Anda di halaman 1dari 5

TEKNIK PEMERAHAN DAN PENANGANAN SUSU

SAPIPERAH
G. Suheri
Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor

PENDAHULUAN

Perkembangan dalam pemeliharaan sapi perah pada akhir-akhir ini


cukup pesat dibandingkan tahun-tahun lalu . Sejalan dengan itu permintaan
akan susu sapi pun mengalami perkembangan yang cukup tinggi . Pada
periode 1978-1982 kebutuhan susu sapi perah meningkat rata-rata 2,8% per
tahun, sedangkan produksi susu terus mengalami peningkatan rata-rata 17,7%
per tahun . Periode tahun 1983-1987 kebutuhan susu sapi dalam negeri
meningkat rata-rata 3,8% per tahun, sedangkan produksi susu rata-rata 30,1
per tahun . Walaupun adanya peningkatan produksi susu dibandingkan dengan
kebutuhan susu, ternyata masih belum dapat memenuhi kebutuhan susu
dalam setiap tahunnya .
Kemampuan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan susu
dalam periode tahun 1978-1982 rata-rata 11,83% per tahun, dan dalam
periode tahun 1983-1987 meningkat rata-rata 30,1% per tahun . Dari
kekurangan produksi susu dalam negeri terpaksa harus mengimpor dari luar
negeri .
Sejalan dengan permintaan terhadap susu, maka perlu adanya
manajemen pemerahan dan penaganan susu setelah pemerahan .

PEMERAHAN SUSU

Pemerahan pada umumnya masih tradisional atau manual yaitu masih


menggunakan tangan dan jari-jari tangan manusia, sedangkan pemerahan
secara mekanik masih jarang dijumpai, hal ini karena masih rendahnya
pemilikan sapi perah yaitu antara 2-5 ekor per peternak . Begitu pula dalam
penggunaan peralatan masih secara tradisional .

81
Lokakarya Fungsional Non Peneliti

Alat Pemerahan

Peralatan dalam pemerahan maupun alat penampungan susu harus


terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama, dan mudah dibersihkan .
Bahan atau alat tersebut pada umumnya terbuat dari stainless atau
aluminium .
Peralatan yang dipergunakan dalam pemerahan sapi perah antatara
lain
a . Ember penampung waktu pemerahan susu
b . Tambang untuk pengikat kaki sapi
c . Vaseline
d . Milkcan
e . Saringan susu atau kain bersih
f . Bangku kecil
g . Tester untuk pengetesan penyakit mastitis

Teknik Pemerahan

Sebelum melakukan pemerahan pada sapi, maka yang perlu diper-


hatikan dan harus dilakukan adalah kebersihan kandang seperti kotoran sapi,
air kencing, sisa-sisa rumput baik di dalam kandang maupun disekitar lokasi
kandang . Kotoran-kotoran di atas lantai harus bersih yaitu dengan
menyemprotkan air di permukaan lantai kandang sapi . Kemudian mandikan
sapi-sapi tersebut dan disikat agar kotoran yang menempel pada badan sapi
bersih . Tujuan membersihkan lantai dan memandikan sapi adalah untuk
menghindari terjadinya pencemaran terhadap susu, disamping kualitas dan
kesehatan susu akan terjamin .

Perlu diketahui pula sebelum sapi diperah diberi makanan terutama


makanan penguat atau konsentrat, sedangkan pemberian hijauan diberikan
setelah pemerahan selesai . Usahakan pemberian makanan hijauan jangan
yang mengandung bau seperti daun lobak, kol, silase dan lain sebagainya
yang dapat menyerap bau-bauan, agar baunya tidak terserap oleh susu .
Pada pemerahan sapi perah yang baru pertama kali diperah umumnya
akan mengalami sedikit kesukaran . Lakukan pada sapi perah tersebut dengan
penuh kasih sayang, seperti mengelus-elus badan sapi menjelang pemerahan .
Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan sebelum pemerahan
antara lain
a. Membersihkan kandang dan peralatan pemerahan

82
Lokakarya Fungsional Non Penelrti

b. Memandikan sapi, terutama pada bangian ambing, bagian belakang


disekitar lipatan paha bagian dalam dengan menggunakan kain lap basah .
Kemudian ambing di lap lagi dengan air hangat (37°C) untuk menghindari
pencemaran bakteri dan juga untuk merangsang agar air susu dapat
keluar dari kelenjar-kelenjar susu . Olesi puting susu dengan vasline agar
puting susu tidak luka atau lecet .
c. Bagi petugas pemerah diusahakan memakai pakaian khusus yang bersih .
Pada waktu pemerahan posisi pemerah harus berada disebelah kanan
sapi sehingga tangan kiri berfungsi sebagai penahan apabila ada
tendangan kaki sapi, sedangkan tangan kanan untuk menjaga ember
susu .
d. Untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan sapi terjangkit mastitis
atau radang ambing, maka perlu dilakukan pengetesan pada waktu
pemerahan . Oleh karena itu disediakan wadah atau cangkir (strip cup)
yang ditutup dengan kain hitam . Pemerahan pertama dan kedua air susu
ditampung dalam cangkir tersebut kemudian amati susu tersebut apabila
terdapat tanda-tanda susu bercampur dengan darah atau nanah, maka
dipastikan sapi tersebut terjangkit mastitis, pemerahah selanjutnya harus
dihentikan . Bila tidak terjangkit pemerahan dapat dilanjutkan . Sapi yang
diduga terjangkit mastitis hendaknya segera dilakukan pemisahan dengan
sapi-sapi lainnya untuk pengobatan selanjutnya .
e. Lakukan pemerahan dengan baik dan benar agar puting susu sapi tidak
terluka atau lecet . Pemerahan usahakan dengan menggunakan ke lima
jari tangan dan jangan diperah secara dipijit atau ditarik karena puting
susu lama kelamaan akan memenjang . Pemerahan hendaknya harus
habis, yang bertujuan untuk merangsang kelenajr-kelenjar susu untuk
memproduksi kembali air susu seara aktif .
f. Selesai pemerahan, susu segera disaring dengan kain nilon yang halus
kemudian diukur atau ditimbang .
Setelah pemerahan selesai ambing puting dibilas dengan air bersih dan
hangat kemudian puting susu dicelup dengan larutan biocid .

Frekuensi Pemerahan
Selang pemerahan diusahakan harus seragam yaitu setiap 12 atau 14
jam dan 10 jam . Semakin lama selang pemerahan semakin turun produksi
susu yang dihasilkan . Waktu pemerahan pagi had sekitar pukul 05 .00 sampai
06 .00 pagi, sore hari pukul 15 .00-16 .00 dan apabila mempunyai produksi
susunya tinggi, pemerahan dapat dilakukan tiga kali yaitu pada siang hari .

83
Lokakarya Fungsional Non Peneliti

Pencatatan Produksi Susu


Pencatatan produksi susu atau disebut juga Kartu Produksi Susu setiap
had perlu dilakukan untuk mngetahui kemampuan sapi dalam produksi susu
dari setiap ekornya .
Kartu produksi susu yang memuat nama sapi, nomor telinga, tanggal
lahir, bangsa, asal sapi, nama peternak, alamat petemak serta pencatatan
laktasi yang ke berapa, tanggal melahirkan, bulan kering, dan lain sebagainya .

PENANGAAN SUSU

Susu mengandung nilai gizi tinggi, tetapi kendalanya yaitu mudah


rusak, dan tahan dalam waktu relatif singkat yaitu sekitar 4-5 jam . Untuk
mengatasi hal tersebut di atas, maka perlu penanganan susu secara cepat
yaitu dengan memproses susu dengan pengawetan, agar tahan lebih lama
dari kerusakan susu . Proses pengawetan susu secara sederhana yaitu
dengan pendinginan susu ke dalam lemari es atau freezer, atau cara lain susu
disimpan dalam milkcan kemudian direndam dalam air dingin yang mengalir .
Cara lain dalam penyimpanan susu yaitu dengan pemanasan atau
pemanasan susu agar dapat menahan atau membunuh mikroba dan kuman-
kuman yang dapat merusak susu . Pemasakan susu sampai dengan mendidih
kemudian setelah dingin disimpan ditempat yang bersih dan aman .
Ada cara lain dengan pasteurisasi yaitu pemanasan susu di bawah
temperatur didih yang fungsinya sama membunuh kuman atau bakteri
patogen . Pasteirisasi dapat dilakukan yaitu susu dilakukan pemanasan pada
temperatur yang tidak begitu tinggi dan dalam waktu yang lama, yaitu pada
temperatur 62-65° C selama 0,5 - 1 jam .
Pasteurisasi susu secara singkat, pemanasan pada temperatur tinggi
dengan waktu yang sangat singkat, yaitu 85-95° C selama 1-2 menit .
Proses pengawetan susu dengan sterilisasi yaitu dengan memanaskan
susu sampai temperatur di atas titik didih, sehingga bakteri maupun kuman
dan sporanya akan mati . Cara ini memerlukan biaya yang besar sehingga
tidak akan ekonomis kalau peternak hanya memiliki 2-5 ekor sapi perah .
Nilai gizi per 100 gram susu sapi terdiri dari
1 . Air 87,4

2 . Kalori 65,0
3 . protein gr 3,5

4 . Lemak gr 3,5

5 . Karbohidrat gr 4,9

84
Lokakarya Fungsional Non Peneliti

6 . Kalsium mgr 118,0


7 . Pospor mg 93,0
8 . Zat besi mg 1,5
9 . Potasium mg 144,0
10 .Sodium mg 50,0
11 .Vitamin A iu 140,0
12 .Thiasin mg 0,03
13 .Riboflafin mg 0,17
14 .Niacin mg 0,1
15 . Asam askorbar mg 1,0

Disamping itu susu mengandung zat anti bodi terhadap penyakit, air
susu sapi juga dapat menetralisisr bila ada orang yang keracunan makanan .
Oleh karena itu disarankan untuk mengkonsumsi susu sapi secara ter-
atur sehingga sekaligus merangsang peterna sapi perah untuk meningkatkan
mutu serta produksi susu juga populasi ternaknya, karena kebutuhan akan
susu sapi semakin meningkat .

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Koperasi Produksi Susu Bogor . 1995 . Rapat Anggota Tahunan 1995 .
Petunjuk Teknis Informasi Peternakan, Dinas Peternakan Daerah Tingkat I
Jawa Barat .
Siregar, Sori Basya . 1989 . Sapi Perah . Jenis, Teknik Pemeliharaan dan
Analisa Usaha . PT . Penebar Swadaya . Jakarta .
Siregar, S ; M ., Rangkuti ; Yanto, T . Rahardja ; dan Hadi Budiman . 1996 .
Informasi Teknologi Budidaya, Pascapanen dan Analisis Usahaternak
Sapi Perah . Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta
dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan . Bogor .

85

Anda mungkin juga menyukai