Anda di halaman 1dari 2

Manajemen Pemerahan

Menurut Aak (1995) salah satu cara untuk meningkatkan kualitas susu adalah dengan
memperhatikan prosedur pemerahannya. Prosedur pemerahan merupakan aspek penting dalam
peternakan sapi perah, jika tidak dikelola dengan baik, maka kualitas susu yang dihasilkan belum
tentu memenuhi standar yang telah ditetapkan dan kuantitas yang dihasilkan juga belum
maksimal. Prosedur pemerahan diperhatikan juga pada saat persiapan pemerahan, pelaksanaan
pemerahan dan penyelesaian pemerahan.
Pengelolaan sapi perah yang baik kurang lengkap jika tidak disertai dengan teknik panen
atau pemerahan susu yang benar pula. Cara pemerahan susu yang salah dapat menurunkan
produksi susu sapi. Pada sapi perah periode produksi, pemerahan dilakukan setiap hari, dua atau
tiga kali sehari. Biasanya pemerahan dilakukan pada pukul 05.00 dan pukul 17.00. Setiap
peternak sapi perah di dalam melakukan pemerahan harus berupaya untuk mendapatkan hasil
susu yang bersih dan sehat. Oleh karena itu peternak ataupun petugas pemerah harus
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Kesehatan Sapi yang akan diperah
Semua sapi yang akan diperah harus diperiksa kemungkinan adanya penyakit menular
yang berbahaya bagi para konsumen. Penyakit-penyakit tersebut antara lain adalah TBC,
Brucellosis, dan Mastitis. TBC dan brucellosis berbahaya bagi konsumen karena termasuk
penyakit zoonosis, yakni penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia atau
sebaliknya. Sedangkan mastitismembahaykan konsumen karena toxinnya yang terkandung di
dalam air susu yang terinfeksi. Oleh karena itu, air susu dari sapi yang menderita mastitis tidak
boleh dikonsumsi
2. Kesehatan Petugas
Setiap petugas pemerah ataupun yang akan berhubungan dengan proses pengolahan susu
harus dalam kondisi sehat dan bersih. Oleh karena itu semua petugas yang akan terjun di
lapangan pemerahan taupun pengolahan susu perlu:
- Mencuci tangan dengan deterjen atau air sabun yang hangat hingga bersih. Kemudian tangan
dikeringkan dengan lap
- Kuku-kuku tangan yang panjang harus dipotong, sehingga tangan menjadi bersih dan tidak
melukai sapi
3. Kebersihan tempat dan peralatan yang akan dipakai
Kebersihan tempat dan peralatan yang dipakai sangat mempengaruhi kebersihan dan
kesehatan air susu. Tempat dan peralatan yang kotor dan berbau busuk akan mencemari air susu
sehingga mempercepat proses pembusukan, air susu menjadi asam dan rusak.
4. Kebersihan Sapi
Sapi yang diperah juga harus dalam keadaan bersih. Tempat dan peralatan yang bersih
akan percuma kalau sapi itu sendiri kotor. Semua kotoran yang melekat pada tubuh sapi akan
mengotori hasil susu. Air susu yang tercemar akan mudah rusak. Hanya sapi-sapi bersih yang
akan menghasilkan air susu yang sehat
5. Kebersihan kamar susu
Kamar penampungan susu harus bersih, sebab di kamar susu ini susu akan lebih lanjut
diproses dan disimpan. Pengolahan atau penanganan susu harus dilakukan dalam suatu ruangan
khusu yang terpisahdengan ruangan lainnya. Ruang atau kamar susu tidak boleh jadi satu dengan
kandang sapi, kamar tidur petugas ataupun tempat tinggal peternak. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah pengotoran susu, termasuk bau-bauan yang ada. Ruang susu harus memiliki ventilasi
sempurna, yang ditutup dengan kawat kasa untuk mencegah lalat dan serangga lainnya masuk.
Ruangan juga harus berdinding dan berlantai dari bahan yang berlapis porselin, sehingga tahan
air, mudah dibersihkan, dan tidak berdebu (Aritonang, 2010)

Dapus

Aak. 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kanisius. Yogyakarta.

Aritonang, S.N. 2010. Susu dan Teknologi. Swagati Press. Cirebon.

Anda mungkin juga menyukai