Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 3

Higiene Sanitasi
Pengolahan Susu pada
Industri Rumah Tangga
Pengolahan Susu Di Desa
Kandangtepus
IDENTITAS
No. Sampel :-
Nama Produsen : Bu Samsiah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 45 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Lama produksi :19 tahun
Lokasi : Kadang Tepus rt 3/12
Jumlah Produksi/Minggu : 700 liter/ minggu
Pendistribusian Susu : KUD Kandang Tepus
Jumlah Pekerja : 3 orang
PRINSIP I . Pemilihan Bahan Baku
Susu
• Kondisi ternak milik Bu S bisa dikatakan sehat (melalui
pemeriksaan kesehatan hewan yang dilakukan Setiap 4 bulan
sekali)

• Pakan ternak dalam kondisi yang bersih dan sehat dengan


membeli di tempat jual makanan ternak sapi yang sudah
terjamin kualitasnya
PRINSIP II. Pengolahan Susu

• Pekerja mencuci tangan setiap kali hendak menangani


memerah susu dengan cara mencuci tangan dengan air
hangat dan menjamah susu hanya dengan tangan tanpa
alas apapun

• Pengolahan Susu sering kali mengolah susu sambil


merokok. Pernah batuk atau bersin dihadapan Susu atau
tanpa menutup hidung atau mulut. Pekerja tidak
menggunakan perhiasan saat mengolah Susu . Jika ada
gatal, maka menggaruk anggota badan (telinga, hidung,
mulut, atau bagian lainnya) walaupun dlam keadaan
mengolah Susu
Prinsip II : Pengolahan Susu &
Penjamah Susu
• Penjamah makanan tidak
menderita penyakit mudah
menular seperti : batuk, pilek,
influenza, diare, penyakit perut
dan sejenisnya serta menjaga
kebersihan tangan, rambut, kuku ,
dan pakaian. Tidak memakai
celemek dan tutup kepala hanya
memakai jilbab. Mencuci tangan
dengan air hangat dan menjamah
susu hanya dengan tangan tanpa
alas apapun.
• Sering kali para pekerja
mengolah susu sambil
merokok dan pernah batuk
atau bersin dihadapan susu
atau tanpa menutup hidung
atau mulut. Ibu tidak
menggunakan perhiasan
saat mengolah Susu. Kadang,
Jika ada gatal maka
menggaruk anggota badan
(telinga, hidung, mulut, atau
bagian lainnya) saat
Cara Pengolahan Susu

• Peralatan yang digunakan dalam kondisi


bersih/steril dan tidak terjadi pengkotoran atau
kontaminasi makanan. Tidak ada bahan
tambahan pangan
Tempat Pengolahan Susu

• Lantai dari bahan yang mudah


dibersihkan, tidak licin, tahan lama, dan
kedap air dan dinding kedap air dan
mudah dibersihkan. Ada lalat dan
serangga diarea sapi dikarenakan kandang
sapi terbuka karena belakang kandang
sapi adalah sungai yang keruh. Tersedia air
bersih yang cukup. Tidak tersedia tempat
sampah yang terbuat dari bahan yang
kuat, kedap air, tertutup, mudah diangkut
Tidak tersedia SPAL
(Saluran Pembuangan
Akhir Limbah) karena
limbah dibuang di sungai.
Langit langit banyak debu
serta sarang laba-laba.
Pencahayaan tidak
menyilaukan. Pada bak
kamar mandi terdapat
sampah plastic dan diarea
kakus terdapat tumpukan
triplek dan tempat
mencuci tangan dijadikan
Peralatan Pengolah Susu
• Peralatan dicuci terlebih dahulu sebelum
diggunakan. Peralatan yang sudah
dipakai dicuci dengan air bersih dan
dengan sabun. Peralatan masak
dikeringkan dengan alat pengering/lap
yang bersih. Mesin pengolah bersih dan
bebas karat. Peralatan hanya diletakkan
ditempat yang tinggi (tangga) dan ada
yang gompel. Wadah penampungan
bubur kedelai terbuat dari plastik
• Tersedia bak air pencucian kedelai yang bersih
dan bebas lumut. Tungku tidak dilengkapi alat
penangkap Asap
PRINSIP III
PENYIMPANAN SUSU YANG
SUDAH JADI
Sanitasi peralatan dan wadah susu erat kaitannya dengan jumlah
bakteri yang ada di dalam susu. Umumnya bakteri kontaminan akan
menyebabkan rasa susu menjadi asam. Kontaminan sering disebabkan
karena peralatan atau wadah pada waktu pemerahan dalam keadaan kotor
atau tidak terjaga kebersihannya.

Menjaga sanitasi peralatan atau wadah dapat dilakukan dengan


membersihkannya dengan air panas, larutan alkali atau dengan larutan
asam. Jika menggunakan air panas, maka sebaiknya digunakan air panas,
yang suhunya minimal 75o C dan dikerjakan minimal 5 menit. Penggunaan
uap air panas akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Menurut Handayani dan Purwanti (2010),
kebersihan peralatan yang dipakai
khususnya ember penampung hasil perahan
sangat mempengaruhi kebersihan dan
kesehatan susu. Peralatan yang kotor akan
mencemari susu sehingga mempercepat
proses pembusukan dan susu menjadi asam
atau rusak. Dengan demikian ember untuk
menampung susu harus benar-benar bersih
dan higienis
Penyimpanan Susu
yang sudah Jadi pada Klien

1) Ada wadah khusus untuk


menyimpan Susu
2) Tempat penyimpanan dalam keadaan
bersih

• Ketika wadah setelah dipakai untuk


mengirim susu ke KUD (Koperasi Unit
Desa). Dengan segera langsung dicuci
dengan cara
1. pertama tama dicuci menggunakan
sabun terlebih dulu
2. Kemudian direndam dengan
menggunakan air panas
3. Selanjutkan dikeringkan
3. Disimpan pada tempat yang tertutup

Klien menyimpan susu dengan menggunakan


wadah berupa milkcan stainless yang mana memiliki
fungsi agar susu tidak cepat basi sebelum di distribusikan
ke koperasi / KUD.

Wadah milkcan stainless ini memenuhi persyaratan yang


ditetapkan dalam SK Ditjen Peternakan No. 17/1983
antara lain :
1. Kedap air
2. Terbuat dari bahan yang tidak berkarat
3. Tidak mengelupas bagian bagiannya
4. Tidak bereaksi dengan susu
5. Tidak merubah bau , warna dan reaksi susu.
6. Mudah dibersihkan dan disterilkan
4) Susu yang sudah jadi disimpan jauh dari
bahan pencemar dan binatang
pengganggu

• Pada kasus ini klien tidak menyimpan susu


yang telah diperah (Setelah diperah,
langsung dibawa ke KUD).
Prinsip V :
Pengangkutan Susu
Mengangkut susu menggunakan sepeda
motor. Susu diangkut dalam keadaan tertutup.
Tempat Susu dalam keadaan bersih. Tempat Susu
tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
Pengangkutan Susu tidak melewati daerah kotor
Prinsip VI : Penyajian Susu

1) Wadah penyajian harus bersih


2) Tempat/wadah penyajian bebas dari debu
3) Susu disajikan dalam keadaan tertutup

Anda mungkin juga menyukai