Alifianita P., Dewi Lestari., Dwi Cahya P., Qriyasa E., Ridzkia Anggia P.,
Rina Kartika., Seno Dwi P., Viola Awang., Wahyuni Eka., Yandra Rizky.
ABSTRAK
Tape adalah produk hasil fermentasi oleh mikroorganisme Saccharomyces
cerevisiae. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh jenis ragi
dan lama fermentasi terhadap aroma, tekstur, rasa dan warna tape yang dihasilkan.
Metode yang dilakukan pertama kali adalah pembuatan starter dengan menginokulasi
biakan Sacharomyces cereviseae. kemudian dilanjutkan dengan produksi tape
menggunakan ragi pasar dan ragi sendiri/starter. Bahan yang digunakan untuk tape adalah
beras, ketan putih, ketan hitam dan singkong. Semakin lama fermentasi dari segi tekstur,
aroma, warna dan rasa tape semakin baik dan tape yang paling disukai oleh panelis adalah
tape dengan menggunakan ragi pasar.
PENDAHULUAN
Bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara-negara
maju. Bioteknologi pada umumnya mengkaitkan pada kegiatan mikroba, sistem dan
proses biologi, dengan produksi barang dan jasa atau yang mengkaitkan aktivitas biologis
dengan proses teknik dan produksi dalam industri. Bioteknologi dibagi menjadi dua yaitu
bioteknologi konvensial dan bioteknologi modern (Fahruddin, 2010). Salah satu
bioteknologi konvensional dalam bidang pangan adalah proses fermentasi. Fermentasi
merupakan aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk
yang bernilai lebih tinggi, seperti asam-asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan
biopolymer. Pengertian ini mencakup fermentasi aerob dan anaerob. (Berlian et al, 2016).
Fermentasi telah dilakukan sejak jaman dahulu oleh nenek moyang tetapi secara
tradisional. Proses fermentasi dilakukan dengan menambahkan mikroba untuk
menghasilkan suatu produk, seperti tape.
Tape adalah suatu produk fermentasi dari bahan-bahan dengan sumber pati
seperti ketela pohon, ketan dan sebagainya yang melibatkan ragi didalam proses
pembuatannya. Tape merupakan produk pangan olahan tradisional dengan
karakteristiknya yang berair serta lebih alkoholik dan sedikit asam. Kualitas tape yang
dihasilkan sangat dipengaruhi oleh salah satunya adalah bahan dan starter (ragi) yang
digunakan. Ragi sebenarnya merupakan khamir (Saccharomyces cerevisiae) yang
berfungsi untuk mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula dan alkohol. Lama fermentasi
juga mempengaruhi kualitas tape yang dihasilkan. Waktu yang sesuai pada proses
fermentasi akan menghasilkan tape yang memiliki rasanya khas, yaitu manis dengan
sedikit asam serta adanya aroma alkohol (Fahmi dan Nurrahman, 2011).
Berdasarkan hal faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tape yang dihasilkan,
perlu dilakukan penelitian dengan memberikan jenis ragi yang berbeda pada bahan
(beras, beras ketan putih, beras ketan hitam dan singkong) serta perbedaan lama
fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis ragi yang
digunakan serta lama fermentasi terhadap tape yang dihasilkan.
METODOLOGI PELAKSANAAN
Skema Kerja
1. Isolasi Mikroba Tape
Isolasi diawali dengan menyiapkan media, media yang digunakan adalah MEA
(Malt Extract Agar). Memasukkan agar cair kedalam cawan petri dan mendiamkan
hingga memadat. Setelah memadat, memasukkan 1 gram sampel pada cawan petri dengan
hati-hati dan dekat dengan bunsen agar tidak terjadi kontaminasi. Sampel yang digunakan
adalah tape. Menutup cawan petri kemudian inkubasi 30o C selama 24 jam agar biakan
Saccharomyces cereviseae tumbuh.
