Anda di halaman 1dari 11

IDENTIFIKASI BORAKS PADA

MAKANAN
Pendahuluan
Boraks merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi manusia karena
bisa menimbulkan efek racun. Biasanya digunakan untuk bahan
pengawet, bahan solder, bahan pembersih, pengontrol kaca, pengawet
kayu, dan antisepitik. Boraks bila dikonsumsi menahun bisa
mengakibatkan kanker, bahkan kematian. Gejala yang timbul berupa
mual, muntah, diare, suhu menurun, lemah, sakit kepala, rash
erythermatous, bahkan dapat menimbulkan efek kematian pada orang
dewas terjadi dalam dosis 15-25 g, sedangkan pada anak dosis 5-6 g.
Identifikasi dengan pemeriksaan
laboratorium
1. Metode kertas curcumin/tumeric
2. Metode uji nyala api
IDENTIFIKASI BORAKS METODE
TUMERIC
a. Prinsip : C. Alat dan Bahan
Analisis kualitas boraks • Beaker glass
setelah sampel dilarutkan dan
diidentifikasi secara reaksi warna • Tabung reaksi
dengan pereaksi kertas curcumin.
• Rak tabung
b. Sampel : • Pipet tetes
• Bakso
• Dimsum
• Batang pengaduk
• Cincau Hitam • Asam klorida encer
• Cireng
• Kertas curcumin
• Somay
• Lontong
• Kwetiau
• Batagor
• Bihun
c. Prosedur :
• Disiapkan alat dan bahan
• Jika contoh berbentuk cair, saring, ambil kurang lebih 1 ml filtrate,
masukkan ke dalam tabung.
• Jika contoh berbentuk padatan, hancurkan, tambah air, saring, ambil
kurang lebih 2 ml filtrate, masukkan ke dalam tabung reaksi.
• Tambahkan 10-20 tetes asam klorida encer, kocok hingga homogen.
• Angin-anginkan kertas curcumin dan biarkan terkena cahaya matahari
selama kurang lebih 10 menit.
• Jika kertas curcumin berubah menjadi kemerahan atau merah, contoh
mengandung boraks.
IDENTIFIKASI BORAKS METODE
UJI NYALA API
a. Prinsip c. Sampel :

Analisis kualitas boraks setelah • Bakso


dibakar atau diabukan dianalisa • Dimsum
dengan asam sulfat dan methanol
• Cincau Hitam
dibakar timbul warna api nyala
hijau. • Cireng
• Somay
• Lontong
b. Alat dan bahan :
• Kwetiau
• Korek api • Batagor
• Cawan porselen • Bihun

• Asam sulfat pekat

• Methanol
d. Prosedur :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Jika sampel berbentuk padatan dibakar atau diabukan terlebih dahulu
3. Sampel diletakkan diatas cawan porselen tembahkan 3 tetes asam
sulfat pekat dan ditambahkan 1 ml methanol
4. Nyalakan sampel dengan korek api sampai terbakar amati warna
nyala apinya
5. Jika nyala api berwarna hijau menandakan sampel positif dan jika
sampel nyala apinya merah menandakan sampel negative
Hasil
• Kelompok 1 (Sampel Bakso) • Kelompok 6 (Sampel Lontong)
Kertas Curcumin : Positif (+) Kertas Curcumin : Positif (+)
Uji Nyala Api : Positif (+)
Uji Nyala Api : Positif (+)

• Kelompok 2 (Sampel Dimsum)


• Kelompok 7 (Sampel Kwetiau)
Kertas Curcumin : Negatif (-)
Uji Nyala Api : Negatif (-) Kertas Curcumin : Negatif (-)
Uji Nyala Api : Negatif (-)
• Kelompok 3 (Sampel Cincau Hitam)
Kertas Curcumin : Negatif (-) • Kelompok 8 (Sampel Batagor)
Uji Nyala Api : Negatif (-)
Kertas Curcumin : Positif (+)
Uji Nyala Api : Positif (+)
• Kelompok 4 (Sampel Cireng)
Kertas Curcumin : Negatif (-)
Uji Nyala Api : Positif (+) • Kelompok 9 (Sampel Bihun)
Kertas Curcumin : Negatif (-)
• Kelompok 5 (Sampel Somay) Uji Nyala Api : Negatif (-)
Kertas Curcumin : Negatif (-)
Interpretasi Hasil

Kertas Curcumin : Positif (+) Uji Nyala Api: Positif (+)

Kertas Curcumin : Negatif (-) Uji Nyala Api: Negatif (-)


Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dari semua kelompok kelas A dapat disimpulkan
bahwa sampel bakso, cireng, lontong dan batagor mengandung boraks,
sedangkan sampel dimsum, cincau hitam, somay, kwetiau dan bihun tidak
mengandung boraks.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai