Oleh :
202110350311021
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen produksi ruminansia perah merupakan aspek kritis dalam industri
peternakan susu yang bertujuan untuk memastikan efisiensi dan produktivitas optimal
dalam pengelolaan ternak ruminansia yang dipelihara untuk produksi susu.
Ruminansia perah, seperti sapi perah, membutuhkan perhatian khusus dalam hal
nutrisi, kesehatan, dan lingkungan agar dapat menghasilkan susu dengan kualitas
yang baik secara konsisten. Dalam konteks ini, manajemen produksi mencakup
sejumlah elemen kunci seperti pemilihan bibit unggul, manajemen pakan, perawatan
kesehatan, manajemen reproduksi, dan pengelolaan lingkungan. Upaya terkoordinasi
dalam aspek-aspek ini diperlukan untuk mencapai tujuan produksi yang diinginkan
serta menjaga kesejahteraan hewan dan keberlanjutan usaha peternakan.
Salah satu aspek yang terdapat pada manajemen produksi ruminansia perah
adalah metode pemerahan. Pemerahan susu merupakan tahap kritis dalam industri
peternakan susu yang menandai proses awal dalam menghasilkan produk susu yang
berkualitas. Kegiatan ini tidak hanya mencakup aspek teknis pengambilan susu dari
kelenjar susu ternak, seperti sapi perah, tetapi juga melibatkan pertimbangan yang
mendalam terhadap kesejahteraan hewan, kebersihan, dan efisiensi operasional.
Seiring perkembangan teknologi, proses pemerahan telah mengalami transformasi
signifikan, memanfaatkan inovasi seperti mesin pemerahan otomatis, pemantauan
kesehatan berbasis sensor, dan sistem manajemen data yang terintegrasi. Meskipun
demikian, aspek-aspek fundamental seperti kualitas pemerahan, keamanan susu, dan
kesejahteraan ternak tetap menjadi fokus utama dalam mencapai hasil yang optimal.
Dalam konteks ini, pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip kebersihan,
teknologi pemerahan terkini, dan peran kesejahteraan ternak menjadi kunci untuk
mengarahkan industri pemerahan susu menuju masa depan yang berkelanjutan dan
produktif.
Pemerahan susu yang terdapat pada masyarakat Indonesia merupakan
pemerahan yang masih menggunakan metode pemerahan tradisional. Hal tersebut
didasarkan dari beberapa aspek mulai dari skala pemeliharaan yang tidak terlalu
banyak, maupun kurangnya pengetahuan atau sosialisasi teknologi terhadap peternak.
Dikarenakan beberapa hal tersebut menjadikan produksi susu masyarakat memiliki
kualitas yang belum memenuhi standarisasi. Manajemen pemerahan tradisional dapat
menimbulkan permasalahan lain seperti lebih penularan penyakit mastitis pada
ruminansia perah. Penyakit tersebut disebabkan manajemen pemerahan yang kurang
memperhatikan kebersihan pada kendang maupun pada saat pemerahan berlangsung.
Selain itu penyakit tersebut juga memberikan dampak pada volume produksi susu
yang semakin menurun, dikarenakan tidak berfungsinya beberapa ambing.
Pengetahuan masyarakat manajemen pemerahan susu juga berdampak pada perlakuan
terhadap susu setelah proses pemerahan. Peternak yang memiliki manajemen yang
baik biasanya akan menggunakan wadah alumunium ataupun wadah lain yang
berbahan stainlessteel. Hal tersebut digunakan untuk menjaga kualitas pada susu tetap
baik sebelum dijual maupun di distribusikan kepada konsumen. Untuk meningkatkan
kualitas susu pada Masyarakat maka perlu adanya pengetahuan pada peternak
mengenai metode pemerahan GDFP. Metode tersebut apabila dilaksanakan dengan
baik maka akan memberikan dampak pada kesejahteraan pada peternak dan juga
memperbaiki kualitas susu dalam negri.