Media
+ 1 gram sampel
Homogenisasi
+ Aquades steril
Penuangan dalam beaker glass
Penghalusan
Singkong @200 g
Beras,ketan putih dan ketan hitam @200 g
+ starter 1%
4
Beras
Respon Panelis 3 Ketan Putih
Ketan Hitam
2 Singkong
4
Beras
Respon Panelis 3 Ketan Putih
Ketan Hitam
2
Singkong
1
Warna merupakan parameter yang penting untuk konsumen menilai kesukaan pada
sifat makanan tertentu. Menurut penelitian Simbolon (2008), lama proses fermentasi serta
jenis ragi yang digunakan tidak mempengaruhi warna pada tape yan dihasilkan. Warna
pada tape yan dihasilkan merupakan pewarna alami dari bahan baku yang digunakan.
Selain itu, warna pada tape juga dipengaruhi oleh lama waktu pengukusan. Pada
penelitian ini lama waktu pengukusan tidak ditentukan, bahan dikukus hingga matang.
Bahan yang digunakan berbeda sehingga lama pengukusan bahan juga berbeda. Warna
tape singkong dan tape beras yang menggunakan ragi pasar dan ragi sendiri semakin lama
waktu fermentasi memiliki nilai yang semakin tinggi. Sedangkan tape ketan putih dan
tape ketan hitam memiliki penurunan nilai warna. Menurut penelitian Adhitya et al.,
(2012), semakin lama waktu fermentasi dan semakin lama waktu pengukusan akan
menghasilkan nilai warna yang lebih tinggi. Bahan-bahan tape yang mengalami
penurunan nilai warna disebabkan karena pengaruh pemberian ragi. Warna tape ketan
hitam semakin menurun akibat warna putih ragi yang digunakan sehingga warna ungu
semakin luntur.
Gambar 6. Respon Panelis terhadap Aroma Alkohol Tape dengan Berbagai Perlakuan
4
Beras
Respon Panelis 3 Ketan Putih
Ketan Hitam
2
Singkong
1
0
Jenis ragi yang digunakan dan lama fermentasi
Gambar 7. Respon Panelis terhadap Keharuman Tape dengan Berbagai Perlakuan
4.5
4
3.5
3
Beras
2.5
Jenis Panelis Ketan Putih
2
Ketan Hitam
1.5 Singkong
1
0.5
0
Gambar 8. Respon Panelis terhadap Rasa Manis pada Tape dengan Berbagai Perlakuan
6
4
Beras
Respon Panelis 3 Ketan Putih
Ketan Hitam
2
Singkong
1
0
Jenis ragi yang digunakan dan lama fermentasi
Gambar 9. Respon Panelis terhadap Rasa Asam pada Tape dengan Berbagai Perlakuan
KESIMPULAN
Berdasarkan data-data yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin
lama proses fermentasi akan melunakkan tekstur tape, memberi aroma alkohol dan
keharuman yang semakin tinggi serta memberikan rasa manis dan asam yang semakin
tinggi pula pada tape. Warna tape yang disukai oleh panelis adalah tape beras dan tape
singkong pada semakin lama waktu fermentasi yang digunakan. Penggunaan ragi pasar
menghasilkan tape yang lebih disukai oleh panelis dibanding tape yang menggunakan
ragi sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Berlian, Zainal., Aini Fitratul dan Ulandari Resti. 2016. Uji Kadar Alkohol Pada Tapai
Ketan Putih Dan Singkong Melalui Fermentasi Dengan Dosis Ragi Yang Berbeda.
Jurnal Biota . Vol. 2 No. 1.
Fahmi, Nurul dan Nurrahman. 2011. Kadar Glukosa, Alkohol Dan Citarasa Tape Onggok
Berdasarkan Lama Fermentasi. Jurnal Pangan dan Gizi. Vol. 02 No. 03.
Shewfelt, Robert L. 2014. Introducing Food Science. Ed: Parsaulian, L. dan Rahajeng A.
Pengantar Ilmu Pangan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Simbolon, Karlina. 2008. Pengaruh Persentase Ragi Tape dan Lama Fermentasi terhadap
Mutu Tape Ubi Jalar. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara