Anda di halaman 1dari 3

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan
masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya masalah dari
segi medis, tapi juga meluas ke masalah sosial, budaya, ekonomi, keamanan, dan juga
ketahanan nasional. Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara yang sedang
berkembang sebagai akibat keterbatasan negara tersebut dalam memberikan
pelayanan yang memadai dalam bidang kesehatan, kesejahteraaan sosial ekonomi
pada masyarakat (Kemenkes, 2015). Penyakit ini berkembang perlahanlahan dan
dapat menyebabkan lesi pada kulit hingga menjadikan seseorang mengalami beberapa
gangguan kesehatan terutama pada masalah kerusakan integritas kulit. Kerusakan
integritas kulit merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami atau berada
pada risiko rusaknya kulit yang meliputi dermis dan atau epidermis atau jaringan yang
meliputi membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi
dan ligamen (SDKI, 2016).
Menurut data kementrian Kesehatan RI Pada tahun 2017 pravelensi penderita
kusta di Indonesia yaitu sebesar 261.890.872 dengan 10.477 merupakan penderita
kasus baru dan tingkat deteksi kasus per 100.000 penduduk ada 4,00 kasus
(Kementerian Kesehatan RI, 2017). Dan Secara umum angka prevalensi kusta di Jawa
Timur mengalami kenaikan meskipun tidak significant yaitu ada 1,02 kasus dengan
3496 penderita pada tahun 2015 menjadi 1,04 kasus dengan 4058 penderita pada
tahun 2016 (Jatim, 2016).
Mycobacterium Leprae satusatunya bakteri yang menginfeksi saraf tepi dan
hampir semua komplikasinya merupakan akibat langsung dari masuknya bakteri ke
dalam saraf tepi. Cara penularan bakteri ini melalui cairan dari hidung yang biasanya
menyebar ke udara. Perlu beberapa bulan kontak yang sering dengan penderita kusta,
sehingga penyakit ini dapat ditularkan. Saat setelah bakteri masuk ke dalam tubuh dan
menginfeksi jaringan saraf tepi, penderita lepra mengalami gangguan sistem saraf
(neuritis). Sehingga ketika bagian tubuh mengalami suatu tekanan, otak tidak dapat
menerima impuls akibatnya dapat terjadi kelelahan hebat dan kerusakan jaringan pada
bagian tubuh tersebut. Respon normal jaringan tubuh ketika kerusakan jaringan
adalah dilepaskannya mediator radang yang menimbulkan edema dan tanda-tanda
infeksi. Ketika edema tersebut terjadi pembuluh darah kecil tertekan dan
menyebabkan sirkulasi nutrisi dan oksigen terganggu sehingga terjadi kematian
jaringan. Ketika akumulasi plasma dari jaringan yang rusak dibiarkan menyebabkan
peningkatan tekanan internal memicu robeknya jaringan kulit, akibatnya cairan
plasma keluar dan timbul ulkus terbuka. Dan terjadi kerusakan integritas kulit.
Dampak dari kerusakan integritas kulit pada pasien kusta adalah adanya nekrosis
bagian tubuh yang timbul ulkus, kemudian jika dibiarkan akan terjadinya reabsorsi
bagian tubuh seperti jari dan hal yang paling buruk kemungkinannya adalah luka yang
akan menjalar dan akan merusak fungsi tubuh lain. Sehingga menyebabkan sebagian
penderita kusta akan menjalani tindakan amputasi (Lestari, 2015).
Cara untuk menjaga dan mencegah terjadinya kerusakan kulit adalah dengan
minyak zaitun yang memiliki beragam manfaat, baik untuk kesehatan maupun
kecantikan. Minyak zaitun dipercaya dapat membantu mempertahankan kelembapan
dan elastisitas kulit sekaligus memperlancar proses regenerasi kulit, sehingga kulit
tidak mudah kering dan berkerut (Chaerunisa, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil masalah
keperawatan sebagai berikut, “Bagaimana Asuhan Keperawatan Kusta pada keluarga
Tn.X Dan Tn.Y Dengan Masalah Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit Di
Puskesmas Kunir Tahun 2020?”

1.3 Tujuan Penulisan


Mampu mengkaji, mendiagnosa, menyusun intervensi, dan
mengimplemetasikan rencana dan evaluasi suatu masalah atau fenomena dalam
asuhan keperawatan klien dan keluarga dengan Kusta dengan masalah keperawatan
Kerusakan Integritas Kulit di Puskesmas Kunir Tahun 2020.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Manfaat teoritis
Bagi penulis karya laporan tugas akhir ini dapat memberikan pengalaman
terhadap proses pemberian asuhan keperawatan yang baik dan benar, menambah
pengetahuan, yang khususnya dapat mengetahui, memahami, mendeskripsikan, dan
menganalisis suatu masalah atau fenomena dalam proses pemberian asuhan
keperawatan keluarga dengan klien Kusta dengan masalah keperawatan Kerusakan
Integritas Kulit di Puskesmas Kunir Tahun 2020.

1.4.2 Manfaat praktis


a. Bagi Institusi Terkait
Diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam pemberian praktek asuhan
keperawatan secara komprehensif utamanya dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga pada klien dengan Kusta dengan masalah keperawatan Kerusakan Integritas
Kulit serta menerapkan pemanfaatan terapi Minyak zaitun dipercaya dapat
membantu mempertahankan kelembapan dan elastisitas kulit sekaligus memperlancar
proses regenerasi kulit.
b. Bagi perawat
Diharapkan laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi
atau rujukan dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan Kusta
dengan masalah Kerusakan Integritas Kulit.
c. Bagi klien
Diharapkan laporan tugas akhir dapat memberikan masukan, menambah
pengetahuan kepada klien, keluarga serta masyarakat mengenai upaya dalam
pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan Kusta dengan masalah
keperawatan Kerusakan Integritas Kulit.
d. Bagi penulis selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai data dasar atau sumber rujukan dalam pengembangan
proposal selanjutnya yang berhubungan dengan penyakit Kusta khususnya dengan
masalah keperawatan Kerusakan Integritas Kulit.

Anda mungkin juga menyukai