Judul
2. Tujuan
Untuk mengetahui dan melaksanakan salah satu penerapan Bioteknologi yaitu pembuatan
tape ketan serta tape singkong
Alat :
1) Panci
2) Sendok
3) Kompor
4) Baskom
5) Nampan
6) Tupperwere
Bahan :
1) Beras ketan 1kg
2) Singkong
3) Ragi tape
4) Air
5) Gula
6) Daun pisang
4. Prosedur Kerja
5. Hasil Pengamatan
Tape ketan
Tape Ketan
Tapai (sering dieja sebagai tape) adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan
dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan
(Wikipedia, 2010). Tape adalah produk fermentasi yang berbentuk pasta atau kompak tergantung
dari jenis bahan bakunya. Tape dibuat dengan menggunakan starter yang berisi campuran mikroba.
Tape ketan mempunyai tekstur yang baik karena kadar amilopektinnya tinggi terutama pada jenis
tape dari ketan pulen. Pengolahan lebih lanjut dari tape ketan adalah pembuatan sirop tape dan
anggur tape
Pada praktikum digunakan ketan (ketan hitam dan ketan putih) sebagai bahan dasar yang telah
diberi perlakuan dari proses perendaman, pengukusan, pendinginan, dan pembubuhan ragi agar
nantinya menjadi tape dan yang terakhir yaitu pembungkusan dengan daun pisang yang kemudian di
diamkan pada suhu kamar 2-3 hari (difermentasikan). Adapun data hasil praktikum yang diperoleh
dari hasil praktikum ini yaitu ditinjau dari segi uji organoleptik berupa tekstur, aroma dan rasa dari
produk akhir yang dihasilkan.
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan
indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian
organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat
memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk (Wikipedia,
2010).
1) Tekstur tape ketan dinilai melalui cara menekan butiran tape dengan menggunakan jari dan
dikunyah. Hasil yang diperoleh dari jenis tape ini mengalami perubahan tekstur. Tape ketan
hitam memiliki tekstur lembek, ini disebabkan proses pengukusan ketan yang sudah
matang, sehingga teksturnya lembek. Ketan yang telah matang dihidrolisis oleh
mikroorganisme dengan enzim karbohidrase dala ragi melalui proses fermentasi.
2) Air tape atau brem (dalam bahasa Bali) yang dihasilkan pada waktu fermentasi sangat
sedikit, hasil ini didasarkan atas perbandingan volume bahan tape dan air tape yang
dihasilkan.
3) Aroma tape ketan yaitu berbau alkohol dengan rasa yang agak manis. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rukmana (2001) bahwa “pada proses pembatan tape merupakan mikrobia yang
mengubah karbohidrat yang terkandung dalam bahan, menjadi gula. Peranan ragi dalam
pembuatan tape adalah mengubah gula menjadi alkohol. Sehingga hal itulah yang
meyebabkan arma tape berbau alkohol.
4) Rasa manis pada tape ketan ini karena terjadi perubahan dari karbohidrat yaitu berupa pati
dihidrolisis oleh mikroorganisme dalam ragi dipecah menjadi glukosa. Glukosa menimbulkan
rasa manis pada tape ketan. Semakin banyak glukosa yang dihasilkan maka semakin tinggi
rasa manis yang ditimbulkan. Pembentukkan glukosa merupakan tahapan suatu rangkaian
proses yang panjang. tape tersebut masam tergantung lama fermentasi dan jumlah
bakterinya.Pembuatan tape ketan ini tidak terlepas dari proses fermentasi.
Tape Singkong
Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong dapat menjadi
lunak karena proses fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi adalah bibit jamur yang
digunakan untuk membuat tape. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-
bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak . Alat-alat yang berminyak
jika dipakai untuk mengolah bahan tape bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang
digunakan juga harus bersih.
Hal yang sama juga dilakukan dalam pembuatan tape singkong ini yaitu dengan melakukan Uji
organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera
manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian
organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat
memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk (Wikipedia,
2010).
Tekstur yang diperoleh yaitu lembek, sedikit berair/berlendir dan berwarna kuning keputih-putihan.
Tekstur tape singkong yang mulanya tidak berlendir dan tidak putih pucat berubah menjadi
demikian karena kandungan glukosa pada ketan yang dalam keadaan anaerob telah dihidrolisis oleh
khamir Saccharomyces cerevisiae menjadi alkohol dan CO2, Air tape atau brem (dalam bahasa Bali)
yang dihasilkan pada waktu fermentasi sangat sedikit pada tape singkong ini, hasil ini didasarkan
atas perbandingan volume bahan tape dan air tape yang dihasilkan, untuk aroma dan rasa sama
percis dengan tape ketan (ketan putih dan ketan hitam) yaitu beraroma sedikit daun pisang dan
berasa manis.
B. Pertanyaan