," ujar Ricardo Toro, kepala badan
penanggulangan bencana Cile, ONEMI (Oficina Nacional de Emergencia del Ministerio del
Interior), kepada The Guardian.

Masyarakat Cile juga setiap 2 bulan sekali dilatih untuk menghadapi gempa dan tsunami.
Mereka benar-benar telah dipersiapkan untuk sigap dan tanggap dalam menghadapi
guncangan lindu maupun peringatan tsunami.Dalam latihan tersebut, digelar pula simulasi
jika Chili diguncang gempa 9 skala Richter yang berepisentrum Santiago.Dan itu bukan
latihan sekali jalan. Dalam skala luas, warga dibiasakan melakukan dril evakuasi minimal
enam atau tujuh kali setahun. Di seluruh kawasan.

Di luar itu, pemerintah sudah sedia sistem peringatan baru. Dalam kasus Coquimbo,
beberapa menit setelah gempa, sirene mengirim raungan. Ambulans, pemadam kebakaran,
dan polisi turun mengatur lalu lintas orang. Ada pula petugas yang khusus memaksa para
penduduk yang masih bertahan di rumah untuk keluar dan berlari ke arah bukit.

Semua telepon genggam diberondong serangkaian pesan pendek berisi peringatan dini
tsunami. Warga juga dianjurkan untuk menjauhi pantai.

Pada kasus gempa bumi 2015, dijelaskan bahwa sistem peringatan tsunami langsung
bekerja, mengeluarkan suara sirene di daerah kota Coquimbo dan juga daerah pantainya,
dengan tujuan masyarakat segera melakukan evakuasi. Kemudian muncul konvoi ambulans,
petugas pemadam kebakaran, dan polisi untuk membantu proses evakuasi.

Selain itu, ponsel warga juga menerima notifikasi agar menjauhi daerah pantai terdampak
gempa yang memiliki risiko tsunami. Di samping itu, aturan ketat untuk mendirikan
bangunan di Cile juga turut membantu menekan jumlah korban akibat gempa bumi.

Bangunan dan laju kontruksi rusak akibat gempa 2010

Selain menerapkan aturan mendirikan bangunan yang ketat, Cile juga melakukan
investasi dengan membangun jaringan pendeteksi aktivitas seismik dan dua stasiun DART
(Deep-ocean Assessment and Reporting of Tsunamis). Stasiun DART ini bisa mendeteksi
perubahan tekanan di bawah air dan memberikan peringatan tsunami.

Lalu ada juga cara unik otoritas Cile dalam mengajak masyarakat setempat untuk tetap
waspada terhadap gempa. Di Cile, ada minuman lokal yang diberi nama Terremoto atau
gempa bumi dalam bahasa Spanyol, dan ada minuman lain yang diberi nama Replica atau
gempa susulan. Harapannya adalah mereka selalu ingat bahwa negaranya merupakan daerah
yang rawan gempa.

Jalan yang rusak setelah gempa melanda pulau Chiloe, bagian selatan Chile.

Namun ,ada faktor lain yang menyebabkan rendahnya korban jiwa akibat gempa 8,3
magnitudo di Cile pada 2015 lalu. Dijelaskan bahwa gempa 2015 tidak sekuat gempa pada
2010, yang merupakan salah satu yang terkuat di dunia. Selain itu, lokasi terjadinya gempa
juga mempengaruhi jumlah korban.

Meski demikian, Christophe Schmachtel, salah satu staf PBB, mengatakan bahwa Cile telah
sukses menjadi contoh dalam hal persiapan menghadapi dan mitigasi gempa. "Dalam
pertemuan global membahas persiapan gempa bumi, Cile telah menjadi contoh," kata
Schmachtel.

Kesuksesan Cile dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi gempa dan tsunami inilah
yang menjadi salah satu faktor mengapa gempa dan tsunami di sana tidak menimbulkan
korban sebanyak di Lombok dan Palu, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai