Anda di halaman 1dari 4

2.

4 Penanganan Susu Kambing Segar


Susu kambing segar hasil pemerahan harus mendapatkan penaganan yang baik agar
susu tidak rusak. Kandungan gizi lengkap yang dimiliki susu jika tidak ditangani dengan baik
akan mudah tercemar oleh kuman. Tercemarnya air susu disebabkan karena air susu
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman. Agar air susu tidak tercemar oleh
kuman maka dapat dilakukan penanganan susu dengan cara air susu kambing hasil
pemerahan segera dikeluarkan dari kandang untuk menjaga agar susu tersebut tidak tercemar
mikroorganisme. Hal ini harus dilakukan terutama jika keadaan ventilasi kandang tidak baik.
Dengan demikian susu kambing bisa sampai di konsumen tanpa mengalami perubahan
kualitas yang berarti. Sebaliknya, penanganan yang salah akan menurunkan kualitas dan
berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan susu kambing tersebut.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam penanganan susu kambing segar pasca panen agar dapat
dipertahankan dalam waktu yang lebih lama, diantaranya yaitu :
1. Penyaringan
Susu kambing pada pemerahan menggunakan mesin perah ditampung pada wadah
kontainer tanpa mengalami persinggungan dengan lingkungan di luar dari sistem mesin perah
tersebut. Dengan cara ini tingkat kebersihan susu kambing akan lebih terjamin sepanjang
kebersihan peralatan mesin pemerah dapat terjaga. Sebaliknya susu kambing hasil pemerahan
dengan tangan ( hand milking ) besar kemungkinannya terkontaminasi oleh benda benda
asing yang diperoleh selama proses pemerahan. Oleh karena itu, air susu kambing harus
disaring dengan saringan yang terbuat dari kapas atau kain putih dan bersih, susu tersebut 
disaring langsung dalam milk can setelah diperah. Setalah selesai penyaringan, milk can
tersebut segera ditutup rapat. Kain penyaring  harus dicuci bersih dan digodok  kemudian
dijemur. Bila kain penyaring  tersebut hendak dipakai kembali, sebaiknya disetrika terlebih
dahulu. Hal ini untuk menjaga agar kain yang digunakan tetap steril terhindar dari bakteri
atau kuman.
2. Pasteurisasi
Susu merupakan media yang sangat baik bagi perkembangan mikroba. Untuk
menjaga susu kambing agar tetap higenis, sebaiknya dilakukan pasteurisasi. Pasteurisasi susu
adalah pemanasan susu dibawah temperatur didih dengan maksud hanya membunuh kuman
ataupun bakteri patogen, sedangkan sporanya masih dapat hidup. Pateurisasi biasanya
dilakukan dengan memanaskan pada suhu 63 °C selama 30 detik, pada suhu 72 derajat
selama 15 detik atau pada susu 100 derajat selama 1 detik (mendidih). Ada 3 cara pasteurisasi
yaitu :
a. Pasteurisasi lama (law temperature, long time).
Pemanasan susu dilakukan pada temperatur yang tidak begitu tinggi dengan
waktu yang relatif lama (pada temperature 62-65 °C selama 1/2 -1 jam).
b. Pasteurisasi singkat (High temperature, Short time).
Pemanasan susu dilakukan pada temperatur tinggi dengan waktu yang relatif
singkat (pada temperatur 85 - 95 °C selama 1 - 2 menit saja).
c. Pasteurisasi dengan Ultra High Temperature (UHT).
Pemasakan susu dilakukan pada temperatur tinggi yang segera didinginkan
pada temperatur 10 °C (temperature minimal untuk pertumbuhan bakteri susu).
Pasteurisasi dengan UHT dapat pula dilakukan dengan memanaskan susu sambil
diaduk dalam suatu panci pada suhu 81 °C selama± 1/2 jam dan dengan cepat
didinginkan. Pendinginan dapat dilakukan dengan mencelupkan panci yang berisi
susu tadi ke dalam bak air dingin yang airnya mengalir terus menerus.
Selanjutnya susu kambing pasteurisasi tersebut didinginkan sebentar, lalu
ditempatkan pada kontainer dan direndam dalam air dingin atau dialiri air dingin. Setelah
dingin, susu kambing dibungkus sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dan disimpan pada
suhu dingin atau beku dalam freezer. Biasanya susu kambing pasteurisasi bisa tahan 4-6 hari
jika disimpan dalam suhu dingin (lemari es), Sementara itu, susu kambing yang langsung
disimpan beku (frozen) bisa bertahan beberapa minggu.
3. Pengepakan (Package)

Pengepakan susu kambing dapat dilakukan langsung dengan cara dibungkus plastik
sesuai ukuran yang diinginkan lalu disimpan dalam refrigator atau freezer sebelum dijual ke
konsumen. Cara ini banyak dilakukan peternak kambing karena selain relatif mudah
dikerjakan, kandungan zat zat aktif yang ada dalam susu kambing yang disebut life energy
masih tinggi. Dengan demikian, manfaat dari mengkonsumsi susu kambing terhadap
perbaikan kesehatan tubuh lebih besar. Susu kambing dapat diproses selanjutnya menjadi
beberapa produk olahan, seperti susu kambing aneka rasa (moka, cokelat, dan vanila),
yoghurt, karamel, permen susu, dan dodol susu. Pada industri pengolahan susu kambing
modern, susu kambing dapat dibuat menjadi keju, tablet susu, dan susu kambing bubuk. Susu
kambing dapat juga digunakan sebagai bahan kosmetika seperti sabun, lulur dan body lotion.

4. Pengangkutan (Transportasi)

Dalam pendistribusian, susu kambing yang diproduksi harus ditangani dengan baik.
Tujuannya untuk memastikan kualitas susu kambing tetap terjaga hingga sampai di
konsumen. Susu kambing yang telah dibungkus plastik, baik yang sudah beku (frozen)
ataupun cair ditempatkan dalam boks es atau boks styrofoam yang ditutup rapat. Besarnya
boks yang digunakan disesuaikan dengan jenis angkutan yang dipergunakan (mobil atau
sepeda motor).

Pada saat penanganan susu kambing segar pasca pemerahan ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, diantaranya adalah

1. Penanganan pada saat di kandang dan di kamar air susu

Setelah susu diperah, maka jangan biarkan susu tersebut terlalu lama berada di
kandang. Karena besar kemungkinan susu akan tercampur dengan bakteri jahat. Selain itu
jika susu dibiarkan berada di kandang, maka susu akan terasa bau kambing. Selain hal
tersebut, hal lain yang penting untuk diperhatikan, yaitu jangan biarkan air susu terlalu lama
berada pada ruang atau kamar air susu yang berbau atau baru dicat, karena dapat
mempegaruhi kualitas susu, baik berupa bau maupun kandungan yang berada di dalamnya.

2. Mengatur makanan kambing pada saat sedang laktasi

Pada saat kambing betina mengalami laktasi, makanan dan nutrisi yang diberikan
memang harus diperhatikan. Jika tidak diperhatikan berpengaruh terhadap kualitas susu yang
menjadi tidak maksimal. Pada saat laktasi usahakan agar makanan yang diberikan
mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh kambing. Selain itu, ada pantangan yang
tidak boleh dilanggar oleh peternak, yaitu jangan sampai memberikan makanan yang berbau
pada saat kambing mengalami laktasi, sebab sari makanan yang dimakan oleh kambing akan
diserap oleh tubuh, lalu mengalir melalui peredaran darah dan keluar melalui susu. Oleh
karena itu, jika makanan yang diberikan kepada kambing memiliki bau, maka susu hasil
pemerahan juga akan mengeluarkan bau.

3. Teknik pemerahan susu yang baik

Dalam teknik pemerahan susu kambing yang baik ada beberapa hal yang sangat
penting untuk dilakukan, yaitu menjaga wadah agar benar-benar steril. Baik tukang perahnya
maupun alat-alat perah misalnya ember, bus, saringan hendaknya bebas dari kuman. Untuk
alat-alat perah dicuci dengan desinfektan, kemudian dibilas dengan air sebersih mungkin dan
dijemur. Selain itu perlakukanlah ambing kambing secara khusus. Ambing merupakan bagian
tubuh kambing yang berfungsi sebagai mesin memproduksi air susu. Jika tidak diperhatikan,
ambing dapat mengalami permasalahan yang berdampak pada kualitas susu yang dihasilkan.
Maka dari itu periksakanlah kesehatan kambing secara rutin ke dokter hewan atau ahlinya.

