DHF
DHF
A. DEFINISI
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue (arbo virus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aides
aegypti. Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak,
disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan/syok dan kematian
(Aplikasi NANDA NIC NOC jilid 1, 2013).
DHF (Dengue Haemorragic Fever) adalah merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegipty
betina.(Hidayat, A. Aziz, 2009).
Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa
dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi dan biasanya memburuk setelah 2 hari
pertama (Meilany, 2010).
B. ETIOLOGI
Penyebab demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorragic fever (DHF)
adalah virus dengue. Di Indonesia virus tersebut saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe
virus dengue yang termasuk dalam grup B. Dari arthopedi borne virus (arbovirus) yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe yang
menjadi penyebab terbanyak. Di Thailand dilaporkan bahwa serotipe DEN-2 adalah
dominan sementara di Indonesia yang terutama deominan adalah DEN-3 tapi akhir-akhir
ini adalah kecenderungan dominan DEN-2. Setelah oleh nyamuk yang membawa virus,
maka inkubasi akan berlangsung antara 3-15 hari sampai gejala demam Dengue muncul.
(Meilany, 2010.
2. Hidup didalam dan disekitar rumah di tempat yang bersih dan sejuk seperti: hinggap di
pakaian yang tergantung, vas bunga yang ada airnya atau ditempat kaleng bekas yang
menampung air hujan.
3. Biasanya nyamuk Aedes aegypti yang menggigit tubuh manusia adalah betina, sedangkan
nyamuk jantan manyukai aroma manis pada tumbu-tumbuhan.
4. Nyamuk Aedes aegypti menggigit pada siang atau sore hari dengan peningkatan aktivitas
menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam setelah mataharit
terbenam, sedangkan malamnya digunakan untuk bertelur.
C. MANIFESTASI KLINIS
Bentuk ringan demam dengue menyerang semua golongan umur dan bermanivestasi
lebih berat pada orang dewasa. Demam dengue pada bayi dan anak berupa demam
ringan yang disertai dengan timbulnya ruam makulopapular. Pada anak besar dan
dewasa, penyakit ini dikenal dengan sindrom triase dengue yang berupa demam tinggi
dan mendadak yang dapat mencapai 40C atau lebih dan terkadang disertai dengan
kejang demam, sakit kepala, anoreksia, muntah-muntah (vomiting), epigastrik discomfort,
nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut dan perdarahan, terutama perdarahan
kulit, walaupun hanya berupa uji tourniguet positif. Selain itu, perdarahan kulit dapat
berwujud memar atau juga berupa perdarahan spontan mulai dari petechiae (muncul pada
hari-hari pertama demam dan berlangsung selama 3-6 hari) pada ekstremitas, tubuh, dan
muka, sampai epistaksis dan perdarahan gusi, sementara perdarahan gastrointestinal
masih lebih jarang terjadi dan biasanya terjadi pada kasus syok yang berkepanjangan.
Pada masa konvalesens seringkali ditemukan eritema pada telapak tangan dan kaki dan
hepatomegali. Nyeri tekan sering kali ditemukan tanpa ikterus maupun kegagalan
peredaran darah.
2. Manifestasi perdarahan, termasuk paling tidak uji tourniguet positif dan bentuk lain
perdarahan/perdarahan spontan (Patechia, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi) dan hematemesis melena.
d. Pompa lagi balon tensimeter sampai patokan tadi lalu kunci dan pertahankan
sampai 5 menit.
4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan nadi
yang menurun (20 mmHg atau kurang) tekanan darah yang menurun (tekanan
sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) dan kulit yang teraba dingin dan
lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki penderita gelisah serta timbul
sianosis disekitar mulut.
5.
D. KLASIFIKASI DHF
1. Derajat I (ringan): Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala klinis lain dan manifestasi
perdarahan ringan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. tourniquet positif.
2. Derajat II (sedang): Ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi perdarahan lain.
3. Derajat III: Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan daerah
rendah (hipotensi), gelisah, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan).
4. Derajat IV: Ditemukan dengue shock syndrome dengan tensi dan nadi yang tak terukur.
E. PATOFISIOLOGI
Demam Berdarah tidak tertular langsung dari satu orang ke orang lainnya, namun
melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penderita menjadi infektif bagi nyamuk
pada saat viremia, yaitu sejak beberapa saat sebelum panas sampai masa demam
berakhir, biasanya berlangsung 3-5 hari, nyamuk menjadi infektif 8-12 hari setelah
menghisap darah orang yang infektif dan penderita akan tetap infektif selama hidupnya.