Selain metode pemerahan secara GDFP, Upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas susu yakni pemberian dan penetapan SOP
pemerahan secara higienis. SOP atau Standar Operasional Prosedur merupakan hal
penting dalam suatu kegiatan produksi di suatu perusahaan. Penerapan SOP
pemerahan secara higienis dilakukan untuk menghindari munculnya penyakit serta
menjaga kesehatan dari hewan ternak. Kesehatan ternak yang terjaga akan
memberikan dampak baik pada produksi dari ruminansia perah. Selain itu
pelaksanaan SOP juga termasuk kedalam perwujudan dari kesejahteraan ternak
(Animal Welfare). Selain menjaga Kesehatan ternak, Pemerahan secara higienis
merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga kualitas susu. Kesehatan ternak
serta kualitas susu yang baik dapat terpenuhi apabila setiap pekerja menerapkan SOP
pemerahan higienis secara disiplin.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada metode pemerahan yang terdapat
pada ruminansia perah yaitu bagaimana hubungan metode pemerahan secara GDFP
dan Penerapan SOP pemerahan secara higienis terhadap kualitas dan kuantitas susu.
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan antara metode
pemerahan secara GDFP dan pelaksanaan SOP pemerahan susu secara higienis
terhadap kualitas dan kuantitas susu. Sehingga peternak dapat mengetahui
perbandingan antara metode tradisional yang dilakukan sebelum dan setelah
penerapan SOP pemerahan secara higienis dan pemerahan dengan metode GDFP.
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel 2 menunjukan bahwa tingkat penerapan GDFP pada skala usaha III
menunjukan nilai rataan tertinggi bila dibandingkan dengan skala usaha II dan skala
usah I. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Sopiyana (2006) dimana tingkat
tatalaksana peternakan pada skala usaha yang lebih besar, nyata lebih tinggi
diabandingkan dengan skala usaha yang lebih kecil. Berdasarkan perhitungan
perbandingan berpasangan terhadap aspek-aspek GDFP menggunakan metode AHP
didapatkan urutan prioritas penerapan aspek-aspek GDFP oleh peternak.
Tabel 13. Hasil Uji Korelasi Spearman Variabel Penerapan GDFP terhadap
Pendapatan Peternak
3.1 Kesimpulan
Melalui integrasi GDF dan SOP pemerahan susu higienis, peternakan dapat
mencapai tujuan produksi susu yang optimal, aman, dan berkualitas. Kedua
pendekatan ini saling melengkapi, menciptakan fondasi yang kokoh untuk
keberlanjutan industri peternakan susu, memenuhi harapan konsumen, dan menjaga
kepercayaan dalam produk susu. Dengan memahami hubungan erat antara
kesejahteraan ternak, kebersihan, dan manajemen kesehatan, peternakan dapat
memberikan kontribusi positif dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat serta
berperan dalam pembentukan citra industri susu yang berkualitas dan bertanggung
jawab.
3.2 Saran
Pembahasan mengenai GDF dan SOP pemerahan susu higienis berikut saran agar
penerapan menjadi lebih efektif dan meningkatkan produksi susu harian.
- Menyelenggarakan pelatihan reguler untuk peternak dalam hal pemerahan metode
GDF dan implementasi SOP pemerahan susu higienis. Pendidikan ini dapat
meningkatkan pemahaman peternak tentang praktik terbaik dalam kesejahteraan
ternak, kebersihan, dan manajemen kesehatan.
- Melakukan pemantauan rutin terhadap kesejahteraan ternak selama proses
pemerahan. Hal ini dapat melibatkan penggunaan teknologi canggih atau
pengamatan langsung untuk memastikan bahwa kondisi kesejahteraan ternak
selalu dijaga.
- Memastikan penggunaan alat pemerahan yang berkualitas tinggi dan terjaga
kebersihannya. Pemilihan dan pemeliharaan peralatan yang baik dapat mendukung
proses pemerahan yang efisien dan aman.