4. Penangan Pasca Panen

Penanganan pasca panen ialah perawatan atau penanganan air susu kambing setelah
dilakukan pemerahan sampai susu dikonsumsi oleh konsumen. Jadi segala prosesnya
memang harus betul karena kalau tidak, kualitas susu akan menurun. Nah setelah panen, agar
susu kambing dapat dikonsumsi secara higienis oleh konsumen, maka ada beberapa proses
yang harus dilalui. Yaitu meliputi processing, storage,  pachage, transportasi dan pemasaran.
Jika sudah melalui proses tersebut maka susu kambing telah siap dikonsumsi.

2.5 Sifat Khusus Susu Kambing

Sifat susu kambing yang diketahui terdiri dari 2 sifat yaitu sifat fisik dan sifat kimia.
Selain dari 2 sifat tersebut susu kambing memiliki sifat-sifat khusus. Sifat khusus susu
kambing ialah sifat yang hanya dimiliki oleh susu kambing dan tidak terkandung atau
dimiliki oleh susu hasil pemerahan dari hewan lain. Sifat khusus susu kambing diantaranya :

a. Memiliki sifat Bio-availability, sifat dimana susu kambing memiliki ciri-ciri atau
karakteristik khusus yang mendekati atau hampir mirip dengan air susu ibu atau ASI.
Mulai dari suhu, tekstur, kekentalan, bahkan kandungan nutrisi dan senyawa kimia di
dalamnya menyerupai semua ciri-ciri yang dimiliki air susu ibu.
b. Mempunyai sifat antiseptic alami dan bisa membantu menekan pembiakan bakteri
dalam tubuh. Hal ini disebabkan adanya Flourine yang kadarnya 10 sampai 100 kali
lebih besar dari susu sapi.
c. Bersifat alkaline food (basa) sehingga aman bagi tubuh.
d. Warna susu lebih putih dibanding dengan susu sapi.
e. Diamater globula lemak susu kambing 0,73 – 8,58 μm. Lemaknya mudah dicerna
karena mempunyai tekstur yang lembut dan halus. Hal ini mempermudah dalam
mencernanya sehingga dapat dikonsumsi oleh orang-orang yang memiliki aergi
terhadap susu.
f. Mengandung mineral, kalsium, fosfor, vitamin A, E, B kompleks yang tinggi.
g. Proteinnya lembut dan efek laksatifnya ringan sehingga dapat diminum oleh orang-
orang yang mengalami berbagai gangguan pencernaan (lactose intolerance).
h. Dari segi produktivitas, produksi susu kambing lebih cepat diperoleh karena kambing
telah dapat berproduksi pada umur 1,5 tahun tergantung ras kambing tersebut.
i. Komposisi asam lemak, susu kambing mengandung beberapa asam lemak yang lebih
tinggi dibanding susu sapi yaitu asam butirat, kaproat, kaprilat, kaprat, laurat, miristat,
palmitat, linoleat, namun lebih rendah pada kandungan asam stearat, dan oleat.
j. Susu kambing merupakan susu yang kaya akan trigliserida rantai sedang atau
menengah (medium-chain trigyceride, MCT) atau asam lemak dengan 6-10 atom
karbon yaitu caproic, caprylic dan capric acid. Ketiga jenis asam lemak tersebut
menyusun sampai dengan 15-18% pada susu kambing.

Daftar Pustaka

Mahmud dan Riad, 2009. Penanganan Susu Kambing Perah.


http://www.susukambingbubuk.com/penanganan-susu-kambing/. Diakses pada 8
November 2020.

Murti, Tridjoko dkk. 2010. Pasca Panen dan Teknologi Pengolahan Susu. Makalah.
Yogyakarta : Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Diakses pada 8
November 2020.

Sumarmono, J. 2012. Karakteristik dan manfaat susu kambing. E-paper. Purwokerto :


Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.
https://panganhewani.blog.unsoed.ac.id. Diakses tanggal 8 November 2020.

Anda mungkin juga menyukai