Adapun masa inkubasi dari 3-14 hari, biasanya 4-7 hari.
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti dan kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah komplek virus antibodi,
dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh
darah dan menghilangkan plasma mealui endotel dinding itu.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan untuk menskrining penderita demam dengue adalah melalui uji rumpel
leede, pemeriksaan kadar hemoglobin, kadar hematokrit dan hapus darah tepi untuk
melihat adanya limpositosis relatif disertai gambar limfosit plasma biru. Pada DD
terdapat Leukopenia padahari ke-2 atau hari ke-3. Pada DBD terjadi leukopenia dan
Hemokonsentrasi. Trombositopenia : Trombosit < 150.000/mm3, penurunan progresif
pada pemeriksaan periodik dan waktu perdarahan memanjang. Hemokonsentrasi :
Hematokrit saat MRS>20% atau meningkat progresif pada pemeriksaan periodik.
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (metode cell culture) atau
pun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reverse Transcriptosi
Polymerase Chain Reachon). Namun ketika teknik yang rumit yang berkembang saat ini
adalah uji serologi (adanya antibodi spesifik terhadap antibodi total, IgM maupun IgG)
(Warsidi, E, 2009).
G. PENATALAKSANAAN UMUM
1. Tirah baring
2. Makanan lunak, dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam (susu, air
dengan gula) atau air tawar yang ditambah garam.
b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan tiap jam,
serta Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam
c. Pada pasien DSS diberikan cairan intravena yang diberikan dengan diguyur,
seperti NaCl, ringer laktat, yang dipertahankan selama 12-24 jam setelah renjatan
teratasi. Bila tidak nampak perbaikan dapat diberikan plasma sejumlah 15-29 ml/kg
BB dan dipertahankan selama 12-24 jam. Setelah renjatan teratasi bila kadar Hb
dan Ht mengalami penurunan maka diberi transfusi darah.
H. KOMPLIKASI
3. Perdarahan luas
I. PENCEGAHAN
Menurut (Warsidi, E, 2009) upaya pencegahan harus dilakukan dengan cara yang
terbaik, murah, mudah dan dapat pula dilakukan oleh masyarakat umum. Upaya
pencegahan tersebut meliputi :
b. Menutup: tempat penyimpanan air agar nyamuk tidak masuk dan berkembang.
3. Untuk tempat-tempat air yang sulit untuk dikuras, taaburkan bubuk abate kedalam
genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi 2-3 bulan
sekali.
b. Bila memerlukan abate kurang dari 10 gram caranya: ambil 1 sdm abate dan
tuangkan pada selembar kertas, lalu bagilah abate menjadi 2,3 atau 4 bagian
sesuai dengan takaran yang dibutuhkan
J. FOKUS PENGKAJIAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Wawancara
1) Biodata
Meliputi identitas pasien dan identitas keluarga.
2) Riwayat kesehatan
Keluhan pada saluran cerna : mual, muntah, tak nafsu makan, diare,
konstipasi
Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot,
tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan pada muka,
pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan fotopobia, otot-otot sekitar
mata sakit bila disentuh.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Kepala
b) Mulut : adanya perdarahan pada gusi, mukosa bibirtampak kering & kadang-
kadang lidah tampak kotor dan adanya hiperemia pada tenggorokan
6) Abdomen : adanya nyeri ulu hati, ketika dilakukan palpasi dapat ditemukan adanya
pembesaran hepar & limpa
8) Kulit : Ditemukan adanya ptekie, purpura, ekimosis, dan hyperemia serta hematoma.
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang sering dijumpai pada pasien dengan Dengue
Hemorhagic Fever :
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kriteria evaluasi :
2. Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan (defisit volume cairan) tubuh
berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan output cairan.
Kriteria evaluasi :
Kriteria Evaluasi :
Kriteria Evaluasi :
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, E.Marlyn ,dkk. 2010. .Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman nutuk Perawatan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith. M. 2011. Buku saku diagnosa keperawatan: diagnosis NANDA, Intervensi NIC,
kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.