Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM I

SUSU

Oleh

NAMA : Reza armansyah


NIM : 2022310626

LABORATORIUM PETERNAKAN
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Latar belakang mengenai materi susu pada fakultas peternakan melibatkan

pemahaman mendalam tentang produksi, pengolahan, dan manajemen susu, serta

perannya dalam industri peternakan dan pangan. Fakultas peternakan berperan

penting dalam menghasilkan lulusan yang kompeten dalam memahami dan

mengelola seluruh siklus produksi susu, mulai dari pengembangbiakan dan

pemeliharaan hewan sampai pada pengolahan dan pemasaran produk susu.

Industri susu merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian

peternakan. Susu adalah sumber pangan yang kaya akan gizi dan sangat penting

bagi perkembangan manusia. Fakultas peternakan membekali mahasiswa dengan

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam pengelolaan peternakan

sapi perah, salah satu hewan ternak utama dalam produksi susu. Mahasiswa

mempelajari tentang manajemen nutrisi, pemuliaan, kesehatan, dan manajemen

pemeliharaan sapi perah untuk meningkatkan produksi dan kualitas susu.

Selain itu, fakultas peternakan juga memberikan penekanan pada pengolahan susu

dan produk turunannya. Mahasiswa mempelajari teknologi dan proses pengolahan

susu menjadi berbagai produk seperti yogurt, keju, es krim, dan lainnya.

Pemahaman tentang mikrobiologi pangan, teknik pengolahan, dan standar kualitas

produk susu menjadi bagian penting dalam pembelajaran ini. Mahasiswa juga
diperkenalkan dengan manajemen usaha peternakan susu, termasuk perencanaan,

pengelolaan keuangan, pemasaran, dan strategi bisnis yang diperlukan dalam

mengelola usaha susu yang efektif dan berkelanjutan.

B.Tujuan dan Kegunaan

Tujuan yaitu mengetahui alat alat yang digunakan dalam proses pengujian

kualitas susu serta mengetahui Teknik Teknik yang tetap untuk pengujian kualitas

susu segar serta beberapa ciri ciri dari susu segar yang telah mengalami

pemalsuan.

Kegunaannya yaitu dapat menggunakan alat alat yang digunakan dalam

proses pengujian kualitas susu dan dapat melakukan pengujian kualitas susu serta

mengetahui tekhnik tekhnik yang tepat untuk pengujian kualitas susu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Warna, Bau, Rasa dan Konsistensi


Susu segar yang normal memiliki warna putih atau kekuningan. Warna ini
disebabkan oleh kandungan pigmen alami, seperti karotenoid dalam makanan
ternak. Selain itu, pengolahan dan penyimpanan susu juga dapat mempengaruhi
warnanya. Misalnya, susu yang teroksidasi atau terpapar cahaya dapat
mengalami perubahan warna menjadi lebih kecokelatan.
Susu yang segar memiliki aroma khas dan lembut yang disebabkan oleh
komponen-komponen seperti asam laktat, lemak, dan protein dalam susu. Bau
susu yang normal dapat dikategorikan sebagai segar, manis, dan sedikit krim.
Namun, jika susu memiliki bau yang tidak biasa, seperti bau asam, busuk, atau
tengik, itu dapat menandakan adanya kontaminasi atau kerusakan pada susu.
Rasa susu yang normal adalah segar, manis, dan sedikit krim. Rasa ini
berasal dari kandungan laktosa (gula alami dalam susu) dan lemak. Susu yang
segar seharusnya tidak memiliki rasa asam yang kuat. Jika susu memiliki rasa
yang tidak biasa, seperti rasa asam yang tajam, itu bisa menjadi tanda adanya
perubahan kualitas atau kerusakan pada susu.
Konsistensi susu yang normal adalah cair dan homogen. Susu segar
umumnya memiliki konsistensi yang halus dan tidak ada endapan yang terlihat.
Namun, jika susu mengalami koagulasi atau adanya endapan yang terbentuk, itu
bisa menandakan adanya perubahan fisik atau mikrobiologis dalam susu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi warna, bau, rasa, dan konsistensi susu
antara lain adalah jenis dan pakan ternak, kondisi kesehatan hewan penghasil
susu, pengolahan susu, dan penyimpanan susu. Selain itu, kontaminasi mikroba
atau bahan kimia juga dapat mempengaruhi karakteristik organoleptik (warna,
bau, rasa, konsistensi) susu.

B. Kebersihan
Uji kebersihan pada susu bertujuan untuk memastikan bahwa susu yang
diproduksi dan dikonsumsi adalah aman untuk dikonsumsi. Dengan
mengidentifikasi adanya kontaminasi mikroba atau bahan kimia, dapat diambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kualitas susu dan mencegah
penyebaran penyakit melalui konsumsi susu yang terkontaminasi.
Uji kebersihan juga bertujuan untuk memastikan bahwa proses produksi susu
sesuai dengan standar kebersihan yang ditetapkan oleh lembaga pemerintah atau
badan pengawas. Dengan menguji kebersihan susu secara berkala, dapat diketahui
apakah peternakan atau pabrik susu menjalankan praktik-praktik sanitasi yang
tepat dan memenuhi persyaratan kebersihan yang ditetapkan.
Uji kebersihan pada susu dapat membantu mengidentifikasi masalah atau
ketidaksesuaian dalam proses produksi atau pengolahan susu. Dengan mengetahui
sumber kontaminasi atau perubahan kualitas, langkah-langkah perbaikan dapat
diambil untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi kerugian yang
disebabkan oleh produk susu yang tidak memenuhi standar kualitas.

Faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Susu :


Kebersihan lingkungan di sekitar peternakan atau pabrik susu sangat penting
dalam menjaga kebersihan susu. Faktor-faktor seperti kebersihan air, sanitasi
fasilitas, dan kebersihan kandang ternak akan mempengaruhi kebersihan susu
yang dihasilkan.
Kesehatan dan kebersihan ternak penghasil susu juga berperan penting dalam
kebersihan susu. Kondisi kesehatan ternak, penggunaan obat-obatan yang sesuai,
serta pemeliharaan kebersihan tubuh ternak akan mempengaruhi kebersihan susu
yang diproduksi.
Langkah-langkah sanitasi dan kebersihan yang dilakukan selama proses
pengolahan susu sangat berpengaruh. Proses pasteurisasi, penanganan susu yang
higienis, serta penggunaan peralatan dan wadah yang bersih dan steril akan
memastikan kebersihan susu yang dihasilkan.
Kebersihan juga perlu dipertahankan selama proses pengawetan dan
penyimpanan susu. Penyimpanan dalam suhu yang tepat, penggunaan wadah yang
bersih dan kedap udara, serta penghindaran kontaminasi silang dengan bahan lain
akan menjaga kebersihan dan kualitas susu.
Faktor manusia juga berperan penting dalam kebersihan susu. Praktik
kebersihan personal seperti mencuci tangan sebelum dan setelah penanganan susu,
menggunakan pakaian kerja yang bersih, mengenakan alat pelindung diri seperti
sarung tangan, dan menjaga kebersihan tubuh adalah faktor penting dalam
mencegah kontaminasi mikroba atau bahan asing pada susu. Praktik kebersihan
personal yang baik dari peternak, pekerja pabrik susu, dan semua yang terlibat
dalam proses produksi dan pengolahan susu akan berkontribusi dalam menjaga
kebersihan susu yang dihasilkan.
Kualitas air yang digunakan dalam proses produksi susu juga memiliki
dampak pada kebersihan susu. Air yang digunakan harus bebas dari kontaminan
mikroba dan bahan kimia yang dapat mengkontaminasi susu.
Penggunaan bahan kimia dalam proses produksi susu seperti deterjen,
desinfektan, dan sanitiser harus dilakukan dengan benar. Pemilihan bahan kimia
yang tepat dan penggunaannya sesuai dosis akan membantu memastikan
kebersihan susu.
Selama transportasi susu dari peternakan ke pabrik atau dari pabrik ke
konsumen, kondisi transportasi harus diperhatikan. Penggunaan kendaraan yang
bersih dan higienis serta suhu transportasi yang tepat akan membantu menjaga
kebersihan susu selama perjalanan.
Lingkungan eksternal seperti kondisi sanitasi di sekitar peternakan atau pabrik
susu, paparan hewan liar, atau keberadaan sumber kontaminasi seperti limbah
industri dapat mempengaruhi kebersihan susu. Pengendalian faktor-faktor ini juga
penting dalam menjaga kebersihan susu.
Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas dan melakukan uji kebersihan
yang teratur, dapat dijaga kebersihan susu yang dihasilkan, menjaga kualitas dan
keamanannya, serta memenuhi standar kebersihan yang ditetapkan.

C. Derajat Persamaan (pH)


pH normal pada susu segar biasanya berkisar antara 6,6 hingga 6,8. Faktor-
faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya pH susu meliputi komposisi susu,
aktivitas mikroba, pengolahan susu, kontaminasi dan penyimpanan, serta faktor
lingkungan. Komposisi susu, terutama kandungan laktosa dan protein, dapat
mempengaruhi pH. Aktivitas mikroba, seperti bakteri asam laktat, dapat
menurunkan pH melalui produksi asam laktat.
Proses pengolahan, seperti pasteurisasi atau fermentasi, juga dapat
mempengaruhi pH susu. Kontaminasi mikroba dan kondisi penyimpanan yang
tidak tepat dapat memengaruhi pH susu. Faktor lingkungan, seperti suhu dan
sanitasi, juga dapat memainkan peran dalam mempengaruhi pH susu. Memantau
dan menjaga pH yang tepat dalam susu penting untuk menjaga kualitas dan
keamanan produk susu.

D. Uji Alkohol
Uji alkohol memiliki tujuan utama untuk menentukan kadar alkohol dalam
suatu larutan atau sampel. Uji ini penting dalam industri minuman, farmasi, dan
forensik. Tujuannya adalah untuk mengukur kadar alkohol yang ada dalam suatu
produk atau sampel, sehingga memungkinkan kontrol kualitas yang baik dan
memastikan kesesuaian produk dengan standar yang ditetapkan.
Uji alkohol juga digunakan sebagai alat pengendalian kualitas dalam industri
minuman, di mana produsen dapat memastikan konsistensi produk dan memenuhi
harapan konsumen. Selain itu, uji alkohol juga penting dalam menjaga kepatuhan
terhadap regulasi dan peraturan yang berlaku, serta dalam bidang forensik untuk
mendukung investigasi dan analisis terkait alkohol.
Dengan melakukan uji alkohol secara teratur, produsen dan lembaga terkait
dapat memastikan keamanan, kualitas, dan kepatuhan produk yang mengandung
alkohol.

E. Berat Jenis
Uji berat dan jenis memiliki tujuan utama untuk menentukan berat atau massa
serta jenis atau densitas suatu benda atau zat. Uji ini digunakan dalam berbagai
aplikasi di berbagai bidang, seperti industri, laboratorium, dan rekayasa.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang akurat mengenai berat atau
massa suatu objek, yang dapat digunakan untuk pengukuran, perhitungan, atau
penentuan dosis yang tepat.
Selain itu, uji jenis atau densitas juga penting dalam mengidentifikasi dan
membedakan material berdasarkan karakteristiknya. Dengan mengetahui jenis
atau densitas suatu benda atau zat, kita dapat menentukan komposisi, kepadatan,
atau kualitasnya. Uji berat dan jenis digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari
penelitian ilmiah, pengembangan produk, hingga pengendalian kualitas.

F. Uji iodine
Uji iodin merupakan metode analisis yang digunakan untuk menentukan kadar iodin
dalam suatu zat atau larutan. Metode ini berdasarkan reaksi kimia antara iodin dan
senyawa yang mengandung iodin. Berikut adalah tujuan dan kegunaan uji iodin:
Tujuan utama uji iodin adalah untuk mengukur kadar iodin yang terkandung dalam
suatu zat atau larutan. Hal ini penting dalam banyak aplikasi, seperti dalam industri
makanan untuk memastikan kandungan iodin yang sesuai dalam garam atau produk yang
diperkaya dengan iodin. Uji iodin juga digunakan dalam analisis farmasi untuk mengukur
kadar iodin dalam obat-obatan yang mengandung senyawa iodin.
Uji iodin juga digunakan dalam pemeriksaan kekurangan iodin pada manusia atau
hewan. Kekurangan iodin dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, seperti
gangguan perkembangan fisik dan mental. Dengan melakukan uji iodin pada sampel
biologis, seperti air seni atau darah, dapat diketahui apakah terdapat kekurangan iodin
atau tidak.
Uji iodin penting dalam industri makanan, terutama dalam produk yang diperkaya
dengan iodin, seperti garam. Dengan menguji kadar iodin dalam produk, produsen dapat
memastikan bahwa produk mereka memenuhi standar yang ditetapkan dan memberikan
manfaat yang diharapkan kepada konsumen.

Uji iodin juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa yang
mengandung iodin dalam suatu sampel. Melalui reaksi antara iodin dan senyawa yang
mengandung iodin, dapat diketahui apakah senyawa iodin hadir dalam sampel atau tidak.
Hal ini penting dalam analisis kimia dan penelitian ilmiah.
Dengan melakukan uji iodin, kita dapat mengukur kadar iodin dalam suatu zat atau
larutan, melakukan pemeriksaan kekurangan iodin, mengendalikan kualitas produk, serta
mengidentifikasi keberadaan senyawa iodin. Uji iodin merupakan metode yang penting
dalam bidang makanan, kesehatan, dan penelitian kimia.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Praktikum

B. Materi praktikum

C. Metode praktikum
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Warna,Bau,Rasa dan Konsistensi

Tabel 4.1 Warna, Bau,Rasa Dan Konsistensi


Jenis susu Warna Bau Rasa Konsistensi

Susu UHT

Susu +
Santan

Susu + Air
Tajin
Susu + Air

3.Kebersihan, pH, uji alkohol dan uji iodine

Tabel 4.2 Kebersihan,pH ,Uji Alkohol Dan Iodine


Jenis susu Kebersihan Nilai pH Uji Uji iodine
alkohol
Susu UHT

Susu + Santan
Susu + Air Tajin
Susu + Air

3.BJ Susu

Tabel 4.3 BJ Susu


Jenis susu Nilai uji BJ
Susu UHT
Susu + Air
A. Pembahasan
BAB IV

KESIMPULAN

.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai