Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PENELITIAN


4.1 Hasil Pengamatan
1. Alat dan bahan yang digunakan

2. Sampel gorengan sebelum diuji

Gorengan Homade Gorengan Beli Gorengan + Plastik


Gorengan Homade Gorengan Beli Gorengan + Plastik
Warna Kuning kecoklatan Kuning Kuning kecoklatan dengan
bercak putih
Ketegaran Sedikit krispi Sangat krispi Sedikit krispi
Bau Normal Normal Normal

3. Sampel setelah didiamkan 1 jam

Gorengan Homade Gorengan Beli Gorengan + Plastik

Gorengan Homade Gorengan Beli Gorengan + Plastik


Warna Kuning kecoklatan Kuning Kuning kecoklatan dengan
bercak putih
Ketegaran Tidak krispi Sangat krispi Tidak krispi
Bau Normal Normal Normal

4. Sampel setelah didiamkan 3 jam

Gorengan Homade Gorengan Beli Gorengan + Plastik


Gorengan Homade Gorengan Beli Gorengan + Plastik
Warna Kuning kecoklatan Kuning Kuning kecoklatan
dengan bercak putih
Ketegaran Tidak krispi Sedikit krispi Tidak krispi
Bau Normal Normal Normal

5. Sampel setelah didiamkan 5 jam

Gorengan Homade Gorengan Beli Gorengan + Plastik

Gorengan Homade Gorengan Beli Gorengan + Plastik


Warna Kuning kecoklatan Kuning Kuning kecoklatan
dengan bercak putih
Ketegaran Tidak krispi Tidak krispi Tidak krispi
Bau Normal Normal Normal
6. Sampel setelah diuji dengan cara dibakar

Gorengan Homade Gorengan Beli Gorengan + Plastik


Gorengan Homade Gorengan Beli Gorengan + Plastik
Tidak terdapat lelehan Tidak terdapat lelehan Terdapat lelehan plastik
plastik plastik

4.2 Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang ditelah dilakukan. Pada Uji secara Fisik, berdasarkan
warna dari masing-masing gorengan didapatkan hasil bahwa gorengan yang dibuat
sendiri/homade dan gorengan yang dicampur plastik memiliki warna kuning kecoklatan
sedangkan gorengan yang dibeli dipinggir jalan berwarna kuning. Hasil penelitian ini sejalan
dengan Juarnida dan Adlim (2012) dan Husnah (2013) yang mengatakan jika gorengan yang
mengandung plastik biasanya terdapat bercak putih. Selanjutnya, berdasarkan tingkat
ketegaran pada gorengan, pada 1 jam pertama, gorengan homade dan gorengan + plastik
memiliki tingkat ketegaran sedikit krispi sedangkan gorengan yang dibeli di pinggir jalan
sangat krispi. Pada 3 jam selanjutnya, gorengan homade dan gorengan + plastik tingkat
ketegarannya sudah tidak krispi (lunak) sedangkan gorengan yang dibeli dipinggir jalan
masih sedikit krispi. Pada 5 jam pengamatan, ketiga sampel gorengan sudah tidak krispi.
Menurut Husnah (2013) gorengan yang kerenyahannya bertahan lama mengindikasikan
bahwa gorengan tersebut mengandung plastik. Oleh karena itu, hasil penelitian pada
gorengan yang telah diberi plastik tidak sejalan dengan pendapat Husnah (2013). Pada
proses pembakaran, gorengan homade dan gorengan yang dibeli dipinggir jalan tidak
menunjukkan adanya lelehan plastik saat dibakar, sedangkan gorengan + plastik terdapat
lelehan plastik saat dibakar. Hal ini sejalan dengan pendapat Shohibi (2011) dan Juarnida
dan Adlim (2012), yang mengatakan gorengan yang mengandung plastik pada saat dibakar
akan meneteskan cairan yang berasal dari lelehan plastik tersebut, karena plastik yang
digunakan bersifat termoplastik.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Roza dkk (2017), Analisa kandungan plastik 16
sampel pada gorengan dilakukan dengan beberapa tahap, antara lain:
1. Pengambilan sampel gorengan dan minyak goreng pada pagi dan sore hari.
2. Identifikasi kandungan plastik pada gorengan secara fisika, dengan cara melihat bentuk
gorengan dengan menggunakan mikroskop, warna, kerapuhan, dan uji bakar.
3. Analisis kandungan plastik pada minyak goreng secara kimia dilakukan dengan
menggunakan instrument GCMS, dengan tahapan preparasi sampel, derivatisasi, injeksi,
pemisahan dengan GC, deteksi dengan MS, dan scanning.
4. Menganalisis data hasil identifikasi fisika dan analisis kimia.
Instrumen yang digunakan untuk analisis secara fisika ini, yaitu lumpang dan mortor, cawan
porselen, tripod, kasa asbes, mikroskop cahaya, wadah sampel dan lampu spritus. Instrumen
yang digunakan untuk analisis secara kimia adalah GC-MS.
Identifikasi terhadap warna (menggunakan mikroskop) sampel gorengan menunjukkan
hasil bahwa ada 9 sampel yang berwarna kuning pucat dan 2 sampel berwarna agak kuning
pucat. Kemudian jika dilihat dari ada atau tidaknya bercak putih, diperoleh 12 sampel yang
mengandung bercak putih, dan 4 sampel tidak mengandung/sedikit bintik putih. Uji
kerapuhan sampel menunjukkan, 12 sampel rapuh selama 12 jam, dan 1 sampel tidak.
Berdasarkan uji bakar, semua sampel terbakar dan menyala dimana 7 sampel menyala
dengan api besar, sedangkan 5 sampel lainnya menyala dengan api kecil. Dilihat dari bentuk
lelehannya, 4 sampel lelehannya berwarna hitam, dan 6 sampel lelehannya berupa minyak,
dan 2 sampel tidak ada lelehan. Dari 16 sampel yang diidentifikasi secara fisika, 15 sampel
yang terindikasi mengandung plastik. Sampel yang terindikasi mengandung plastik secara
uji fisika tersebut kemudian dianalisis dengan GCMS. Hasil GC-MS menunjukkan bahwa 11
sampel (68,75%) terbukti secara kimia mengandung senyawa plastik.

Referensi:
Husnah, Nurul A. 2013. Penambahan Bahan Plastik dalam Proses Penggorengan Berdampak
Bagi Kesehatan. Malang: Kimia FMIPA UNM.
Roza, M., Sari, M., Nurhasnah. 2017. Analisis Kandungan Plastik pada Gorengan di Kawasan
Perguruan Tinggi Kota Padang. Journal of Sainstek 9(2): 139-150
Juarnida dan Adlim. 2012. Mengidentifikasi Kandungan Plastik dalam Makanan Gorengan pada
Sampel Simulasi. Banda Aceh: Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala.
Shohibi. 2011. Minyak Gorengan Campur Plastik (Hasil Investigasi). http://sohibi.blogspot.com.
Diakses 6 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai